Mobil sampai di halaman rumah Wijaya, penjaga segera membuka gerbang untuk nona muda mereka. Di saat Aberlie masuk ia berpapasan dengan Aron Hanoraga yang tak lain adalah tuan muda kedua keluarga Hanoraga. Ia pun terhenti karena tidak sengaja menabrak Aron yang sedang berdiri.
Aberlie tidak melihat bahwa ada orang di depannya karena terguyur hujan mengakibatkan penglihatannya tidak jelas
Aberlie mendongak melihat wajah Aron yang hampir marah karena ditabrak olehnya. Aron bengong melihat wajah wanita yang telah menabraknya dan tak jadi marah, kekesalan karena ditabrak itu akhirnya reda ketika melihat wajah yang menabraknya. Ia terpesona dan terpana oleh wajah imut dan manis gadis yang menabraknya, wajah itu begitu cantik mempesona sehingga ia lupa kalau ia sedang emosi akibat ditabrak olehnya.
Seketika jantung Aron langsung berdetak dua kali lebih kencang dari biasanya, jantungnya berdegup lebih kencang dibandingkan sewaktu pertama kali bertemu dengan Aliva.
"Apakah kamu bidadari yang dikirim tuhan untuk melengkapi hidupku?" tanpa sadar Aron meraih tangan Aberlie.
"Maaf Tuan muda, saya permisi mau masuk ke dalam." Aberlie melepas pegangan tangan Aron dan berlari masuk ke dalam rumah langsung pergi ke kamarnya.
Di dalam kamar, Aberlie langsung menuju kamar mandi yang berada di kamarnya, dia melihat dirinya di dalam cermin. "astaga pantas saja dia menyebutku bidadari, ternyata make up ku luntur." Aberlie terkejut saat melihat dirinya di cermin.
Aberlie langsung bergegas mandi dan berganti pakaian karna dia sudah kedinginan terkena air hujan. Ia tidak boleh sakit karena sebentar lagi ia akan menjalani perang dingin dengan keluarganya. Belum lagi masalah dengan Bram, entah apa yang akan ia katakan jika nanti ia harus bertemu dengannya. Aberlie tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya jika nanti bertemu dengan Bram.
Sepintas potongan kejadian di dalam mobil terlintas kembali, bagaimana dia mengancam Bram dengan menggunakan pisau cukur alis ke lehernya Bram. Aberlie mengacak-acak rambutnya merasa frustasi.
Aaaaaa aku harus apa, bagaimana bila Tuan muda itu datang ke rumah dan mencariku, aku harus berkata apa, belum lagi aku telah meninggalkannya ditempat itu dan membawa mobilnya kabur, dia pasti kehujanan, di sana tak ada tempat untuk berteduh, apa yang akan dia lakukan padaku jika aku bertemu dengannya, apakah dia akan memukulku atau, atau dia akan akan memutilasiku, dia kan terkenal kejam di dalam dunia bisnis apakah dia juga akan bersikap kejam kepada perempuan, Aberlie larut dalam pemikirannya sendiri sambil memukul-mukul kepalanya sendiri merasa frustasi.
Di ruang tamu Richard baru saja sampai dengan Riska dan Aliva, Richard kelihatan begitu marah karena ulah putri sulungnya yang membuatnya malu di depan para tamu dan keluarga Hanoraga. Sedangkan Aliva hanya tersenyum bahagia, dia berfikir rencananya berjalan dengan mulus sesuai rencananya, ia hanya perlu menunggu laporan dari orang yang disewanya saja.
"Qpakah Nona besar sudah pulang?" tanya Richard pada asisten rumah tangganya.
"Sudah Tuan besar, Nona besar ada di kamarnya, apakah perlu saya panggilkan?" asisten rumah tangga tersebut menundukkan kepalanya.
"Iya, panggil dia suruh turun sekarang," suruhnya, Richard masih dalam nada kesal.
Di dalam kamar Aberlie hendak tidurpun beranjak bangun karena terdengar suara pintu kamar yang diketuk.
"Nona besar, Tuan besar memanggil Nona besar untuk turun, Tuan besar menunggu diruang tamu Non," kata asistes rumah tangga memberi tahu.
*H*uh perang akan segera dimulai, batinnya sambil memutar bola mata jengah.
"Iya Bi, aku segera turun." Aberlie menjawab malas.
Aberlie turun dari ranjangnya dan membuka pintu malas, dia berjalan santai tak buru-buru. Sesampainya ditangga Richard, Riska dan Aliva tèrkejut melihat wajah Aberlie yang polos bersih putih dan juga cantik tanpa make up tebal yang selalu ia gunakan. Selama ini Richard tidak mengetahui bahwa putri sulungnya begitu cantik mempesona tanpa make up yang tebal.
Aliva yang melihat wajah Aberlie pun langsung tidak suka, Aliva naik keatas tangga dan menghampiri Aberlie.
"Aduh Kakak, kamu pergi ke mana saja disaat acara pertunangan akan segera dimulai," sindir Aliva dengan sengaja.
"Apakah kamu frustasi karena Tuan muda pertama belum datang keacara pertunangan sehingga membuatmu melarikan diri karena takut dicampakan oleh Tuan muda pertama." Alive tersenyum licik.
"Bukankah kamu yang membuatku mabuk dengan memberikan minuman kepadaku Adikku tersayang," balas Aberlie yang membuat Aliva terkejut. "Aku hanya pergi untuk mencegah berbuat mempermalukan diriku sendiri," lanjut Aberlie
*S*ial, mengapa dia jadi berani dan pandai bicara, umpat Aliva dalam hati.
"Ya ampun Kakak, apa itu yang ada di lehermu Kakak, itu sebuah ******, ya ampun Kakak dengan siapa kau bermain disaat acara pertunangan akan berlangsung." Aliva mengalihkan pembicaraan dan seketika membuat Richard terlihat marah kembali.
"Aberlie, apa yang kau lakukan di luar, kalau kau tidak setuju bertunangan dengan Tuan muda pertama kita bisa bicarakan ini secara baik-baik, tapi kenapa kau malah mempermalukan keluarga kita seperti ini, apa yang akan dikatakan keluarga Hanoraga terhadap keluarga kita Aberlie." Richard marah dan memegang kepalanya yang sedikit berdenyut.
"Kau seharusnya beruntung keluarga Hanoraga mau menikahkan Tuan muda pertama yang begitu berharga denganmu, bukan malah kau melarikan diri dan bersenang-senang dengan pria tak jelas seperti itu," tambah Riska yang malah menyiram bensin ke dalam api pada Richard.
"Ayah, bagaimana kalau aku katakan aku bersama dengan Tuan muda," jawab Aberlie.
"Apakah itu benar, oh... sukurlah kalau seperti itu." Richard seperti mendapat angin segar mendengar penuturan Aberlie.
"Tidak mungkin, itu pasti bohong, kau pasti berbohong Kakak, Tuan muda pertama tak mungkin mau sembarangan menyentuh wanita," bantah Aliva dengan cepat dan geram.
"Ayah dengan kejadian seperti ini, Kakak meninggalkan acara pertunangan pasti telah mencoreng nama keluarga, takutnya keluarga Hanoraga sudah tak mau menerima Kakak kembali kenapa gak aku saja yang menggantikan Kakak bertunangan Ayah, aku tak akan mempermalukan keluarga kita seperti Kakak, Ayah." Aliva mengalihkan perhatian ayahnya agar mau menerima masukan darinya.
Bagus, ini kesempatanku untuk masuk menggantikan siburuk rupa itu bertunangan dengan Tuan muda pertama, Ayah pasti akan menyetujuinya kerena keluarga Hanoraga gak mungkin mau menerima kembali perempuan jal*ng yang sudah mempermalukan keluarga di depan orang banyak, aku harus bisa memanfaatkan kesempatan ini supaya bisa bertunangan denģan Tuan muda pertama, batin Aliva merasa bahwa rencananya menyingkirkan Aberlie telah berhasil.
"Uya Sayang, bagaimana kalau besok kita mengunjungi keluarga Hanoraga dan meminta maaf pada mereka, karna Aberlie sudah mempermalukan mereka diacara pertunangan dan melarikan diri dengan seorang pria yang gak jelas, lalu kita menawarkan Aliva sebagai ganti dari Aberlie agar mereka tak kecewa," tambah Riska agar Richard menyetujui usul dari anaknya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Muji Lestari Tari
Alifa jahat banget ya
2024-12-26
0
Cicih Sophiana
yg aq bingung masa ayah nya gak tau wajah asli anak nya... kemana aja pak selama ini...
2024-02-24
3
Retno Anggiri Milagros Excellent
Richard mau saja dirayu.. huuh.. 🤭😂
2024-02-17
0