"Ya Zombie, awal kejadian katanya di sebuah rumah sakit namun kita tidak tau itu dimana. Yang kita hanya tau disanalah berawal hancurnya manusia."
Mika terdiam lalu membalikkan badannya melangkah masuk kedalam ruangan yang ia tinggali tadi dan duduk memeluk lututnya erat.
Sedangkan orang baru itu mengikutinya dan duduk disamping dan didepannya. "Kenapa?"
"Bagaimana dengan bundaku? Apa dia baik baik saja?" lirihnya.. membuat semuanya menyendu, mereka juga penasaran dengan takdir orang tua dan adik kakaknya. Apa mereka baik baik saja?
"Kami tidak tau, doakan saja semoga mereka tidak kekurangan apa pun."
Mika mengangguk lalu menatap mereka semua ada empat cowok dan satu cewek. "Boleh ku tahu siapa namamu dan berapa umurmu?" tanya cewek tomboy nan cantik itu disampingnya. Mika mengangguk, "namaku Mikayla, umur 17 tahun."
"Wah pantas saja kamu sangat imut. Ah perkenalkan aku Dahlia, kamu bisa panggil aku ka Lili karena aku umur 21 tahun."
Mika mengangguk kembali, "salam kenal ka Lili."
"Ah berarti aku bisa panggil kamu, Lala?"
"Tentu. Panggil aku senyaman kaka."
Ehem..
Mika dan Dahlia mengalihkan pandangan dan menatap pria yang tepat disamping Ka Lili. "Bisa kalian hentikan pembicaraannya sebentar, aku harus mengatakan sesuatu karena kita mendapatkan anggota baru disini." jelasnya yang diangguki oleh Dahlia.
"Tentu silahkan, tapi sebelum bicara sebut namamu agar dik Lala tidak bingung."
"Oke, panggil kaka Reza, umur lebih tua setahun dari Lili."
Mika mengangguk, "oke ka Reza, silahkan.."
"Kita akan tinggal disini setelah Mika berlatih bela diri, Mika, apa kamu bisa bela diri?" tanyanya pelan yang diangguki. "Aku bisa tapi baru pemula."
"Bagus, nanti kamu akan berlatih lagi bersama ka Ethan yang ada disampingmu itu serta ka Lili. Ethan akan melatihmu yang tentang bela diri berat namun Lili akan melatihmu yang ringan, keberatan?"
Mika menggeleng, "tidak."
"Good, setelah kita berlatih mungkin kita akan segera pergi dari sini. Akan kemungkinan tempat ini tidak aman lagi bagi kita."
"Aku Ka Damar, saat kamu sudah berlatih nanti kamu akan melangkah keluar ruangan yang tak lain kamu akan mencoba keluar ditemani Ethan dan Rizki, pria yang berdiri disana."
"Dan aku akan pergi bersama Dahlia dan Reza mencari bahan bahan makanan yang masih layak untuk kita makan kedepannya."
"Apa kalian akan mencari peralatan obat?"
"Oh itu sudah kita dapatkan, ada apa? Kau terluka?"
Mika mengangguk lalu menunjukkan sikut lengannya yang memang sedari tadi terasa perih, " aku tidak tau kapan luka ini muncul."
"Astaga, lala. Mengapa lebar sekali?" heboh Dahlia. "Aku tidak merasakannya ka."
Ethan yang dekat di tas Dahlia langsung membuka dan mencari kotak lalu menarik pelan lengan kanan Mika.
Ia membersihkan dan mengobatinya secara detail dan pelan, sekali kali ia meringis saat obat merah itu ditekan ke lukanya. "Apa baru terasa sakit?" Mika mengangguk, "bisa tidak diobati sekaligus di tiup? Ini perih sekali."
pintanya kepada Ethan yang langsung dituruti begitu saja. "Setelah ini kita lebih baik makan, kalian bawa bekal kan? Kamu bawa bekal kan Mik?"
"Aku bawa kok." ujarnya setelah tangannya sudah diperban oleh pria datar itu. "Bagus jika begitu, lebih baik sekarang aja kita makan. Setelah itu kita buat api untuk menghangatkn kita."
"Ka,.." panggilnya membuat Reza yang ingin melangkah terhenti, "kenapa?"
"Sepertinya disini tidak bisa sembarang tempat, karena gedung ini bekas gudang minyak."
"Begitu kah? Kalau begitu kita harus mencari tabung untuk tempat pembakarannya."
Mika mengangguk, lalu meraih ranselnya yang berada dibelakang Ethan, pria itu yang sedang merapihkan kotak obat langsung membantu dengan sigap, "jika perlu bantuan, katakanlah."
"Hem, maafkan aku yang merepotkan kaka."
"Disini semua orang pantas direpotkan."
Mereka mulai memakan bekal masing masing, "bisa ceritakan pertama kali kamu melihat zombie itu?" pinta Damar yang penasaran.
"Em, sebenarnya tadi pagi aku ingin pergi sekolah menggunakan bus seperti biasa, namun di pertengahan jalan macet dan katanya ada kecelakaan. Bukannya gak mau peduli sesama manusia tapi karena aku sudah telat aku lebih menjauh dari kerumunan manusia itu.
Tapi aku mendengar suara teriakan dan melihat manusia yang di lahap habis habisan oleh zombie itu tepat di mataku. Karena otakku berbunyi nyaring mengatakan ada tanda bahaya aku langsung lari dan bersembunyi di tempat ini." jelasnya yang diangguki paham oleh yang lain.
"Apa kamu mencurigai sesuatu?"
"Tadi sih tidak, namun setelah kaka bilang berawal dari rumah sakit aku pun sedikit curiga. Karena pamanku. Yang katanya tidak diketahui sakit apa yang jelas kriterianya sama mata memerah dan beberapa urat keluar dari pelipisnya."
"Apa mungkin ada virus buatan oleh seseorang?" lanjut Mika.
--
*Bersambung..
Like.
Komen.
Mohon dukungannya.
Love me*.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Mona Lina
Suka covernya 🤩
2022-12-09
2
Wafi_Shizukesa
Hasil eksperimen yang berhasil kabur?
2022-10-30
3
Wafi_Shizukesa
'Lili' 'Lala', seperti nama anak kembar aja nih 😂
2022-10-30
0