Awal penderitaan

pagi pagi sekali Aisyah sudah berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi. setelah selesai ia segera pergi ke kamar mertuanya untuk segera membersihkan popok dan juga sedikit menseko tubuh ibu mertuanya yang mengalami struk.

setelah selesai ia kembali ke dapur namun belum di lihat nya suami dan juga Iren di sana, kemudian ia menyiapkan sarapan untuk ibu mertuanya

" bu kita sarapan dulu ya abis itu minum obat agar ibu cepat sembuh " kata Aisyah sambil menyodorkan sendok ke mulut ibu mertuanya. setelah selesai ia segera meminumkan obat.

" nanti setelah ini ibu aku pijit ya biar Tubuhnya nggak kaku dan peredaran darah ibu lancar " kata Aisyah lagi dan tampak ibu mertuanya mengangguk.

Aisyah membawa nampan sisa sarapan ibu mertuanya ke dapur dan kini tampak Wisman dan Iren sudah duduk di meja makan.

" ibu sudah sarapan? " tanya mas Wisman yang melihatku membawa nampan berisi piring yang sudah kosong.

" sudah mas" jawabku

" aku akan ke kantor bersama Iren tolong kamu jagain mama nanti juga akan ada terapis yang akan menerapi mama kamu temani dia "

" baik mas " jawab Aisyah lagi dan selanjutnya kami pun makan dalam diam.

POV Aisyah

aku memperhatikan wajah mas Wisman seperti orang kurang tidur begitu pula mba Iren dan tanpa sengaja aku melihat tanda merah di leher mas Wisman dan juga Iren aku pernah lihat tanda seperti itu juga di leher temanku waktu SMA dulu dan katanya itu karena ulah pacarnya

aku yang sama sekali tidak faham dengan urusan seperti itu terus bertanya

" hah kenapa pacarmu kasar seperti kalo dia jahat sama kamu sebaiknya kamu lapor polisi aja itu kan sudah ada bekas kekerasan nya " ucapku semangat.

" ya ampun Aisyah kamu kok oon banget sih itu aku abis " lalu temanku membisikkan ke telinga ku dan sontak aku kaget sampai menutupi mulutku.

" astaghfirullahalazim kamu kok sampe kayak gitu itu dosa lho " ucap ku

" alah kamu nggak asyik dikit dikit dosa, kita kan cuman ciuman aja kok.. udah ah aku mau ke kantin dulu, eh tapi ingat jangan bilang sama orang orang yang aku cerita tadi "

" iya aku nggak akan cerita " kataku kemudian kami pun berpisah di Koridor sekolah.

ya aku ingat akan cerita itu apa jangan jangan.. ah aku tidak mau berfikir terlalu jauh.

selesai sarapan mas Wisman pamit hendak berangkat ke kantor

" aku dan Iren berangkat ke kantor kamu jaga ibu Baik baik " ucapnya kembali mengingatkan

" ya mas " jawabku dan mereka berdua melangkah menuju mobil aku hanya mengantarkan sambil di depan pintu lalu kembali masuk ke dalam setelah mobil mereka keluar dari gerbang.

aku segera kembali ke dapur membersihkan sisa sarapan tadi kemudian melangkah lanjut mengepel lantai.tak berapa lama orang terapis datang untuk melakukan terapi pada ibu mertuaku. aku memperhatikan caranya memijat pusat pusat syaraf ibu mertua ku dan sesekali aku bertanya tentang pusat syaraf yang harus di pijat. setelah hampir satu jam terapis itu pun undur diri.

setelah mengantarnya sampai ke pintu aku meneruskan kerjaan ku di dapur.siang hari aku segera menyuapi ibu mertuaku untuk makan siang

" ibu harus makan yang banyak agar cepat sembuh ya..! " ucapku sambil meyuapinya dan ia mengangguk kecil.

saat aku selesai menyuapi nya dan hendak pergi membawa piring kotor ibu menahan tanganku " makasih " ucapnya walau kalimatnya yang tidak begitu jelas. aku tersenyum

" iya sama sama ini sudah jadi kewajiban aku karena aku sekarang jadi menantu ibu " ucapku sambil membelai punggung tangannya dan ia kembali mengangguk.

" aku ke dapur dulu mau bawa ini " ucapku sambil mengangkat piring kotor dan ia pun mengangguk kembali.

menjelang malam Mas Wisman tiba di rumah bersama Iren. mereka tampak tertawa lepas

" mas kamu sudah pulang? " sapa ku

" hem " jawabnya singkat

" kamu mau makan sekarang? atau mau mandi dulu? " tanya ku

" aku mau mandi dulu " jawabnya seadanya lalu naik ke lantai atas dan aku mengekor di belakangnya ketika hendak ikut masuk ke dalam kamarnya

" mau apa kamu? " tanya mas Wisman

" ya aku mau menyiapkan air dan juga pakaian ganti kamu "

" nggak usah dan ingat kamu nggak boleh masuk ke kamar aku " ucap mas Wisman

" tapi kenapa aku kan istri kamu sedang mba Iren dia bebas keluar masuk kamar mu " protes ku

" ya kamu dan dia beda. udah nggak usah banyak nanya nggak usah protes pokoknya kamu aku larang masuk ke kamarku tanpa seijinku, ingat itu " ucapnya lagi lalu menutup pintu kamarnya dengan keras. kembali aku harus menahan sabar dan aku pun memilih kembali turun ke bawah untuk menyiapkan makan malam.

tiga puluh menit kemudian Mas Wisman dan mba Iren berjalan menuruni tangga aku segera mengisi gelas mereka dengan air putih.

selesai makan malam tidak ada perbincangan diantara kami mba Iren memilih masuk ke kamarnya begitu pula mas Wisman sedang aku masih masih membersihkan piring bekas makan kita tadi.

begitulah kegiatan ku setiap harinya aku tidak di perbolehkan keluar rumah kecuali untuk belanja kebutuhan rumah itupun diantar satpam.

hari ini sudah satu minggu aku tinggal di kediaman mas Wisman dan masih seperti hari hari sebelumnya Mas Wisman tetap bersikap dingin padaku dia hanya bicara seperlunya dan selebihnya menganggap diriku tak ada.

POV author

malam itu Aisyah bangun jam 3 malam seperti hari hari biasa dia bangun hendak melaksanakan sholat tahajud sebelum masuk ke kamar mandi ia raih gelas di atas nakas namun kosong jadi terpaksa ia turun ke dapur untuk mengambil air putih setelah meminum segelas air ia kembali menuangkannya ke dalam gelas untuk persediaan nya besok.

Aisyah kembali naik ke lantai atas namun saat melewati kamar suaminya ia melihat pintu kamarnya tidak tertutup rapat dan kembali ia mendengar suara ******* bersautan itu antara laki laki dan perempuan.

perasaan Aisyah semakin tidak enak

ia memberanikan diri untuk mengintip di dalamnya namun tak terlihat apa apa namun suara suara aneh itu semakin jelas terdengar

" ah Wisman..ah sayang... " racau suara perempuan yang mirip suara Iren. Aisyah semakin masuk melangkah ke dalam kamarnya dadanya semakin bergemuruh dan baru beberapa langkah ia tercengang ia metutup mulutnya menahan keterkejutan nya hingga gelas berisi air yang ia pegang jatuh ke lantai. sontak dua manusia yang sedang memadu kasih menghentikan aktifitas mereka dan langsung menoleh ke sumber suara

" Aisyah.. " ucap mereka bersamaan dan dengan cepat Wisman menutup tubuhnya dan tubuh Iren dengan selimut

" ada apa kamu masuk ke kamar ku lancang kamu..! " bentak Wisman

" tega kamu mas.. kenapa kamu lakukan itu sama aku..! " pekik Aisyah dengan air mata yang mulai jatuh dari kelopak matanya

" aku ini istri kamu tapi kenapa kamu malah tidur dengan mba Iren " ucap Aisyah lagi dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.

Wisman diam sejenak sedang Iren memilih memakai pakaiannya dan Wisman segera memakai celana pendeknya lalu melangkah mendekati Aisyah dan menariknya keluar dari kamarnya

" sini kamu asal kamu tau aku dan Iren kita adalah sepasang kekasih dan sebentar lagi kita akan menikah"

" kalau kamu mau menikah sama mba Iren kenapa kamu menikahi ku " tanya Aisyah dengan nada tinggi ntah dari mana keberanian itu muncul

" aku menikahi mu bukan karena cinta tapi itu semua keinginan ibu angkatku yang tidak mau memberikan hartanya jika aku menikahi Iren yang menurutnya bukan wanita baik baik dan ia ingin aku menikahi wanita seperti mu naif dan polos " tutur Wisman

" tega kamu...klo begitu sekarang juga ceraikan aku, aku ngga mau menjalani pernikahan seperti ini "

" cih jangan mimpi kamu aku nggak akan menceraikan mu sebelum warisan ibu aku jatuh ke padaku " kata Wisman

" tega kamu menjadikan aku sebagai alat untuk memenuhi ambisi mu, apa salah aku mas.. " Aisyah terisak

" salah kamu adalah kenapa kamu jadi wanita polos yang mudah di bodohi, sudah aku nggak mau berdebat aku lelah sekarang kembali ke kamarmu " ucap Wisman sambil berlalu dan kembali masuk ke kamar nya dan menguncinya dari dalam.

Aisyah melangkah masuk ke kamarnya dengan langkah gontai ia telungkupkan wajahnya di atas bantal sambil menangis meratapi nasibnya.

" ibu aku kangen... " isaknya

" Tuhan apa salah dan dosa aku kenapa kau tidak pernah biarkan kebahagiaan menghampiri ku apa aku memang tadak berhak bagia.." gumamnya.kemudian ia bangun dari tidur mengambil kopernya dan memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper ia ingin segera pergi dari rumah ini dan kembali ke pantai ia tatap jam dinding di kamarnya ternyata masih jam setengah empat nggak mungkin ia pergi sekarang dan ia juga tidak tau jalan arah pulang. maka ia urungkan niatnya untuk pergi dari kediaman Wisman dan menunggu sampai esok hari.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

sabar aisyah...

2022-08-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!