Arc 2, Artia : 3 Menjadi 2

Kosong,

Hampa,

Tak ada tujuan ataupun keinginan,

Bagaikan cangkang yang telah ditinggalkan oleh pemiliknya,

Terhanyut dalam arus laut,

Tak peduli,

Terlempar, Terbuang, Terbentur, Terjebak, Tersesat,

Tak peduli,

Maupun hancur berkeping-keping sampai tak tersisa,

Aku tak peduli,

Apapun yang terjadi padaku,

Aku sudah tak peduli,

Memeluk lutut di atas ranjang di dalam selimut,

Malam? Pagi? Tak bisa lagi kukenali. Sejak kejadian itu aku terus mengunci diri di kamar, didalam ruangan gelap, dingin dan hening ini aku meratapi semua kegagalan yang selalu ku dapatkan disetiap keinginanku.

‘Raihlah sesuatu dengan nama itu’ ? lucu sekali, lihatlah diriku yang sekarang, seluruh kehidupanku hanya berisi kegagalan, berjuang mati-matian dalam belajar, meraih penghargaan, kepercayaan orang-orang hingga menjadi murid ranking tinggi namun semuanya hilang dalam satu malam, dari murid terbaik menjadi murid buangan, lucu sekali... .

Mencoba menyelamatkan hewan namun pada akhirnya juga mati, mencoba menolong seseorang namun pada akhirnya orang itu mengkhianatiku, lucu sekali.

Satu-satunya gadis yang ku cintaipun ikut menolakku, Lucu sekali takdir ini, saking lucunya aku sampai tak bisa

tertawa lagi.

Lalu siapakah diriku ini? Aku tak memiliki apapun, bahkan namapun aku tak mempunyainya.

‘Aku sudah mati sebelum aku dilahirkan’, apakah itu yang ingin Tuhan katakan padaku?

Inikah hukuman karena telah menolak kehadiran Diona? Menolak kehendak wanita yang kusebut ‘ibu’ itu? Jika memang iya, tolong segera jatuhkan hukuman langsung padaku, saat ini juga. Aku sudah cukup dengan semua ini, aku sudah lelah, aku hanya ingin beristirahat dengan tenang, aku tau aku takkan mungkin bisa mencapai surga, neraka adalah satu-satunya tempat akhirku, aku takkan pernah melupakan dosaku. Setidaknya tolong pertemukan aku lagi dengan Diona dan ibu di surga untuk beberapa detik saja untuk meminta maaf.

Dingin,

Sudah berapa hari terlewati? Sudah berapa lama aku berdiam disini? Kenapa Tuhan tidak segera mengabulkan keinginanku? Apa aku harus melakukannya sendiri?

*Tok!..Tok!..Tok!”

Kak Paula :”Dion, kakak akan selalu menunggumu, kau akan datangkan ke pernikahan kami hari ini kan?

Suara lembut Kak Paula dari balik pintu,

Ternyata hari ini ya?

Kututup diriku dengan selimut dan membaringkan badan diranjang tanpa mengucapkan apapun pada kak Paula. Aku hanyalah kegagalan, aku tak pantas untuk menunjukkan mukaku di depan mereka.

Lebih baik seperti ini....

......Iya,

Biarkan seperti ini saja.....

Kututup mataku dan menuju kegelapan murni tanpa cahaya sedikitpun, seorang diri.

Biarkan seperti ini terus, sampai akhirnya aku menghilang....

Waktu terus berjalan, tak peduli apapun yang kulakukan waktu akan terus berjalan, dunia ini akan terus berputar. Tenggelam dalam keheningan dan kegelapan membuatku semakin pasrah.

Sudah Jam berapa sekarang? Pernikahan kakak apa masih berlangsung?

Kubuka sedikit mataku dan langsung menutupnya kembali  rapat-rapat mengurungkan niatku sepenuhnya.

Lebih baik seperti ini saja.....

*BRUAK!*

Pintu kamarku langsung terlepas dari dinding dan menghantam lantai, kegelapan kamarku di usir dengan cahaya dari luar kamar yang masuk dengan paksa dan ditengah-tengah cahaya itu terlihat bayangan laki-laki sebayaku berdiri dengan tegap, kulihat sekali lagi lebih fokus dari celah kecil selimutku...

Vista :”Waktunya bangun, putri tidur!”

Vista melangkah masuk tanpa ragu dan menarik tirai jendelaku dengan paksa hingga melepaskannya dari tempatnya semula, kilauan mentari masuk dan mengusir sepenuhnya kegelapan yang tersisa dan digantikan oleh kehangatan.

Vista :”Kalau lu sudah kayak gini gua udh bisa nebak apa yang udah terjadi. Lu di tolak kan?”

Dion :”......”

Vista :”Yah, mengejutkan sekali kalau Tia menolakmu, pasti dia punya alasan kuat.”

Dion :”......”

Dengan nada sedikit bercanda Vista tiba-tiba menjadi serius.

Vista :”Tia menghilang, waktunya juga sama saat Lu tiba-tiba mulai tidak masuk.”

Dion :”.....”

Vista :”Lu tau sendirikan dia tidak mungkin tidak masuk hanya karena canggung? G peka sama suasana adalah kelebihannya, lantas kenapa dia menghilang? Lu mungkin g akan percaya kalau dari ceritaku, tapi lihat saja sendiri,aku akan terus mencari Tia, dengan atau bahkan tanpa dirimu.”

*Bzzz Bzzz Bzzz*

Suara HP ku bergetar,

Vista :”Alamat rumah Tia sudah ku kirim ke lu, terserah lu mau apa, jika mau nyerah ya silahkan. Berpikir semua akan sukses dengan sekali coba? Goblok banget..” Vista melangkah pergi,

Namun sebelum ia meninggalkan ruangan ku intip sedikit tubuhnya yang berlumuran banyak darah di seragamnya. Hari ini adalah waktunya jam sekolah namun Vista malah disini dan mencari Tia.

Dion :”Tck..... Sial!” Ku lempar selimutku menggapai HP dan berlari keluar,

Walaupun dia sudah menolakku tapi tetap saja dia adalah orang yang spesial bagiku.

Status? Siapa yang butuh status? Aku mencintainya dengan atau bahkan tanpa status aku masih mencintainya, hal itu takkan pernah berubah!

Berlari dengan telanjang kaki melesat langsung menuju rumah Artia dengan seragam yang sama saat terakhir kali aku bertemu dengannya dan kini saat pertemuan pertamaku dengannya setelah beberapa hari juga dengan seragam yang sama,

Aku penasaran gimana reaksinya.

Kuterjang segala penghalang yang ada, kuabaikan rasa dingin yang begitu menusuk itu, berlarian dengan telanjang kaki tanpa jaket atau penghangat diri di tengah musim dingin adalah tindakan bodoh, setelah menyadari suatu hal langkahku terhenti di depan suatu toko, tak membutuhkan waktu 2 menit aku keluar dari toko itu dengan sebuah kotak hadiah di tanganku.

Kuharap dia menyukainya.

Kulanjutkan lagi perjalananku dengan perasaan tak sabar melihat wajahnya, mencoba menghibur diri dengan memenuhi pikiranku dengan tebakan reaksi Tia terhadapku itulah caraku menghindari memikirkan kemungkinan

terburuknya.

Tak peduli apapun kemauanmu, kali ini kau akan ku seret paksa ke pernikahan kakakku, awas saja kau Tia!

Jam menunjukkan pukul 8 pagi, masih ada sisa waktu 1 jam untuk berangkat ke pernikahan kakak.

Baiklah, saatnya menjemput sang putri.

Ku angkat wajahku menatap sebuah rumah biasa 2 tingkat yang cukup kotor, lumut tumbuh di tembok, cat yang luntur, rerumputan yang sudah memanjang bagaikan rimba, kaca kotor yang bahkan tak bisa dipakai untuk mengintip kedalamnya.

Apa ini benar rumah Tia? Perasaan dia orangnya gila kebersihan deh.

Ku melangkah mendekati pintu yang didekorasi oleh jaring laba-laba dengan hati-hati,

*Tok-*

Hanya sekali ketok pintu langsung terbuka,

Lah g di kunci?

Walaupun di luar sinar mentari begitu terang tapi saat di dalam sama sekali tak ada cahaya yang bisa masuk. Untung saja aku membawa HP yang bisa di jadikan pencahayaan walaupun terbatas tapi lebih dari cukup dari

pada tidak sama sekali.

Dion :”Tia?”

Tak ada jawaban, kulanjutkan masuk lebih dalam ke dalam rumah itu sambil melihat sekeliling.

Perabotan di dalam terlihat begitu bersih, berbeda jauh dengan tampilan luarnya bagian dalamnya cukup bersih, Debu yang tersisa di atas meja tak begitu tebal mungkin tidak di bersihkan sekitar 1 hari.

Sejak masuk ke dalam rumah ini aku terus mencium bau tidak sedap yang tak begitu asing, tanpa mengetahui ataupun mempedulikannya aku terus maju sambil mencoba memanggil Artia.

Dion :”Ha?! Apa-apaan ini?!”

Langkahku terhenti saat mesasuki ruang tengah, berbeda dengan ruang sebelumnya, di ruang tengah terlihat begitu berantakan, banyak bekas sayatan disetiap perabotan dan juga pada dindingnya,  tak hanya itu bahkan di layar TV nya terdapat bekas sebuah tembakan.

Dion :”Tia?!”

Setelah melihat kekacauan seperti itu membuat rasa khawatir yang selama ini kucoba hindari langsung memuncak, ku tingkatkan kecepatan langkah kakiku mencari Tia sambil terus berharap dan berdoa dia tidak apa-apa.

“Tia!”

“Tia!!”

“Artia!”

Dalam rumah hening ini tak butuh waktu beberapa detik suaraku langsung menggapai setiap sisinya, ruang demi ruang telah di periksa semakin dalam ku masuk semakin parah kerusakan yang kulihat dan melihat bekas senjata lain yang tak bisa ku kenali. Akhirnya aku sampai disini, di lantai 2, di kamar pojok, sebuah pintu bertuliskan ‘Kamar Artia, ketuk dulu sebelum masuk!’

Dion :”Tia?”

*Tok Tok Tok*

Tak ada jawaban....

Dion :”Maaf Tia. Ini darurat.” gumam kecilku

*Bruak!*

Terpopuler

Comments

Arebel

Arebel

aku mampir nih ka, belum bisa boomlike karena lgi di baca ceritanya

2022-07-06

1

Aumy Re

Aumy Re

mampir numpang baca lagi, ka
semangat up terus 🔥🔥

2022-03-28

1

Realpcy_Cyl

Realpcy_Cyl

mampir lagi tor

2022-03-21

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog : Tempatku berpijak
2 Arc 1, Kita : Akhir dari Kita
3 Arc 1, Kita : 2 dari 3
4 Arc 1, Kita : Aku & Sahabat
5 Arc 1, Kita : Aku bukanlah Dia!
6 Arc 1, Kita : Artia
7 Arc 2, Artia : Keseharian bertiga
8 Arc 2, Artia : Menghilang
9 Arc 2, Artia : Untuk apa aku berdiri?
10 Arc 2, Artia : Pengakuan Dion
11 Arc 2, Artia : 3 Menjadi 2
12 Arc 3, Jalan bercabang : Sosok yang di dambakan
13 Arc 3, Jalan bercabang : Harapan terkubur darah
14 Arc 3, Jalan Bercabang : Kemunculan mereka
15 Arc 3, Jalan Bercabang : Janji Vista
16 Arc 4, 3 Of Us : Janjiku dan Janjimu
17 Arc 4, 3 Of Us : Inikah kematian?
18 Arc 4, 3 Of Us : Harapan Egois Tia
19 Arc 4, 3 Of Us : Theodor sang Penguasa Waktu
20 Pengumuman! baca ini dulu sebelum [Arc 4, 3 Of Us : Theodor sang Penguasa Waktu]
21 Arc 4, 3 Of Us : Hilangnya Dion dari Dunia part 1
22 HIlangnya Asterit Diona dari Dunia part 2
23 Chapter 1 : Runtuhnya kerajaan Celestia
24 Chapter 2 : Celestia Ren
25 Chapter 3 : Game
26 Chapter 4 : Apa itu manusia?
27 Chapter 5 : Kehampaan sempurna
28 Chapter 6 : Satu Lawan Semua!
29 Chapter 7 : Game termudah yang pernaha ada!
30 [Update] laporan pencapaian kita! [Pengumuman]
31 Chapter 8 Pertemuan yang tidak ditakdirkan
32 Chapter 9 : Sisi lain dari Cinta
33 Chapter 10 : Kerajaan Dimeria
34 Chapter 11 : Hidup Elit bagi penghutang handal
35 Chapter 12 : Andai Tolol Ada Obatnya
36 Chapter 13 : Rapat Darurat pertama Top Class
37 Prolog Dimeria Elsie : Bagian 1
38 Prolog Dimeria Elsie : Bagian 2
39 Chapter 14 : Sekutu
40 Chapter 15 : Ren
41 Chapter 16 : Pertemuan para Pemimpin
42 Chapter 17 : King & Queen
43 Chapter 18 : Apa yang ia lihat
44 Chapter 19 : Visi dan Misi
45 Chapter 20 : Ren & Elsie
46 Chapter 21 : Suara hati Sang Sampah
47 Chapter 22 : Pergerakan Misteltein
48 Chapter 23 : Kebangkitan sang Dewa
49 Chapter 24 : Celestia Aktifia
50 Chapter 25 : Tombak Surgawi
51 Chapter 26 : Final Battle!
52 Chapter 27 : Dion Vs Dion
53 Chapter 28 : Terlemah yang tak Terkalahkan [END]
54 [Ex - Chapter] Story Explanation!
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Prolog : Tempatku berpijak
2
Arc 1, Kita : Akhir dari Kita
3
Arc 1, Kita : 2 dari 3
4
Arc 1, Kita : Aku & Sahabat
5
Arc 1, Kita : Aku bukanlah Dia!
6
Arc 1, Kita : Artia
7
Arc 2, Artia : Keseharian bertiga
8
Arc 2, Artia : Menghilang
9
Arc 2, Artia : Untuk apa aku berdiri?
10
Arc 2, Artia : Pengakuan Dion
11
Arc 2, Artia : 3 Menjadi 2
12
Arc 3, Jalan bercabang : Sosok yang di dambakan
13
Arc 3, Jalan bercabang : Harapan terkubur darah
14
Arc 3, Jalan Bercabang : Kemunculan mereka
15
Arc 3, Jalan Bercabang : Janji Vista
16
Arc 4, 3 Of Us : Janjiku dan Janjimu
17
Arc 4, 3 Of Us : Inikah kematian?
18
Arc 4, 3 Of Us : Harapan Egois Tia
19
Arc 4, 3 Of Us : Theodor sang Penguasa Waktu
20
Pengumuman! baca ini dulu sebelum [Arc 4, 3 Of Us : Theodor sang Penguasa Waktu]
21
Arc 4, 3 Of Us : Hilangnya Dion dari Dunia part 1
22
HIlangnya Asterit Diona dari Dunia part 2
23
Chapter 1 : Runtuhnya kerajaan Celestia
24
Chapter 2 : Celestia Ren
25
Chapter 3 : Game
26
Chapter 4 : Apa itu manusia?
27
Chapter 5 : Kehampaan sempurna
28
Chapter 6 : Satu Lawan Semua!
29
Chapter 7 : Game termudah yang pernaha ada!
30
[Update] laporan pencapaian kita! [Pengumuman]
31
Chapter 8 Pertemuan yang tidak ditakdirkan
32
Chapter 9 : Sisi lain dari Cinta
33
Chapter 10 : Kerajaan Dimeria
34
Chapter 11 : Hidup Elit bagi penghutang handal
35
Chapter 12 : Andai Tolol Ada Obatnya
36
Chapter 13 : Rapat Darurat pertama Top Class
37
Prolog Dimeria Elsie : Bagian 1
38
Prolog Dimeria Elsie : Bagian 2
39
Chapter 14 : Sekutu
40
Chapter 15 : Ren
41
Chapter 16 : Pertemuan para Pemimpin
42
Chapter 17 : King & Queen
43
Chapter 18 : Apa yang ia lihat
44
Chapter 19 : Visi dan Misi
45
Chapter 20 : Ren & Elsie
46
Chapter 21 : Suara hati Sang Sampah
47
Chapter 22 : Pergerakan Misteltein
48
Chapter 23 : Kebangkitan sang Dewa
49
Chapter 24 : Celestia Aktifia
50
Chapter 25 : Tombak Surgawi
51
Chapter 26 : Final Battle!
52
Chapter 27 : Dion Vs Dion
53
Chapter 28 : Terlemah yang tak Terkalahkan [END]
54
[Ex - Chapter] Story Explanation!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!