Irene berjalan keluar dari kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Ia menggosokkan handuk ke rambutnya yang masih basah. Saat di depan pintu kamar mandi, Irene tiba - tiba saja teringat soal lamaran pekerjaan yang ia ajukan ke perusahaan Gradien Company.
"Astaga, aku lupa mengecek website perusahaan. Aku harus melihat apakah aku diterima bekerja di perusahaan Gradien Company atau tidak,"
Irene melangkah kecil ke arah meja kerjanya. Ia duduk disana dan mulai membuka laptop yang sejak tadi sudah ada di atas meja. Lalu, ia pun langsung membuka website perusahaan Gradien Company. Ia ingin melihat apakah nama ada di daftar orang yang diterima bekerja disana. Tetapi, sepertinya nasibnya memang tidak bagus hari ini. Saat Irene ingin membuka website itu tiba - tiba saja sinyal di rumahnya mulai melambat. Website yang ia buka pun hanya menunjukkan tanda panah yang terus berputar menandakan bahwa itu sedang loading atau sedang dalam proses.
"Ah, kenapa lagi sih ini? Apakah WiFi di rumahku mulai bermasalah lagi. Baiklah, aku akan menunggu hingga satu jam. Aku harap sinyalnya bisa normal kembali agar aku bisa segera mengecek apakah aku diterima bekerja di perusahaan atau tidak,"
"Irene, sayang. Ayo turun Nak, makan malam sudah siap loh," Teriak Lalita dari lantai bawah.
"Iya, Ma. Sebentar lagi, Irene turun kok," Teriak Irene kembali dari dalam kamarnya.
"Aku tinggal aja dulu lah. Lagipula, aku juga sudah lapar,"
Irene pun beranjak dari kursi dan berjalan menuju ke pintu kamarnya. Ia membuka pintu kamarnya. Lalu, keluar dari kamarnya dan tidak lupa ia menutup pintu kamarnya kembali.
****
Ruang Makan.
Irene berjalan ke arah meja makan. Disana sudah terdapat Lalita dan Rayyan yang sejak tadi sudah duduk dan menikmati makan malam terlebih dahulu. Irene menarik salah satu kursi kosong yang berhadapan dengan Lalita. Ia duduk di kursi itu dan mulai mengambil beberapa lauk yang sudah disediakan.
Suasana hening sangat terasa di ruangan itu. Tidak ada satupun suara yang terdengar kecuali suara sendok dan garpu yang saling beradu di atas piring. Lalita yang tidak suka dengan suasana makan malam yang hening pun memulai pembicaraan dengan Irene.
"Bagaimana dengan keputusanmu sayang tentang perjodohan yang telah ditetapkan oleh Papa kamu?,"
"Ma, aku kan sudah bilang kalau aku tidak mau dijodohkan dengan pria manapun. Aku sudah punya pilihan hidupku sendiri, Ma. Jadi tolong untuk jangan paksa aku untuk menerima perjodohan ini,"
"Irene, Papa menjodohkan kamu dengan pria pilihan Papa itu karena Papa gak mau kalau sampai kamu salah memilih,"
"Papa dan Mama memang gak mau aku salah memilih laki - laki atau karena Papa dan Mama mau memperluas jaringan bisnis perusahaan kita. Irene tetap tidak akan mau dijodohkan dengan laki - laki itu,"
"Oke, jika kamu tidak mau menurut dengan Papa dan juga Mama. Maka mulai hari ini Papa akan mencabut semua fasilitas yang sudah Papa berikan sama kamu. Baik itu ATM, kartu debit, mobil, termasuk kamu mulai besok carilah pekerjaan dan rumah sendiri karena rumah ini sudah bukan rumah kamu lagi. Kamu tidak mau menurut dengan Papa kan, itu artinya kamu sudah memilih untuk tidak mau lagi menjadi anak dari Papa dan Mama,"
"Pa, jangan seperti itu dengan anak kita. Irene pasti tidak akan bisa hidup tanpa itu semua,"
"Biarkan saja dia, Ma. Biar dia gak terus manja dan menjadi anak yang pembangkang,"
"Oke, mulai besok Irene gak akan pulang lagi ke rumah ini. Irene juga bakalan hidup sendiri tanpa fasilitas dari Papa,"
****
Halte busway
Pukul 08:00.
Irene berdiri di dekat halte busway sambil menunjukkan ekspresi wajahnya yang terlihat sedikit kelelahan dan tertekan.
"Astaga, kenapa aku menyetujui keputusan Papa kemarin. Aduh sakitnya badanku, capek banget rasanya pagi - pagi udah pindahan ke apartemen yang pernah diberikan oleh paman Samuel untukku saat aku ulang tahun yang ke - 22 tahun. Untung ada apartemen itu kalau tidak kan aku bisa tinggal di rumah kontrakan yang kotor dan tidak memiliki AC. Aku gak akan bisa tinggal satu detik pun di rumah kontrakan yang kecil dan panas,"
"Iri deh ngelihat orang - orang yang masih bisa naik mobil untuk pergi ke kantor. Lah gue sekarang harus nunggu bis untuk bisa pergi ke kantor. Untung kemarin aku ke terima di perusahaan Gradien Company jadi masih bisalah aku menghidupi kebutuhan hidupku sehari - hari,"
Beberapa menit pun berlalu, Sebuah Bis pun datang. Bis itu berhenti di depan halte pemberhentian. Irene dan beberapa orang yang sejak tadi sudah menunggu kedatangan Bis itu pun langsung masuk ke dalam Bis tersebut.
Irene masuk ke dalam Bis dan duduk di kursi sebelah kiri barisan kedua. Ia mengambil airpods dari dalam tasnya. Lalu, ia pun mendengarkan lagu - lagu romansa yang menenangkan dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
iin indartik
hadir Thor 💪💪💪
2022-07-23
1