"Andai saya masih memiliki anak laki laki yang belum menikah saya ingin menjodohkannya dengan nak Ratih" ucap Fatma berandai.
"Ibu ini ada ada ajah, siapa orang yang mau dengan gadis kampung seperti saya ini yang cuma bisa bekerja di ladang" Ratih merendah.
"Boleh saya tinggal di sini selama beberapa hari?"
Fatma bertanya ragu, takut takut kalau Ratih dan ibunya keberatan.
"Kenapa tidak bu, kami sangat senang, tapi apa keluarga ibu tidak mencemaskan keberadaan ibu sekarang" Lidia menimpali.
"Apakah di rumah ini ada telfon? biar besok saya mengabari mereka" tanya Fatma
"Ada bu, kalau ibu mau mengabari keluarga ibu sekarang juga bisa, takutnya mereka mencemaskan keselamatan ibu, lebih baik di kabari secepatnya agar mereka tidak terlalu khawatir"
Lidia menawari Fatma untuk mengabari keluarganya secepatnya.
Lidia takut kalau keluarga Fatma khawatir akan keselamatannya.
"Biar besok saja saya menghubungi mereka, biar malam ini mereka cemas memikirkan dimana saya berada" ucap Fatma sambil tersenyum licik.
Pagi hari menjelang, Lidia sudah selesai menyiapkan sarapan di atas meja makan, hari ini Lidia membuat nasi goreng dan telur ceplok.
"Pagi ibu ku sayang," muah muah Ratih menghampiri ibunya mencium kedua pipinya.
"Waaaaah baunya sungguh membuat perut ku lapar hehe" gaya Ratih sambil memegang perutnya dan menepuk nepuknya pelan.
"Coba lihat apakah bu Fatma sudah bangun atau belum, ajak sekalian untuk sarapan bareng kita"
"Baik bu" Ratih langsung bergegas menuju kamar tamu yang di tempati oleh Fatma.
tok tok tok
"Bu, apakah sudah bangun, mari kita sarapan bersama" tak lama kemudian pintu pun di buka, Fatma sudah rapi sekali.
"Baiklah, ayo kita sarapan, jangan biarkan ibumu menunggu" Fatma mengusap kepala Ratih.
Sesampainya di meja makan mereka duduk di kursi masing masing.
"Maaf bu sarapan seadanya" ucap Lidia memberikan piring kepada Fatma.
"Seadanya juga ada jadi kita harus mensukuri makanan yang ada" balas Fatma mengusap tangan Lidia.
"Nanti setelah selesai makan maukah nak Ratih mengajakku berkeliling desa, melihat tempat tempat yang menarik" pinta Fatma pada Ratih.
"Baik bu, tapi sebelum itu ibu harus menghubungi keluarga ibu dahulu, takutnya mereka khawatir, karena dari kemarin bu Fatma tak memberi kabar pada mereka" ucap Ratih mengingatkan.
"Iya iya nanti saya akan menghubungi mereka"
Setelah selesai makan Fatma langsung menelfon suaminya.
tuuuut tuuuut tuuuut
Tersambung tapi masih belum ada yang menjawab, Fatma mencobanya lagi dan ternyata yang ke dua kalinya langsung di angkat oleh seseorang di sebrang sana.
"Hallo,! dengan siapa disana?" kata suara laki laki di sebrang sana.
"Hallo pah, ini mamah" jawab Fatma.
"Mah kamu dimana, kami semua cemas kamu tak pulang semalaman, apa terjadi sesuatu pada mu, bilang sama papah sekarang, biar papah jemput kamu saat ini juga"
laki laki di sebrang telfon tersebut menghujani Fatma dengan berbagai macam pertanyaan saking khawatirnya dengan ke adaan Fatma.
"Aku tersesat pah saat sedang asik berjalan santai sambil menikmati pemandangan, tapi untungnya ada seorang gadis yang cantik jelita yang menolong ku, aku di bawa ke rumahnya untuk beristirahat, tapi aku belum mau pulang pah, aku masih mau disini, gadis itu janji akan membawaku jalan jalan keliling desanya melihat pemandangan, mungkin besok papah baru jemput mamah yah pah"
jelas Fatma panjang lebar di telfon dengan suara manja dengan laki laki di sebrang sana yang di panggil papah oleh Fatma.
krik krik
(uathor ajah gak pernah manja manja sama suami author🥺)
Mungkin dia suaminya, fikir ibu dan anak itu tercengang melihat Fatma berbicara di telfon dengan nada manja.
"Ya sudah, sekarang kamu berada di desa apa biar besok pagi aku jemput kamu disana sekalian papah bersilahturahmi dan berterima kasih pada mereka yangbsudah menolong mu" sambung laki laki tersebut.
"Aku berada di desa X, rumah ibu Lidia anaknya bernama Ratih semua orang di desa ini tahu nama itu ko pah" jawabnya.
"Baiklah kamu jaga diri baik baik, main jangan terlalu cape nanti sakit, besok papah jemput" ucap laki laki itu mengingatkan istrinya seperti mengingatkan seorang anak kecil.
"Baik pah, oh iya jangan lupa papah belikan brownis panggang yah, cari di jalan pasti ada yang jual tanya sama Laras dia pasti tau, bye pah sampai jumpa besok muah muah" jawab Fatma manja dan sambungan itu pun langsung di tutup olehnya.
Ratih dan Lidia masih tercengang, mereka menggeleng berjamaah tidak percaya dengan obrolan dua sejoli itu di telfon,
bagaikan sedang terpisah jauh dan lama sekali belum bertemu dengan pasangan kekasihnya.
(author juga ikut geleng geleng berjamaah ini bareng Ratih dan Lidia 😂)
"Maaf kalau saya sedikit lebay hehe" Fatma tampak kikuk setelah menutup telfon.
dia memang selalu tak bisa mengendalikan diri kalau sudah mengobrol bersama dengan suaminya.
Fatma memang istri yang sangat manja pada suaminya, segala sesuatu yang Fatma inginkan pasti suaminya turuti.
"Tak apa bu saya memakluminya" kata Lidia tersenyum canggung.
"Oh iya katanya nak Ratih janji mau menemani saya jalan jalan keliling desa melihat pemandangan"
Fatma mengalihkan pembicaraan mangusir kecanggungan di antera mereka akibat drama dadakan yang ia tayangkan.
"Ah iya kalau begitu aku ambil tas dan kunci motor dulu di kamar yah bu" jawab Ratih sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Fatma dan Ratih jalan jalan mengelilingi desa dengan menggunakan motor.
Ratih juga mengajaknya pergi ke kota untuk melihat lihat berbagai macam pernak pernik hiasan yang berasal dari daerahnya.
Ratih pun mengajaknya ketempat anak muda biasa nongkrong sambil makan es dawet yang mangkal di tempat itu.
Sepertinya ini kali pertamanya bu Fatma jalan jalan menggunakan motor dan ketempat seperti ini, beliau begitu bersemangat bagaikan anak kecil yang di ajak ketempat bermain, gumam Ratih dalam hati.
Lama mereka berkeliling, nongkrong dan memakan es dawet tak terasa waktu sudah menjelang siang dan perut pun sudah mulai demo minta di isi.
"Apakah kamu tak lapar nak Ratih?" tanya Fatma pada Ratih.
"Ibu sudah lapar? kalau gitu kita cari tempat malan yah bu, ibu Fatma mau makan apa?" Ratih menjawab dengan pertanyaan.
"Makanan apa kira kira yang seger nak Ratih, ibu pingin makan sesuatu yang seger gitu"
"Bagaimana kalau kita makan soto saja bu, tempatnya tak jauh dari sini dan makanannya pun enak, gimana menurut ibu, apa ibu mau?" usul Ratih mengajak ke warung soto favorit Ratih.
"Boleh juga, ya sudah ayo kita kesana, ibu belum pernah makan soto hehe" jawabnya antusias.
Apa ! bu Fatma belum pernah makan soto, lalu dia kalau di rumahnya makan apa? apa beliau juga baru pertama kalinya makan nasi goreng tadi pagi, Ratih terkejut dengan penuturan jujur Fatma.
Hai kakak sekalian selamat membaca yah dan jangan lupa like, vote dan komennya,
makasih 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Muji Lestari Tari
Bu Ratih sama baiknya ma anaknya
2024-12-26
0
Cicih Sophiana
ahh yg bener othornya gak pernah manja manja sama misua... boong banget🤭😄😄gak caya
2024-02-24
2
Retno Anggiri Milagros Excellent
apa ada soto tanpa kuah?/🙏😍
2024-02-17
0