Yah Bram selalu menganggap Haris sebagai adik sekaligus temannya,
apapun kesusahahn dan kebahagiaannya selalu ia bagi kepada Haris,
baginya selain nenek dan kakeknya yang sangat ia sayangi Bram juga menyayangi Haris melebihi adik adiknya sendiri,
bahkan Bram tak pernah menganggap adik adiknya ada selama ini.
"Apa kau mau makan sekarang?"
tanya Bram pada Aberlie setelah Haris pergi.
"Boleh, saya juga sudah sedikit lapar"
jawab Aberlie.
"Baiklah aku akan bawa makanannya kemari"
"Tidak perlu tuan eh Bram saya akan makan disana saja, saya bisa berjalan kesana, lagi pula saya hanya alergi, tubuh dan muka saya yang gatal, kaki saya bisa berjalan"
Aberlie menolak untuk makan di kasur.
"Baiklah aku akan menuntun mu ke sofa" Aberlie hanya bisa pasrah.
****
Sementara di kediaman Wijaya, Richard tengah bersiap siap akan kerumah sakit.
"Aliva, ayah akan pergi kerumah sakit, ayah harap kamu intropeksi diri di rumah, saat Aberlie pulang ayah ingin kamu sudah siap untuk meminta maaf pada kakakmu dan menyesali perbuatan mu, mengerti!"
"Tapi ayah...."
"Tidak ada kata tapi, kamu tidak akan tahu apa yang terjadi pada keluarga kita kalau sampai Aberlie kenapa napa, aku tak ingin mengambil resiko yang bisa menghancurkan apa yang ku punya hanya karena ambisi gila mu itu"
Richard masih geram dengan apa yang sudah Aliva perbuat.
"Kalau begitu ijinkan aku ikut denganmu untuk mengunjungi kakak ayah, aku ingin melihat ke adaannya"
Aliva memohon pada ayahnya agar mengajaknya kerumah sakit melihat ke adaan Aberlie.
Huh aku mau melihat seberapa parahnya kau sakit sampai sampai harus di rawat pula, Aliva.
"Baiklah, asal dengan satu sarat, kau harus meminta maaf pada kakakmu setelah sampai di rumah sakit nanti"
perintah Richard pada Aliva.
"Baiklah ayah 🙄" Aliva memutar mata jengah.
Richard dan Aliva pun pergi menuju rumah sakit,
sesampainya di rumah sakit Richard dan Aliva langsung bergegas menuju ruangan dimana Aberlie di rawat,
namun ruangan itu hanya ada dua pasien dan satu brangkar kosong.
Richard pun bingung dan di lihat lagi papan nama ruangan yang ada di depan pintu kamar,
benar nama ruangannya namun mengapa Aberlie tak ada di tempat tidurnya, pikir Richard.
Richard langsung menuju meja recepsionis dan menanyakan kemana pasien bernama Aberlie yang berada di ruangan melati no tiga tersebut.
"Permisi mba pasien yang di ruangan melati no tiga atas nama Aberlie Cleva Wijaya kenama yah karena dia tidak berada di tempatnya?"
tanya Richard sedikit panik,.
"Sebentar yah pak saya cek dulu" jawab sang recepsionis.
"Tenang lah ayah, kakak mungkin sedang berjalan jalan keluar saja" Aliva menenangkan ayahnya.
"Maaf pak, pasien atas nama Aberlie Cleva Wijaya telah dipindahkan kelantai atas ruangan VIP no satu" jelas sang recepsionis.
"Baik mba makasih"
What ! si buruk rupa itu di pindahkan keruang VIP, ko bisa, sama siapa, Aliva bergumam penasaran sendiri dalam pikirannya.
Richard langsung menuju ke lantai VIP dengan menggunakan lift di ikuti oleh Aliva di belakangnya,
sesampainya di lantai itu Richard langsung mencari kamar no satu dan akhirnya ketemu.
ceklek...... Richard membuka pintu kamar itu dan ia terkejut karena di dalam ruangan itu ada Bram yang tengah menikmati makan malam bersama dengan Aberlie.
Tak kalah terkejutnya Aliva saat masuk ke dalam kamar itu menyusul ayahnya.
"Maaf tuan muda saya mengganggu anda makan malam, silahkan anda lanjutkan kembali makan malam anda, saya dan Aliva akan menunggu di luar sampài tuan muda dan Aberlie selesai makan malam"
Richard menunduk lalu menarik tangan Aliva untuk ikut dengannya keluar kamar itu.
Enak sekali si buruk rupa itu bisa makan malam bareng kak Bram berdua saja walaupun di dalam kamar rumah sakit, Aliva mendengus kesal.
Setelah setengah jam menunggu Richard mengetuk pintu kamar rawat Aberlie kembali.
"Tuan muda apakah anda sudah selesai, dan apakah saya sudah boleh masuk?"
tanya Richard mengetuk pintu kamar.
"Masuklah"
terdengar jawaban dari dalam kamar Richard pun langsung masuk di ikuti oleh Aliva.
"Tuan muda bagaimana kabar anda"
basa basi Richard mengusir kecanggungan di ruangan itu.
"Baik, duduklah tuan Wijaya"
tanpa menoleh ke arah Richard Bram menjawab sambil mengupas jeruk untuk Aberlie.
"Terimakasih tuan muda"
Richard duduk sambil menarik rangan Aliva yang masih mematung memperhatikan kamar rawat inap Aberlie.
Beruntung sekali si buruk rupa ini mendapat kamar rawat inap VIP yang sudah seperti kamar hotel bintang lima yang terkenal, batin Aliva kesal.
"Seperti itukah kalian mengurus calon nyonya masa depan Hanoraga?"
Bram bicara tanpa melihat ke arah Richard,
tangannya masih sibuk membersihkan jeruk yang telah di kupasnya dan menyuapinya ke mulut Aberlie.
"aaaaa...." Bram
Aberlie hanya bisa membuka mulut tanpa protes sedikitpun sambil melirik ke arah Aliva karena ia juga ingin memanas manasi Aliva.
Aku tau kamu sengaja kan kakak, awas ajah nanti jika waktunya tiba kak Bram menendangmu dari sisinya aku adalah orang pertama yang akan menertawakan mu,
Aliva kesal melihat Bram menyuapi buah pada Aberlie
Richard gugup tangannya mulai gemetar, ia bingung harus menjawab apa,
Richard takut manyinggung orang no satu di kota X itu.
"Maaf kan saya tuan muda karena saya yang tidak becus mengurus anak saya sampai Aberlie harua masuk rumah sakit seperti ini" masih dengan nada gugup Richard menjawab.
Hah apa maksud ayah bilang tak becus mengurus anaknya sampai si buruk rupa ini masuk rumah sakit, apa ayah sedang menyindir ku, atau ayah akan mengatakan yang sebenarnya pada kak Bram,
batin Aliva bingung dengan perkataan ayahnya.
"Setelah Aberlie keluar dari rumah sakit dia akan tinggal di kediaman Hanoraga tepatnya di rumah utama bersama nenek dan kakek"
jelas Bram yang sontak membuat mereka bertiga terkejut.
"Apa !"
Aberlie dan Aliva kompat menjawab bersama.
"Apakah tidak masalah jika Aberlie tinggal di rumah utama Hanoraga sebelum menikah, saya takut malah akan merepotkan keluarga anda tuan muda"
Richard menjawab ragu.
"Justru kaeena tinggal dengan kalian ini bisa jadi masalah yang seperti ini"
aura dingin Bram keluar membuat Richard semakin gemetar.
"Saya tidak ingin membuat nenek saya khawatir dan sedih jika ada sesuatu yang terjadi kepada calon cucu menantu masa depannya" lanjut Bram.
"Saya sudah mentolerir perbuatan yang hampir mencelakakan calon nyonya masa depan Hanoraga sekali yang berakibat penundaan pertunangan ini, dan sekarang terjadi lagi seperti ini yang membuat saya kecewa terhadap anda tuan Wijaya"
Richard bingung dengan perkataan Bram.
apa maksud dari perkataan tuan muda ini, aku tak mengerti maksud pembicaraannya, kejadian waktu di pertunangan apa, memang apa yang telah terjadi di acara pertunangan waktu itu, bukankah Aberlie yang melarikan diri dari pertunangan, pikir Richard bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Muji Lestari Tari
kapokin alifa
2024-12-26
0
Samsia Chia Bahir
💪💪💪
2024-03-15
1
Cicih Sophiana
anak kesayang bapak tuh nakal...
2024-02-24
1