FLASH BACK ON
( Masa lalu Fatma/nyonya besar Hanoraga )
Pada saat itu Fatma sedang berjalan di sebuah desa yang masih sangat asri pemandangannya pun indah,
namun karena terlalu asik berjalan sambil melihat pemandangan Fatma tidak menyadari bahwa ia telah tersesat,
Fatma tidak ingat jalan yang ia lalui sewaktu berjalan karena tidak memperhatikan
Siang pun berganti sore, Fatma masih berjalan mengikuti jalan namun ia tidak mendapati jalan yang ia rasa telah ia lewati.
Hingga lelah kakinya berjalan, akhirnya Fatma beristirahat di gubug kecil dekat sawah yang sepertinya tempat beristirahat seseorang yang sedang bekerja di ladang karena masih terdapat wadah bekal makanan yang belum di bawa pulang.
Karena kelelahan Fatma pun akhirnya tertidur di saung itu,
tak berapa lama tiba tiba ada tangan yang menepuk tangan Fatma mambangunkannya dari tidurnya.
"Bu, bu maaf hari sudah mulai gelap, apakah ibu tidak akan pulang?"
ucap gadis itu membangunkan dengan nada lembut dan sabar.
Fatma mengusap matanya dan membukanya perlahan,
Fatma bangun dan melihat langit sudah mulai gelap,
mentari pun sudah masuk ke dalam persembunyiannya.
"Ah ternyata sudah mulai gelap, tidak terasa saya tiba tiba tertidur di saung karena kelelahan" Fatma berucap sambil mengusap mukanya.
"Bolehkah saya tahu rumah ibu dimana? biar nanti saya antar ibu pulang pakai motor karena hari sudah mulai gelap" tanya gadis itu.
"Saya tidak tahu nak, karena saya tadi sedang asik berjalan sambil memandangi pemandangan, namun tiba tiba saat melihat sekeliling tampak asing, karena saya kelelahan tiba tiba saya tertidur di saung ini" jelas Fatma pada gadis itu.
"Ya sudah, bagaimana kalau ibu ikut saya pulang saja dulu, besok kalau sudah terang saya antar ke jalan besar, siapa tahu kalau sudah di jalan besar ibu tahu ke arah mana ibu harus pergi"
ucap gadis itu menawarkan Fatma pulang bersamanya tanpa rasa curiga.
"Apakah nanti saya tidak akan merepotkan mbanya jika saya ikut mbanya pulang?" Fatma bertanya ragu.
"Tidak bu saya tidak keberatan dan tidak merasa di repotkan,mungkin ibu saya akan senang jika ada seorang yang seumuran dengannya bertamu" jelasnya.
"Baik lah kalau seperti itu" Fatma pun ikut pulang bersama gadis itu.
Sepanjang perjalanan pulang, keduanya asik mengobrol hingga tidak terasa mereka pun sudah sampai di depan rumah gadis itu.
"Silahkan masuk bu, jangan sungkan, anggap rumah sendiri" gadis itu mempersilahkan Fatma masuk ke dalam rumahnya.
"Oh iya nama saya Ratih Cleva, ibu bisa memanggil saya Ratih" sambung gadis bernama Ratih itu memperkenalkan diri.
"Terimakasih nak Ratih"
Fatma masuk setelah Ratih membukakan pintu untuknya.
Rumah yang di tempati Ratih dan ibunya tidak terbilang kecil walaupun berada di pedesaan,
Rumah itu tergolong cukup besar dan mewah untuk ukuran rumah di pedesaan.
Ratih memang bukan anak orang susah, mendiang ayahnya adalah seorang bos kontraktor semasa hidup.
Mendiang ayah Ratih meninggalkan harta yang cukup melimpah pada Ratih dan ibunya,
namun Ratih sedari kecil sudah di ajarkan untuk hidup sederhana oleh orang tuanya.
Walaupun berkecukupan Ratih dan ibunya tidak pernah bersikap sombong,
bahkan Ratih dan ibunya tak malu untuk turun bekerja ke ladang miliknya bersama penduduk desa lainnya.
Biarpun memiliki mobil, namun Ratih dan ibunya selalu bepergian menggunakan motor maticnya, jika untuk pergi ke kota atau sekedar belanja ke pasar.
Tak jarang pula Ratih menggunakan sepeda ontel jika hanya pergi ke warung atau hanya sekedar berkeliling kampung untuk menghirup udara segar.
"Bu, ibu Ratih pulang bu" Ratih masuk dan memanggil ibunya.
"Kamu sudah pulang sayang, ayo mandi dulu setelah itu kita makan malam bersama, ibu sudah selesai masak" ibu Ratih menghampiri anaknya.
"Siapa ini nak?" Tanya ibunya sewaktu melihat Fatma pulang bersamanya.
"Malam bu, saya Fatma, saya tersesat dan bertemu dengan nak Ratih di saung dan di ajak pulang oleh nak Ratih, karena hari sudah petang dan saya tak tahu jalan untuk pulang jadi saya ikut nak Ratih untuk pulang, maaf jika saya merepotkan kalian"
Fatma memperkenalkan diri dan menjelaskan kejadiannya kepada ibunya Ratih dengan perasaan tidak enak.
"Oh nda papa ko, saya senang jika anak saya membantu orang yang membutuhkannya, mari kita makan malam bersama, tak usah sungkan saya tidak keberatan ko bu kalau ibu ikut anak saya pulang, saya malah senang kalau rumah ini kedatangan tamu, rumah ini jadi ramai"
ucap ibunya Ratih sudah seperti sepur lewat sampai membuat Ratih tepuk jidat 🤦♀️.
"Ibu kebiasaan deh kalau sudah ngomong seperti sepur yang nda bisa berenti, bu biar bu Fatma membersihkan dirinya terlebih dahulu baru setelah itu kita makan malam dan ibu bisa berbincang panjang lebar setelahnya" ucap Ratih mengingatkan.
"Oh maaf maaf bu saya hampir lupa, ayo saya antar ibu ke kamar tamu biar bisa membersihkan diri supaya segar"
Ibunya Ratih langsung membawa Fatma ke kamar tamu dan tak lupa memberikan baju miliknya untuk ganti pakaian juga.
Fatma terharu dengan perlakuan Ratih dan ibunya, padahal mereka baru saja bertemu dan baru kenal namun mereka sudah memperlakukan ya seperti keluarga sendiri.
Setelah membersihkan diri mereka pun berkumpul di ruang makan.
"Silahkan bu Fatma di makan, maaf makanannya ala kadarnya, semoga anda menyukainya" ucap ibunya Ratih mempersilahkan Fatma makan.
"Terimakasih bu, justru saya sangat bersukur, saya kesusahan seperti ini ternyata ada yang mau membantu, bahkan sampai bersedia menampung saya" Fatma merasa tak enak hati.
Setelah selesai makan, mereka melanjutkan berbincang di teras depan rumah sambil manikmati suasana malam di pedesaan di temani secangkir teh hangat.
"Oh iya nama saya Lidia" ucap ibunya Ratih memperkenalkan diri karena tadi dia lupa memperkenalkan diri saking senangnya kedatangan tamu.
"Dari mana asal ibu, kenapa bisa tersesat disini?" tanya Lidia penasaran.
"Saya berasal dari kota X, saya sedang berkunjung ke tempat besan saya di desa X, karena besan saya yang perempuan sedang sakit keras dan ingin bertemu dengan anak dan cucunya, berhubung sekarang sedang liburan sekolah jadi saya sekalian saja ikut berlibur bersama anak dan menantu saya sekalian menjenguk besan saya yang sedang sakit, karena menurut saya mumpung saya berada di desa yang pemandangannya sangat indah saya sekalian saja saya jalan jalan melihat pemandangan, namun siapa sangka saya malah tersesat dan tak tahu jalan pulang kembali ke tempat besan saya"
Fatma menjelaskan maksud kedatangannya ke desa tempat menantunya berasal dan bagaimana dia bisa tersesat.
Hai kakak kakak sekalian, terimakasih yah buat yang sudah mampir ke karya receh aku ini, terimakasih pula yang sudah meninggalkan jejak kalian di karya ku, semoga kalian semua sehat sehat selalu yah 😊
maaf kan author yah jika penyampaian kata dan tulisannya masih berantakan soalnya author masih belajar😁
dukung terus karya author ini yah jangan lupa buat kalian yang mampir untuk meninggalkan jejak kalian di kolom komentar, jangan lupa like n vote nya juga yah😊
salam hanyat dari ISTI SHABURU🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Muji Lestari Tari
makin seru
2024-12-26
0
Cicih Sophiana
Aberlie nya jgn di bikin lemah dan mengalah terus thor... bikin dia kuat dan melawan
2024-02-24
0
Retno Anggiri Milagros Excellent
ceritanya bagus koq
2024-02-17
1