Bukan maksud Aberlie ingin membuat ayahnya membenci atau marah pada Aliva
tapi sudah cukup bagi dia untuk slalu menjadi boneka yang di bodohinya selama ini oleh dua lampir ibu dan anak itu.
Sebenarnya Aberlie sangat menyayangi ibu dan adik tirinya itu Aberlie menganggap mereka layaknya keluarga sendiri,
namun semenjak kejadian di acara pertunangan itu Aberlie bertekad tak ingin menjadi boneka yang di bodohi lagi.
Selama ini Aberlie hanya diam di perlakukan tidak baik oleh ibu dan adik tirinya,
Aberlie berfikir bahwa suatu hari nanti mereka akan berubah dan menyayanginya layaknya putri kandungnya sendiri,
namun Aberlie tidak menyangka kalau ternyata Aliva tega memberikan obat perangsang di acara pertunangannya dan ingin menghancurkan hidupnya.
"Aberlie, ayah tau ini pasti menyakitkan bagi mu karena kelakuan adik mu, tapi ayah mohon pada mu jangan sampai keluarga Hanoraga mengetahui kalau adik mu lah yang membuat mu seperti ini, dia masih kecil ayah yakin adik mu sedang khilaf"
Richard memohon pada Aberlie sambil memegang tangannya,
huh kau bilang Aliva masih kecil dan khilaf, kenapa kau tak melihat diriku yang menderita ayah, selama ini kau selalu memanjakan putri kesayangan mu itu, bahkan sampai detik ini pun dia berbuat seperti ini padaku kau masih membelanya dan mengabaikan perasaan ku,
batin Aberlie terenyuh dengan permohonan ayanhnya
"biar ayah yang menasehatinya nanti di rumah asalkan tuan muda dan keluarganya jangan sampai tahu tentang semua ini atau keluarga kita akan dalam masalah"
Richard masih terus memohon pada Aberlie
kau takut tuan muda dan keluarganya marah lantas kenapa kau masih ingin membela putri kesayangan mu itu,
andai Aberlie bisa mengeluarkan seluruh perasaan yang ia rasakan saat ini pada ayahnya saat itu juga
ingin sekali dia berteriak pada ayahnya kenapa selama ini dia tidak pernah bersikap layaknya seorang ayah pada dirinya,
apakah dirinya tidak ada artinya bagi dirinya,
namun Aberlie tak bisa bersikap seperti itu pada ayahnya.
"ayah tenang saja aku tak akan memberi tahu pada tuan muda, namun jika tuan muda tahu dengan sendirinya itu berarti tuan muda menyelidikinya sendiri bukan karena di beri tahu oleh ku"
ucap Aberlie datar
"ya sudah kamu istirahat saja, ayah akan pulang mungkin malam ayah akan kesini lagi melihat ke adaanmu, adakah sesuatu yang kamu inginkan?"
tanya Richard pada Aberlie
"tidak ayah, aku akan beristirahat"
balas Aberle tersenyum kecut.
Setelah Richard pergi Aberlie membaringkan tubuhnya kembali untuk beristirahat.
Dalam perjalanan pulang Richard sedikit gelisah,
ia takut dengan apa yang akan di fikirkan keluarga Hanoraga kalau mereka mengetahui hal ini,
Richard terus memijit keningnya yang terasa pusing.
Apa yang sebenarnya di fikirkan anak ini sampai berbuat seperti ini,
batin Richaard tak habis fikir.
Sesampainya di rumah Richard langsung mencari Aliva,
"Bi, apakah Aliva ada di rumah"
Richard bertanya pada asisten rumah tangganya,
"ada tuan, nona Aliva ada di kamarnya"
jawab asisten rumah tangga itu memberi tahu,
"panggil dia sekarang, suruh dia menemuiku di ruang kerja ku" suruhnya lagi
"baik tuan"
tok tok tok...
"nona, tuan memanggil mu suruh ke ruang kerjanya"
ucap asisten rumah tangga itu menyampaikan pesan tuannya,
"iya iya aku kesana sekarang"
Aliva mendengus kesal karna di ganggu ketika sedang tiduran santai.
kenapa tiba tiba ayah memanggil ku, batin Aliva
Aliva segera bangun dan pergi ke ruang kerja ayahnya,
ceklek,..
"apakah ayah memanggilku"
tanya Aliva setelah masuk ke dalam ruangan Richard
"Bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk Aliva"
ucap Richar kesal karena Aliva masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Duduk,!"
"ada yang ingin ku tanyakan padamu"
perintah Richard dan Aliva pun segera duduk,
Aliva bingung apa yang sebenarnya terjadi pada ayahnya kenapa ayahnya terlihat begitu marah,
"a... ada apa... ayah" tanya Aliva gugup,
"apa yang kamu berikan pada kakak mu sehingga alerginya kambuh?"
tanya Richard masih menahan emosinya,
"apa maksud ayah... aku... aku tidak memberi apapun padanya yang menyebabkan alergi kakak kambuh"
ucap Aliva gemetar sampai keningnya berkeringat,
"jawab ayah dengan jujur Aliva..."
"Aberlie mengatakan pada ayah bahwa kau memberinya dimsum pada saat makan siang tadi, dan apa kau tau, setelah dia memakan dimsum mu alerginya langsung kambuh"
Richard mengatakan seperti yang Aberlie sampaikan,
"maafkan aku ayah... aku... aku hanya kesal kepada kakak"
Aliva mulai menangis karena takut.
"kesal ! kesal kenapa ? apa yang telah Aberlie lakukan sehingga kau begitu tega mencelakainya?"
"apakah kau tau kalau Aberlie tak bisa mengonsumsi makanan laut, dia akan sesak nafas jika terlalu banyak mengonsumsi makanan laut, dan itu akan mengancam nyawanya jika terlambat sedikit saja"
"pernahkah kau berfikir kalau keluarga Hanoraga mengetahui bahwa kau yang menyakiti calon menantunya apa yang akan mereka fikirkan tentang kita?"
Richard mulai mengeluarkan apa yang dia rasakan, emosinya sudah tak bisa ia tahan lagi,
"ayah, bisakah ayah menukar aku dengan kakak dalam perjodohan ini yah"
"aku sangat menyukai tuan muda pertama yah, aku ingin bersanding dengannya, aku tak ingin kakak bertunangan apa lagi menikah dengan tuan muda pertama yah"
"atas dasar apa kakak bisa bertunangan dengan tuan muda pertama sedangkan aku tidak bisa, padahal aku lebih cantik darinya, tak ada satupun dari diri kakal yang menarik tapi mengapa harus kakak yang di jodohkan dengan tuan muda pertama yah"
tangis Aliva pecah ketika menyampaikan ke inginannya untuk bertunangan dengan Bram,
Richard terkejut mendengar penjelasan Aliva
dia tidak menyangka bahwa putri bungsunya begitu menyukai Bram,
karna yang selama ini dia tau Aliva sangat dekat dengan Aron,
bahkan Richard berfikir bahwa Aliva dan Aron adalah pasngan kekasih.
"Aliva, bukan ayah yang mengatur perjodohan ini nak, tapi nyonya besar yang meminta Aberlie untuk bertunangan dengan tuan muda pertama"
"Awalnya ayah tak percaya bahwa nyonya besar ingin menjodohkan cucu tertuanya dengan kakakmu Aberlie, tadinya ayah mengira nyonya besar akan menjodohkan tuan muda pertama dengan mu, namun setelah ayah memastikannya sendiri berkali kali taernyata yang di inginkan nyonya besar adalah kakak mu Aberlie bukan diri mu nak"
"Ayah tidak bisa menolak keinginan nyonya dan tuan besar, apa lagi menukar Aberlie dengan dirimu, karena sama saja dengan membuat keluarga kita hancur"
Richard menjelaskan secara perlahan dan dengan nada yang sudah tenang,
"tapi... ayah..."
tok tok tok ...
"tuan, bolehkah saya masuk?"
ketukan pintu Bi Ina membuat ucapan Aliva terpotong,
"ada apa bi, masuk lah" jawab Richard
"tuan, ada tuan muda Bram di ruang tamu yang mencari nona Aberlie tuan, namun nona Aberlie belum pulang dari cafe nya tuan jadi tuan muda Bram ingin menemui anda"
jelas Bi Ina.
Richard terkejut dengan penuturan asisten rumah tangganya itu,
seketika wajahnya langsung berubah menjadi pucat.
"baik bi, aku segera kesana"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Cicih Sophiana
semoga Bram tau klo Aberlie di rumah sakir
2024-02-24
1
Retno Anggiri Milagros Excellent
Richard bingung...?
2024-02-17
0
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
bukan jawaban yg. qinginkan🙃..setelah Richard tau secantik apa aberlie, malah jawaban lain diberikan. sungguh mengecewakan thor
2024-01-22
0