Pernikahan Kilat Sang CEO
Di sebuah mansion besar yang terletak di daerah elit kota London.
"Ini konyol, Mom." Kaiden menggelengkan kepalanya. "Aku ga mau ikut dengan Mom dan Dad ke Amerika hanya untuk menemui wanita itu. No way."
"Kamu harus ikut, Kai. Mom dan Dad sudah berjanji pada keluarga Levine kalau kita akan mengunjungi mereka akhir bulan ini." Sharon menatap putra tunggalnya itu penuh harap. "Kaikai, please... Kamu hanya perlu menemuinya satu kali aja. Ya?"
"Mom, tolonglah jangan memaksaku. Aku ga mau dijodohkan." katanya kesal.
"Tapi umurmu sudah 30 tahun, Kai. Dan Mom tau kamu ga memikirkan soal pernikahan sama sekali. Mom sudah kasih kamu kesempatan untuk mencari calon istri tapi kamu malah membuang-buang waktu dengan wanita itu! Mom khawatir nanti kamu..."
"Oh God. Ga perlu khawatir, Mom. I'm OK. My life is perfectly fine." Kaiden memotong perkataan ibunya.
Sharon yang berdarah Amerika itu menghela nafas pelan, dia menatap putra kesayangannya.
Oh ya, hidup Kaiden memang bisa dikatakan sempurna. Lelaki dengan tinggi badan 187 cm itu memiliki wajah yang tampan rupawan, perpaduan yang sempurna dari darah Amerika dan Korea yang didapatkan dari kedua orang tuanya. Dengan tubuhnya yang atletis dan tegap, Kaiden sebenarnya lebih cocok berprofesi sebagai model top dunia. Tapi tidak ada yang akan memungkiri pesona Kaiden sebagai seorang CEO sukses di usia yang masih terbilang muda.
Kaiden dengan pembawaannya yang dingin, sangat manly dan sedikit misterius itu memiliki pergaulan yang luas di circle kelas atas, termasuk di kalangan celebrities wanita. Para gadis muda berebutan untuk mendapatkan perhatiannya, bahkan dengan sukarela melemparkan diri mereka ke pelukan Kaiden. Itu juga yang membuat Sharon khawatir anaknya akan salah dalam memilih pendamping hidup.
"Dia gadis yang luar biasa, Kai." Wanita yang masih sangat cantik di usianya yang menginjak setengah abad itu mulai merayu putranya lagi.
"Ah, aku ga percaya, Mom." Kaiden menggeleng. "Mungkin di mata Mom dia luar biasa. Tapi seorang ibu tidak akan mengerti faktor yang paling penting di dalam kehidupan percintaan lelaki muda. Faktor daya tarik seksual." katanya sambil tersenyum jahil. Kaiden sengaja mengatakan itu untuk membuat ibunya kesal dan menghentikan percakapan konyol ini.
"Kaikai!" Sharon membelalakkan matanya gemas. "Dia sangat cantik, berkelas, anggun, lemah lembut, pintar..."
"Tidak tertarik." Dengan wajah datar Kaiden berlalu ke ruang makan.
"Kaiden! Tunggu..." Sharon mengikuti langkah putranya. "Dia sexy! Sangat sexy. Dia lebih sexy dari pacarmu yang artis ga jelas itu!"
Kaiden menatap ibunya. "Really? Pasti Mom bohong kan? Gadis seperti itu pasti sudah menikah dan punya banyak anak."
"Mom ga bohong, Kai. Sofia Ann Levine adalah seorang bidadari. Dia memang seistimewa itu."
Kaiden menyangsikan perkataan ibunya. "Oh ya? So... apa dia sedang hamil mungkin?" tanyanya sambil tersenyum jahil.
"Kaiden Alexander Lee!" Sharon melotot pada putranya yang tertawa geli.
"Sorry, Mom... Aku hanya heran, kenapa Mom tiba - tiba memaksaku untuk menemui gadis itu. Dan lebih anehnya lagi, Mom memintaku untuk segera menikahinya. Pasti ada sesuatu tentang gadis itu yang Mom sembunyikan."
"Jangan berpikiran begitu, Kai." Sharon menghela nafas. "Kamu harus ingat kalau Mom ga akan pernah merestui hubungan kamu dengan pacarmu yang glamour itu. Mom dengar dari Ethan kalau kalian sedang ada masalah. Kamu sudah putus dengan dia kan?"
"Ah, Mom." Kaiden terlihat tidak suka kalau ibunya membahas mengenai hal itu.
"Kaikai sayang, please ikut kami ke Los Angeles. Satu kali ini aja. Please, baby? Mom janji kamu tidak akan menyesal."
Kaiden tidak tega juga melihat ibunya yang menatap penuh harap. Dia sangat menyayangi wanita itu dan pendapat ibunya selalu dia anggap penting. "Oh, God. Mom benar-benar keras kepala. Mom ga akan berhenti memaksaku ya?"
Sharon mengangguk.
"Hahhh... Okay. Fine!" kata Kaiden pada akhirnya.
"Ahh yess!!" Sharon bersorak senang.
"Aku akan pergi menemui bidadarinya Mom itu, tapi keputusan tentang apakah aku akan menikahinya atau tidak tetap ada di tanganku. Dan kita akan melakukannya sesuai dengan cara yang aku mau. Okay, Mom?"
"Iya, iya. Apapun itu Mom setuju, asal kamu mau bertemu dengan Sofia dulu. Terima kasih, sayang." Sharon mencium pipi putranya. "Mom hanya ingin yang terbaik untukmu dan Sofia adalah yang terbaik."
"Aku ga begitu yakin tentang itu, Mom."
"Ah, nanti kamu pasti akan berterima kasih sama Mom. Kita lihat aja." kata Sharon yakin.
Kaiden hanya tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya.
"Apa? Kamu bilang apa, Kai? Kamu beneran mau dijodohkan dengan wanita itu?" Ethan benar- benar kaget sewaktu Kaiden menceritakan rencana perjalanannya ke Los Angeles.
“Engga... Aku cuman mau ikut orang tuaku ke Los Angeles untuk menemui gadis itu. Kamu tau kan, my Mom kalau sudah ngotot ga bisa dibantah."
Ethan tertawa, “Iya, tante Sharon emang pantang menyerah kalau menyangkut soal jodoh buat kamu. Tapi aku ga nyangka kamu menyerah juga pada akhirnya."
"Ya gimana lagi? Demi perdamaian dunia, kalau Mom ga mau nyerah ya terpaksa aku yang nyerah kan?" Kaiden mengangkat kedua bahunya pasrah.
"Ahh kamu emang anak yang baik, Kai.”
"Aku ga bisa menolak keinginan Mom terus. Dan terima kasih untuk mulut besarmu, sekarang my Mom tau kalau aku sudah putus dengan Bella." Kaiden mendelikkan mata pada sahabatnya itu.
"Oh, God. Sorry, Kai. Kamu tau kan kalau tante Sharon selalu mencari informasi soal hubunganmu dengan Bella. Eh, kemarin juga tante cerita tentang calon istrimu lho."
Kaiden mengernyitkan dahinya, "Calon istriku?"
"The California girl! Siapa lagi? Eh kata Tante dia gadis yang sangat cantik dan sexy ya, Kai?" Ethan mengedipkan matanya.
"Apa?" Kaiden mendengus, "Dia tidak seperti itu."
"Emang kamu tau wajah the California girl itu, Kai?"
Kaiden tersenyum kecil. "The California girl... dia itu lebih muda dariku, 5 tahun lebih muda. Aku mengingatnya karena dulu dia adalah tetangga kami sewaktu keluargaku masih tinggal di California. Mamanya asli dari Amerika, Papanya punya darah campuran Prancis dan Jepang." katanya sambil termenung, mengingat-ingat masa remajanya di Negeri Paman Sam.
"Wow. Dia pasti sangat cantik."
Kaiden menggelengkan kepalanya. "Tidak. Dia jauh dari kata cantik. Dia memakai kacamata tebal dan kawat gigi, begitu pemalu dan sangat kikuk. Dia benar - benar bukan tipeku." Ada sesuatu yang berdesir di dadanya ketika dia mengucapkan kalimat terakhir.
"Really? Tapi itu kan dulu. Sudah berapa lama kalian tidak bertemu?"
"Hmm, mungkin sekitar 12 tahun."
"Wah, itu sudah lama sekali. Orang bisa berubah banyak dalam waktu 12 tahun."
Kaiden menggidikkan bahunya "Ahh aku rasa dia tidak akan banyak berubah."
"Well, kamu harus membuktikannya, Kai."
Kaiden menatap pada sahabatnya dan menggeleng enggan.
"Kenapa? Apa kamu masih berharap untuk kembali dengan Bella?"
"Ah, hubunganku dengan Bella benar-benar rumit." Kaiden mengusap rambut pendeknya.
"Yeah, kalian terlalu sering putus nyambung sampai sudah tak terhitung lagi. Bagaimana kalau Bella ingin kembali lagi padamu, Kai?"
"Itu tidak mungkin. Yang kudengar sekarang dia sudah bertunangan dengan businessesman asal Amerika dan akan segera pindah ke sana. Malah katanya mereka akan segera menikah."
"Oh ya? Kamu dengar kabar itu dari siapa? Dari teman-teman Bella?"
Kaiden mengangguk.
"Aku tidak yakin dengan berita itu. Kamu tau kan betapa Bella suka mengarang-ngarang cerita hanya untuk menarik perhatianmu."
Kaiden terdiam. Ucapan Ethan itu memang benar.
"Apa kamu masih mencintai Bella?"
"Entahlah." Kaiden hanya menghela nafas. "Bella tahu orang tuaku tidak merestui hubungan kami, dan aku ga berusaha untuk merubah pikiran mereka. Mom menginginkan aku menikahi wanita biasa yang bukan dari kalangan artis atau model."
"My mom juga berpikir hal yang sama. Dia tidak mempercayai wanita dari kalangan celebrities dan selalu curiga kalau mereka memiliki motivasi yang lain."
"Apakah itu sebabnya kamu menikahi Claudia? Si dokter cantik pilihan keluargamu yang bisa membuatmu berpaling dari model sexy sekelas Paola." Kaiden menggoda Ethan sambil menepuk punggungnya.
Ethan hanya terkekeh. "Itulah sebabnya mungkin ada baiknya juga kamu menemui your California girl, Kaikai. Gadis biasa juga bisa sangat cantik dan sexy." Dia mengedipkan matanya.
"Sayangnya itu hanya berlaku untuk Claudia, istrimu. Tapi tidak berlaku untuk that California girl itu, Ethan." Kaiden mengerang sebal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments