18

Suasana kantor Actmedia pagi ini lebih sepi dari biasanya dikarenakan sebagian pegawai membantu persiapan ulang tahun Actmedia di salah satu hotel bintang lima kota Jogjakarta.

Sora merasa lebih bebas bekerja hari ini, sebab orang yang paling tidak ia sukai hari ini tidak ada di kantor. Nadia masuk dalam nama-nama karyawan yang menjadi panitia ulang tahun kantor dan artinya, Sora bisa berbuat semaunya tanpa mendapat komentar pedas.

Dapur kantor dilantai tiga juga lenggang siang ini, Sora menghabiskan waktu makan siangnya seorang diri. Laura yang biasa menemaninya terlalu banyak pekerjaan hingga sengaja melewatkan waktu makan siangnya.

"Kasiaaannya yang sendirian gak punya teman...,"

Sora mendengar suara seorang penindas lama dalam kehidupannya, ia menatap pria bertubuh tinggi dengan setelan hitam itu menyandarkan satu sisi tubuhnya di daun pintu.

"Ngapain kesini sih, Sky? pergi sanaaaa!" Usir Sora.

"Aku belum makan siang nih, mau minta kamu beliin makan siang." Sky menghampiri Sora dan duduk dikursi yang ada didepan Sora.

"Kau pikiri, kau itu siapa? seenaknya aja nyuruh-nyuruh aku!"

"Loh, kau lupa siapa pria ganteng ini? kenalin...," Sky mengulurkan tangannya. "Sanskara Sky, good boy and I'm a rich man."

"Cih!" Sora menampik tangan Sky, "Coba bilang kaya gitu di depan cewek, berani kamu?" tantang Sora.

"Gak ada waktu."

"Alesaaan...,"

"Mmm, temen pengajianmu kemarin masih kuliah?" tanya Sky ragu ragu.

Sora menghentikan aktivitas mulutnya yang sibuk mengunyah, matanya memicing dan bibirnya tersenyum menggoda pada Sky. Ia menggeser tempat makannya, melipat kedua tangannya diatas meja lalu mencondongkan badannya lebih dekat pada saudara kembarnya itu.

"Suka, ya?" Tebak Sora, ia mengangkat alisnya beberapa kali.

Sky mendorong keras kepala Sora, "Jangan mikir kejauhan!"

"Sakit tau!"

"Makanya mikir dulu kalau mau ngomong!"

"Hih!" Gerutu Sora, ia menjauhkan diri dari Sky. "Lebih tua setaun dari Mina, kerja ngurusin cafe papanya itu. Jomblo terhormat, menolak pacaran, kriteria suami harus sudah khatam Qur'an apalagi hafidz Qur'an jadi nilai plus."

"Kau ngomong apa sih, Ra?"

"Inget, dia nyari yang khatam Qur'an. Bukan yang khatam bukunya Timothy Ferriss, Peter Thiel, David Schwartz dan kawan-kawannya itu."

"Aku gak pernah baca itu, toh aku udan pintar berbisnis." Elak Sky.

"Huh! Kau pikir aku gak tau kalau kau suka diam-diam ambil buku-buku bisnisku?"

"Daripada nganggur di rak bukumu, kau yang baca juga gak bakal ngerti."

"Heh, aku nih pinter tau. Cuma gak keliatan aja."

"Hmmmhh, gini nih kalau kaleng biskuit dikasih nyawa." Sky berdiri meninggalkan Sora.

"Apa kau bilang!?" Sora hendak melempar Sky dengan botol air miliknya namun niatnya terhenti ketika melihat Nadia dan beberapa karyawan lain akan masuk ke dapur. Ngapain juga nih orang udah balik kantor! Gerutu Sora dalam hati.

Mereka menganggukkan kepala dan tersenyum menayapa Sky yang baru keluar meninggalkan dapur. Sora kembali duduk mencoba melanjutkan makan siangnya dan rekan kerjanya masuk mengisi kursi-kursi kosong yang ada didapur. Kecuali Nadia, ia memilih duduk di depan Sora.

"Kamu, punya hubungan apa sama pak Sky?" tanya Nadia.

"Gak ada." Jawab Sora.

Nadia duduk didepan Sora, menatap wanita yang sibuk mengunyah makanannya itu dengan tatapan curiga.

"Gosip kamu deket sama pengusaha-pengusaha kaya itu bener?" tanya Nadia.

"Maksud Kak Nadia, apa?"

Nadia mendekatkan dirinya pada Sora, "Kamu kasih harga berapa ke pak Sky?" bisik Nadia.

Mendengar bisikan Nadia, Sora langsung melempar kotak makannya ke wajah Nadia.

"Aaagrh! Gila kamu, ya!" Teriak Nadia, membuat pegawai lain menghampirinya.

"Kamu yang gila!!" Sora berdiri dan menunjuk Nadia.

"Sora, minta maaf aja. Jangan bikin panjang masalahnya." Pinta seseorang.

"Aku gak salah, kenapa harus minta maaf?" Tolak Sora.

"Tapi Mbak Nadia kan senior disini." Bujuk yang lain.

"Huh..." Sora hanya tersenyum masam.

Nadia berdiri menatap Sora, "Kamu bakal nyesel udah ngelakuin ini ke aku!" Ancam Nadia.

Sora mengambil botol air minum dan ponselnya dari atas meja, "Kalau kamu tahu siapa aku, kamu bakal nyesel udah tanya hal konyol itu tadi." Ujar Sora kemudian meninggalkan dapur.

"Haaaaarrrrgggh! Cewek sialan!" Teriak Nadia melampiaskan kekesalannya.

"Udah Mbak, udah..."

"Lihat aja, bakal ku kasih pelajaran dia!"

***

Matahari sudah tenggelam beberapa waktu lalu, langit gelap bertabur sedikit bintang membungkus kota Jogjakarta malam itu. Loby salah satu hotel bintang lima sedang sibuk-sibuknya menerima tamu-tamu bergaun indah, bersetelan mewah yang akan menghadiri ulang tahun Actmedia.

Suasana ballroom sudah sangat meriah, tamu undangan yang hadir sudah duduk memenuhi kursi-kursi yang telah disediakan panitia dan menikmati sambutan-sambutan dari para petinggi perusahaan.

Sky berdiri dibalik mimbar memberi sambutan, tak terlalu banyak sambutan yang ia berikan hanya sebuah ucapan terimakasih dan pemberian beberapa penghargaan pada para karyawan-karyawan teladan kemudian dilanjutkan dengan prosesi potong tumpeng sebagai pembuka acara makan malam.

Sejak acara di mulai, Sora selalu berada disamping Prany. Hal itu membuatnya kesal sekesal-kesalnya, sebab ia tak bisa mendekati dan berbincang dengan Almeer.

Makan malam dilakukan secara prasmanan diluar ballroom, untuk makan malam kali ini mereka memilih tema outdoor disekitar kolam renang.

"Pak Prany, itu ada perwakilan dari Yuruyuru Studio. Anda belum datang menyapa mereka dari tadi." Sora mencoba membujuk Prany untuk mendekati Almeer dan sekretarisnya yang baru selesai menikmati makan malam mereka.

"Ah, iya betul. Bagaimana aku bisa tidak melihat keberadaan mereka." Prany bergegas menghampiri Almeer.

"Selamat malam, Pak Almeer." Sapa Prany.

Almeer dan Yota berdiri menyalami Prany.

"Selamat malam, Pak Prany." Sahut Almeer, tak lupa ia memberikan senyuman pada wanita bergaun hitam yang ada disamping Prany.

"Maaf loh pak Almeer, saya baru sempat menyapa." Ujar Prany.

"Gak apa, Pak. Saya tahu kok, banyak tamu yang harus disapa." Balas Almeer.

Percakapan mereka berlanjut ringan. Sora memang tak ikut berbincang, namun cukup puas ia memandangi Almeer dari dekat.

"Selamat malam...,"

Senyum dibibir Sora hilang ketika Sky dan Aga datang menyapa Almeer. Mereka semua kembali berdiri mebalas sapaan Sky.

"Pak Sky...," Prany memberi senyum termanisnya mencari muka pada Sky namun ia terabaikan.

"Aku gak nyangka bisa ketemu teman lama disini." Kata Sky.

"Sebenarnya aku ragu apa kita pernah berteman." Balas Almeer dengan senyum khas miliknya.

Sky tersenyum masam, ia selalu kesal jika harus berbicara dengan Almeer.

"Bagaimanapun juga, terimakasih sudah mau menyapaku." Lanjut Almeer.

"Tentu, kau orang penting disini." Sky melirik Sora, "Jadi aku harus menyapamu."

Almeer ikut menatap Sora, kali ini sorot mata Almeer menyimpan sebuah keraguan, senyumannya juga menghilang seketika.

"Hei, kamu." Sky menatap Sora, "Bisa ambilkan aku minuman disana." Sky menunjuk tempat minuman yang ada diseberang kolam renang.

"Biar saya saja yang ambilkan, Pak." Kata Prany.

"Ooh, tidak Pak Prany. Biarkan dia saja, anda disini saja melanjutkan perbincangan." Tolak Sky. Ia kembali menatap Sora agar segera pergi.

Dengan kesal Sora pergi ke meja minuman. Banyak minuman disana, ia sengaja mengambilkan air mineral untuk Sky. Ia tahu, Sky sengaja ingin menjauhkannya dengan Almeer.

"Kumpul terus kan sama bos-bos kaya?"

Seseorang yang paling ingin Sora hindari datang dengan kalimat tidak mengenakkan. Ia tak mau meladeninya dan memilih langsung kembali ke tempatnya.

Namun tiba-tiba....

BYUUUUUUR

Nadia dengan sengaja mendorong Sora masuk ke dalam kolam renang.

"Sora!"

Almeer yang pertama kali menayadari itu Sora langsung menjatuhkan gelas ditangannya, Ia segera berlari dan masuk ke dalam kolam renang membantu Sora yang sedang berusaha sekuat tenaga untuk tidak tenggelam.

Sky dan Aga yang baru menyadari juga langsung menghampiri Kolam renang. Kini tepian kolam renang penuh dengan tamu undangan pesta.

Sedangkan Almeer sudah mendapatkan tubuh Sora, ia membawa ke tepi kolam renang. Sky dan Aga tak membuang waktu untuk segera membantu Almeer.

Tubuh wanita yang telah hilang kesadaran itu di rebahkan ditepi kolam renang.

"Ra, Ra!"

Sky menepuk-nepuk pipi Sora untuk mengembalikan kesadaran Sora. Ia memeriksa nafas Sora, sedangkan Aga memeriksa denyut nadi dari pergelangan tangan Sora.

Sky segera melakukan CPR pada Sora, 30 kali tekanan masih tidak mengembalikan kesadaran Sora.

"Ayo, Ra! Bangun...." Pintanya dengan nafas tersenggal-senggal.

Aga sibuk memanggil ambulans, Almeer hanya bisa menatap Sora dengan khawatir.

Sky memberikan nafas buatan pada Sora, baru beberapa kali Sky melakukannya. Terdengar sedakan air keluar dari mulut Sora.

"Uhuk uhuk!!"

Semua orang bernafas lega mendapati Sora tersadar. Sora berusaha menarik nafas kuat-kuat, tangannya bergetar hebat.

"Ra, kamu selamat, Ra." Ujar Sky, ia membantu Sora untuk duduk.

Sora membuka matanya, nafasnya tertahan dan sesaat kemudian tangisnya pecah.

"Sky...., aku takuuut..."

Sky langsung memeluk tubuh Sora yang bergetar hebat. "Tenang, Ra. Kamu udah selamat, kendalikan—"

Belum sempat Sky menyelesaikan kalimatnya, tubuh Sora sudah terjatuh lemas, wanita itu kembali tak sadarkan diri.

"Ra, Sora!!" Teriak Sky.

"Eh, Apa-apaan sih ini?"

Terjadi keributan tak jauh dibelakang Sky. Mita dan Aura sedang menahan tubuh Nadia.

"Dia yang mendorong Nona Sora ke dalam kolam, Tuan muda." Ujar Aura.

"Nona?" Nadia mengulang kalimat panggilan untuk Sora.

Sky mengangkat tubuh Sora, "Jika terjadi apa-apa dengan adikku, ku pastikan hidupmu tidak akan tenang." Ancam Sky kemudian bergegas membawa Sora pergi.

"Adik?"

Bukan hanya Nadia yang dibuat terkejut dengan kalimat Sky, namun pegawai dan juga tamu undangan ikut dibuat terkejut. Semua pegawai yang melihat kejadian itu berubah panik, meratapi penyesalan mereka yang bersikap tidak baik pada Sora.

Walau semua orang sudah bergerak pergi meninggalkan kolam renang, Almeer masih terdiam berdiri ditepi kolam renang menatapi jalan tempat Sky membawa Sora pergi.

"Mas Almeer...," Yota memberikan sebuah handuk pada Almeer.

"Makasih, Ta." Almeer mengusap muka dan rambutnya dengan handuk itu.

"Mas gak ikutan pergi? Mas kelihatan khawatir banget."

Almeer tersenyum menatap Yota kemudian menggeleng. "Kita pulang aja, Ta."

Yota mengangguk dan keduanya pergi meninggalkan area kolam renang.

-Bersambung-

.

.

.

.

.

Jangan lupa sebelum beralih tekan LIKE, ketik KOMENTAR, kembali ke halaman sampul buat KASIH BINTANG LIMA dan VOTE novel ini ya.

Terimakasih dukungannya.

Terpopuler

Comments

Mak sulis

Mak sulis

Nadia pengapesanmu datang..apa yg kau tuai bakal kau tanam..hidupmu gak bakal tenang setelah ini

2025-04-16

0

Mak sulis

Mak sulis

Almeer sudah tau nggak kalo Sora adik Sky?

2025-04-16

0

erenn_na

erenn_na

tamat, kowe

2025-03-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!