Sofia akhirnya selesai memasak beberapa masakan sederhana yang secara kilat dia pelajari dari video-video di YouTube. Sebenarnya dia tidak cukup puas dengan hasil masakannya, tapi dia merasa sudah melakukan semua petunjuk yang diberikan. Lagi pula ini adalah kali pertamanya memasak, jadi Sofia juga penasaran dengan hasilnya.
Sepasang suami istri itu kini sudah duduk berhadapan di meja makan mereka yang kecil.
”Apa yang kamu masak?” Kaiden merasa amat lapar, jadi dia sudah tak sabar lagi untuk segera makan.
”Ini hanya masakan yang simple tapi aku harap kamu suka.”
Kaiden menatap masakan di hadapannya. Sebagian tampak gosong dan kurang mengundang selera.
”Sepertinya ini kurang meyakinkan.” Kaiden tampak enggan.
”Iya, aku tau. Ini pertama kalinya aku memasak.”
Kaiden menatap pada istrinya. ”Oh ya?”
Sofia mengangguk, ” Keliatannya memang sedikit berantakan, tapi aku harap kamu akan suka rasanya.”
”Okay. Aku akan coba.”
Dengan tatapan penuh harap di wajahnya yang cantik, Sofia menatap Kaiden yang menyuapkan sendok pertama ke mulutnya.
"Bagaimana?"
Kaiden mengerutkan kening, "Ini... keasinan."
Wajah Sofia langsung kecut. "Masa? Padahal aku tadi hanya menambahkan sedikit garam." katanya pelan.
Kaiden menahan senyumnya, ekspresi wajah Sofia sungguh amat menggemaskan.
"Coba lagi yang ini." Sofia menyodorkan piring lain ke hadapan suaminya.
"Ini ga ada rasanya. Hambar." Dia mencicipi masakan itu dan dengan sengaja membanting sendok ke piringnya.
Sofia tersentak kaget, wajahnya semakin kecut. "Kamu juga ga suka yang ini?"
Kaiden menggeleng lalu mencoba makanan yang lain. ”Ini juga ga enak.”
”Jadi kamu ga suka semua makanan ini?”
Sekali lagi Kaiden menggelengkan kepalanya.
"Kamu ga bisa masak sama sekali ya?”
Sofia terdiam, wajahnya terlihat sedih.
“Padahal Mom bilang kamu akan jadi istri yang baik untukku.” Kaiden menatap si cantik itu dengan tajam.
Sofia menunduk. "Maafkan aku... Aku akan belajar masak mulai besok." katanya pelan.
Sangat sulit untuk menjaga ekspresi wajahnya agar tetap datar. Kaiden sungguh ingin segera memeluk dan memberikan istrinya ciuman yang hangat. Tapi dia tetap bertahan dengan wajahnya yang dingin.
Sebenarnya masakan Sofia tidak begitu buruk dan masih bisa dimakan. Mungkin rasanya lebih asin atau kurang asin sedikit saja. Lagi pula Sofia bilang ini pertama kalinya dia memasak. Dan Kaiden senang mengetahui kalau Sofia melakukan itu untuk dirinya. Dia akan dengan senang hati memakan semua masakan Sofia.
”Hah, seharusnya tadi kamu membiarkan aku yang memasak.” katanya dengan nada kesal.
Kaiden bertingkah seolah dia sangat kecewa dengan istrinya. Dia terus menggengkan kepalanya sambil memberikan tatapan galak pada Sofia.
”Maafkan aku...” guman Sofia lagi.
Tapi lalu wanita itu tertengun saat melihat Kaiden yang melanjutkan memakan masakan di atas meja.
"Kai... Makanannya kan ga enak."
"Apa aku punya pilihan lain? Aku lapar." kata Kaiden dengan dingin.
Sofia merasa semakin bersalah. Dia memandangi suaminya yang tampan itu sambil terus meminta maaf.
”Maaf... Kamu ga usah makan masakanku kalau kamu ga suka. Kita bisa memesan sesuatu dari restoran kan?”
”Terus kamu mau buang masakan ini?” Kaiden berhenti makan dan melipat kedua tangannya di dada. ”Aku sudah cerita kan sama kamu kalau bisnisku sedang bermasalah. Aku melakukan investasi yang sangat besar baru-baru ini dan semuanya gagal total. Aku kehilangan banyak uang. Karena itu untuk sementara waktu kita harus tinggal di tempat ini dan kita harus berhemat.” Kaiden berkata dengan serius.
”Apa keadaan keuanganmu begitu sulit?”
Kaiden mengangguk.
”Aku bisa membantumu. Aku punya tabungan, perhiasan, saham dan...”
”Tidak. Aku tidak butuh uangmu.” Kaiden segera memotong perkataan Sofia.
"Tapi..."
”Aku bisa menangani masalah ini. Aku hanya butuh sedikit waktu. Dan sebaiknya kamu ga perlu memberitau keluargamu tentang hal ini. Bahkan orang tuaku juga tidak tau. Ini masalahku dan aku akan menyelesaikannya sendiri.” Kaiden menekankan kata-katanya dengan jelas. ”Kamu bisa menyimpan rahasia kan?”
Sofia mengangguk. Dia mengerti kalau laki-laki memiliki ego mereka sendiri. Apalagi lelaki dominan seperti Kaiden.
Setelah mendengar kata-kata Kaiden, Sofia terlihat muram. Dia menatap Kaiden dengan sorot mata yang sedih.
Kaiden mencoba untuk mengabaikannya tapi dalam hati dia terus bertanya-tanya. Kenapa Sofia menatapnya seperti itu? Apa dia menyesali keputusannya untuk menikah dan pindah ke London? Yah itu bisa dimengerti karena kaiden tiba-tiba melemparkan kenyataan pahit ini pada Sofia.
Sofia adalah anak gadis kesayangan ayahnya yang hidup dengan mewah dan glamor di California. Dan sekarang dia harus hidup jauh dari keluarganya, bersama dengan suami barunya. Di tambah lagi suaminya itu ternyata mengalami kesulitan finansial. Hal ini pasti sangat mengejutkan bagi tuan putri cantik ini.
Sejujurnya saat ini sulit bagi Kaiden untuk berwajah serius dan berpura-pura dingin seperti ini. Karena demi Tuhan, dia ingin tertawa dan membawa Sofia dalam pelukannya.
Ini bener-benar menyenangkan, pikir Kaiden dalam hati.
~~~~
Sofia menatap tumpukan pakaian kotor di dalam keranjang lalu matanya beralih pada mesin cuci di depannya. Tadi Kaiden menyuruhnya untuk mencuci pakaian kotor. Tapi dia kebingungan karena dia tidak tahu cara menggunakan mesin cuci. Seumur hidupnya Sofia tidak pernah mencuci pakaiannya sendiri.
Dia ingin bertanya pada Kaiden tapi dia merasa segan. Lelaki itu sudah kecewa karena dia tidak bisa memasak. Apa jadinya kalau Kaiden tahu kalau dia juga tidak bisa mencuci pakaian.
Kaiden yang sedang berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air, menatap pada istrinya yang sedang bengong di depan mesin cuci.
"Kamu juga tidak tahu caranya mencuci baju?"
Deg! Sofia tersentak.
"A-apa?" Sofia menoleh gugup. "Aku... Aku hanya... sedikit bingung... Bagaimana caranya..."
"Ahh. Yang benar aja..." Kaiden terlihat kesal lalu menghampiri Sofia. Lelaki itu menunjukkan caranya menggunakan mesin cuci sambil mengomel.
Dulu sewaktu kuliah dia pernah tinggal jauh dari orang tuanya dan sedikit banyak tahu tentang beberapa hal mengenai pekerjaan rumah.
“Kamu ini pasti daddy's girl yang dimanja ya? Aku tau keluargamu sangat kaya, tapi masa kamu ga tau caranya mencuci pakaian? Itu hal dasar yang harus kamu ketahui. Kamu tau kan tugas istri itu salah satunya adalah mengurus rumah?” kata Kaiden dengan dingin sambil menatap tajam istrinya. Aura CEO galak nya keluar begitu saja.
Sofia hanya menundukkan kepalanya.
”Aku ga tau bagaimana kamu akan melakukan tugasmu sebagai seorang istri. Aku bahkan ga yakin kalau kamu bisa menyapu lantai.”
Sofia makin menunduk, menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca. Dia hampir menangis mendengar kata-kata Kaiden yang terdengar tajam. Tapi dia tahu lelaki itu mengatakan hal yang benar, dia memang tidak bisa apa-apa.
Selama ini dia tinggal di lingkungan yang nyaman tanpa perlu pusing memikirkan pekerjaan rumah sehari-hari. Semua tersedia untuknya dan dia bisa mendapatkan apapun dengan mudah. Sofia hanya disibukkan dengan pekerjaannya di salah satu perusahaan keluarga yang dipercayakan ayahnya. Selain itu dia hanya melakukan hobinya dan bersosialisasi dengan teman-temannya.
Dan sekarang dia menyesali ketidakmampuannya sebagai seorang wania dewasa. Suaminya tampak sangat kecewa padanya. Dan itu membuatnya merasa amat sedih.
Sebagai seorang yang introvert, Sofia hanya bisa menangis diam-diam di kamar tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Devi Rahmanita
mana lanjutan nya Thor..penasaran
2022-02-21
0