mencuri ciuman.

seperti biasa pagi pagi sekali Aisyah sudah berjibaku di dapur menyiapkan sarapan. Wisman turun dari lantai atas.

" Aisyah kamu masak apa? "

" eh mas i-ini aku masak sop untuk ibu "

" bisa aku bantu? " Aisyah menatap Wisman tak percaya

" iya serius aku mau bantu kenapa kamu nggak percaya? " ucap Wisman sambil duduk di samping Aisyah yang sedang memotong wortel dan sayur lainnya

" memang kamu bisa mas? "

" bisalah kerjaan gampang gini juga " jawab Wisman yang kini bersikap lebih santai

" klo begitu tolong kupas bawang putih dan bawang merah ini " ucap Aisyah sambil menyerah kan bawang dan juga pisau untuk mengupas.

tanpa bicara lagi Wisman segera mengupas bawang putih kemudian bawang merah sedang Aisyah melanjutkan memotong sayuran dan menyiapkan bumbu lainnya

" aduh kok perih ya.. " ujar Wisman sambil mengerjap kan matanya yang kini sudah berair.

" kenapa mas..? "

" ini mata aku kok perih tolong dong kamu tiupin " pintanya. Aisyah sedikit ragu tapi melihat Wisman menahan perih di matanya Aisyah pun jadi tak tega. dengan sedikit ragu mendekatkan wajahnya lalu meniup pelan ke arah mata Wisman dan saat tiupan ke tiga Wisman mendekatkan bibir ke bibir Aisyah jadilah Aisyah seperti mencium bibir Wisman. Aisyah membelalakkan matanya

" mas... "

" he he.. ini obatnya.. sudah ayo lanjutkan masaknya " kata Wisman santai beda dengan Aisyah yang sibuk menenangkan debaran jantungnya karena seumur hidupnya ia tidak pernah dicium apalagi mencium laki laki.dan ini adalah ciuman pertama nya dan suaminya telah mencurinya.

hampir satu jam kemudian masakan telah selesai Aisyah menghidangkan makanan di atas meja sedang Wisman membantu meletakkan piring dan juga gelas di atas meja.

" mas gimana klo ibu kita ajak makan di sini bareng kita " usul Aisyah Wisman berfikir sejenak

" ya boleh sebentar aku ajak ibu kesini" ucap Wisman lagipula tidak apa ibu angkatnya makan bareng mereka toh Iren saat ini tidak ada di rumah, pikirnya.

Wisman naik ke lantai atas lalu membopong ibu Zainab turun ke lantai bawah

" bisa bu..? awas pelan pelan " sambil membimbing ibu angkatnya menuruni tangga.

" ah ibu senang akhirnya ibu bisa makan di meja ini lagi "

" iya bu klo ada mas Wisman ibu akan makan disini terus ya kan mas..? " sengaja Aisyah mengatakan itu sedang Wisman sedikit bingung untuk menjawab karena jika ada Iren nggak mungkin mereka akan makan satu meja bersama ibu angkatnya itu bisa bisa ibunya akan marah besar nanti.

" mas! "

" ah iya tentu bu " jawab Wisman terpaksa. lalu mereka bertiga pun mulai menikmati sarapan mereka. setelah sarapan Aisyah segera memberikan obat untuk ibu Zainab setelah itu ia mengajaknya untuk berjemur di halaman belakang sambil melemaskan otot ototnya.

" nak ibu mau bertanya, apa Wisman memperlakukan mu dengan baik? " tanya ibu Zainab sambil membelai punggung tangan Aisyah.

" tentu bu ia memperlakukan ku dengan sangat baik " jawab Aisyah

" ah syukurlah ibu takut dia tidak bisa melupakan wanita itu hingga ia berbuat tidak baik padamu "

" maksud ibu..? " Aisyah pura pura tidak tau

" jadi dulu Wisman memiliki seorang kekasih namanya Iren tapi ibu tidak suka dengan wanita itu selain anaknya tidak sopan ibu juga melihat ada hal lain ibu merasa ia hanya menginginkan harta Wisman saja karena itu ibu tidak menyetujui hubungan mereka. " tutur ibu Zainab.

" kalau mereka saling cinta kenapa ibu tidak restui saja hubungan mereka"

" ibu tidak suka dengan wanita itu dan ibu yakin dia hanya ingin menguasai harta ibu saja apalagi setelah Wisman mengenal wanita itu sikap Wisman sedikit berubah suka ke klub minum minum, tapi sekarang ibu senang akhirnya dia menikah dengan kamu Aisyah ibu berdo'a semoga kalian segera di berikan momongan " doa ibu Zainab sedang Aisyah hanya menelan ludahnya.

 

" Aisyah bisa buatkan aku kopi " pinta Wisman saat Aisyah sedang menyiapkan makan malam

" ya mas sebentar " Asiyah segera membuatkan kopi untuk Wisman dan meletakkannya diatas meja

Wisman duduk menikmati kopi yang baru saja di buatkan Aisyah, ia terus saja memperhatikan Aisyah yang menurutnya semakin di perhatikan semakin cantik.

Aisyah yang merasa di perhatian menjadi salah tingkah.

" auww .. ! " pekik Aisyah yang terkena pisau saat mengiris bumbu.

" kamu kenapa? " ucap Wisman yang langsung berdiri menghampiri Aisyah.

" nggak papa mas cuman kenak pisau sedikit " Wisman segera meraih tangan Aisyah

" ini kok bisa berdarah begini sih kamu itu harus hati hati " ucap Wisman sedikit cemas lalu mengarahkan jari tangan Aisyah ke Washtafel mencuci darahnya hingga bersih.

" ayo sini" ucap Wisman lagi menarik tangan Aisyah masuk ke kamar nya.

" duduk " perintah Wisman

" ka kamu mau apa? " tanya Aisyah gugup

" emang nya mau ngapain? Wisman balik bertanya " sambil mengedipkan matanya membuat jantung Aisyah berdebar.

Wisman melangkah mendekati rak di depannya lalu mengambil kotak obat meletakkannya di samping ranjang.

" sini tangganmu " ucap Wisman kemudian menghisap darah yang masih keluar dari jari Aisyah. mata mereka saling beradu ada gelenyar aneh yang mereka rasakan

" mas..! " ucap Aisyah berusaha menarik tangannya namun Wisman masih menahannya

" ini supaya darahnya berhenti " kata Wisman lagi lalu meneteskan obat luka dan kemudian menutupnya dengan plaster luka. sedang Aisyah merasa jantungnya mau meloncat laksana rolling coaster.

" sudah. .ini supaya tidak kena air dan juga debu agar tidak infeksi " kata Wisman. sambil merapikan kembali kotak obat dan meletakkan di rak kaca di kamar Aisyah.

" kamu nggak usah masak malam ini biar aku pesankan saja makanan buat kamu dan ibu " kata Wisman lagi

" ya Makasih " jawab Aisyah.

" hem sama sama " saut Wisma lalu hendak melangkah keluar kamar karena ia merasa tak mampu menahan gejolaknya jika berlama lama berada di kamar Aisyah.

" mas sekali lagi Terima kasih " ucap Aisyah sambil memegang tangan Wisman. Wisman yang hendak melangkah, diam sejenak lalu membalikkan tubuhnya dan ikut duduk di samping Aisyah

" itu sudah kewajiban aku karena aku suami kamu " kata Wisman dan lagi mereka saling tatap perlahan Wisman mendekatkan wajahnya pada Aisyah, hendak mencium bibir manis Aisyah.

Wisman menangkup wajah Aisyah

baru saja ia akan menyatukan bibirnya dan Aisyah tiba tiba terdengar suara Iren yang memanggil Wisman, sontak saja Wisman langsung mendorong tubuh Aisyah untung saja ia tidak terjungkal ke belakang.

Wisman segera bangkit dari duduknya dan melangkah menuju pintu.

" ceklek " bersamaan pintu di muka Iren juga berdiri di depan kamar Wisman yang kebetulan bersebelahan dengan kamar Aisyah.

" Wisman apa yang kau lakukan di kamar Aisyah? " tanya nya dengan suara meninggi.

" aku -a aku tidak ngapa ngapain " jawab Wisman sedikit gugup.

" bohong kamu pasti lagi mesra mesraan kan sama perempuan kampung itu " ucap Iren dengan nada tinggi

" nggak sayang sungguh aku nggak ngapa ngapain "

" bohong kamu.. ! trus ngapain kamu keluar dari kamar Aisyah hah " katanya lagi masih dengan nada emosi

" aku tadi cuman itu apa ngobati luka nya "

" nggak aku nggak percaya... tega kamu Wisman setelah apa yang aku berikan sama kamu malah sekarang kamu bermain di belakang aku " teriak Iren tak Terima.

" Iren bener aku nggak ngapa ngapain sama Aisyah sumpah " kata Wisman lagi

" bohong kamu ...! mana ada orang berduaan di kamar tidak ngapa ngapain..! mana perempuan kampung itu " Iren langsung menerobos masuk ke dalam kamar Aisyah.

" Iren kamu mau apa? " ucap Wisman yang ikut mengekor di belakang

Aisyah yang berdiri di samping ranjang langsung di serang oleh Iren

" plak..! ini karena kamu berani menggoda Wisman.. " Iren menampar Aisyah

" Iren hentikan..! " Wisman menarik tangan Iren yang masih berusaha menyakiti Aisyah.

" gila kamu aku nggak ngapa ngapain tadi aku hanya membantu dia mengobati tangannya yang luka kena pisau! " terang Wisman. sedang Aisyah mengangkat wajahnya

" benar mba aku tidak melakukan apa apa sama mas Wisman, tadi dia hanya mengobati luka tanganku saja. lagi pula jika aku dan mas Wisman melakukan apa apa itu sah sah saja karena kita suami istri, bukannya mba sendiri yang bilang mas Wisman nggak mungkin tertarik sama aku gadis kampung dekitl jadi mba tenang aja. atau jangan jangan sekarang mba mulai takut Mas Wisman akan melirik aku..! " ucap Aisyah dengan berani.

" lancang kamu..! berani kamu sama aku ...! " kata Iren dengan emosi yang meledak

" Iren sudah berhenti kamu jangan menyakitinya klo dia sampai kenapa napa siapa yang akan mengurus rumah ini hem. .! udah ayo kita ke kamar sekarang kan sudah jelas aku tidak ngapa ngapain sama Aisyah kamu bisa lihat kan klo tangannya luka dan aku berusaha mengobatinya itu saja.lagi pula kamu nggak kangen sama aku dua hari sudah ninggalin aku, ayo kita ke kamar " ucap Wisman berusaha menyabarkan Iren sambil menciumi pipi Iren. dan akhirnya Iren pun nurut keluar dari kamar Aisyah dengan di rangkul Wisman.

sebelum keluar Wisman sempat menatap Aisyah namun dengan cepat Aisyah mengalihkan pandangan nya. tidak mau menatap Wisman dan Wisman hanya menarik nafas panjang lalu menutup pintu kamar Aisyah. setelah kedua orang itu keluar dari kamarnya Aisyah menghempaskan bokongnya di atas ranjang sambil menelungkupkan kedua tangannya pada wajahnya.

" aku yang jadi istrinya kenapa aku seperti selingkuhannya..? ya Tuhan pernikahan macam apa ini " batinnya.sambil menelungkupkan kedua tangannya pada wajahnya.

sementara dari sudut kamar yang lain ada sepasang mata memperhatikan pertikaian antara mereka bertiga.

ibu Zainab memperhatikan dengan perasaan penuh kecewa lalu perlahan ia menutup pintu kamarnya kembali dengan pelan.

*****

hay hay para readersku kasi dukungannya dong untuk karya aku ini jangan lupa like komen dan masukkan favorit ya... happy reading😘😘😘

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!