"Ya, Mom?" Kaiden tersenyum. Dia berusaha menghapus pikiran-pikiran sensual yang nakal tentang percintaan panas penuh gelora dengan Sofia dari kepalanya.
"Ah, lihat betapa cantiknya Sofia..." Sharon menatap menantunya dengan bangga.
Kaiden hanya berdehem.
"Jadi menurutmu seorang ibu tidak akan mengerti soal faktor daya tarik seksual ya?" godanya iseng.
Kaiden terkekeh kecil. "Oh, God. Aku harus setuju dengan Mom kalau dia itu cantik."
"Hanya cantik aja?"
Kaiden tahu ibunya tidak akan berhenti menggodanya. "Okay. Dia luar biasa cantik dan sangat sexy. Seperti bidadari. Dia seistimewa itu. Okay, Mom? Are you happy now?"
Sharon tergelak puas. "Oh, Mom ga nyangka kamu masih mengingat semua kata-kata Mom tentang Sofia."
"Sebab Mom selalu mengulang-ulangnya sampai aku hafal di luar kepala." kata Kaiden sambil meraih segelas anggur lagi.
"Mom senang kamu mengambil keputusan ini, sayang. Sofia akan menjadi istri yang baik untukmu."
"Hmm. Aku masih ragu, Mom. Dia benar-benar tidak sedang hamil?"
"Kaiden!" Sharon mencubit pinggang anaknya gemas.
"Auw!" Kaiden mengaduh pelan.
"Sofia itu gadis baik-baik, sayang. Kamu akan mengetahuinya nanti."
"Lalu kenapa dia menerima pernikahan ini dengan begitu mudah? Mom ga akan memberitahuku kan? Okay, akan aku cari tau sendiri." Kaiden menyesap anggurnya lagi.
"Sabarlah, sayang... Tidak semua hal yang ingin kamu ketahui, harus diketahui sekarang. Nanti akan ada waktunya." Sharon menepuk pundak Kaiden yang kokoh.
"Maksudnya apa, Mom?"
"Kalau waktunya sudah tepat, Sofia akan menceritakannya sendiri padamu. Tentang apapun yang ingin kamu ketahui dari dirinya. Kamu harus sabar, Kai."
"Apakah tidak lebih baik kalau dia menceritakannya sekarang?" tanya Kaiden bingung.
"Sofia harus bisa percaya dulu padamu, baru mungkin dia bisa terbuka dan menceritakan semuanya."
Kaiden kembali menatap istrinya. Sofia sungguh menggoda dengan gaun berpotongan leher yang begitu rendah. Kaiden menelan ludah ketika memandangi dada putihnya yang bulat sempurna dan terlihat lembut. Bagian tubuh yang sensual itu benar-benar mengundang Kaiden untuk meremas dan menyicipinya dengan tidak sabar.
Damn it. Kaiden terus mengutuki dirinya sendiri dalam hati. Kenapa semua bayangan nakal itu selalu datang tanpa diundang setiap kali dia menatap tubuh Sofia?
Bukan hal yang aneh bagi Kaiden untuk terlibat dengan banyak wanita muda yang cantik dan sexy. Lingkungan pergaulannya dengan para celebrities memungkinkan dia untuk selalu mendapatkan banyak undangan pesta kelas atas yang dipenuhi oleh wanita-wanita seperti itu. Dan banyak dari mereka yang selalu menggodanya setiap ada kesempatan. Tapi Kaiden tidak bergeming, dia juga tidak pernah berpikiran mesum tentang para wanita itu.
Kaiden terkenal sebagai lelaki yang dingin, tapi bukan berarti dia tidak mau berhubungan dengan wanita. Hanya saja dia tidak suka terlalu terikat pada makhluk yang selalu haus kasih sayang dan perhatian itu.
Lelaki itu bisa bertahan menjalin hubungan cukup lama dengan Bella karena wanita itu tidak selalu menempel padanya. Bella tahu kalau Kaiden tidak bisa dikekang, dan lelaki itu butuh kebebasannya sendiri. Jadi Bella bermain tarik ulur yang cukup untuk membuat Kaiden tidak lepas dari pelukannya.
Kaiden adalah seorang lelaki muda yang normal dan sehat, tentu saja dia memiliki gairah kelelakian yang butuh penyaluran. Tapi sebagai seorang CEO yang sibuk, pikirannya tidak selalu dipenuhi oleh hal-hal tentang wanita dan kesenangan. Bahkan sering kali Kaiden menenggelamkan diri dalam pekerjaannya, hingga membuat pacarnya uring-uringan karena merasa tidak diperhatikan.
Tapi kenapa sekarang dia selalu memikirkan hal-hal yang nakal dan liar tentang Sofia? Padahal dia baru saja bertemu dengan wanita itu. Apa memang dia sudah berubah menjadi lelaki mesum? Ahh, dia mengerang diam-diam.
Kaiden berusaha untuk fokus. Dia harus mulai menyusun rencana untuk menyelidiki istri barunya itu.
Apa sih yang sebenarnya Sofia sembunyikan? Apa motivasinya melakukan semua ini? Baiklah, aku akan mengetahui rahasiamu itu. Sampai aku tau semuanya, aku tidak akan menyentuhmu. Lelaki itu bertekad dalam hati.
Tapi Kaiden tidak tahu kalau janjinya itu akan terlanggar hanya dalam hitungan jam.
"Selamat sekali lagi ya, Kai! Kamu sangat beruntung!" Ethan memeluk sahabatnya.
"Terima kasih sudah mau datang, Ethan." Kaiden balas memeluk Ethan dengan erat. "Aku benar-benar menghargainya."
"Sama-sama, Kai. Kan ga tiap hari tiba-tiba sahabatmu memutuskan untuk menikah hanya dalam waktu seminggu." Ethan tertawa kecil.
Kaiden hanya menyeringai, wajahnya tersipu.
"Ya, ga heran juga sih kenapa kamu mau melakukan pernikahan secepat ini. Pengantin wanitanya sangat cantik seperti bidadari. Dan juga sangat seksi!" bisik Ethan terdengar.
Kaiden tersenyum tipis, "Bukan karena itu jugalah, Ethan."
"Ah yang benar, Kai. Aku masih ingat gimana kamu merajuk seperti bayi karena tante Sharon terus memaksamu untuk menikah dengan the California girl. Katamu dia itu ga cantik sama sekali. Ga cantik gimana sih? Matamu buta apa gimana?" Ethan terus menggoda sahabatnya.
"Diam, Ethan." Kaiden meninju bahu Ethan sambil main-main. "Tapi aku emang terkejut melihat perubahannya. Ternyata pubertas bisa memberikan keajaiban yang mengubah Sofia 180 derajat."
"Ah, aku rasa dia itu pasti udah cantik dari dulu. Tapi emang aja kamu ga sadar. Terus setelah beranjak dewasa, dia menjadi seperti sekarang. Cantik dan sexy."
Kaiden tersenyum, mengingat-ingat Sofia muda yang dulu dikenalnya.
"Mangkanya aku heran waktu kamu bilang kamu akan segera menikahi the California girl. Lho bukannya gadis itu tidak sesuai dengan seleramu dan bukan tipemu sama sekali? Tapi sekarang setelah aku melihatnya... Hmm, pantesan aja kamu ngebet. She's so hot!" Ethan menoleh pada Sofia yang sedang mengobrol dengan istrinya, Claudia.
Kaiden tersenyum malu, "Aku ga tau apa yang ada di pikiranku waktu itu. Tapi ketika Dad bilang kalau aku tidak mau menikahi Sofia, maka dia akan segera menikah dengan lelaki lain... Aku merasa... Entahlah." Dia tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan perasaannya.
"Kamu ga rela kalau dia dilahap oleh lelaki lain ya?" Ethan terkekeh.
Kaiden menyeringai, "Kalau sampai dia jatuh ke tangan lelaki lain, rasanya itu ga benar."
"Jadi yang benar itu kalau dia jatuh ke tangan kamu, gitu? Halah, bisa aja kamu, Kai!" Ethan mencibir geli.
"Entahlah. Tiba-tiba aja aku merasa... sedikit posesif. Membayangkan wanita secantik dan seseksi dia dinikmati oleh lelaki lain itu sangat... mengerikan."
"Jadi harus kamu gitu ya yang menikmati kecantikan dan keseksian Sofia? Okay, aku mengerti." Ethan masih terus menggoda Kaiden.
Kaiden terkekeh malu. "Apa aku sudah gila ya?"
Ethan berdecak, "Aku rasa kamu normal, Kai. Siapa sih yang rela melewatkan kesempatan untuk punya istri secantik dan seseksi Sofia? Lagi pula keluarga kalian sangat mendukung pernikahan ini. Kamu memang selalu beruntung, brengsek!"
"Diam kamu."
Lalu kedua sahabat baik itu tertawa bersama.
"Gimana acara honeymoonnya? Lancar? Pinggang masih aman kan?" Sekarang giliran Kaiden yang menggodai Ethan.
Wajah ganteng Ethan tersipu malu. "Honeymoon apaan?"
"Lho habis menikah kan kalian belum sempet berhoneymoon. Aku sengaja memesan kamar hotel dengan pemandangan terbaik untuk kalian berdua." Kaiden mengedipkan matanya.
"Harusnya kamu memesan dua kamar."
"Kenapa aku harus memesan dua kamar? Lagipula kalau aku pesan dua kamar, kamu akan tetap ngelayap ke kamar Claudia kan?" kata Kaiden sambil tersenyum iseng.
“Well...” Ethan menyesap anggurnya pelan sambil menyembunyikan senyum.
Dia menoleh lagi ke arah istrinya. Claudia yang cantik masih asik mengobrol dengan Sofia di dekat air mancur indah yang ada di taman mansion keluarga Levine ini.
"Aku heran melihat Sofia dan istrimu. Kenapa mereka bisa cepat akrab ya? Apa wanita emang begitu?" tanya Kaiden yang juga sedang mengamati istrinya.
"Aku juga ga ngerti." Ethan menggelengkan kepalanya. "Jadi kamu udah siap untuk bertempur nanti malam?" Keisengan Ethan muncul lagi.
"Hmm sepertinya itu harus ditunda dulu."
"Apa? Kenapa??" Ethan tidak percaya dengan perkataan temannya.
Kaiden tertawa geli melihat ekspresi sahabatnya itu.
“Ada sesuatu yang harus aku selidiki tentang Sofia. Sepertinya dia menyembunyikan sesuatu dariku. Dan aku ingin tau apa rahasianya. Jadi sampai semuanya jelas, lebih baik kita tidak terlibat intim secara fisik."
"Apa? Maksudmu... Tidak ada \*\*\*\*?” Mata Ethan melebar karena terkejut.
Kaiden mengangguk.
"Yang benar aja." Ethan lalu tertawa, "Coba lihat istrimu itu, kawan... Emang kamu bisa menahan diri untuk tidak menyentuhnya? Aku ga yakin."
Kaiden menghela nafas, "Aku tidak punya pilihan."
"Astaga... Yang kuat ya, Kai. Aku akan berdoa untukmu, kamu pasti membutuhkan itu." Ethan menepuk bahu Kaiden sambil menahan tawanya.
"Hei, jangan tertawa." kata Kaiden sebal. "Jadi berapa lama kalian akan tinggal di sini?"
“Kurasa sekitar 2 minggu. Claudia ingin berlibur di sini.”
"Bagus. Kita bisa menghabiskan waktu bersama-sama."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments