Brak..
Afnan menutup pintu kamarnya dengan sangat keras. Ia berjalan mendekati ranjang tempat tidurnya dan duduk di salah satu sisinya.
"Ah, kenapa semuanya jadi begini sih? Kenapa gue harus dijodohkan sama wanita yang bahkan gak pernah gue kenal. Gue kan cintanya sama Nathalia. Kenapa bokap dan nyokap gue gak pernah ngerti sama perasaan gue,"
"Tapi tunggu dulu, berita memalukan apa yang sampai membuat bokap gue murka seperti itu,"
Afnan langsung melihat akun gosip di sebuah media sosial yang memberitakan tentang dirinya yang telah berbuat mesum di Perusahaan bersama dengan Irene - sekretaris barunya itu.
"Wah, mulai gak bener nih akun gosip. Gue harus segera ambil tindakan nih. Tapi ngomong - ngomong siapa yang udah jual berita seperti ini ke akun gosip dan juga beberapa siaran berita,"
Afnan terdiam sejenak. Lalu, ia teringat saat Irene mengatakan bahwa dia akan membuat berita tentang Afnan yang merupakan seorang Boss Mesum.
"Wah, baru ingat nih gue. Ini pasti kerjaannya sih sekretaris sinting itu. Gila ya dia, gak nyangka gue, dia bisa bertindak sejauh ini cuma untuk buat gue malu. Awas lu ya cewek sinting. Gue kasih hukuman buat Lu besok pagi,"
****
Perusahaan Gradien Company
Pukul 10:00.
Salman dan beberapa karyawan lain melihat ke arah luar perusahaan yang sudah dipenuhi oleh para wartawan.
"Berita mengenai Pak Afnan dan sekretaris barunya itu sudah tersebar hingga ke siaran berita televisi dan sudah ditonton oleh seluruh warga Indonesia. Saya yakin sekali ini semua pasti perbuatan dari orang dalam perusahaan ini,"
"Tapi siapa yang sudah berani melakukan semua ini, Pak,"
"Inilah yang perlu kita semua selidiki,"
"Eh, guys. Apa semua ini kerjaannya Mira?," Bisik salah satu karyawan wanita dengan karyawan wanita lainnya.
"Bisa jadi sih soalnya setelah berita tentang Pak Afnan ini tersebar. Dia kan memutuskan untuk resign dari perusahaan ini," Sahut karyawan wanita lainnya dengan nada berbisik.
"Eh, Pak Salman. Itu Pak Afnan kan yang baru turun dari mobil," Dini menunjukkan ke arah Afnan yang baru keluar dari dalam mobil dan langsung dikerumuni oleh banyaknya wartawan yang sudah berkumpul di depan perusahaan.
"Iya benar itu Pak Afnan, ayo semuanya kita bantu Pak Afnan,"
"Baik, Pak,"
Salman dan beberapa karyawan pria pun bergegas keluar perusahaan untuk membantu Afnan agar bisa masuk ke dalam perusahaan dengan mudah.
****
"Pak Afnan, apakah benar kalau anda memiliki hubungan dengan sekretaris baru bapak,"
"Tidak, itu tidak benar. Berita itu bohong. Jadi saya mohon untuk segera pergi dari sini ya,"
"Tapi pak, foto yang beredar itu sudah membuktikan semuanya,"
"Itu hanya editan,"
"Misi semuanya, jangan ganggu Boss kami,"
"Ayo Pak Afnan, cepat masuklah ke dalam perusahaan,"
"Terimakasih semuanya,"
"Pak Afnan, tolong jelaskan. Apakah anda memang benar memiliki hubungan dengan sekretaris baru bapak. Jika foto itu memang hanya editan, kenapa semuanya terlihat seperti asli,"
"Semuanya, saya mohon. Pak Afnan perlu waktu. Jika situasi sudah mulai kondusif, pihak keluarga Pak Afnan juga akan segera menggelar konferensi pers untuk menjawab pertanyaan kalian semua. Terimakasih,"
****
"Salman, dimana wanita itu?,"
"Wanita yang mana, Pak?,"
"Sekretaris baru saya yang gila itu. Dimana dia?,"
"Irene tadi memberikan kabar pada saya kalau dia katanya tidak masuk hari ini karena harus merawat Papanya yang sakit,"
"Benar - benar ya wanita sinting itu. Setelah membuat berita yang menggemparkan satu Indonesia sekarang dia berani ambil cuti padahal baru satu hari bekerja. Dia pikir dia siapa? Anak konglomerat yang sedang menyamar jadi rakyat biasa gitu,"
Drrrrtttt...
Terdengar suara getaran handphone dari dalam saku celana Afnan. Afnan pun langsung mengeluarkan sebuah handphone dari dalam saku celananya. Di layar handphone miliknya itu terlihat panggilan telepon dari Anwar - Papanya.
"Papa?!" ( Afnan langsung mengangkat panggilan telepon dari Anwar )
"Iya, Halo Pa. Ada apa?,"
"Afnan, Papa sudah mengatur jadwal pertemuan kamu dengan calon istri kamu itu. Papa akan sharelock lokasinya dan kamu segera temui wanita itu,"
"Tapi, Pa. Keadaan diluar perusahaan sangat tidak memungkinkan untuk Afnan keluar dari sini,"
"Papa akan segera kirimkan bodyguard untukmu. Jadi jangan banyak alasan lagi. Segera temui wanita itu, dia sudah menunggumu di tempat itu,"
"Baik, Pa,"
"Ada apa, Pak Afnan?,"
"Papa saya menyuruh saya untuk menemui wanita pilihannya. Jadi kamu tolong jaga perusahaan ini selama saya tidak ada. Jangan biarkan wartawan masuk ke dalam sini,"
"Baik, Pak Afnan,"
****
Kring...
Sebuah bel yang berada di pintu masuk sebuah Cafe pun berbunyi yang menandakan bahwa ada pelanggan baru yang datang. Salah satu pelayan cafe pun datang menghampiri seorang pria yang tengah berdiri tak jauh dari tempat Irene duduk.
"Selamat datang, Pak. Ada yang bisa saya bantu?,"
"Kursi atas nama keluarga Atmaja dimana ya,"
"Oh kursi yang sudah dipesan oleh keluarga Atmaja ada di No 10, Pak. Itu yang sudah diduduki oleh calon istri bapak,"
"Baiklah, terimakasih,"
"Sama - sama, Pak. Jika ada yang perlu saya bantu lagi. Bapak tinggal katakan saja pada saya,"
*Irene POV*
"Apakah dia adalah pria yang akan dijodohkan padaku,"
"Astaga bagaimana ini? Bagaimana jika pria yang akan dijodohkan padaku itu sudah tua dan jelek. Apa kata sahabat - sahabat aku nanti jika aku menikah dengan seorang pria tua jelek,"
*Afnan POV*
"Apakah dia wanita yang akan dijodohkan padaku,"
"Wajahnya seperti apa ya? Bagaimana jika dia lebih tua dariku. Bagaimana jika dia tidak secantik Nathalia,"
****
Saat ini, Afnan sudah berdiri tepat di belakang Irene. Afnan dan Irene sama sekali tidak tau bahwa mereka berdua telah dijodohkan oleh kedua orangtua mereka. Mereka berdua masih sama - sama menebak bagaimanakah wajah masing - masing dari mereka.
"Ehem...Apakah kamu adalah wanita yang akan dijodohkan denganku?,"
Irene pun beranjak dari kursinya dan mulai berbalik secara perlahan. Saat Irene sudah berbalik dan betapa terkejutnya Irene saat melihat pria yang akan dijodohkan dengannya itu adalah Afnan. Begitu juga dengan Afnan yang terkejut saat tau wanita yang akan dijodohkan dengannya itu adalah Irene.
"Elo?!," Teriak Afnan dan Irene secara bersamaan.
"Lo ngapain sih ada disini? Oh gue tau, selain jadi Boss mesum, Lo juga jadi seorang penguntit ya,"
"Apa maksud kamu berbicara seperti itu? Seharusnya saya yang bertanya sama kamu, kamu ngapain disini? Bukannya katanya kamu cuti karena papamu sedang sakit. Tapi kok kamu malah berada disini sih bukannya di rumah sakit menjaga Papamu yang sedang sakit itu,"
"Gue kesini itu karena bokap dan nyokap gue ingin gue bertemu dengan pria tidak jelas asal usulnya itu. Lalu, mereka memaksa gue untuk menikah dengannya. Ini semua itu karena berita gila gak jelas itu,"
"Tunggu dulu, jangan bilang kamu adalah wanita yang akan dijodohkan denganku. Kamu anaknya Om Rayyan dan Tante Lalita,"
"Jadi Lo anaknya Om Anwar dan Tante Rania. Astaga mimpi apa gue semalam, kenapa sih jodoh gue harus pria mesum ini,"
"Hey, seharusnya saya yang berkata seperti itu kenapa sih jodoh saya harus wanita gila seperti anda. Asal kamu tau ya, saya sangat marah padamu saat ini. Kalau saja kamu gak membuat berita gila itu maka kita berdua sekarang gak akan ada di dalam situasi seperti ini,"
"Apa Lo bilang Pria Mesum? gue yang sudah membuat berita gila itu. Wah otak Lo memang sudah bermasalah kayaknya ya. Asal Lo tau aja ya, gue gak akan mungkin mau menjerumuskan diri gue sendiri ke dalam perangkap buaya mesum seperti Lo,"
"Terus kalau bukan kamu yang buat berita gila itu. Lalu siapa?,"
"Ya mana gue tau. Lo pikir gue akan melakukan hal yang kurang kerjaan seperti itu. Lagipula Lo bodoh ya, katanya seorang Boss dari perusahaan ternama. Tapi otaknya gak pernah dipakai. Secara logika aja ya, buat apa gue menjual berita yang menyangkut namaku dan membuat namaku jadi buruk,"
"Jadi memang beneran bukan kamu pelakunya,"
"Ya bukanlah gila - gila aja Lo nuduh gue yang ngelakuin itu semua. Sorry aja nih, gue gak akan pernah mau melakukan hal kurang kerjaan seperti itu. Secara ya gue ini adalah pewaris tunggal tahta perusahaan Brata Group,"
"Ih sombong banget,"
"Biarin aja, suka - suka gue dong,"
"Terus sekarang kita harus gimana? Gak mungkin kan kita menyerah dengan keadaan ini,"
"Ya mau gimana lagi. Orangtua kita berdua itu tetap kekeh mau ngejodohin kita berdua,"
"Lu kok pasrah banget sih. Wah, nampak nih kalau Lu udah ada benih - benih cinta sama gue,"
"Ih najis tau gak, Lu ingat baik - baik di dalam otak Lu ini ya. Gue akan pernah Sudi jatuh cinta sama Boss mesum kayak Lu,"
"Oke, ayo kita buktikan. Gue mau tau seberapa tahan sih cewek kayak Lu itu gak jatuh cinta sama pria setampan dan setajir gue,"
"ih kepedean banget sih Lu jadi cowok,"
****
*Irene POV*
Nah, disinilah semuanya dimulai. Sejak pertemuan kami berdua di hari itu. Aku dan juga Afnan akhirnya memutuskan untuk menggelar konferensi pers atas keinginan dari pihak keluarga Afnan untuk menjelaskan tentang berita bohong yang sedang beredar saat itu.
Lalu setelah itu, kami terima gak terima, mau gak mau, kami harus tetap menerima perjodohan itu. Bahkan, kedua orangtua kami juga memutuskan untuk menikahkan kami secara diam - diam terlebih dahulu untuk mencegah kami berubah pikiran dan kembali menolak perjodohan itu.
Tetapi, walaupun kami menerima perjodohan itu. Tanpa diketahui oleh kedua orangtua kami. Kami telah merencanakan untuk menjalankan operasi kadaper yaitu kabur dari acara pernikahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments