BAB 16#KAGET NIKAH

Rumah Afnan dan Irene.

Pukul 21:00.

Afnan sedang sibuk mencuci piring kotor bekas makan malam. Sementara, Irene datang menghampiri dirinya dan menawarkan diri untuk membantunya.

"Mau ngapain Lu kesini? Kalau cuma untuk berdebat dan juga ngomel - ngomel gak jelas mendingan Lu pergi deh dari sini soalnya Gue lagi gak ada waktu untuk itu,"

"Gue kesini bukan untuk ganggu Lo kok. Gue cuma mau bantuin Lo nyuci piring aja soalnya gue gak enak sebagai perempuan masa laki - laki yang harus nyuci piring sih,"

"Gak perlu. Jangan kira dengan Lu sok baik kayak gitu bisa buat gue jadi suka sama Lu ya,"

"Ih apaan sih. Kalau memang gak mau dibantu yaudah. Gak usah ngegas juga kali,"

Irene berjalan mengarah ke meja makan yang terletak tidak jauh dari wastafel cucian piring. Ia menarik salah satu kursi makan dan duduk sembari melihat Afnan yang masih sibuk mencuci piring.

"Lu ngapain sih masih ngelihatin gue kayak gitu, suka baru tau Lu sama gue,"

"Ih apaan sih. Pede banget jadi orang. Gue gak bakalan suka sama lu juga kali,"

"Terus ngapain duduk disitu sambil ngelihatin gue Mulu,"

"Ya apa salahnya sih untuk malam ini aja kita berteman,"

"Mau ngobrol tentang apa Lu sama gue?,"

"Gitu dong, gue boleh tanya soal cewek Lo itu gak sih,"

"Boleh, mau tanya apa? Tapi saran gue ya Lo itu jangan sok mau ngikutin gaya dia ya soalnya walaupun Lo ngikutin gayanya dia gue juga gak bakalan bisa suka Lo,"

"Ih apaan sih Lu. Gue itu cuma mau tanya kenapa sih orangtua Lu malah jodohin Lu sama gue padahal mereka pasti tau kan kalau Lu udah punya kekasih,"

"Jawabannya simple aja sih karena Papa gue tau kalau Nathalia itu anak dari seorang narapidana,"

"Cuma karena itu doang,"

"Iya, cuma karena itu aja. Terus sekarang cewek Lo itu dimana?,"

"Dia ada di London. Gue akan menyusulnya nanti setelah 3 bulan usia pernikahan kita,"

"Kenapa gak sekarang aja sih Lo perginya biar kita berdua bisa cepat bercerai,"

"Gak bisa semudah itu, Ren. Papa dan Mama gue akan sangat curiga jika gue langsung meninggalkan diri Lo dan gue yakin mereka akan bertindak nekad jika tau gue masih berhubungan dengan Nathalia,"

"Oh jadi itu alasannya,"

"Lo harus ingat ya kalau pernikahan kita ini itu palsu. Jadi jangan terlalu banyak berharap sama gue. Gue udah selesai, gue mau balik ke kamar dulu. Lo jangan lama - lama di dapur soalnya biasanya suka banyak kejadian horor kalau malam,"

Afnan pun mencuci tangannya hingga bersih. Lalu pergi begitu saja meninggalkan dapur.

"Kejadian Horor?! Ih kok jadi merinding sih gue,"

Irene yang takut sendirian di dapur pun langsung pergi juga meninggalkan dapur.

****

Perusahaan Gradien Company

Pukul 10:00

Salman datang ke perusahaan Gradien Company bersama dengan Ivanna yang saat ini telah menjadi sekretarisnya. Kedatangan Ivanna bersama dengan Salman ke perusahaan itu membuat Imran sangat terkejut.

Salman yang merasa kesal dengan pria bajingan itu pun masih bisa bersikap tenang dan berpura - pura memanggil Imran untuk menanyakan tentang laporan keuangan padanya.

"Imran,"

"Iya, Pak. Saya mau kamu bawa catatan laporan keuangan yang saya minta kemarin malam ke ruangan saya ya,"

"Baik, Pak,"

"Kamu mau kemana? Buru - buru sekali,"

"Sa-saya ada pekerjaan lain yang harus dikerjakan, Pak,"

"Tunggu dulu, saya ingin kenalkan kamu dengan sekretaris baru saya. Namanya Ivanna,"

Imran hanya sekilas menatap wajah Ivanna. Lalu, memalingkan wajahnya. Ia berharap Ivanna tidak dapat mengenali dirinya agar jabatannya di dalam perusahaan Gradien Company bisa tetap aman.

"Kenapa kamu takut seperti itu? Apakah kamu sudah pernah mengenalnya?,"

"Ti-tidak, Pak. Saya tidak mengenalnya. Kalau begitu saya permisi dulu ya, Pak. Saya masih ada urusan lain,"

Imran pun berjalan melewati Ivanna dengan perasaan cemas. Sementara, Ivanna hanya menatapnya dengan tatapan tajam.

"Dia takut,"

"Aku tau. Dia adalah pria pecundang yang tidak akan pernah bisa berani menghadapi setiap masalah yang ada,"

****

Rumah Afnan & Irene.

"Lo mau kemana pagi - pagi gini udah rapi aja?,"

"Mau ke kantor,"

"Loh memangnya cuti kerja kita udah selesai ya,"

"Cuti kerja?! Gue kan yang punya perusahaan ngapain juga harus pakai cuti kerja,"

"Oh iya gue lupa, Lo kan Boss nya,"

"Mau ikut ke kantor gak?,"

"Ya mau Lah. Tapi tunggu gue mau siap - siap dulu,"

"Oke, gue tunggu di mobil. Pokoknya kalau dalam waktu lima menit Lo gak keluar, gue tinggal,"

"Iya ya bawel amat sih jadi laki,"

Afnan langsung pergi keluar rumah sementara Irene kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian.

*****

Irene yang selesai berganti pakaian langsung masuk ke dalam mobil. Afnan melirik kearahnya dan sedikit terkagum dengan kecantikan paras yang dimiliki oleh Irene.

"Ngapa Lu lihatin gue aja, suka Lu sama gue,"

"Ih ogah gue suka sama Lu. Bentukan juga kayak galon air gitu,"

"Sembarangan aja ya tuh mulut ngatain badan orang kayak galon air. Badan lu tau kayak triplek tutupan sumur,"

"Udah ah males gue berdebat sama cewek kayak Lu. Pokoknya kalau di kantor itu Lu harus sopan sama Gue,"

"Ih males banget gue harus sopan sama Lu. Memangnya Lu siapa? Boss di perusahaan itu,"

"Ya emang gue Bossnya, emangnya Lu yang hanya seorang karyawan biasa,"

"Iya juga ya, Lu kan emang Bossnya. Udah ah cepetan jalan, keburu telat ntar sampai ke kantornya,"

"Iya ya bawel amat jadi cewek,"

Afnan pun langsung mengendarai mobilnya melaju keluar dari halaman rumahnya.

*****

Perusahaan Gradien Company.

Sesampainya di depan perusahaan, Afnan dan Irene langsung turun dari dalam mobil. Beberapa karyawan mulai berbisik membicarakan mereka berdua yang sama - sama selama beberapa hari tidak masuk kantor dan mulai semakin akrab.

"Selamat pagi, Pak Afnan," - Satpam

"Pagi, ini kunci mobil saya. Tolong kamu parkirkan ya,"

"Baik, Pak," - Satpam

Irene berjalan masuk terlebih dahulu ke dalam perusahaan di susul oleh Afnan yang berjalan di belakangnya. Suara bisikan dari para karyawan membuat Afnan dan Irene menjadi tidak nyaman. Walaupun mereka tau kalau apa yang dibicarakan oleh para karyawan itu benar, Irene dan Afnan memang sudah terikat janji suci pernikahan saat ini.

*****

Ruang kerja Afnan.

"Ah, kenapa sih semua karyawan disini itu jadi gosipin tentang kita. Ini pasti Lo kan yang bocor kalau kita berdua itu punya hubungan,"

"Ih apaan sih Lo gaje banget, Gue itu baru masuk kantor hari ini ya. Kan selama beberapa hari ini, Gue sama Lo terus. Sampai bosen gue lihat muka Lo aja,"

"Iya juga ya, terus siapa yang buat gosip kalau kita itu punya hubungan gelap,"

"Saya,"

Saat Afnan dan Irene sedang mengobrol tiba - tiba saja terdengar suara seorang wanita yang sangat tidak asing ditelinga Afnan. Afnan pun langsung berbalik begitu juga dengan Irene. Afnan sangat terkejut karena melihat Nathalia yang sudah berdiri di hadapannya.

"Nathalia?!,"

"Hah, Nathalia? Oh jadi ini kekasih tercinta Lo yang sering Lo ceritakan sama gue itu. Hai kenalkan nama gue Irene Bratarini," Irene mengulurkan tangannya ke arah Nathalia.

Nathalia hanya melirik sinis ke arah Irene yang tersenyum lebar sambil mengulurkan tangannya ke arah Nathalia. Lalu setelah itu, Nathalia pun berjalan ke arah Afnan tanpa merespon sedikit pun sikap ramah Irene padanya.

"Ih sombong amat sih tuh cewek, kayak cantik - cantikan aja," Gumam Irene yang sedikit kesal dengan sikap Nathalia yang sombong.

"Kamu kemana aja sih, Nan. Aku kirim pesan ke kamu kalau aku sakit, kenapa kamu malah balas kamu lagi sibuk? Kamu sibuk ngapain? Sibuk berduaan sama perempuan gak jelas ini,"

"Hah, pesan?! Pesan apa? Aku gak merasa Nerima pesan dari kamu,"

"Mampus nih gue, jangan sampai Afnan tau kalau gue yang balas pesan dari Nathalia waktu itu," - Batin Irene.

"Kamu jangan pura - pura gak tau ya. Kamu udah lupa sama aku. Kamu janji loh mau nikahin aku. Terus kenapa semenjak kedatangan sekretaris baru kamu ini. Sikap kamu jadi berubah sama aku,"

"Tunggu dulu sayang, aku itu beneran gak pernah ngerasa balas pesan apapun dari kamu. Bahkan aku juga gak tau kalau kamu sakit,"

"Aku cukup kecewa sama kamu ya, Nan. Kamu bener - bener udah lupa sama aku. Bahkan kamu membalikan fakta bahwa kamu sudah menerima pesan dari aku. Tapi kamu bilang kamu gak pernah Nerima pesan itu. Kenapa kamu bilang kayak gitu? Biar apa? Biar perempuan yang ada di samping kamu ini tau kalau hubungan kita ini sudah berakhir. Biar kamu bisa sama dia, kalau emang itu mau kamu, silahkan Nan. Silahkan, kamu sama dia. Aku pergi,"

Nathalia pun langsung pergi dari ruangan Afnan dalam keadaan menangis. Afnan yang sangat mencintai Nathalia pun langsung mengejarnya. Begitu juga dengan Irene yang penasaran dengan kelanjutan dari pertengkaran antara Afnan dan juga Nathalia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!