Irene yang ketiduran di dalam Bis pun terbangun saat supir bis itu membangunkannya.
"Mbak, Mbak, bangun Mbak,"
"Ah iya, Pak. Astaga maaf, maaf saya ketiduran. Apakah kita sudah sampai di dekat perusahaan Gradien Company, Pak,"
"Perusahaan Gradien Company?! Ya ampun Mbak, kenapa gak bilang kalau mau berhenti disana. Bis ini sudah ngelewatin halte pemberhentian di dekat perusahaan Gradien Company,"
"Astaga, Pak. Kenapa gak bangunin saya sih? Ya sudah ini memang salah saya. Ini uangnya ya, Pak. Saya permisi dulu,"
Irene memberikan dua lembar uang pecahan lima ribu rupiah kepada supir bis tersebut.
****
Irene benar - benar panik saat ini. Ia tidak melihat satupun taxi atau tukang ojek yang lewat. Bahkan driver ojek online pun tidak ia temukan di sekitar tempat itu.
"Aduh bagaimana ini, masa sih hari pertama bekerja aku terlambat,"
Setelah menunggu beberapa menit, sebuah mobil taxi pun akan melintas di hadapannya. Irene dengan sigap langsung berlari ke tengah jalan untuk menghentikan taxi tersebut. Seorang pria tampan dan berpakaian rapi yang mengendarai mobil taxi itu pun panik dan sontak menginjak rem agar tidak menabrak Irene.
"Gadis ini gila atau apa sih, seenaknya aja dia berlari ke tengah jalan. Aku hampir saja menabraknya,"
Pria itu pun langsung melepaskan sabuk pengaman yang ia pakai dan keluar dari mobil untuk menegur Irene.
"Kamu sudah gila ya. Kamu itu kalau mau bunuh diri jangan pas saya lewat dong,"
"Pak, Pak, tunggu dulu sebelumnya saya minta maaf. Tapi saya buru - buru sekarang. Bapak driver taxi kan jadi tolong antarkan saya ke Perusahaan Gradien Company ya sekarang juga,"
"Eh, eh, kamu mau kemana?,"
"Mau naik Taxi ini. Bapak driver taxi kan,"
"Sejak kapan saya bilang kalau saya terima kamu sebagai penumpang saya. Saya lagi gak narik penumpang jadi kamu minggir saya,"
"Pak, saya mohon bantu saya. Saya akan bayar bapak 2 kali lipat deh,"
"Enggak, kalau saya bilang enggak ya enggak. Saya lagi gak narik penumpang jadi kamu pergilah dan cari taxi lain,"
Pria itu pun langsung masuk ke dalam taxi kembali tanpa mau menolong Irene. Irene terlihat sangat kesal dengan pria yang ia anggap sebagai supir taxi yang sombong.
"Baru jadi supir taxi aja belagu. Mentang - mentang ganteng seenaknya aja dia memperlakukan aku seperti itu. Awas ya kalau sampai gue ketemu sama Lu lagi, habis Lu sama gue. Pokoknya gue sumpahin Lu gak dapat penumpang hari ini,"
*****
Perusahaan Gradien Company
Pukul 10:00
Pukul 10 pagi, Irene baru saja sampai di perusahaan Gradien Company. Ia terlihat sangat terburu - buru saat berjalan di lorong koridor perusahaan. Irene yang tidak melihat ke kanan dan ke kiri saat berjalan pun tanpa sengaja menabrak seorang pria yang ternyata itu adalah Salman - Pria yang ia idamkan untuk menjadi suaminya.
"Maaf, maaf, saya tidak sengaja,"
"Irene?! Kamu Irene kan junior saya dulu saat di kampus,"
"Kak Salman, Kakak kerja disini juga?,"
"Oke Irene, kita pura - pura gak tau aja dulu kalau dia kerja disini juga. Basa - basi aja dulu," - Batin Irene.
"Iya, saya sebagai manager disini,"
"Wah, hebat banget ya. Memang saya itu gak salah pilih kak Salman buat jadi calon suami idaman saya,"
"Hah, Apa?!,"
"Ah, tidak, tidak, maksud saya, saya itu gak salah pilih perusahaan ini untuk jadi tempat pekerjaan tetap saya. Lagipula kalau ada yang saya gak tau bisa saya minta ajarin sama kak Salman,"
"Oh gitu, kamu yang kepilih jadi sekretaris baru Boss disini Kan,"
"Iya kak, tapi ngomong - ngomong nih saya gak tau ruangan Boss - nya dimana,"
"Oh gitu, yaudah ayo saya antarkan,"
"Hmmm...maaf sudah merepotkan. Tapi sebelumnya makasih ya kak sudah mau mengantarkan saya,"
"Iya gak usah sungkan, ayo mari saya antarkan,"
Irene pun diantarkan oleh Salman ke ruangan Boss pemilik perusahaan tersebut. Irene tersenyum sambil bersorak gembira di dalam hatinya karena akhirnya senior yang ia suka dulu bisa ia dekati sekarang.
"Akhirnya, kapan lagi kan bisa berjalan beriringan dengan senior ganteng,"
****
Sesampainya di ruangan Boss pemilik perusahaan, Irene dan Salman pun berjalan masuk ke dalam ruangan tersebut. Di dalam ruangan itu terlihat seorang pria yang berdiri membelakangi mereka berdua sambil membaca sebuah dokumen.
"Selamat pagi, Pak Afnan,"
"Pagi, ada apa? Apakah ada dokumen yang perlu saya tandatangani,"
"Tidak, Pak. Saya kesini hanya ingin mengantarkan wanita yang akan jadi sekretaris baru bapak,"
Afnan pun membalikkan tubuhnya. Irene dan dirinya pun sama - sama terkejut saat mengetahui mereka sebelumnya pernah berdebat di jalan. Irene menjadi sedikit takut saat mengetahui bahwa pria yang ia kira supir taxi itu ternyata adalah Boss - nya sendiri. Sementara, Afnan senang mengetahui bahwa Irene akan menjadi sekretaris - nya karena ia bisa memberikan sedikit pelajaran pada gadis sombong itu.
"Oh ini sekretaris baru saya," ( Afnan berjalan mendekati Irene )
"Ada mampus nih gue, ada apa sih dengan dunia ini. Begitu sempit banget sampai dia yang harus jadi Boss gue," - Batin Irene.
Afnan berdiri di hadapan Irene dan menatapnya dengan tatapan tajam. Irene mundur beberapa langkah karena merasa takut dengan Afnan.
"Pak Afnan, bapak kenapa dekat sekali dengan saya," Ucap Irene dengan gemetaran.
"Salman, kamu boleh pergi dari ruangan saya karena saya ada urusan penting dengan wanita ini. Saya ingin memeriksa apakah dia pantas untuk jadi sekretaris baru saya menggantikan sekretaris yang lama,"
"Baik, Pak," ( Salman pun pergi meninggalkan Irene dan Afnan hanya berdua saja di ruangan itu )
"Pak, Apakah bapak tidak berdiri terlalu dekat dengan saya?,"
"Kamu wanita yang tadi memaki - maki saya kan,"
"Ah, tidak mungkin bapak salah lihat itu pasti. Saya rasa belum pernah tuh ketemu dengan bapak sebelumnya,"
"Tapi saya rasa saya pernah bertemu denganmu,"
"Tidak, pasti bapak salah lihat itu,"
"Coba kamu tatap mata saya jika sedang berbicara dengan saya agar biar lebih sopan,"
"Oke, saya memang wanita yang bapak temui tadi. Terus kalau wanita itu adalah saya memangnya bapak mau ngelakuin apa sama saya. Mau gak nerima saya jadi sekretaris baru bapak, oke fine gak apa - apa. Saya juga gak terlalu berminat kok bekerja jadi sekretaris baru bapak,"
"Tapi saya ingin kamu jadi sekretaris baru saya. Cepat kamu tandatangani kontrak ini," ( Afnan memberikan selembar kertas dan pulpen pada Irene )
"Baguslah kalau dia menerimaku untuk bekerja disini. Aku kan jadi bisa leluasa buat deketin kak Salman," ( Irene tanpa berfikir panjang pun langsung menandatangani surat kontrak kerja tersebut )
"Nih suratnya udah aku tandatangani," ( Irene memberikan surat kontrak kerja itu pada Afnan kembali )
"Bagus mulai hari ini aku akan membuatmu tidak akan betah untuk bekerja di perusahaan ini. Lagipula suruh siapa jadi wanita itu sombong pakai acara berani memaki - maki aku segala lagi tadi. Pokoknya waktunya untuk balas dendam dengan cara licik," - Batin Afnan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments