Rumah Keluarga Besar Atmaja.
Pukul 12:00.
Di sebuah kamar yang dijadikan sebagai kamar rias pengantin wanita terlihat Irene yang sedang bersedih di depan sebuah cermin mewah berlapiskan emas dengan seorang penata rias pengantin yang sedang mendadani rambutnya agar kelihatan lebih bagus dan rapi.
"Wah, Nona Irene sudah kelihatan sangat cantik. Saya yakin sekali pasti Tuan Afnan akan sangat kagum melihat kecantikan Nona Irene saat di acara pernikahan nanti,"
"Gue sih berharapnya dia jijik sama penampilan gue hari ini biar batal sekalian pernikahan ini,"
"Eh gak boleh gitu dong, Nona. Nona itu sangat beruntung karena telah mendapatkan Tuan Afnan,"
"Beruntung apanya, dia itu hanyalah seorang pria mesum yang menyebalkan. Sudahlah, kamu sudah selesai menata rambut saya kan,"
"Iya sudah selesai, Nona,"
"Kalau begitu, kamu boleh pergi. Gue butuh waktu untuk sendiri,"
"Baiklah, Nona,"
Penata rias itu pun pergi meninggalkan kamar rias pengantin wanita.
"Ah, kenapa sih gini banget hidup gue? Dinikahkan sama Boss sendiri yang paling gue benci. Memang benar ya kata orang kalau kita itu gak boleh terlalu benci sama orang karena nantinya bisa aja dia jodohnya kita. Tapi kalau dipikir - pikir gue kan mau berjodohnya dengan Kak Salman bukan sama Boss mesum yang menyebalkan itu. Ih kesel banget deh,"
"Wanitaaa gila, Woi cepetan keluar," Teriak Afnan dari arah bawah Balkon.
"Afnan?!,"
Irene yang mendengar suara teriakan Afnan pun langsung bergegas berlari menuju ke Balkon. Dan benar saja saat Irene melihat ke arah bawah Balkon, disana ia melihat Afnan yang sudah siap untuk mengajaknya pergi dari rumahnya agar mereka berdua tidak jadi untuk dinikahkan.
"Afnan, Lu ngapain dibawah sana?,"
"Udah Lu gak usah banyak tanya, cepetan turun,"
"Gimana caranya gue bisa turun kebawah sana. Diluar kamar gue itu banyak bodyguard suruhan bokap Lu, Bego,"
"Udah lompat aja,"
"Hah, Lompat?! Wah Lu gila nih. Ternyata selain pria mesum, Lu juga gila. Punya dendam apa Lu sama gue sampai nyuruh gue buat bunuh diri,"
"Heh, wanita Gila ternyata selain gila, Lu juga bego ya. Maksud gue itu, udah Lu lompat aja biar nanti gue tangkap. Udah cepetan lompat, kita gak punya banyak waktu nih,"
"Yaudah gue lompat nih ya. Tapi beneran Lu tangkap, awas aja Lu kalau sampai gue jatuh,"
"Iya udah cepetan, bawel amat sih jadi cewek,"
"Ya iyalah gue sebagai cewek itu bawel kalau yang suka nebar janji sana - sini itu namanya laki - laki,"
"Ah, kurang ajar Lu piring kotor restoran,"
"Heh, mulut Lu tuh kayak tempat sampah pinggir jalan,"
"Udah cepetan turun, lama amat sih. Kalau dalam hitung satu sampai tiga Lu gak lompat juga, gue tinggal Lu. Biar aja orang - orang ngira Lu sebagai pengantin wanita yang ditinggalkan,"
"Gila sedih amat kalau misalkan judul cerita hidup gue ini jadi pengantin wanita yang ditinggalkan,"
"Satuuu...,"
"Iya iya, siap - siap Lu ya,"
"Iyeee,"
"Satu, dua, Ti-Ga, aaahh," Irene pun melompat dari Balkon kamar riasnya sesuai dengan perintah dari Afnan. Dan Afnan dengan sigap pun langsung menangkap tubuh Irene.
Tubuh Irene yang sangat ramping saat ini sudah berada di dalam pelukan hangat Afnan. Mata mereka berdua pun saling bertatapan disaat itulah dalam hati masing - masing mereka berdua saling memuji satu sama lain.
"Ternyata wanita gila ini cantik juga ya kalau dilihat dari dekat," Batin Afnan.
"Ternyata pria mesum ini tampan juga ya. Jadi suka deh. Eh kau bicara apa sih Irene, kamu gak boleh suka dengan pria mesum ini," Batin Irene.
"Eh," Afnan tiba - tiba saja tersadar dan langsung melepaskan tangannya begitu saja dari tubuh Irene yang akhirnya tubuh Irene pun terjatuh.
"Aduh sakitnya, dasar pria mesum gila. Main asal jatuhin anak orang aja Lu,"
"Udah gak usah bawel, cepetan bangun dan kita kabur sekarang juga dari sini,"
Afnan pun berjalan pergi terlebih dahulu meninggalkan Irene yang masih susah untuk bangkit kembali karena gaun pengantinnya yang sangat berat.
"Iiihhh, dasar Pria Mesum gila dan gak punya hati. Untung aja kita gak jadi menikah kan kalau sampai kau jadi suamiku maka aku akan serasa hidup di neraka setiap harinya,"
Setelah berusaha cukup keras, akhirnya Irene pun berhasil bangkit dan terus berjalan mengejar Afnan yang sudah jalan duluan di depannya.
"Hey, pria mesum gila. Jalannya pelan - pelan saja kenapa? Kaki aku sakit nih terus gaun ini berat banget lagi,"
"Ssssttttssss, kamu bisa diam gak sih? Di depan sana banyak bodyguard suruhan bokap gue tuh. Jadi jalan lah perlahan ke kanan tanpa menimbulkan suara apapun agar tidak diketahui oleh mereka,"
"Sebenarnya kita itu mau kemana sih?,"
"Kita harus sampai ke garasi mobil biar aku bisa mengendarai mobilku dan kita kabur dari sini. Setelah itu, kita gak usah kembali lagi ke sini. Aku berencana untuk menemui kekasihku di luar negeri,"
"Lalu bagaimana denganku?,"
"Ya kalau kamu, itu terserah sama kamu lah. Kamu mau kemanapun itu sudah bukan urusanku lagi,"
"Ih, dasar pria mesum tak bertanggung jawab. Sekarang aku heran, kenapa sih Papa kekeh banget mau menjodohkan aku sama pria seperti dirimu,"
"Itu karena aku bukan tipe pria yang seperti kamu pikirkan. Sudah ayo, kita harus pergi dari sini sekarang," Afnan menggandeng tangan Irene. Dan hal itu membuat Irene sangat terkejut karena di seumur hidupnya, dia belum pernah merasakan tangannya di genggam sangat erat oleh sosok seorang pria kecuali papanya.
"Hah, dia menggandeng tanganku. Kenapa aku jadi sedikit baper ya sama sikapnya hari ini," Batin Irene sembari tersenyum kecil.
*****
Ceklek..
"Ireneeee, sahabatmu yang cantik ini datang,"
Shindy masuk ke dalam kamar rias pengantin wanita dan betapa terkejutnya ia saat tidak mendapati Irene di dalam sana.
"Astaga, Irene kemana? Wah, nekad nih anak. Gue pikir kemarin pas dia bilang mau kabur dari acara pernikahan itu hanya bercandaan doang. Eh ternyata beneran, gue harus kasih tau sama yang lain sekarang juga,"
Shindy pun langsung bergegas pergi untuk memberitahukan yang lain tentang menghilangnya Irene.
****
Afnan dan Irene saat ini sudah berada di lapangan pribadi yang sangat luas milik keluarga Atmaja. Mereka berjalan santai menuju ke garasi mobil dikarenakan di daerah situ tidak ada bodyguard suruhan Anwar yang sedang berjaga.
"Pria mesum, Lu yakin rencana kita ini bakalan berhasil,"
"Yah, yakin gak yakin sih. Tapi dicoba aja gak ada salahnya kan,"
"Iya juga sih,"
Ketika mereka berdua sedang asik mengobrol tiba - tiba saja terdengar suara teriakan dari kedua orangtua mereka dari arah belakang mereka berdua.
"Afnan, Irene, kalian berdua mau kemana?,"
"Mampus nih kita, kenapa mereka semua jadi tau kalau kita ada disini,"
"Sepertinya aku memiliki firasat buruk kalau kita berdua akan tetap menikah hari ini,"
"Sepertinya iya, Afnan,"
Afnan dan Irene pun berbalik. Mereka berdua tersenyum kecil saat kedua orangtua mereka menatap mereka berdua dengan tatapan mata yang tajam dan mengerikan.
*****
*Irene POV*
Yah begitulah, setelah kejadian itu akhirnya jadwal pernikahan kami berdua pun dipercepat. Tepat di hari ini kami berdua telah resmi menjadi suami istri dimata hukum, negara, dan juga agama.
Yah walaupun begitu, kami tetap sepakat untuk tidak saling menyentuh selama tinggal satu atap berdua.
****
Villa Keluarga Besar Atmaja.
Pukul 19:00.
Mobil yang dikendarai oleh Afnan dan juga Irene pun telah sampai di depan Villa - dimana mereka akan berbulan madu selama 3 bulan sesuai dengan perintah kedua orangtua mereka. Afnan dan Irene turun dari dalam mobil. Mereka berdua pun langsung melihat suasana Villa yang sangat menyejukkan dan terasa sangat nyaman.
"Villa ini sih terasa sangat nyaman. Tapi kalau gue harus tinggal disini bersama dengan Lu. Maka, Villa ini akan terasa seperti neraka bagi gue,"
"Heh, wanita gila. Lu pikir gue juga sudi apa tinggal satu atap sama wanita gila seperti Lu,"
"Eh, makin ngelunjak Lu ya anak dakjal,"
"Daripada Lu anak setan,"
"Wah, memang benar - benar nih laki gak ada akhlak. Istrinya sendiri dibilang anak setan,"
"Biarin, gak peduli gue," Afnan pun berjalan pergi meninggalkan Irene.
"Iiiihhh, dasar pria mesum nyebelin,"
Boomm...( Irene menendang mobil milik Afnan hingga sisi samping mobil itu bergaris akibat terkena ujung sepatu hak tinggi Irene )
"Aduh, mampus nih gue. Bisa ngamuk tuh anak dakjal,"
"Ireneee, Lu apaain mobil gue," ( Afnan kembali karena mendengar suara tendangan Irene barusan )
"E-enggak, gue gak ada apa - apain mobil Lu,"
"Enggak, gue gak percaya, soalnya tadi gue dengar suara mencurigakan dari arah luar,"
"Suara kucing kali,"
"Mana ada suara kucing itu Boom,"
"Memangnya biasanya suara kucing itu kayakmana,"
"Suara kucing ya meow lah, ya kali boom,"
"Nah itu kan kucing biasanya. Ini kucing yang luar biasa makanya suaranya Boom. Udah ah malas berdebat sama pria mesum nyebelin seperti kamu. Byeeee suamiku tersayang, hahahaha,"
Irene tanpa merasa bersalah sedikitpun langsung berlari pergi meninggalkan Afnan yang belum sadar akan apa yang terjadi dengan mobil kesayangan itu. Saat Afnan menoleh ke salah satu sisi samping mobilnya, ia baru tersadar saat ada garis panjang yang membentang disisi mobilnya itu. Ia pun marah besar kepada Irene karena telah membuat mobil kesayangannya itu menjadi terlihat jelek.
"Ireneee, dasar wanita gila. Wah, awas lu ya. Huft, bikin gue darah tinggi aja nih perempuan satu. Heran gue, apa yang dilihat sama nyokap sama bokap sampai punya pikiran buat nikahin gue sama wanita modelan kayak anak setan begitu,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments