Semakin Dekat

Zifa memperhatikan interaksi Aninda dan Gibran dengan kening berkerut. Dia sangat heran melihat keakraban sepupunya dengan Gibran. Padahal waktu malam itu Aninda mengatakan kalo dia ngga pernah sekelas dan kenal nama aja saat ditanya tanya sama kak Debi.

Mereka sekelas? batin Zifa mulai mencerna. Menurut pengamatannya, Gibran yang dingin menjadi hangat ketika bersama Aninda. Apa karena lomba kelas ini mereka jadi akrab?

Bahkan Gibran terlihat sangat gembira dengan kemenangan Aninda bersama tim cerdas cermatnya. Sekarang mereka malah bergandengan, ngga tau mau kemana.

Zifa merasa iri. Perasaan itu hadir begitu saja. Padahal dia dan sepupunya yang lain sering bertemu Gibran di kafe, atau di club, atau di acara para crazy rich. Gibran dan teman temannya sangat sulit didekati. Tapi kini di depan matanya sendiri, Gibran dengan santainya menggandeng sepupunya. Pasti Aninda seperti mendapatkan durian runtuh. Dua teman Gibran pun mengikuti dari belakang.

"Gibran sama siapa tuh?" cetus Monik heran dengan manik mata membesar.

"Iya, sama siapa ya?" lanjut Rachel sambil memicingkan matanya memperhatikan cewe yang digandeng Gibran.

"Revi sama Mario juga ada," seru Lida dengan suara tertahan.

Ganteng gantengnya, batin Lida kesengsem.

"Itu sepupu kamu yang pintar, kan?" kaget Rachel setelah sempat melihat wajah Aninda sebelum berbalik.

"Aninda?" seru Monik mencoba memastikan. Tapi Gibran dan Aninda sudah berlalu pergi sambil bergandengan.

Bergandengan?

Monik sampai mengucek matanya. Ngga salah lihat kah dia?

"Mereka sekelas kayaknya," sambung Lida juga mengamati kepergian Revi dan Mario yang berada di belakang Gibran dan Aninda.

"Mungkin," batin Zifa dengan banyak pikiran di kepalanya. Dia jadi curiga kalo sepupunya punya hubungan dengan Gibran. Tapi kemudiam Zifa menggelengkan kepalanya, menyangkal.

"Ada pertandingan apa lagi sekarang?" tanya Zifa pada Rachel yang berdiri di sampingnya.

"Kaligrafi. Yuk kita lihat. Sepertinya sepupu kamu sama Gibran mau ke sana," kata Rachel sambil melangkah diikuti Lida, Monik dan Zifa.

Dan benar saja, Zifa melihat pemandangam langka.

Aninda sedang duduk di dekat Gibran dan ngga jauh dari situ ada Revi dan Mario. Mereka terlihat sangat akrab.

"Gibran yang dingin bisa ngobrol sambil tertawa ganteng gitu dengan Aninda," ucap Lida takjub.

"Mereka dulu satu SMP, kan?" tanya Rachel sambil menatap Zifa yang masih saja diam sambil terus memandang dengan sorot ngga percaya pada Aninda.

"Ya," jawab Zifa singkat.

"Revi sama Mario tampan banget juga ya. Kenapa kita ngga sekelas dengan mereka. Atau dengan Hexa, Anggara, Dio," sesal Lida.

Mereka.malah sekelas dengan Anye dan Kalia. Sangat menyebalkan melihat dua cewe sok modis itu. Padahal selama tiga tahun.

Baru kali ini Zifa melihat senyum lepas di wajah Aninda. Aninda terlihat sangat ceria. Biasanya Aninda seperti tertekan. Apalagi saat kumpul kumpul bersama keluarga besar mereka.

Zifa teringat teman kak Debi yang menyukai Gibran. Kak Reva yang sangat cantik dan seksi. Tanpa sadar Zifa menghembuskan nafaa panjang.

*

*

*

"Sepertinya kaligrafi Wahyu bagus," puji Revi membuat ketiganya menganggukkan kepalanya.

"Semoga kelas kita bisa juara juga," kata Mario dengan senyum lebarnya.

"Semoga," sahut Gibran sambil menoleh pada Aninda yang juga sedang menatapnya.

Rasanya di hati Aninda tumbuh berbagai bunga yang indah indah mendapatkan Gibran yang sedang menatapnya dengan lembut.

"Besok aku lomba basket. Kamu nonton ya," ucapnya lagi sambil menatap dalam ke manik mata Aninda.

"Iya," sahut Aninda dengan wajah merona.

"Jaga stamina kalian. Besok kita mungkin ngga punya waktu banyak untuk istirahat. Terutama kamu Rev," terang Gibran panjang lebar.

"Iya, semoga badanku fit. Hexa juga ikut basket juga, kan," sahut Revi sambil meregangkan tangannya ke atas.

"Kita pagi babak penyisihan. Karena ada delapan kelas, kita akan bertanding sampai besok kalo bisa sampai final," tambah Mario.

"Gue ada istirahat sejam buat tiduran. Lawannya masih ringan. Besok pagi gue ketemu Hexa, di final," jelas Revi santai. Dia dan Hexa sudah terbiasa untuk lomba seperti ini.

"Lo bisa kalahkan, Hexa?" cibir Mario sedikit meremehkan.

"Yah, lihat besok. Kita biasanya beda angka tipis," tukas Revi seakan mengeluh.

Gibran dan Mario tergelak. Aninda hanya tersenyum. Kemudian dia memfokuskan pandangannya pada Wahyu sampai kemudian Aninda tercekat ketika pandangannya membentur netra Zifa.

Zifa yang berada di seberangnya bersama teman temannya melambaikan tangannya dan Aninda reflek balas melambai pada Zifa.

"Siapa?" tanya.Gibran ketika melihat Aninda melambaikan tangannya.

"Hmm... itu sepupu aku," ucap Aninda memberitau.

"Ooo." Gibran manggut manggut.

"Kelas IPS tiga itu ya," cetus Mario.

"Iya."

"Enak juga ya, satu sekolah bisa bareng sepupu." Revi mengembangkan cengirannya.

Aninda hanya tersenyum.

"Katanya Debi yang kating juga sepupu kamu?" tanya Revi kepo.

"Iya." Dalam hati Aninda ngga nyangka mereka tau juga tentangnya. Walaupun hanya yang umum saja. Hatinya mulai ge er, Gibran mencari info tentangnya juga?

"Kok, kamu ngga pernah ikut sepupu kamu hang out?" tanya Mario sambil melirik Gibran yang masih menatap intens Aninda.

Tatap terus, hina Mario dalam hati.

Aninda hanya tersenyum tipis. Bingung mau memberikan jawaban. Kemudian memilih memfokuskan matanya pada Wahyu yang sedang mewarnai kaligrafinya dengan cat air.

Untung Mario ngga mendesaknya. Aninda sedikit meraaa lega.

"Basket akan menjadi penutup acara ini. Setelah itu akan diumumkan yang juara juara. Termasuk kaligrafi," tukas Gibran mengalihkan topik karena melihat Aninda yang merasa kurang nyaman dengan pertanyan Mario.

Dia pun memberikan kode agar Mario ngga bertanya lagi dan diangguki Mario tanpa setau Aninda.

"Besok mungkin sampai malam ya," kata Revi setengah mengambang.

"Kayaknya," balas Mario sambil melirik Gibran yang masih saja menatap Aninda yang fokus pada kaligrafi Wahyu.

"Bentar lagi selesai," kata Aninda sambil menolehkan kepalanya pada Gibran.

"Iya," sahut Gibran dengan mata terus menyorot dalam ke wajah cantik Aninda yang tersenyum padanya.

"Balik ke kelas nih," kata Revi berdiri begitu melihat lomba kaligrafi yang sudah selesai. Lomba penutup hari ini.

Tanpa ragu Gibran meraih tangan Aninda dan membuat jantung Aninda berdebar ngga menentu.

"Ayo, kita ke kelas," kata Gibran sambil menarik tangan Aninda dengan netra lembutnya. Aninda hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan bibir mengembangkan senyum manisnya.

Tanpa di sadari keduanya yang sudah melangkah ringan ke kelas, belasan pasang mata menatap iri.

"Gibran beneran udah move on?" tanya Revi sambil menaruh kedua tangannya di saku celananya sambil menatap kepergian keduanya.

"Mungkin. Tapi aku lebih suka Aninda dari pada Marsha," sahut Mario yang juga berposisi tangan sama dengan Revi. Kemudian keduanya pun tertawa pelan sambil melangkahkan kaki menyusul Gibran dan Aninda.

"Mereka udah jadian?" tanya Kirana sambil menoleh pada Vina.

"Entahlah," jawab Vina sambil mengangkat bahunya. Dia pun masih kaget melihat kedekatan Gibran dengan Aninda.

"Bukannya Gibran lagi LDR sama Marsha?" tanya Laras yang sedikit banyak tau juga gosip gosip tentang cowo sepopuler Gibran dan csnya.

"Udah putus, 'kali," cetus Vina santai sambil melangkahkan kakinya ke kelas mereka. IPA dua.

Mungkin juga, sih, batin Laras sambil mengikuti langkah Vina dan Kirana.

Sementara alis Zifa masih bertaut melihat kedekatan sepupunya dengan Gibran.

"Terlalu mencurigakan," gumamnya pelan.

"Emang," timpal Rachel yang membuat Zifa menoleh.

Denger loh, batin Zifa ngga nyangka.

"Tapi sepupu Lo juga cantik, kok. Cuma itu, agak cupu," komen Monika memberikan pendapatnya.

"Bosan kali Gibran dengan model cewe seperti Marsha," tambah Lida kemudian terkikik. Ketiga temannya pun ikut terkikik juga.

Terpopuler

Comments

Lenkzher Thea

Lenkzher Thea

Lanjut terus dan sukses, 👍❤

2022-03-16

2

Dewi Masitoh

Dewi Masitoh

♥️♥️♥️♥️♥️

2022-03-15

1

Lovallena (Lena Maria)

Lovallena (Lena Maria)

lanjut akak 🤩

2022-03-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!