surat wasiat "

Aisyah mengepak barang barangnya ke dalam koper hari ini rencananya ia akan meninggalkan kediaman suaminya selepas tujuh hari meninggal nya ibu mertua nya.

Aisyah melangkah menuruni tangga sembari nggeret kopernya.

" mau kemana kamu? " tanya Wisman.

" aku mau kembali ke panti mas " jawab Aisyah

" siapa yang mengijinkan kamu pergi" ucap Wisman

" bukannya aku hanya istri pura pura di sini dan sekarang ibu sudah tiada jadi aku rasa sandiwara nya sudah selesai " ucap Aisyah lagi

" ya kamu benar Aisyah saat ini kamu memang sudah tidak lagi di butuhkan jadi kamu bisa meninggalkan tempat ini " timpal Iren penuh kemenangan.

" Iren...! " tegur Wisman

" apa sih sayang kan betul kamu menikah hanya sandiwara kan..! supaya ibu Zainab mau mewariskan semua hartanya ke kamu? "

" ya aku tau mba karena itu aku akan pamit sekarang " ucap Aisyah.

" nggak kamu nggak boleh pergi karena kamu itu istri aku "

" Wisman jangan ngaco kamu trus aku bagaimana hah apa kamu mau menduakan cinta kita " protes Iren tak terima.

" Iren kamu Terima atau tidak Aisyah itu istri aku " ucap Wisman lantang. Aisyah sedikit menarik sudut bibirnya karena ini pertama kalinya Wisman mengakuinya sebagai seorang istri di hadapan orang lain.

" ya tapi kalian hanya menikah siri jadi gampang saja jika kamu menceraikannya"

" tapi aku sudah berjanji sama ibu akan menjaga Aisyah, tolong mengerti lah " kembali hati Aisyah terasa mencelos ternyata Wisman hanya menunaikan janjinya pada ibu Zainab bukan karena mencintainya.

" nggak...! aku nggak setuju aku nggak mau dia tetap di sini aku nggak mau ada orang ketiga diantar kita, ingat janji kamu ke aku dulu Wisman" Iren semakin histeris.

" mba Iren maaf sebenarnya yang menjadi orang ketiga itu siapa? aku dan mas Wisman jelas jelas sudah menikah secara sah walaupun hanya hanya secara agama sedang mba apa..? " ucap Aisyah

" diam kamu cewek kampung jangan ikut campur pokoknya liat aja klo kamu masih mempertahankan Aisyah kamu liat nanti apa yang akan aku lakukan sama dia.. " ancam Iren.

" tok.. tok.. permisi.. " terdengar suara ketukan dari balik pintu dan terpaksa mereka harus menghentikan perdebatan diantara mereka bertiga.

Wisman melangkah menuju pintu

" pak Adam silahkan masuk pak ..! " ajak Wisman pada salah satu pengacara keluarga.

" maaf mas Wisman saya datang menggangu anda "

" ah tidak ayo silahkan duduk " kata Wisman lagi.

" ada apa pak tumben mampir ke mari " ucap Wisman basa basi.

" begini mas kedatangan saya ke sini sebenarnya mau membicarakan surat wasiat mendiang ibu anda Zainab" tutur pak Adam sang pengacara.

" oh ya silahkan " ucap Wisman

" oh ya mereka siapa ya..? " tanya sang pengacara pada Aisyah dan Iren

" oh ya kenalkan ini istri saya Aisyah dan ini saudara saya Iren " ucap Wisman memperkenalkan kedua nya

" oh jadi anda sudah menikah? "

" sudah beberapa bulan yang lalu tapi kami baru menikah secara agama karena melihat kondisi ibu yang belum sehat rencanannya jika ibu sehat kami akan melegalkan pernikahan kami, tapi Tuhan berkehendak lain " ucap Wisman.

" oh begitu maaf jika saya tidak tau dan ibu anda belum pernah menceritakan ini kepada saya "

" ya mungkin ibu belum sempat karena beliau kan sakit" kata Wisman lagi.

" ya anda benar oke klo begitu apa saya bisa bacakan surat wasiat sekarang? "

" bisa silahkan..Aisyah Iren silahkan kalian duduk juga " ajak pak Adam dan kemudian ia mulai membacakan surat wasiat ibu Zainab sedangkan semuanya mendengar kan dengan tenang

" jadi begitu tuan anda mendapat 30 ℅ saham perusahaan sedang 70 persen di serahkan ke badan amal. anda akan mendapatkan 70 persen jika anda sudah menikah tapi anda tidak bisa menunjukan bukti jika anda sudah menikah jadi anda tetap mendapatkan 30 persen saham perusahaan "

" maaf Pak Adam tapi ibu Zainab sudah membuat surat wasiat terbaru sebentar saya ambil" kata Iren lalu naik ke lantai atas menuju ruang kerja Wisman.

" ini pak silahkan anda periksa di sana tertera bahwa semua harta warisan di serahkan kepada Wisman" sambil menyerahkan map berisi surat yang sudah tertera cap jempol dari ibu Zainab. pak Adam memeriksa surat yang di berikan Iren padanya.

" tapi surat ini kurang kebasahannya karena di sebutkan jika surat wasiat ini harus di buat dan di saksikan badan notaris begitu juga jika ada perubahan harus di saksikan oleh beberapa saksi dan juga disahkan oleh badan notaris" kata pak Adam lagi

" tapi ini sudah jelas cap jempol ibu Zainab kalau anda tidak prcaya " kata Iren lagi. menjelaskan

" tapi ini kebasahannya masih di ragukan karena ibu Zainab sudah menjelaskan jika wasiat ini sah jika ditanda tangani oleh notaris sebagai saksi "

" ya gak bisa gitu dong...! Wisman kamu protes dong.. ! "

" maaf Pak Adam tapi ini memang ibu yang mengesahkan " ucap Wisman

" maaf mas Wisman tapi kami harus patuh pada prosedur yang ada dan ini juga amanah dari ibu anda "

" ya trus surat ini bagaimana? " tanya Iren

" maaf mba kalau bisa saya katakan surat ini tidak sah "

" anda jangan mempermainkan saya ya "

" maaf mba Iren saya tidak mempermainkan anda ini sudah sesuai prosedur yang ada apalagi ini menyangkut aset yang cukup banyak "

" sudah lah Iren kita Terima saja "

" tapi.. "

" sudah kamu diam "

" oke mas saya lanjutkan jadi rumah dan mobil menjadi milik anda sedang apartemen dan vila itu di serahkan ke badan amal jadi saya rasa semuanya sudah jelas. apa ada yang di tanya kan lagi mengenai pengalihan nama nanti kami akan urus semuanya "

" ya pak semua sudah jelas "

" oke klo begitu saya permisi, mari mas mba... "

" ya silahkan " ucap Wisman.dan kemudian sang pengacara melangkah menuju mobilnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!