**Assalamu'alaikum, Mohon maaf lahir dan batin.
Sebelumnya Iko mau sampaikan, bagi yang benar-benar membaca novel aiko wajib tinggalkan like dan komentar di novel ini ya. Dan Jika mau gabung ke Grub Chat Aiko bisa langsung pencet grub yg ada di profil Aiko dan isi jawaban dari pertanyaan yang sudah ku letakkan di pengumuman bab terakhir Novel Senja dan SPK.
Tidak semua yang masuk aiko acc, hanya yang benar-benar pembaca novel aiko saja. Jadi kalian harus tinggalkan jejak di kolom komentar ya biar bisa masuk GC dan jawab pertanyaan dengan benar ya.
Terimakasih dan Selamat membaca**.
***
Pulang dari pesantren Darul Hikmah, Sora terjebak kemacetan yang membuat Aga memutuskan untuk langsung pergi ke rumah Marko yang malam itu sedang menggelar acara makan malam perpisahan.
Marko yang sudah pensiun dari pekerjaannya memutuskan untuk pindah ke Jogja, agar Zia istrinya bisa lebih dekat jika mengunjungi orangtuanya yang sudah renta. Selain itu, ia juga ingin mengawasi kantor cabang Actmedia di Jogja yang saat ini perkembangannya semakin baik.
"Kamu ikut ke Jogja, Ga?" tanya Sora memecah keheningan di dalam mobil.
"Jika saya pergi, bagaimana dengan tuan muda, Nona?" Jawab Aga, pandangannya tetap lurus ke depan.
"Huh!" Sora mendengus kesal, "Kalian selalu membuatku iri." Keluh Sora dan Aga hanya diam tak memberi tanggapan.
"Aku kesal kenapa kamu dulu memilih mendampingi Sky daripada aku! Seharusnya kamu pilih aku, tau!" Ujar Sora.
"Maafkan saya, Nona." Ucap Aga, tentunya itu bukan ucapan permintamaafannya yang pertama kali.
Sora tak meberikan tanggapan, membuat keadaan kembali sunyi.
Lama menyusuri jalanan ibukota yang sangat padat, akhirnya Sora tiba juga di rumah Marko walau memang terlambat.
"Kalian kencan ya sampai telat banget datangnya?" tanya seorang pria paruh baya yang terlihat masih gagah ketika melihat Sora dan Aga masuk ke ruang makan. "Abis dari KUA, ya?"
"Apaan sih Oom Marko!" Dengan wajah cemberutnya Sora mencium punggung tangan Marko, dan berganti menghampiri Zia yang sudah duduk di kursi meja makan.
"Maaf, tuan. Jalanan sedang padat tadi." Aga memberi penjelasan.
Marko mengangguk sambil menepuk punggung Aga, "Udah ayo cepat duduk, kamu pasti sudah lapar."
Aga mengangguk dan mengambil duduk di kursi kosong yang ada disamping Sky. Tak lupa ia menyapa Langit dan Senja yang juga sudah duduk di kursi meja makan.
"Berarti di Jakarta tinggal Aku aja nih, kalian ninggalin aku semua." Keluh Langit.
"Yaelah, Lang. Kamu pikir kita kita ini cinta sejati yang bakal sehidup semati. Dari orok sampai tua kita barengan terus." Sahut Marko sambil duduk.
"Sebenarnya Nada gak mau ikut pindah ke Jogja, Oom. Ntar gak bisa ketemu ama kak Sky." Seorang gadis yang masih baru beranjak dewasa mengerling genit pada Sky.
"Ku lempar piring mau?" Sentak Sky.
"Papaaa, anakmu terancam....," Gadis bernama Nada itu meminta bantuan Marko, bukannya mendapat bantuan malah mendapat gelak tawa.
"Nada, udah jangan godain kak Sky terus." Ujar Zia, memperingatkan putri satu-satunya itu.
"Udah, ayoo mulai makannya. Badanku bisa kurus nih kalau telat makan walau sedetik aja." Ujar Marko.
mereka semua mulai mengisi piring mereka dengan nasi dan lauk pauk yang sudah disediakan diatas meja makan.
"Ada benarnya juga kita pindah ke Jogja, Nada bisa berhenti godain Sky, biar cewek-cewek pada gak takut deketin dia." Kata Marko.
"Ih, ada Nada apa enggak juga mana ada cewek yang mau deketin dia." Sahut Sora, "Dia kan maunya cuma ama Aga, doang. Homo kali mereka!"
Cetusan Sora mendapat lirikan tajam dari Sky dan Aga, bukannya takut Sora malah balik mengejek mereka.
"Udaaah, gak usah mulai deh." Senja mengingatkan Sora dan Sky.
Sora kembali menatap piringnya.
"Sebenarnya aku pengen banget Aga isi jabatan di kantor Jogja, Ko." Ujar Langit tiba-tiba.
"Tanyain aja anaknya, mau apa enggak pisah ama Sky?" Jawab Marko.
Langit menatap Aga, sedang Aga menatap Sky.
"Jangan, Pa! Nanti siapa yang bantuin Sky disini?" Protes Sky.
"Pa! Sora aja yang ke Jogja!" Sahut Sora.
"Uhuk-uhuk!" Sky langsung tersedak mendengar permintaan Sora.
"Hati-hati, Sky...," Senja memberikan segelas air putih pada Sky.
Sky langsung meneguknya lalu menatap Sora, "Emang kamu tahu urusan perusahaan?" tanya Sky.
"Kamu lupa aku lulusan Harvard Business School?" tanya Sora.
Sky menyebikkan bibirnya, "Jauh-jauh ke Amerika ngakunya kuliah, tapi disana cuma pacaran ama bule bule! Ilmu gak dapet, pengalaman sakit hati dibanyakin!"
"Diem kamu!" Sentak Sora kemudian balik menatap papanya, "Boleh ya, Pa." Pinta Sora.
Langit menatap istrinya, meminta persetujuan. "Gimana, Ma?" tanya Langit.
"Jangan, Pa! Bisa hancur kantor cabang Jogja kalau Sora yang pegang. Pengalaman kerja aja dia gak punya." Tolak Sky.
"Maaa...," Rengek Sora pada Senja.
"Sky benar, Sayang. Kalau kamu mau kerja, kamu harus mulai dari awal dulu." Kata Senja.
"Suruh aja jadi OB." Cetus Sky.
"Gila aja! Aku cantik-cantik gini dijadiin OB." Protes Sora.
"Jadi sekretaris aja deh, Ra." Kata Marko, "Cocok tuh sambil belajar."
"Gitu juga boleh." Sahut Langit, "Jadi Sekretaris dulu aja ya, sayang." Bujuk Langit.
"Gak apa deh, pokoknya ke Jogja." Ujar Sora semangat.
"Semangat banget kamu mau kesana, ada apa?" tanya Senja curiga.
"Gak apa, Ma. Pengen aja cari pengalaman." Jawab Sora masih dengan senyumnya yang mengembang.
"Kerja yang rajin, ntar kalo dah pinter Oom nikahin ama Aga." Goda Marko.
"Diiih, sapa yang mau sama dia? Bisa garing rumah tanggaku Oom." Sora melirik Aga yang cuek dan dengan santainya melahap makan malamnya.
"Yang ada Aga bakal susah hidup sama kamu, Ra." Kata Sky.
Aga memilih untuk diam dan tak mau terlibat dalam pertikaian antara saudara kembar itu.
Pernah dengar kisah tentang malaikat yang tidak pernah tersenyum setelah melihat neraka? itu malaikat Mikail. Mungkin juga karena nama Mikail tersemat dalam nama Aga membuat pria berusia 28 tahun itu mempunyai wajah dingin, tegas dan selalu serius, siapapun yang dekat dengannya tak pernah menjumpai senyum di bibirnya, kecuali senyum mengejek yang lebih sering dijumpai orang lain.
Mikail Tyaga,
Saat usianya masih tujuh tahun, Marko menemukan dia dalam keadaan yang tak terawat ditepi jalan dipeluk jenazah ayahnya. Miris, karena kelaparan dan tak ada orang yang peduli membuat Aga harus kehilangan satu-satunya keluarga yang dimilikinya. Sebab itulah Marko dan Zia memutuskan untuk mengangkat anak.
Diluar dugaan, Aga seorang anak yang pintar dan tegas. Marko hanya perlu mengajari apapun sekali saja dan Aga pasti bisa melakukannya. Selama ini, apapun bisa dilakukan Aga, walau pernah gagal tapi dia akan segera memperbaikinya dan tidak akan membuat kesalahan untuk kedua kalinya.
"Kayanya kamu ikut ke Jogja aja deh, Ga." Kata Marko, membuat Aga mengangkat kepalanya.
"Lah, kok gitu?" Sky yang protes dengan permintaan Marko.
"Aku juga setuju banget." Tandas Langit, "Isi jabatan Direktur disana, Ga. Dia kan udah mau selesai masa jabatannya, aku khawatir kalau ambil orang baru lagi harus mulai dari awal lagi. Mendingan kamu aja deh, Ga."
Kali ini Aga menatap Marko dan Zia, kedua orangtua angkatnya itu terlihat berharap Aga mengikuti kemauan Langit kemudian balik menatap Sky.
"Yaudah, Ga. Terima aja. Demi perusahaan." Kata Sky. "Naik jabatan. Jangan lupa traktir." Goda Sky.
"Yey! Kak Aga ikut ke Jogja." Teriak Nada kegirangan.
"Tapi saya harus selesaikan pekerjaan disini, baru saya menyusul ke Jogja." Kata Aga.
"Iya, gak masalah. Toh direktur lama juga masih beberapa minggu lagi habis masa jabatannya." Ujar Langit.
Percakapan di meja makan beralanjut dengan obrolan ringan. Sora sudah tidak peduli lagi dengan percakapan orang-orang disana. Yang terpenting ia mendapat ijin orangtuanya untuk tinggal di Jogja.
Bagaimana dengan pekerjaannya nanti di Jogja, itu urusan nanti. Pekerjaan itu hanya alibi, toh dia bisa berbuat semaunya di perusahaan dan mana ada yang berani menentang dia nanti.
***
Sepekan sudah berlalu, kali ini Sora sedang duduk di sebuah bangku VIP pesawat menuju ke Jogjakarta bersama dengan Aga juga dua pengawal pribadinya, Mita dan Aura. Walau sedang duduk berdampingan, Sora dan Aga sama-sama menyibukkan diri sendiri. Aga sibuk membaca majalah bisnis, sedangkan Sora memilih mendengarkan musik.
Perjalanan Jakarta Jogja yang memakan waktu satu jam lebih itu berakhir sudah, pesawat landing dengan sempurna di bandara internasional Adisutjipto kota Jogjakarta.
Bunyi ketukan sepatu wanita yang mempunyai paras cantik, rambut panjang bergelombang, kacamata hitam membingkai mata indahnya itu cukup membuat beberapa orang mengalihkan padangan padanya.
Dengan mengenakan blouse biru tanpa lengan dan rok hitam selutut juga tas milik brand ternama cukup membuatnya percaya diri mendapatkan perhatian orang-orang sekitarnya.
Seorang pria bertubuh tinggi dengan wajah dingin dan dua orang wanita yang memakai setelan jas hitam membuat siapa saja bisa menduga jika wanita itu tidak mudah untuk didekati.
"Nona Mina ikut datang ke bandara menjemput anda, Nona." Ujar Aga. "Anda bisa pergi menemuinya terlebih dulu, saya akan menunggu koper anda."
"Ya iyalah, memang udah tugasmu itu." Kata Sora sambil berlalu mendahului langkah Aga yang mulai melambat.
Sora didampingi dua pengawalnya langsung menuju ke pintu keluar. Tak banyak orang di pintu keluar VIP membuat Sora langsung bisa menemukan adiknya. Gadis cantik dan imut berkerudung lebar itu mengangkat tangannya tinggi-tinggi dengan wajah berseri-seri senang membuat Sora segera mendatangi dan memeluknya. Keduanya saling berpelukan melepas rindu.
"Apa kabar, Dek?" tanya Sora setelah melepas pelukannya dari tubuh Mina.
"Baik, Kak. Aku seneng banget Kak Sora ke Jogja. Aku punya temen." Ujar Mina.
Sora terkekeh kecil, "Aku lagi mau menyelesaikan sebuah misi disini, Dek." Jawab Sora.
Mina mengernyit, "Misi apa, Kak?"
"Ada deeeeh." Sora membuka kacamatanya dan mengerlingkan matanya. "Mobilnya mana, Dek?" tanya Sora.
Mina menunjuk salah satu mobil yang terparkir tak jauh didepan pintu keluar VIP.
"Ayok buruan." Ajak Sora, merangkul adiknya mengajak pergi.
"Loh, tapi kan kak Sora datang sama kak Aga. Gak nunggu kak Aga dulu, kak?" tanya Mina.
"Biarin, di tinggal juga dia bakal bisa pulang sendiri." Kata Sora.
"Janganlah, Mbak. Kasihan kak Aga." Mina menahan langkah Sora.
Sora menatap adiknya, "Mina ..., gak usah sibuk ngurusin dia. Oke?"
"Kaaaak ....,"
Sora menggeleng, "Udah. Ayo balik!" Tegas Sora.
Mina menghela nafas panjang dan kembali mengikuti langkah Sora. Sesekali ia menatap ke belakang berharap Aga cepat menyusul. Namun, hingga mereka masuk ke dalam mobil ia tak juga mendapati Aga keluar juga. Dan jadilah mereka pergi tanpa Aga.
-Bersambung-
.
.
.
.
.
Jangan lupa sebelum beralik tekan LIKE, ketik KOMENTAR, kembali ke halaman sampul buat KASIH BINTANG LIMA dan VOTE novel ini ya.
Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Sri Surya
suaminya mbk Zahra Kanaya...habis baca ulang almeer lanjut baca aga..download lagi si hijau..kangan agaaaa
2025-01-02
0
erenn_na
hadeeee songong bgt nih sorang hemm
2025-03-02
0
erenn_na
mas Agaaaaa🥰
2025-03-02
0