Mulai ada rasa

begitulah hari hari Aisyah ia tidak hidup layaknya sebagai seorang istri melainkan hanya sebagai pembantu. semakin hari kondisi ibu Zainab semakin membaik ia mulai bisa berjalan walau dengan menggunakan tongkat namun ia meminta Aisyah untuk merahasiakan nya pada Wisman.

dan pagi ini seperti biasa Aisyah melakukan pekerjaan nya membuat kan sarapan untuk semua orang di rumah ini. sarapan sudah di tata nya di atas meja. Wisman tampak turun dari tangga seorang diri. namun Aisyah tak ambil pusing ia terus melanjutkan pekerjaan nya menyiapkan sarapan nya dan juga ibu mertuanya.

Wisman duduk di meja makan sedang Aisyah hendak melangkah sambil membawa nampan berisi sarapan untuk mertuanya.

" Aisyah..! temani saya sarapan " Aisyah diam sejenak

" mana mba Iren kan biasanya dia yang menemani kamu sarapan " jawab Aisyah dingin

" dia sedang ada urusan jadi kamu temani saya sarapan kali ini" jelas Wisman lagi

" saya mau menyuapi ibu sarapan lagian kan kamu jijik berdekatan dengan saya, saya nggak mau selera makan mu hilang karena berdekatan dengan saya"

" bisa nggak sih kita nggak usah berdebat aku hanya meminta mu temani aku makan, apa susahnya sih ingat kamu itu masih jadi istri aku jadi kewajiban kamu melayani aku"

" lalu bagaimana dengan tanggung jawab kamu sebagai seorang suami apa kamu sudah menjalankannya dengan baik " tanya Asiyah balik.

" ya sudah kau pergi sana biar aku makan sendirian " ucap Wisman. mendengar kalimat Wisman Aisyah membenarkan nya ia masih istri Wisman sudah selayaknya melayani toh hanya menemaninya makan tapi untuk melayani yang lain Aisyah tidak akan mau.

Aisyah duduk di depan Wisman lalu menuangkan makanan di atas piring Wisman kemudian ke piringnya.

mereka makan dalam kondisi diam Wisman diam diam memperhatikan wajah Aisyah yang kini tampak lebih bersih mungkin karena dia terus berada di dalam rumah beda dengan dulu ketika masih di panti dia harus bekerja keluar rumah ikut membantu memenuhi kebutuhan panti.

" kenapa melihat melihat saya seperti itu apa kamu mulai jijik melihat saya " ucap Aisyah namun Wisman tak menjawab dia terus mengunyah makanannya. sambil mengalihkan pandangannya.

begitu selesai Wisman segera beranjak dari duduknya melangkah menuju mobilnya tanpa bicara sepatah katapun.

sepeninggal Wisman Aisyah membereskan bekas makan mereka kemudian bergegas naik ke lantai atas menyuapi mertuanya.

" Aisyah sini biar ibu makan sendiri "

" emang ibu bisa? "

" ya insya Allah bisa sekalian ibu melatih otot syaraf tangan ibu " ucap mama mertuanya. dan Aisyah meletakkan nampan diatas pangkuan mertuanya.

ibu Zainab mulai menyendok makanan dan memasukkannya kedalam mulutnya awalnya ia sedikit kesulitan tapi lama kelamaan ia mulai lancar menyendok makanan dan memasukkannya ke dalam mulut.

" alhamdulillah ibu sudah banyak kemajuan " ucap Aisyah

" iya ini karena ketulusan kamu merawa ibu dan sangat telaten " puji ibu Zainab

" iya itu juga karena ibu punya semangat tinggi untuk sembuh " imbuh Aisyah

ya udah aku bawa ini kebawah dulu abis itu kita latihan jalan lagi di taman belakang " ajak Aisyah dan dijawab anggukan kepala oleh ibu mertuanya.

setelah selesai melatih ibu mertuanya berjalan dan matahari sudah semakin terik Aisyah mengajak mertuanya untuk kembali masuk ke dalam kamar.dan melanjutkan pekerjaannya di dapur.

Aisyah kembali ke kamarnya setelah semua pekerjaannya selesai dikerjakan. ia merasa sedikit gerah dan segera masuk ke kamarnya untuk mandi sebentar kemudian melanjutkan sholat dzuhur karena waktu sudah mendekati waktu dzuhur. saat hendak membuka kran air ternyata kerannya mati ia pun menuju kamar mandi tamu di lantai bawah

Aisyah segera masuk ke kamar mandi tamu dan tak berapa lama Wisman baru tiba dari perusahaan ia pulang hendak mengambil berkas yang ketinggalan dan tiba tiba saja ia ingin ke kamar mandi namun sayang keran di kamar mandinya juga macet ia segera turun ke bawah ke kamar tamu. saat akan membuka pintu ia berpapasan dengan Aisyah yang juga baru keluar dari kamar mandi yang hanya menggunakan jubah mandi tanpa mengenakan jilbabnya.

Wisman tertegun sesaat ini pertama kalinya ia melihat Aisyah tanpa menggunakan hijab dan tanpa sengaja ia juga melihat leher dan belahan dada Aisyah yang cukup berisi

Aisyah tersentak kaget lalu buru buru berlari naik ke lantai atas sambil mengeratkan kerah jubah mandinya.

" ah bodoh kenapa aku lupa bawa baju ganti " gumamnya.

Wisman terus menatap Aisyah hingga ia menghilang dari balik pintu kamarnya

" ternyata dia cantik juga " ucap Wisman sambil mengangkat sudut bibirnya dan tiba tiba saja otaknya travelling membayang leher dan juga betis Aisyah yang putih mulus.

" ah kenapa aku memikirkannya..! tapi jika aku meminta hak ku tidak akan salah karena ia kan istri ku jadi aku berhak atas tubuh nya " ucapnya lagi sambil menyelesaikan hajatnya di kamar mandi.

Wisman segera kembali ke kamarnya setelah selesai urusan di kamar mandi. Wisman duduk di meja makan hendak makan siang ia karena saat ini memang jam makan siang ia sengaja menunggu Aisyah keluar dari kamarnya namun hingga setengah jam Aisyah tak kunjung turun dari kamarnya.

sementara Aisyah masih di dalam kamarnya mondar mandir ia merasa malu karena tadi Wisman sempat melihat sebagian tubuhnya.

" dasar aku ceroboh banget..! tapi kenapa juga ia pulang jam segini biasnya juga dia masih di kantor " batinnya sambil berjalan bolak balik.

karena menunggu terlalu lama Wisman naik ke lantai atas mengetuk pintu kamar Aisyah

" tok.. tok. Aisyah buka pintu nya..! " panggil Wisman dari balik pintu

" aduh bagaimana ini .. ah sudah lah toh dia suami aku jadi tidak dosa dia melihat sebagian aurat ku "

" Aisyah... " teriaknya lagi Aisyah buru buru memakai jilbabnya lalu melangkah membuka pintu

" ada apa mas " ucap Aisyah berusaha biasa saja. Wisman menatapnya dengan pandangan berbeda bayangan tadi Aisyah keluar dari kamar mandi yang hanya mengenakan baju handuk hingga terlihat dan area dadanya serta betisnya sedikit terekspos kembali hadir.

" aku lapar mau makan siang kamu siapkan makan untukku " titah Wisman. sambil menggaruk tengkuknya

" ya mas sebentar saya siapkan " jawabnya lalu melangkah keluar dari kamarnya sedang Wisman mengekor dari belakang.

" Aisyah mulai menggunakan peralat dapurnya menggoreng ayam yang tadi sudah di bumbuinya dan juga tempe. Wisman memperhatikan Aisyah dari belakang kembali ingatannya membayangkan kejadian tadi untuk pertama kalinya ia melihat istrinya tanpa hijab.otaknya bertraveling membayangkan dia mengecup leher putih istrinya dan meremas dua aset depan milik istrinya yang tadi sempat menyumbul sebagian yang langsung cepat cepat Aisyah naikan leher jubah mandinya.

hampir lima belas menit semua hidangan sudah tertata rapi diatas meja

" mas ini makan siangnya sudah siap" ucap Aisyah membuyarkan lamunannya.

" oh ya Terima kasih " ucapnya. Aisyah mengerut kan alis nya karena tumben laki laki di depannya ini mengucapkan terima kasih batinnya.

" Aisyah kamu nggak makan? sini temani aku makan aku tidak biasa klo makan sendirian " ucap Wisman lagi ketika melihat Aisyah handak pergia dari meja makan.

" aku nanti saja makannya bareng ibu" jawab Aisyah

" tapi aku mau kamu temani aku makan " kata Wisman lagi seperti perintah

" baiklah " jawab Aisyah patuh kemudian duduk di depan suaminya.

"kamu tidak mau menuangkan nasi ke piring ku " ucap Wisman dan lagi lagi Aisyah ternganga karena biasanya dia akan marah jika di layani Aisyah karena sudah ada Iren yang selalu siaga.

" ayo tuang kan nasi ke piring ku " perintah Wisman dan Aisyah pun menuangkan nasi ke atas piring wisman beserta lauknya dan mereka pun makan dengan suasana diam.

" Aisyah sebaiknya kalo di dalam rumah kamu nggak usah memakai jilbabmu karena aku liat kamu sepertinya lebih cantik tampa jilbab itu " ucap Wisman di saat nasi di piringnya tinggal sesendok

"maaf mas aku nggak bisa karena ini aurat jadi aku harus jaga dari mata laki laki yang bukan muhrim" saut Aisyah.

" tapi apa kamu lupa klo aku ini suami kamu " balas Wisman.Asiyah menarik nafas agak dalam

" ya tapi aku belum terbiasa lagi pula di sini kadang ada anto dan juga satpam depan yang sering keluar masuk ke dalam rumah" saut Aisyah lagi dan Wisman pun memilih diam. karena bicara pada Aisyah hanya akan menimbulkan perdebatan.

Aisyah telah selesai menghabiskan makannya kemudian berdiri membawa piring ke tempat cucian piring untuk mencuci piring bekasnya dan Wisman makan sedang Wisman hanya memandang punggung Aisyah dari belakang.

"Aisyah ... " panggil Wisman yang tiba tiba sudah berdiri di belakang Aisyah.

" ya... " jawab Aisyah tanpa berani membalikkan tubuhnya

" mulai hari ini bisakan kita bersikap lebih bersahabat aku tau kamu pasti marah sama aku tapi bagaimanapun juga pernikahan kita itu sah di mata Tuhan "

" maksud kamu..?

" ya aku mau kamu bersikap baik sama aku jangan ketus seperti ini karena aku ini kan suami kamu " kata Wisman lagi

" kalau kamu memang suami aku kamu nggak akan menyakiti perasaan aku dengan berselingkuh sama mba Iren " kata Aisyah.

" aku nggak berselingkuh karena dia memang pacar aku, aku lebih dulu pacaran sama dia sebelum aku nikah sama kamu " jawab Wisman dengan nada sedikit meninggi

" klo begitu kamu egois jadi nggak usah berharap aku akan bersikap baik sama kamu " jawab Aisyah kemudian melangkah ke meja makan menyiapkan makan siang untuk ibu mertuanya. sedang Wisman memilih menjauh mengangkat telponnya yang berbunyi dan kemudian melangkah keluar meninggalkan kediamannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!