Kaiden dan Ethan adalah teman bermain sedari kecil. Lahir dari latar belakang keluarga konglomerat yang sama, bersekolah di tempat yang sama, dan memiliki tanggung jawab sebagai pewaris di kerajaan bisnis keluarga mereka masing-masing, membuat kedua pria muda itu bersahabat dekat. Mereka tidak segan untuk bercerita tentang hal-hal pribadi kepada satu sama lain.
Kedua sahabat itu mempunyai kebiasaan untuk hang out bersama, kebiasaan lama yang terus berlanjut walaupun mereka sudah menikah. Kadang mereka juga membawa istri mereka untuk ikut.
Seperti siang ini Kaiden dan Ethan sedang duduk dengan santai di sebuah kafe mewah langganan mereka yang berada di pusat kota. Mereka baru saja selesai makan siang dan menikmati kopi yang mereka pesan.
Sementara Sofia dan Claudia pergi ke mall di area itu untuk window shopping berdua saja. Para wanita memang selalu memiliki kegiatan mereka sendiri dan para pria memilih untuk menunggu sambil bersantai di cafe.
"Kamu ga begadang semalaman lagi kan? Honeymoon kalian kan sudah lewat beberapa bulan yang lalu." kata Ethan sambil melirik pada sahabatnya.
"For your information, aku tetap sibuk dengan istriku tiap malam. Dan honeymoon kami diperpanjang sampai waktu yang ga ditentukan." ucap Kaiden dengan wajah datar lalu dia meminum kopinya.
Ethan tertawa. "Dasar gila... Aku masih ingat, setelah menikah kamu bilang no *** sampai kamu tau semua rahasia Sofia. Tapi sekarang, kamu malah ga bisa lepas dari istrimu. Ck, ck, ck..." decak Ethan sambil geleng-geleng kepala.
Kaiden berdehem. “Well... Aku kan udah bilang kalau itu adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Kamu tau kan Sofia itu sangat cantik dan sexy, jadi please jangan salahkan aku."
"Jadi Sofia yang harus disalahkan?" Ethan mendelik.
Kaiden terkekeh. "Masalahnya adalah kenapa dia harus begitu cantik dan sexy."
"Aku rasa ada banyak wanita cantik dan sexy di sekitarmu, tapi biasanya kamu ga bergeming dan tetap dingin."
"Ya, itu memang benar. Aku sendiri juga ga mengerti..."
"Apa sekarang kamu kena batunya, karena sering mengacuhkan banyak wanita?" Ethan tertawa geli.
Kaiden hanya menyeringai dan meminum kopinya lagi.
"Terus apa kamu udah tau alasan Sofia mau menikah denganmu?"
"Ah, itu masih jadi sebuah teka-teki. Aku terpaksa memakai taktik lain untuk mengetahuinya.” Kaiden menatap sahabatnya.
"Taktik apa? Ah, aku tau. Ini pasti ada hubungannya dengan kenapa kalian sekarang tinggal di apartemen yang kecil dan kamu berpura-pura menjadi bangkrut kan? Kamu berharap dengan keadaan ini Sofia akan menceritakan semuanya padamu?"
Kaiden mengangguk. "Aku pikir dia akan marah dan menyesal lalu mengatakan semua alasannya menikah denganku."
"Jadi, apakah itu berhasil?"
Kaiden menghela nafas. "Belum. Ini lebih sulit dari yang aku kira.” Dia bergumam. "Sofia menerima semua keadaan ini dengan tenang. Yang pasti dia menikah denganku bukan karena uang atau kekayaan."
"Apa mungkin dia jatuh cinta padamu pada pandangan pertama?" goda Ethan.
"Itu ga mungkin. Dia akan tetap menikah kalaupun calonnya bukan aku."
"Okay, berarti kita juga bisa yakin kalau Sofia menikah denganmu bukan karena wajahmu yg ganteng atau badanmu yang bagus ataupun keahlianmu di ranjang." sindir Ethan sambil mencibir.
Kaiden terkekeh. "No. Memang awalnya istriku tampak ga tertarik tentang hal itu. Tapi sekarang sepertinya dia udah berubah." Dia mengedipkan matanya.
Ethan berdecak mendengar perkataan sahabatnya itu. "Dasar ga tau malu..."
Kaiden hanya tersenyum tipis. "Eh, Ethan. Beberapa waktu yang lalu Sofia bermimpi buruk, mungkin itu ada kaitannya dengan seseorang dari masa lalunya. Tapi dia selalu menghindar setiap aku tanya tentang hal itu."
"Oh ya? Mimpi tentang apa?"
"Entahlah... Ketika dia bangun dari mimpinya dia menangis dan mengatakan sesuatu tentang pesawat yang jatuh dan seseorang yang meninggal. Istrimu kan berteman baik dengan istriku dan mereka sering menghabiskan waktu bersama. Apa Sofia pernah memberitau Claudia tentang sesuatu? Aku yakin Sofia menceritakan banyak hal pada istrimu.”
“Aku tau kalau mereka berbagi banyak cerita tapi Claudia ga pernah memberitau apapun tentang itu. Dia bilang itu rahasia perempuan.”
"Please help me, man. Tanyakan pada Claudia, apa aja yang Sofia ceritakan padanya. Aku benar-benar perlu tau tentang hal itu."
Ethan menggelengkan kepalanya, "Aku udah pernah tanya, tapi Claudia ga mau memberitauku."
"Kamu harus bertanya pada istrimu ketika kalian berdua di tempat tidur dan kalian bercinta--"
"Diam!" Ethan memotong perkataan Kaiden dan melotot pada sahabatnya itu. "Dasar manusia mesum..."
Kaiden menghembuskan nafas pelan. "I'm helpless..."
“Gesh, Kai... Aku rasa pada waktunya nanti Sofia akan menceritakan semua padamu. Dan seharusnya kamu ga perlu membuat istrimu hidup kesusahan seperti itu. Kasian kan dia..."
“Aku tau. Aku juga merasa ga enak melihat dia yang biasa hidup nyaman, sekarang harus capek mengurusi rumah. Kalau aja dia mau terbuka padaku..."
“Udahlah, mending kamu hentikan aja ini semua. Istrimu itu wanita yang baik, Kai."
Kaiden menghela nafas pelan.
"Dan aku bisa melihat kalau kamu jatuh cinta pada istrimu yang cantik itu.”
Wajah Kaiden bersemu merah mendengar perkataan sahabatnya. "Hm? Emang keliatan ya?"
Ethan terkekeh, “Kamu itu adalah sahabatku. Aku tau kapan kamu bahagia, marah atau sedih. Aku juga tau kalau kamu sedang jatuh cinta. Dan sekarang kamu jadi sedikit gila dan ga masuk akal gara-gara jatuh cinta pada istrimu itu."
Kaiden tersenyum tipis. "Mungkin kamu benar."
"Emang aku benar! Kamu harus memberi tau Sofia tentang perasaanmu, Kai.”
"Huh? Untuk apa? Dia kan udah jadi istriku.” Kaiden tersenyum penuh kemenangan.
"Dasar sialan..." Ethan mendengus.
Kaiden tertawa pelan. “Aku harus memastikan perasaanku dulu. Dan perasaan Sofia juga.”
“Yeah, itu benar. Kamu harus memperlakukannya dengan lebih baik... Dia layak mendapatkan kehidupan yang baik dan kamu bisa memberikan itu pada Sofia. Kamu bakalan mati kalau sampai Sofia memutuskan untuk pulang ke LA karena kamu membuat hidupnya susah di sini.”
“I know, I know… Aku hanya ga bisa menemukan cara untuk membuat Sofia terbuka padaku. Saat ini yang terpikirkan hanya cara ini."
“Jangan sampai nanti kamu menyesal. Aku belum pernah melihatmu seperti ini pada wanita manapun sebelumnya. Jadi aku pikir Sofia pasti benar-benar berharga untukmu, Kai.”
Kaiden mengangguk. "Aku tau. Terimakasih, Ethan." Dia menepuk pundak sahabatnya.
"Jadi gimana dengan om dan tante? Kalian ada janji sarapan bersama dengan orang tuamu pagi ini, kan?”
"Ga jadi. Kami bangun kesiangan karena... aku dan istriku sibuk semalaman. Jadi kita ga jadi datang ke rumah orangtuaku dan langsung ke sini untuk lunch dengan kamu dan Claudia.”
"Astaga... Dasar mesum!" Ethan tertawa geli. "Kamu tau kan kalau orang tuamu akan memberikan banyak pertanyaan soal keputusanmu untuk tinggal di apartemen kecil itu?"
“Iya. Mom terus memaksaku dan Sofia untuk pindah bersama mereka. Tapi aku ga mau."
"Kamu ga bisa menghindari orang tuamu terus."
"Ya, aku tau. And you know my Mom. Karena kami ga bisa datang pagi ini, Mom memintaku dan Sofia untuk sarapan bersama mereka besok.” kata Kaiden sambil menghela nafas.
Ethan terkekeh, “Dan aku yakin kalian ga akan bisa datang juga besok. Iya kan, Kai?"
"Iya. Aku dan istriku terlalu sibuk."
Mereka tertawa bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments