Sofia dan Teman-Teman Kaiden

"Semuanya baik baik aja kan?" Kaiden bertanya setelah Sofia duduk di sampingnya.

"Ya. Tadi Mom menelepon, meminta kita untuk makan malam bersama dengan mereka weekend ini."

Kaiden mengangguk.

"Sofia, boleh ga kami bertanya sesuatu?" Felix duduk di sebelah Sofia.

"Hey! Jangan duduk terlalu dekat." Kaiden langsung mendorong Felix menjauh.

"Ya Tuhan. Kamu ini beneran terlalu protektif, Kai!" protes Felix.

“Iya, jangan gitu dong, Kai. Kita kan perlu mengenal adik ipar baru kita ini.” Daniel menambahkan.

Kaiden hanya bisa menghela nafas dan membiarkan teman-temannya duduk mengelilingi Sofia yang cantik, seperti para hardcore fanboys yang sedang jumpa fans dengan bintang idola favorit mereka.

Dia merasa sangat bersyukur karena Sofia mengenakan jaketnya. Kalau tidak, entah dengan cara apa dia akan melindungi istrinya dari tatapan-tatapan terpesona ini.

Hah, ternyata susah juga punya istri yang cantik dan seksi... Diam-diam lelaki tampan itu tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya.

"Jadi kalian pergi honeymoon kemana, Sofia?" Louis bertanya dengan rasa ingin tau.

"Kita ga pergi honeymoon kemana-mana." jawab Sofia sambil tersenyum tipis.

"Hah?!"

Teman-teman Kaiden tampak terkejut mendengar jawaban Sofia lalu mereka melotot pada Kaiden berbarengan.

"Apa maksudmu ga membawa Sofia pergi honeymoon, bodoh?"

"Dasar workaholic... Cih!"

"Kamu memang payah, Kai!"

"Dasar manusia ga berguna..."

Kaiden melongo sejenak tapi lalu dia mendengus dan tidak memperdulikan kecaman keempat temannya itu.

"Apakah Kai memperlakukanmu dengan baik, Sofia?" tanya Christian dengan penuh perhatian.

"Hei, apa-apaan pertanyaanmu itu?" Kaiden mendelik pada Christian tapi temannya itu malah mencibir.

Sofia tersenyum lagi. "Dia memperlakukanku dengan baik."

"Aku memperlakukannya seperti seorang putri." kata Kaiden yang disambut anggukan setuju dari Sofia.

Ethan hanya geleng-geleng kepala. Yang benar saja... Seorang putri yang diajak tinggal di tempat yang kecil dan disuruh hidup berhemat? Kadang Ethan merasa ingin menggetok kepala Kaiden.

"Hei, kalian tau ga? Semakin baik seorang pria memperlakukan wanitanya di luar kamar tidur, maka semakin nakal dia akan memperlakukan wanitanya di dalam kamar tidur. Benar ga, Sofia?" Louis berkata sementara yang lain langsung tertawa terbahak-bahak.

"Astaga... teori dari mana itu?" guman Kaiden.

Sementara wajah Sofia memerah mendengar kata-kata Louis.

"Kita merasa iri pada Kaiden karena dia memiliki istri cantik seperti kamu. Dan aku yakin kalau dia ga memberimu istirahat yang cukup. Benar kan?"

"Hah?" Sofia melongo mendengar perkataan Felix.

"Ya Tuhan... kumohon, jauhi istriku." kata Kaiden dengan sebal sambil memutar bola matanya.

"Kai pasti mengganggumu setiap malam ya?" Kata-kata Christian membuat Sofia terkikik geli.

"Oh, ya. Dia memang ga pernah membiarkan aku sendiri setiap malam."

"Hm?" Kaiden menatap Sofia saat dia mendengar jawaban wanita itu.

Sementara semua temannya langsung memelototi Kaiden.

"Aaahh Kai!!"

"Astaga, bocah ini..."

"Sudah kuduga..."

"Kamu adalah seorang maniak, Kai!" kata Louis sambil mendelik.

Kaiden hanya bisa melongo melihat ocehan teman-temannya.

"Apa Kai hebat, Sofia?" Daniel mengedipkan mata.

"What the--" Kaiden tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena Sofia langsung menjawab pertanyaan itu.

"Ya, dia benar-benar hebat." ucap Sofia dengan wajah yang tersipu malu.

Teman-temannya kembali mendelik ke arah Kaiden.

"Hyaa! Kaiden!!"

"Ck, ck, ck... Ternyata..."

"Ya Tuhan, mahluk buas ini!"

"Dasar ga tau malu!"

"Apakah dia hebat setiap hari?" Christian bertanya pada wanita cantik itu dengan nada menggoda.

"Ya, setiap hari." Sofia menjawab dengan polos.

"Dan apa kamu menyukainya?"

Sofia mengangguk. "Tentu saja."

Keempat lelaki muda itu berseloroh keras setelah mendengar jawaban polos Sofia.

Ethan yang sedari tadi hanya diam dan menonton dengan tenang, tidak bisa lagi menahan tawa gelinya. Sementara Kaiden hanya bisa menyeringai sambil sesekali mengusap wajah dengan tangannya.

"Hyaa! Dasar kamu binatang buas!"

"Kamu ini bajingan yang beruntung!"

"Setiap hari? Aku iri padamu, Kai!"

"Dasar mesum!"

Mereka terus mengejek Kaiden sambil berpura-pura memukul dan menendang dengan main-main.

Keenam teman baik itu memang masih suka bertingkah seperti anak-anak terhadap satu sama lain ketika mereka bersantai bersama.

Kaiden hanya bisa menghela nafas sambil tertawa kecil ketika teman-temannya terus menyerangnya dengan pukulan ringan dan tendangan main-main.

Sofia yang terkejut hanya terdiam di tempatnya, terlihat bingung.

"Ada apa?" Dia bertanya pada Kaiden.

Kaiden hanya menggelengkan kepalanya, "Mereka hanya bercanda."

Tapi kemudian Felix membisikkan sesuatu ke telinga Sofia dan wajah wanita itu langsung merona. Lalu dia cemberut.

"Jangan marah, Sofia. Kami hanya bercanda. Kami ingin kamu mendapatkan pelayanan yang terbaik dari Kaiden." Louis berkata lagi dengan wajah penuh iseng.

"Ah, kalian memang gila." Kaiden berdecak. Lalu dia berbisik pada Sofia, "Apa yang Felix katakan padamu?"

Sofia hanya menggelengkan kepalanya, bibirnya yang merah masih cemberut.

Kalau saja tidak ada orang di sekitar mereka, pasti Kaiden sudah mencium bibir seksi istrinya tanpa berpikir dua kali. Tapi tentu saja dia tidak bisa melakukannya di depan teman-temannya. Bisa-bisa akan terjadi kegemparan.

"Aww... Adik ipar kita ini sangat menggemaskan! Pantas aja Kai ga pernah bisa membiarkanmu sendirian, Sofia. Kamu benar-benar cantik dan sangat imut!" Daniel menggoda Sofia lagi.

Kaiden tertawa. Sofia juga tidak bisa menahan senyumnya, menyadari bahwa para lelaki iseng itu berbicara dan menggodanya tentang aktivitasnya dan Kaiden di ranjang, sementara dia tidak menduga hal itu dan terus menjawab pertanyaan mereka dengan polos.

Sofia berpikir bahwa teman-teman Kaiden sangat lucu dan menyenangkan. Dia menyukai mereka.

Setelah puas mengobrol dan bercanda dengan teman-temannya, Kaiden membawa Sofia ke kantornya yang berada di pusat kota. Asisten Kaiden tadi menghubunginya dan meminta Kaiden untuk datang ke kantor. Ada beberapa dokumen penting yang harus dia periksa dan tandatangani.

Saat mereka berjalan memasuki gedung perkantoran mewah di kawasan elit itu, Sofia bisa melihat kalau aura suaminya berubah menjadi lebih serius.

Kaiden adalah seorang CEO muda yang penuh wibawa dengan kesan dominan, misterius dan manly. Wajah tampannya terlihat dingin tanpa ekspresi, tapi juga memberikan aura sexy yang menggoda.

Orang-orang yang berpapasan dengan mereka tampak menundukkan kepala untuk memberi hormat pada Kaiden. Beberapa dari mereka adalah wanita-wanita cantik yang juga melemparkan senyum manis dan memandang suaminya dengan tatapan terpesona.

Ah, Sofia yakin kalau Kaiden pasti menjadi work crush bagi banyak wanita yang bekerja di gedung itu. Memikirkan hal itu membuatnya merasa sedikit... cemburu?

Ada rasa iri yang timbul di hatinya terhadap para wanita yang bekerja bersama Kaiden, karena mereka bisa bertemu dan dekat dengan suaminya. Mungkin saja sebagian dari mereka ada yang bermaksud dan mencoba untuk menggoda suaminya.

Dada Sofia terasa sesak hanya karena memikirkan hal itu. Untung saja Kaiden kelihatan sangat cuek dan dingin pada orang-orang di sekitarnya. Sofia juga yakin kalau Kaiden bukan type womanizer dan jauh dari kesan playboy. Tapi siapa yang tahu?

Sofia menghembuskan nafas perlahan, mencoba menjauhkan pikiran-pikiran negatif dari kepalanya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***