Bara Dan Arum
Sambara Ganendra Giandra nama lengkap pria tampan berusia 28 tahun, putra dari Daniswara Ghani Giandra dan Alexandra Georgina Cabbot, cucu dari Abimanyu Giandra dan Adara Utari. Bara adalah panggilannya memiliki seorang adik perempuan bernama Danisha Gayatri Giandra yang baru saja menikah dengan Iwan Aradhana.
Bara sendiri lebih memilih profesi sebagai seorang fotografer flora dan fauna dibandingkan mengambil alih perusahaan milik Ogannya, Abi. Sejak awal, pria tampan itu memilih untuk kuliah di Royal Arts yang merupakan almamater Yuna Pratomo Blair, besan sang Daddy.
Jiwa seni dan artistiknya yang tercurah di karya-karyanya, membuat pihak National Geographic tertarik menggunakan jasanya dan ternyata sudah sepuluh tahun Bara bekerja dengan pihak NG. Sudah tidak terhitung berapa banyak penghargaan yang diperoleh Bara di berbagai lomba foto.
Hampir semua negara sudah Bara kunjungi dan tak heran jika Ghani sedikit khawatir dengan anak Sulungnya membuatnya teringat ketika tetap kekeuh menjadi detektif bahkan beberapa kali terkena tembak dan ada yang nyaris merenggut nyawanya. Namun putranya benar-benar fotokopi dirinya yang keras kepala.
Sekarang Bara terbang ke Bali untuk memotret jalak Bali di habitatnya dan penangkaran penyu serta beberapa binatang lainnya untuk dimasukkan ke dalam katalog National Geographic bulan Desember.
Sesampainya di bandara Ngurah Rai, dia bertemu dengan beberapa koleganya dan mereka pun menuju tempat penginapan yang sudah disiapkan dan disediakan oleh pihak NG.
Menurut rencana, mereka semua akan berada di Bali selama dua Minggu. Dan Bara sangat menikmati bekerja seperti ini, bebas tanpa terikat waktu seperti layaknya orang kantoran hanya dikejar deadline. Meskipun Bara bukan cucu kandung dari Yuna Pratomo, namun semua minat di bidang seni dan art, dia persis dengan singa betina Pratomo itu.
Hanya saja, Bara tidak sesavage cucu kandung Yuna, Kaia Blair O'Grady. Bara masih kalem jika dibandingkan dengan adik sepupunya itu. Seperti halnya keluarga besarnya, Bara pun mampu bela diri dan menembak. Bara memilih bela diri Eskrima dan pencak silat sebagai bela dirinya seperti sang mama.
Meskipun dirinya tidak mengalir darah klan Pratomo, namun karena Tantenya Rhea menikah dengan Duncan Blair, mau tidak mau dirinya otomatis ikut klan yang terkenal pengusaha dingin. Memang rata-rata para keturunan Pratomo dikenal dingin dan kejam namun jujur dalam berbisnis tapi jangan harap akan menemukan itu jika semua keluarga besar berkumpul. Tidak ada jaim karena yang ada adalah kegesrekan diantara mereka.
Bara sangat bersyukur lahir di keluarga yang harmonis dan guyub saling menyayangi dan menghormati satu sama lain.
***
"Bara, jadinya kita pulang besok?" tanya Daniel, perwakilan dari National Geographic.
"Jadilah! Sudah pesan helikopter kan?" sahut Bara sambil memasukkan kamera dan peralatan lainnya ke dalam tas ranselnya. Hari ini memang hari terakhir mereka di Denpasar.
"Mau ikut bro? Kita ke bar. Hari terakhir di Bali man!" ajak Daniel.
"Sorry bro. Aku mau istirahat, telpon kedua orangtuaku dan adikku" tolak Bara halus. Bukan Bara tidak pernah minum tapi hari ini dia sedang tidak ingin minum.
"Kamu memang family man" kekeh Daniel yang berkebangsaan Amerika.
Bara hanya tersenyum. "Duluan bro!" pamit Daniel.
"Jangan mabok D!" teriak Bara.
Bara lalu melakukan panggilan zoom ke kedua orangtuanya dan Danisha.
"Assalamualaikum Boy" sapa Ghani yang berada di ruang kerjanya di NYPD.
"Assalamualaikum anak Lanang" goda Alexandra di ruangannya.
"Wa'alaikum salam, papa, mama."
"Nisha belum nyambung ya?" tanya Ghani.
"Bikin cucu buat papa paling" cengir Bara.
"Apaan ih mas Bara nih!" sahut Danisha. "Assalamualaikum papa, mama."
"Assalamualaikum semua" sapa Iwan.
Wa'alaikum salam" sapa ketiganya.
"Mas Bara jadi pulang besok?" tanya Danisha.
"Insyaallah jadi dik" jawab Bara.
"Naik apa Ra?" tanya Ghani.
"Helikopter pa, sudah disiapkan pihak NG."
Alexandra dan Danisha tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak enak.
"Mas, pulang naik pesawat komersil saja gimana?" bujuk Danisha.
"Nggak papa dik, mas Bara sudah biasa naik helikopter."
"Iya, Ra. Naik pesawat komersil saja" timbrung Alexandra.
"It's okay Ma. Tenang saja" senyum Bara.
"Besok berapa orang Ra?" tanya Ghani.
"Aku, Daniel dan Henry plus pilot Rahmat."
"Ya udah, hati-hati saja."
"Iya pa."
***
Bara sudah siap dengan semua bawaannya, begitu juga Daniel dan Henry. Kini mereka naik mobil yang akan mengantarkan mereka ke bandara Ngurah Rai tempat helikopter yang akan mengantarkan mereka ke Jakarta.
Bara melihat langit yang cerah dan tersenyum. Bismillahirrahmanirrahim. Semoga perjalanan kami lancar dan selamat sampai Jakarta.
"Sudah siap semua?" tanya Rahmat si pilot.
"Kita nanti lewat jalur mana?" tanya Bara.
"Selatan lewat pantai-pantai indah jadi bisa sekalian dipotret."
Bara mengangguk.
Ketiganya pun naik helikopter dan Rahmat pun menyalakan mesin helikopternya dan Bara merasakan dirinya terangkat.
"Bye Bali!" seru Daniel.
***
Arya yang bagian menjemput Bara merasa bingung kenapa kakaknya tidak sampai-sampai. Akhirnya dia menghubungi pihak bandara baik Soekarno Hatta dan Ngurah Rai serta Juanda namun kabar yang didapatnya membuatnya lemas.
Dengan tangan gemetar, dia menelpon papanya Gozali.
"Pa, Mas Bara kecelakaan" ucapnya dengan nada bergetar menahan tangis.
***
Praaannggg!
Gelas yang dipegang Danisha tiba-tiba terjatuh dan pecah. Astaghfirullah Al Adzim. Apa ini Ya Allah.
Mas Bara!
***
Ghani dan Alexandra baru saja selesai sholat tahajud ketika suara ponsel pria itu berbunyi. Terdapat nama 'Gozali' di layar.
"Assalamualaikum Goz. Ada apa?" tanya Ghani.
"Wa'alaikum salam. G, maaf menelpon mu dengan kabar tidak enak" ucap Gozali dengan nada bergetar.
"Apa itu Goz? Arya bikin ulah lagi?"
"Bukan, G. Bara kecelakaan."
Brugh!
"Lexaaaa!"
***
Danisha pun jatuh pingsan ketika Arya memberi kabar bahwa helikopter yang digunakan oleh Bara hilang di pantai selatan.
Iwan yang ditelpon oleh Yuri, bergegas menuju kantor pusat dan betapa terkejutnya ketika mendengar kakak iparnya mengalami kecelakaan dan helikopternya jatuh di pantai selatan.
"Apa kamu yakin Ya?" tanya Iwan.
"Yakin Wan! Ini aku dan papa akan segera ke Malang dan mulai mencari mas Bara. Danisha gimana?"
"Masih pingsan Ya. Ini aku lagi membawanya ke rumah sakit."
***
Rhea dan Kaia menjerit histeris ketika mendengar berita keponakan dan sepupunya mengalami kecelakaan dan belum ditemukan.
Duncan dan Rhett segera menghubungi Jaehyun dan Sofyan untuk membantu Gozali dan Arya karena Ghani, Alexandra dan Levi baru sampai lusa.
Abian dan Bryan pun berusaha mencari sinyal dari helikopter Bara dengan meminta kode kepada pihak bandara Ngurah Rai dan penyedia jasa sewa helikopter.
Arjuna dan Elang akan terbang bersama Aidan dari London untuk membantu pencarian sepupu mereka sedangkan para sepupu yang lain diminta stay jika dibutuhkan baru diminta terbang ke Indonesia.
Alexandra tak henti-hentinya menangis. Kamu dimana nak?
Jangan ditanya bagaimana hati Ghani. Hancur, rasanya nyawanya hilang separuh mendengar putra kesayangannya mengalami kecelakaan dan hilang. Boy, pulanglah. Kita berdebat lagi. Selamat ya Bara, papa nggak tahu sanggup atau tidak mendapatkan kenyataan ini. Ghani pun menangis bersama dengan Alexandra.
***
Yuhuuu Launching Bara yaaaa
Maaf kalau diluar ekspektasi.
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Murti Puji Lestari
duh mbak ternyata banyak irisan bajernya...
2024-06-08
1
🥰Siti Hindun
Baru awal dah dibikin nangis🥺
2024-01-19
2
Ita Xiaomi
Aku ikut nangis ini. Ngak kebayang rasanya.
2023-12-27
1