|Catatan : Jika ada kesamaan nama karya atau tokoh itu hanya kebetulan.|
*Dab*
*Bruak!*
Vista terhempas dari kursinya hingga menabrak tembok bagian belakang kelas. Sebelum Vista melancarkan emosinya tiba-tiba mentalnya langsung ciut saat melihatku mengangkat tasku sekali lagi ke arahnya.
Vista :”Ngapa lu? datang-datang ngehantam wajah Gua pake tas lu, wajah ganteng Gua kan jadi lecet.” Vista mengusap-usap kepalanya yang terbentur tembok dengan cukup keras.
Dion :”Mau lagi?” tawarku bersiap menghantamnya sekali lagi
Vista :”Enggk dah, Gua kenyang. Lagian itu tas lu isi apaan dah? Dosa lu? Berat amat.” Vista kembali berdiri dan kembari ke kursinya,
Berisik, pembuat onar dan duo aneh di kelas membuat seisi kelas tak lagi mempedulikan kami, hal-hal seperti ini bagaikan nasi di atas piring saat sarapan, sudah biasa banget. Namun di kelas masih belum banyak yang hadir karena jam masih menunjukkan pukul 6 pagi.
*Dak!*
Ku taruh tasku diatas meja Vista, dengan beban yang begitu berat hingga membuatnya mengeluarkan suara keras saat kuletakkan.
Dion :”Gara-Gara ide lu Gua jadi hampir diusir dari rumah sama ayah Gua!”
Vista :”Lah kok gua? Salah gua apa? Gua Cuma ngasih lu ide, buat lanjutannya ya usaha dong, mikir sendiri.”
Dion :”Gitu ya? Mikir sendiri? Kalo gitu jelasin dulu maksud ide lu apa?”
Vista :”Masa g paham? Lu harus niruin karakter yang ada di novel yang lu bac-“
*Sret…..DAP!*
Ku banting salah satu novel tebal dari tasku ke meja Vista yang berjudul “Dipaksa menikah dengan pangeran Arogan.”
Dion :” Gua harus gimana HAH?! Arogan? Men, wajah gua pas-pasan disuruh jadi arogan yang iya malah jadi badut, settingan dipaksa menikah? Ngaco Lu!”
Vista :”Ganteng itu relatif, lagian kan banyak novel lain yang-“
*Sret…..DAP! DAP! DAP!*
Lagi-lagi ku keluarkan novel dari tasku dan kali ini berjudul “CEO-ku, suamiku” , “Istri pengganti CEO”, “Cinta tulus seorang CEO” tepat di depan wajahnya.
Dion :”Lu nyuruh anak SMA biasa kek gua jadi CEO dalam seminggu?! Ngaco lu!”
Vista :”Hmmm…..Coba novel lain?”
Ku balikkan isi tasku dan memuntahkan seluruh isinya dan memenuhi meja Vista dengan tumpukan novel-novel yang berada dalam ranking top list dikalangan wanita. Vista terdiam dengan mulut menganga melihat puluhan novel tertumpuk di atas mejanya.
Vista :”Lu yakin udah baca sem-“
Ku lepaskan kacamataku dan menunjukkan penghargaan karena telah meraih weekend liburan sejak pulang sekolah hari jum’at, sabtu dan minggu 3 hari tanpa tidur yakni sebuah kantong mata hitam tebal di bawah kedua mataku.
Vista :”g Jadi nanya…”
Dengan terheran Vista mengambil dan membaca satu persatu novel dan melihat judulnya lalu menatapku disetiap novel yang ia ambil.
‘Terpaksa menikahi Bos muda lumpuh’
Vista :”Hmmm…… *Vista menatap wajahku dengan serius* Nampaknya Spek wajah lu cocok deh buat jadi orang lumpuh.”
Dion :”……” Ku tarik melonggarkan dasiku,
Vista :”Maap, Cuma bercanda.”
Vista mengambil novel selanjutnya.
“Si culun mendadak jadi istri presdir”
Lagi-lagi Vista menatapku tapi kali ini ia langsung menaruh novel itu tanpa komentar. Novel selanjutnya, ‘Pernikahan Rahasia sepasang Anak SMA’
Vista :”NAH! INI NIH! BOLEH JADI REFERENSI!” teriaknya penuh antusias sambil berdiri
Dion :”Dia gudluking g usah banyak bacod.”
Vista menaruh kembali novelnya, disela-sela tangannya hendak mengambil novel di sebelahnya tiba-tiba tangannya terhenti di atas novel dengan cover Pria tinggi, ganteng nan macho dan langsung melewatinya tanpa mencoba membaca judulnya ataupun menyamakannya denganku.
Dino :”Woy! Berantem aja yok.”
Vista :”Ampun dah, jadwal gua dah penuh sama pacar gua, gua g ada waktu buat berduaan sama cowo, gua ada ide 2 ide lain kok.
Vista menjelaskan idenya yang pertama, berbeda dengan sebelumnya kali ini terdengar cukup realistis dan masuk akal.
Vista :”Gimna? Kalo masih g berhasil aja pake ide gua yang kedua.”
Dion :”Apaan tuh?
Vista :”g pake trik sama akal bulus lagi, pake ketulusan doang, bilang aja ke dia pas ada banyak orang klo ‘Gua cinta sama lu’ gitu. Klo dia nerima ya bagus klo dia nolak setidaknya dia bakal ngomong kekurangan lu jadi lu bisa berubah dan coba nembak dia lagi.”
Dion :”.......”
Vista :”Ngapa lu diem aj?”
Ku tepuk kedua pundak Vista,
Dion :”Lu emng sahabat gua paling baik Vis, gua pasti g bakal bikin pengorbanan lu jadi sia-sia!”
Dengan terheran Vista mengangguk terbata-bata melihatku,
Vista :”Kok perasaan gua g enak ya?”
Kulepaskan kedua tanganku dan memutar kursi duduk menghadapnya dari kursiku yang berada di depannya.
Dion :”Lalu ide keduanya apa? Biar sekalian klo gagal langsung gas kedua.”
Vista :”Mending lu ganti penampilan, lu itu sebenarnya cukup menawan, coba lu buka kacamata lu dan ganti gaya rambut- eh iya, maap gua lupa kalo lu g mau lepasin kacamata lu, bentar gua pikiran cara lain aja.” Vista berpikir dengan keras sampai mengkerutkan dahinya namun kuhentikan,
Dion :”Biar gua coba aja.”
Vista menatapku dengan serius :”Serius? G usah maksain diri lu.”
Dion :”Gpp, gua tau cepat ato lambat emng harus ngadepin ini, gua g bisa terus lari.” Ku pegang erat kedua tanganku yang sudah gemetar ketakutan dan dilihat oleh Vista dengan wajah khawatirnya.
*Kriinggg!*
Vista seakan ingin mengatakan sesuatu namun terhenti ketika bel berbunyi tanda kelas dimulai, ia langsung mengganti ekspresi wajahnya dari serius menjadi seperti biasa.
Disisi lain aku langsung berdiri namun sedikit ragu dan takut,
Vista :”Dh bel, sono berangkat keburu si Tia datang duluan?”
Dion :”Emmmm…….gimana y-“
*BUK!*
Tak memberiku waktu untuk berfikir kedua kalinya Vista langsung menendangku dengan keras hingga meninggalkan bekas di punggung seragamku. Cukup keras hingga membuat rasa takutku ikut menghilang,
Mungkin itulah caranya mendukungku. Walaupun bagaimanapun dia tetaplah sahabatku yang terbaik,
Vista :”Banyak cincong! Sana coba aja dlu!”
Ato emang dia emang rese aja ya?
.
.
.
.
.
[Toilet Pria]
*Cesss*
Di sebuah wastafel toilet,
Suara keran berguyur deras hingga membuat genangan air yang memantulkan bayangan Pemuda berambut putih seperti wanita, dengan kedua matanya yang berwarna merah semerah batu merah delima atau batu ruby yang begitu bersih, polos dan juga bercahaya, di iringi kulit putihnya membuatnya terlihat semakin feminim.
Memandang diri sendiri tanpa kacamata didalam cermin yang membuat trauma yang tertidur dalam hati terbangun lagi dan membuatku merasa mual.
*HUEK!*
Dion :”Haaahhhh.....Haaahhhh.” kutarik nafas dalam-dalam dengan terengah-engah
Jijik, Marah, Benci, dendam, takut, tercampur aduk menjadi satu disetiap kali ku melihat wajahku sendiri. Jantung dan nafasku menjadi tak beraturan, sebuah kenangan kelam kembali membanjiri otakku dan menggeser semua kebahagiaan yang kupunya.
Kau adalah anak kesayangan ibu, Diona.
TIDAK!
Gimana? Apa kamu suka gaun yang ibu belikan untukmu, Diona?
HENTIKAN!!!
Wah, kau keliatan manis dengan pita biru itu, Diona!
DIAM!!
Selamat ulang tahun yang ke 5, Diona!
KUBILANG DIAM!
*CTARR!*
.
.
.
.
*Tik!*
*Tik!*
*Tik!*
Saat kusadari tanganku sudah memukul cermin didepanku hingga retak, darah terus menetes dari tanganku dan mengisi retakan cermin. pantulan bayangan didalam air berubah menjadi berwarna merah. Saat kulihat pantulan
wajahku di genangan air yang terlihat begitu merah, terlihat persis, seperti waktu itu. Mata merah ku terlihat berwarna lebih merona bersinar didalamnya, seperti mata miliknya dan membuatku semakin kesal.
Dion :”Tch...”
Tetesan darah baru muncul dari bekas bibir yang kugigit dengan kuat menahan kesal.
Ditengah-tengah murkaku tiba-tiba teringat gadis misterius yang ada diingatanku dulu.
??? :”Kenapa kau benci dengan nama itu? Dion itu namanya bagus menurutku, Dion juga bisa saja kependekan dari Dionysius dan itu adalah istilah lain dari Dewa Zeus. Keren kan? Terdengar kuat gitu.”
Dion:”Itu bukanlah namaku, Aku hanyalah bocah yang tak memiliki nama ataupun keberadaan, bisa dibilang aku sudah mati sebelum aku dilahirkan.”
??? :”Kamu ngomong apa sih? Aku g ngerti, tapi kalo menurutku yang penting itu bukanlah namanya, tapi apa yang bisa kamu raih dan ciptakan dengan nama itu.”
Senyuman kembali terbentuk setelah mendengar perkataannya,
Dion :”Kau gadis yang aneh.”
??? :”Hehe, banyak yang bilang gitu.” Jawabnya dengan malu-malu
Benar!
Aku bukanlah dirinya, aku adalah aku tak peduli apapun yang wanita itu pikirkan atau harapkan aku bukanlah dirinya.
Nama hanyalah sebuah label, tak berarti apapun dalam takdirku. ini hidupku, ini pilihanku, inilah jalan yang telah ku tetapkan.
Siapa diriku?
Ayah,
Kak Rendi,
Kak Paula,
Gadis aneh- Enggk, karena sekarang aku sudah mengetahui namanya mungkin mulai sekarang aku harus memanggilnya dengan namanya. Gadis yang kucinta, Artia.
Mereka semua telah memberiku izin untuk memahami siapa diriku, menjadi seseorang yang baru, bukan lagi menjadi bayang-bayang dirinya, selalu mengingatkanku akan siapakah sosok di depan mereka. Dan mereka tak
henti-hentinya menunjukkan setiap jalan untuk kulalui, menuju tempat yang bisa kutuju, menuju tempat yang bisa kutinggali, menuju tempat dimana aku bisa berteriak dengan keras kalau inilah ‘diriku’.
Ku pakai kembali kacamataku dan berjalan pergi meninggalkan cermin yang retak itu dengan senyuman lebar dan hati yang tenang.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Achi
Hay ka🤗🤗🤗
2022-07-11
0
🎀ᵀᵗᵇ'ˢnadyan
hadirrrrrrrrrr
favorite
2022-03-20
2
senja
wah makanya Ibunya gak terlihat
2022-03-14
2