Pria itu terdiam merenung, lalu mengajak mereka semua ketempat persembunyiannya karena ia merasa akan ada yang datang bukan kawan melainkan musuh.
"Ayo ikut aku, kita harus bersembunyi sebelum diketahui oleh para bawahan 'si tuan' itu." ajaknya menuji sebuah gubuk yang lantainya dialas oleh jerami, namunternyata dibalik itu ada sebuah pintu rahasia.
Pria itu menyuruh mereka untuk masuk lebih dulu baru dirinya. Karena hanya dia yang tau kunci pintu tersebut.
"Duduklah dimanapun kalian nyaman." ujar pria itu setelah menyalakan obor lampu disepanjang ruangan.
"Kaka sejak kapan bersembunyi disini?"
"Sebenarnya sudah lama hampir tiga bulan semenjak ayah masuk rumah sakit dekat sini."
"Lalu dimana paman?"
"Huhh.. ayah menjadi percobaan dalam viruz yang baru mereka temui. Setelah ayah disuntik, ayah termasuk kuat sebagai manusia yang tidak berubah menjadi monster namun saat mereka mengetes ke yang lain mereka langsung berubah sekejap. Maka dari itu ayah yang memiliki golongan darah spesial diincar."
"Jadi paman diculik?"
Pria itu mengangguk. "Ya, setelah kami berhasil melarikan diri dari rumah sakit namun ternyata ada penghianat yang tak lain ibu tiri kakak, yang menjadi pasangan 'si tuan' ck. hanya untuk keselamatan diri sampai berbuat murahan."
gerutunya, lalu menatap pria disamping gadis kecilnya. "By the way, siapa mereka?"
"Mereka para kakakku. Yang disampingku ka Ethan, ka lili, ka Rizki, ka Damar, ka Reza dan yang terakhir ka Casey kami baru bertemu dengannya kemarin." ujarnya sambil memperkenalkan kakaknya.
Pria itu mengangguk, "syukurlah, ada yang menjagamu. Perkenalkan namaku Rayhan, aku kakaknya, lebih tepatnya kakak sepupu." ujarnya memperkenalkan diri.
Yang lain mengangguk paham, sedangkan Ethan menghela nafas lega. "Kalian beristirahatlah, jangan keluar terlebih dahulu masih belum aman diluar sana." ujarnya Ray, "bagaimana kau bisa tau?" tanya Dahlia.
Ray mengajak mereka kesebuah ruangan gelap, yang mengikutinya hanya Dahlia, Rizki, Reza dan Ethan. Sedangkan Mika, Damar dan Casey sibuk mengeluarkan makanan untuk yang lain.
"Diruangan inilah, aku mengawasi mereka dari kamera kecil yang ku tempeli diberbagai sudut."
"Wah kau sangat hebat." puji Dahlia.
"Ya kau hebat, apa kau hanya sendiri?" tanya Reza. "Tidak, aku bersama pengawal bayanganku namun dia sedang mencari mata mata yang kami bunuh tadi."
"Mereka manusia?"
Ray mengangguk, "manusia namun sedikit darah monster. Jadi sedikit bodoh."
"Oh iya, kalian bertemu Mika dimana?"
"Di sebuah gedung, saat itu ia sedang bersembunyi sendiri disana, mengapa?"
"Tidak, hanya saja aku bersyukur dia selamat. Pagi itu aku tidak berangkat bersamanya karena menjenguk ayahku. Tapi ternyata musibah itu sudah merajalela kesana ya."
"Apa kalian tidak curiga dengan gadis baru itu?" tanya Ray membuat yang lain menatapnya. "Maksudmu?"
"Entah hanya saja firasatku tidak pernah salah, jika gadis itu sudah mengincar salah satu dari kalian untuk menjadi anggotanya." lirihnya.
"Anggota?" gumam Dahlia sambil melirik Rizki disampingnya.
"Ya, aku merasa gadis itu sudah menjadi darah campuran. Apa dia pernah bertemu dengan 'si tuan' ?" tanyanya membuat jantung mereka berdebar dua kali lipat.
"Jangan pernah meninggalkan anggota kalian sendirian bersama gadis itu. Ku peringati. Jaga Mika, karena darah gadis itu sungguh istimewah."
Ethan segera keluar dari ruangan tersebut dan melangkah mendekati Mika yang sedang tersenyum kearahnya, "Ini makanan kaka, minumnya kita berdua saja ya?" tanyanya dengan sedikit malu malu.
Ethan mengangguk.
Kembali kedalam ruangan, Ray yang menatap Ethan pergi berlalu begitu saja langsung menatap yang lain.
"Apa pria itu menyukai Mika?"
Dahlia mengangguk, "ya, sejak pertama bertemu. Kami pun begitu, pertama kali melihat Mika kami sangat gemas terhadapnya. Namun entah sihir apa Mika bisa mencairkan es batu yang terlihat dingin itu." jelasnya membuat Rayhan merasa lega.
"Syukur jika Mika dilindungi oleh seorang yang menyukainya."
"Ka?" panggil Mika dari luar ruangan itu. "Ya?"
"Ayo kita makan, ka Ray ayo makan juga." ajaknya. Ray menurut, lalu mereka segera keluar dari ruangan tidak lupa untuk mengunci pintu tersebut karena Ray merasa curiga terhadap gadis bernama Casey.
"Selamat makan semuanya!"
Mika memulai makannya begirupun dengan yang lain, setelah itu ia membagikan minuman yang hanya tersisa sedikit. "Ka lili minum berdua lagi ya dengan ka Rizki. Ka Reza dengan ka Damar dan ka Ray sendiri, karena ka Casey bawa minum sendiri." jelasnya yang diangguki oleh yang lain.
Rizki melirik Dahlia yang sedang meminum botol yang sama dengannya, entah mengapa jantungnya berdetak lebih cepat seperti saat ia merasa curiga kepada gadis baru itu.
"Kau ingin minum?" tanya Casey kepada Rizki, "tidak."
Dahlia selesai minum langsung menghabiskan makanannya kembali dan Rizki langsung meraih minuman itu dan menyisakan setengah botol.
"Kau haus?" tanya Dahlia, diangguki oleh Rizki, "sedikit."
Dahlia mengangguk, "minum saja, nanti aku bisa meminum bekal ku."
--
Bersambung.
Like.
Komen.
Vote.
Mohon dukungannya.
Love me.
🖤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments