Sudah dua hari mereka tinggal ditempat persembunyian pak Deri dan ka Ras. Dua hari pula mereka makan dan mandi seperti biasa sehari-harinya mereka.
"Apa benar kalian akan pergi sekarang? Tidak nanti saja?"
"Tidak bisa pak. Kami haru mencari tempat yang paling aman untuk menjadi tempat tinggal kami. Karena tidak memungkinkan jika kita selalu kuat untuk selamanya." ujar Reza yang diangguki oleh Damar, sedangkan Ethan dan Rizki sedang membantu memasuki beberapa baju, obat, dan makanan yang sengaja disediakan oleh ka Ras.
"Ayo kita berangkat."
"Sudah siap?"
"Sudah."
Mereka pun segera keluar dari ruangan tersebut namun mereka ditahan oleh Rasvetto untuk kembali masuk kedalam ruangan.
"Ada apa ka?"
"Kalian segera keluar dari sini karena ada penghianat didalam sana. Kalian lewat sini dibelakang bingkai ini ada jalan keluar. Cepatlah!" ujar Rasvetto sembari membuka bingkai tersebut dan terlihat lorong gelap.
Mereka satu persatu masuk dan Rasvetto memberikan senter kepada mereka. "Hati hati. Semoga kalian selamat."
"Kaka gak ikut?"
"Maaf Mika, kami harus berada disini."
"Selamat tinggal."
Tuk!
Bingkai tertutup dan terkunci. Mereka terdiam sebentar lalu mengambil nafas sebanyak banyaknya.
Reza mengeluarkan dua senter dan memberikan satu senter kepad Ethan yang selaly berada dibelakang. "Ayo kita pergi dari sini."
"Ya, sebelum ditangkap oleh seseorang."
"Sepertinya yang penghianat cewe yang suka sama ka Ethan dan ka Rizki deh."
Masih sempat-sempatnya dua gadis ini bergosip saat suasana seperti ini. "sstt.. Jangan bersuara. Kita sudah sampai diujung." ujar Reza lalu mematikan senternya begitupun dengan Ethan.
Ia melangkah mendekati Mika dan Dahlia until membuat mereka maju semakin dekat kearah depan, karena ia melihat ada batasan yang akan menutup.
"Jangan bersuara." bisik Ethan ditengah dua gadis itu. Dan suara tertutup mulai terdengar.
Bzzt.
Suaranya seperti getaran listrik. Untung suaranya tidak terdengar oleh orang orang yang sedang mengelilingi gedung ini.
"Sepertinya kita akan bermalam disini. Tidak mungkin mereka hanya berkeliling pasti ada satu atau dua orang yang berdiri mengawai diatas sana." komen Rizki yang langsung disetujui oleh Mika.
"Karena kita sudah makan tadi lebih baik kita mengisi daya tenaga kita sebelum berperang dengan mereka." bisik Mika yang diangguki oleh yang lain.
Mereka pun tertidur. Berbeda dengan situasi didalam gedung, ka Ras dan pak Deri berserta keluarganya diikat seperti tahanan oleh orang orang yang memang mengincar darah murni milik Mika.
"Dimana mereka? Kata dirimu ada disini." tanya pria itu yang langsung diangguki oleh wanita disampingnya. "Mereka tadi memang berada disini. Buktinya lihat ada lima selimut."
"Kan bisa saja itu anggota keluarganya." Celetuk wanita yang baru saja datang. Dan tersenyum menatap pria yang selalu tampan dimatanya.
"Lalu bagaimana jika aku benar."
"Jika benar kau akan ku angkat menjadi bayanganku, jika tidak tubuhmu yang kau banggakan harus disentuh oleh bawahanku." dingin pria itu membuat wanita merinding sekejap.
"Baik tuan. Saya izin bertanya dengan Rasvetto."
"Silahkan."
"Hai ras? Bagaimana keadaanmu dalam dua hari ini. Bagus?"
"Ck. Kau salah mencari teman Ariana."
"Well. Aku disini memang bukan mencari teman, ku disini mencari nyawa agar nyawaku selamat. Aku ingin kau menjawab satu pertanyaanku, dimana gadis kecil itu?"
"Sepertinya kau tidak akan menemukannya karena kau adalah wanita bodoh." cibir Ras membuat satu tamparan nyasar ke pipinya.
Plak!
"Kutanya sekali lagi dimana dia." ucapnya dengan menekan perkataannya. "Tidak tau. Aku masuk mereka sudah tidak ada."
"Casey, coba kau cek keseluruh ruangan." wanita yang tak lain adalah Casey langsung mencari keseluruh ruangan yang bisa saja menjadi pintu keluar.
Tak lama ia menekan sesuatu dan terbukalah satu pintu yang bukan jalur Mika lewati. "tuan! Ada pintu rahasia disini." ujar Casey membuat si tuan mendekat termasuk Ariana yang merasa kesal karena tugasnya diambil alih.
"Kau masuk lah kesana Ariana. Ini tugasmu untuk menangkap mereka."
"Baik tuan."
"Bawa bawahanmu juga." Ariana mengangguk lalu masuk kedalam bersama bawahannya baru beberapa menit Ariana dan bawahannya berteriak pilu kesakitan sampai Ras menyeringai.
"Membunuh lewat jebakanku? Kau tidak pernah berubah ya.." saut Ras lalu melepaskan talinya dengan santai begitupula dengan Deri.
"Hahahaha, kau memang teman yang setia ya? tau segala hal tentangku." balas si tuan.
"Mengapa kau melakukan hal ini?"
"Kau ingin jujur? Tapi tidak semudah itu kawan."
"Ya aku tau, dan ku juga pasti mereka yang sangat setia padamu kecuali wanita itu bukan?" bisik Ras kepada si tuan sembari melirik Casey yang tidak jauh dibelakang tuannya.
"Bisakah kau diam saja?"
"Dimana bos mu? Atau bisa kukatakan kmebaranmu?" bisiknya lagi membuat si tuan mengeraskan rahangnya. "Sebenarnya maumu apa?"
"Tujuanmu yang kuingin. Panggil seluruh bawahanmu yang berada diluar dan aku tidak akan lagi menanyakan tujuanmu, atau membahas tentang orang kesayanganmu."
"Sia!an kau Rasvet!!"
"Itulah aku."
Dengan nafas yang memberat ia terpaksa menarik bawahannya yang berada diluar dan menyuruhnya masuk. "Semua bawahanku sudah ada disini."
Ras menggeleng lalu menatap pak Deri yang mengeluarkan anak panah kearah atas dan..
Tak!
Bruk!
"Masih ada yang diatas mengapa tidak disuuh masuk."
"Kau benar benar.. Panggil semua yang ada diatas! Sekarang."
"Good!"
"Kalian larilah sejauh mungkin. Ku tahan mereka didalam ruangan ini jika bisa ku bunuh mereka."
--
Bersambung..
Like.
Komen.
Vote.
Mohon dukungannya.
Love me.
🖤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments