Rencana Iren 2

malam harinya Wisman sedang berada di ruang kerjanya melanjutkan pekerjaan yang masih tersisa.

Iren masuk ke dalam ruangan tersebut dengan membawakan secangkir kopi.

" makasih sayang " ucap Wisman setelah Iren meletakkan kopi di atas meje kerja Wisman.

" wisman aku sudah menyiapkan dokumen yang harus ibu tanda tangani besok " kata Iren sambil mengeluarkan map biru dari dalam laci meja kerja Wisman. Wisman yang sedang sibuk dengan laptop nya menghentikan kegiatannya.

" maksud kamu? "

" ya aku maunya besok kamu bicara sama ibu dan minta ibu untuk menandatangani dokumen penyerahan aset perusahaan ke kamu" Wisman menarik nafas dalam dalam.

" bagaiamana jika ibu menolak "

" ya kamu rayu lah ibu, lagian kamu juga sudah menikahi wanita yang ibu inginkan apalagi sih "

" ya sudah besok aku coba bicarakan ini sama ibu "

" bagus klo begitu sekarang kamu istirahat "

" ya sebentar lagi aku istirahat "

" oke klo begitu aku duluan ya ke kamar "

" hem " balas Wisman kemudian kembali fokus pada Laptopnya. namun konsentrasi tidak fokus ia memikirkan apa yang dikatakan Iren. Wisman membuka map biru berisi surat pengalihan perusahaan atas nama dirinya dan di sana juga sudah tertera materai yang siap di tanda tangani.

Wisman merenung sejenak. ia berfikir jika ibunya mau menandatangani ini berarti ia akan segera melepaskan Aisyah gadis yang kini statusnya menjadi istrinya yang akhir akhir ini selalu hadir dalam pikiran nya. kembali Wisman menghela nafasnya dalam dalam.

" Aisyah gadis yang baik memang tidak seharusnya dia berada di sini nanti jika tujuan ku sudah tercapai aku akan menguliahkannya sebagai kompensasi atas apa yang sudah aku lakukan padanya " batinnya. lalu memasukkan kembali map biru ke dalam laci. kemudian menyeruput kopi di depannya dan bergegas keluar dari ruang kerjanya menuju kamar pribadinya.

keesokan harinya Aisyah sudah selesai membuat sarapan di dapur kemudian ia menatanya di meja makan tak lupa ia juga menyiapkan sarapan untuk ibu mertua nya itu.

" Aisyah aku mau minta tolong, tolong kamu belikan aku sabun merek ini ingat harus yang ini jangan yang lain" ucap Iren sesaat setelah ia duduk di meja makan bersama Wisman.

" baik mba tapi nanti setelah ibu selesi sarapan nya "

" belinya di mall XXX karena hanya di sana tersedia "

" baik mba "

" ya udah jangan lama lama "

" iya mba klo gitu saya antar ini ke kamar ibu " kemudian Aisyah mengantar sarapan untuk ibu Zainab tanpa menolah ke arah Wisman.

" Aisyah nanti kamu antar ibu ke taman belakang ya ibu ingin berjemur di samping kolam " ucap ibu Zainab sesaat setelah ia menghabiskan sarapannya.

" baik bu tapi nanti ya setelah aku pulang dari belanja "

" lho belanja lagi kan kemaren kamu sudah ke pasar belanja "

" iya bu ini mba iren nitip dibelikan sabun mandi tapi aku nggak lama kok nanti abis dari sama kita langsung berjemur "

" iya baiklah klo gitu. "

" ya udah aku bawa piring ini dulu ke bawah trus aku juga mau langsung membelikan sabun pesanan mba Iren"

" ya kamu hati hati "

" ya bu aku kebawah dulu ya " ibu Zainab mengangguk dan Aisyah segera keluar dari kamar tersebut.

" kamu berangkat sekarang beli sabun nya ingat jangan lama! " ucap Iren saat Aisyah siap siap keluar untuk membeli barang yang diminta Iren.

" iya mba "

" kamu minta antar sama satpam aja biar cepat " kata Iren lagi dan Aisyah pun melangkah menuju pos satpam kemudian pergi dengan di bonceng satpam menuju mall XXX yang jaraknya cukup jauh dari kediaman Wisman.

setelah Aisyah pergi beberapa saat yang lalu. kini Iren mengajak Wisman untuk berbicara pada ibu Zainab.

" ayo Wisman sekarang kamu bicara sama ibu ingat kata kataku kemaren " ucap Iren

" iya aku kamar ibu sekarang. " dan Wisman pun melangkah menuju kamar ibu angkatnya tersebut, sedang Iren mengikuti dari belakang dan menguping di balik pintu.

" bu.. ibu lagi ngapain? " tanya Wisman.

" ibu habis sholat duha, Aisyah yang mengajarkan ibu " jawab ibu Zainab sambil merapikan kembali mukenah nya. lalu duduk di sisi ranjang.

" bu aku boleh bicara sesuatu nggak?"

" mau bicara apa? "

" ehm begini bu tapi aku minta maaf sebelumnya.emh aku ingin ibu mempercayakan perusahaan sepenuhnya ke aku agar aku bisa menjalankannya secara leluasa lagi pula saat ini toh aku juga sudah menikah kan ibu pernah berkata ke aku klo ibu akan memberikan perusahaan jika aku menikah dengan wanita baik baik sesuai dengan yang ibu inginkan "

" memang sekarang kamu tidak leluasa bekerjanya gitu? " tanya ibu Zainab

" bukan..jbukan begitu bu tapi akan sangat bangga jika perusahaan itu atas namaku bu "

" ya memang ibu pernah berjanji seperti itu tapi kini ibu punya satu syarat lagi, ibu akan memberikan perusahaan ini setelah istrimu mengandung anak mu gimana "

" apa? nggak mana bisa seperti itu..! " tiba tiba saja Iren muncul dari balik pintu. tidak terima.

" Iren..! kamu ngapain? " ucap Wisman sedikit panik. sedang ibu Zainab tampak tenang.

" mana bisa begitu wanita kampung itu nggak boleh mengandung anak Wisman aku nggak terima" teriak Iren

" Iren..! sudah cukup "

" nggak..! kamu sekarang diem..! aku selama ini sudah cukup sabar menghadapi ibu kamu ini "

" asal anda tau aku dan Wisman itu saling mencintai tapi anda sangat egois "

" aku tidak egois klo Wisman mencintai kamu ya sudah tapi aku tidak akan memberikan warisan ku sepeser pun padanya. "

" ya sudah klo gtu sekarang sebaiknya kamu tanda tangani " ucap Iren sambil menyodorkan map berisi surat pengalihan kepemilikan perusahaan dan memaksa ibu Zainab untuk menandatangani nya.

" nggak sampai kapanpun aku tidak akan menandatangani ini " tolak ibu Zainab.

" oke kamu ternyata tidak bisa diajak bicara baik baik rupanya sini cepat kamu tanda tangani ini " ucap Iren lagi sambil menarik tangan ibu Zainab agar mau menandatangani

" Iren sudah cukup jangan seperti itu " tegur Wisman

" udah kamu nggak usah ikut campur ini juga demi kebaikan kamu " kata Iren tidak mau mengalah.

" nggak lepasin aku nggak akan pernah memberikan perusahaan untuk Wisman karena aku tau kamu itu wanita ular " ucap Ibu Zainab lalu menghentakkan tangan Iren hingga terlepas dan buru buru ia melangkah keluar dari kamarnya sedang Iren berusaha menyusulnya.

" mau kemana kamu hah mau minta bantuan sama gadis kempung itu..? ha ha jangan harap dia sedang tidak ada, jadi sekarang cepat kamu tanda tangani ini atau kamu akan aku buat kembali lumpuh seumur hidup " ancam Iren

" sampai mati pun aku tidak akan pernah menandatangi surat ini, Wisman kamu sadar otakmu sedang di cuci oleh wanita ini "

" diam kata ku nggak usah banyak bicara ayo cepat kamu tanda tangani ini " ucap Iren lagi sambil menarik tangan ibu Zainab yang saat ini posisinya berada di pinggir tangga.

Iren terus berusaha memaksa ibu Zainab untuk menandatangani surat peralihan perusahan sedang ibu Zainab terus meronta hingga akhirnya Ibu Zainab terpeleset dan jatuh terguling ke tangga.

" ibu..! " teriak Wisman dan segera mengejar ibu angkatnya yang bergulingan di tangga.

" ibu... ibu nggak papa " tanya Wisman namun ibu Zainab tak sadarkan diri.

" ibu bangun bu maaf kan aku bu.. " teriak Wisman sambil memangku kepala ibu Zainab.

" Iren cepat kita bawa ibu ke rumah sakit "

" hah. .! bawa ke rumah sakit nggak usah biar saja dia mati klo dia mati maka kamu akan mudah menguasai semua harta nya. "

" gila kamu Iren cepat telpon dokter..! ibu bangun bu bangun.. " Iren masih mematung di ujung tangga paling atas.

" Iren ayo kita bawa ke rumah sakit saja aku takut ibu kenapa napa " kata Wisman lagi semakin panik dan Iren pun segera turun ke bawah.

" gila kamu klo kita bawak ke rumah sakit nanti kita malah akan di tuntut karena sudah mencelakai ibu sekarang kamu tenang " kemudian Iren masuk ke ruang kerja mengambil bantalan stempel lalu mengarahkan jari ibu Zainab memberikan cap tiga jari di surat serah terima perusahaan yang sudah disiapkan Iren.

" nah sudah ini akan jadi bukti klo ibu Zainab sudah menyerahkan perusahaan nya sama kamu, jadi mulai hari kita jadi orang kaya.. " pekik Iren semangat.

"benarkah? " tanya Wisman

" iya tentu saja ini sebagai bukti klo ibu Zainab sudah menyerahkan perusahaan ke kamu "

" trus sekarang bagaimana ibu? " tanya Wisman.

" sudah kita keluar dari sini sebelum ada yang liat nanti saat Aisyah datang ia akan menduga klo ibu jatuh karena kecelakaan. tapi memang ibu jatuh sendiri kan aku nggak dorong kok " ucap Iren lalu segera menyimpan surat penyerahan tadi dan segera pergi meninggalkan kediaman ibu Zainab bersama Wisman

Terpopuler

Comments

Adhel Lumut

Adhel Lumut

smoga aja ibu Zainab punya surat wasiat pengalihan warisanx y asli atas nm Aisyah y d titipkn PD pengacarax...biar wisman n Irene gigit jari

2022-04-11

0

Astri

Astri

wisman gk melek a, .
da tau Iren kayak gitu kog... 😠😠😠

2022-04-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!