Arc 1, Kita : 2 dari 3

10 hari yang lalu,

15 Desember 2021 pukul 6 pagi,

Mengulang hari yang sama dan juga pagi yang sama, sarapan bersama Papa, kakak dan juga pacarnya di meja yang sama, aku duduk menghadap kedua orang yang sedang kasmaran dengan ayah di ujung meja menengahi kami.

Keberadaan kak Paula dirumah ini bukanlah hal yang mengejutkan, ia memang sering main kemari dan menginap disini dan tentu saja Kak Paula tidak sekamar dengan Kak Rendi, Kak Paula tidur di kamar kosong yang sudah hampir seperti kamarnya sendiri karena terlalu sering bermalam disana. Kadang-kadang juga sebaliknya, kakak yang menginap di rumah Kak Paula.  Kedua belah pihak keluarga juga tidak mempermasalahkan hal itu malahan memberikan ijin dengan batasan serta pengawasan.

Semua menikmati hidangan dengan damai seperti biasa, dihadapanku ada Kak Paula yang menyikut-nyikut Kak Rendi sambil menunjuk Papa dengan kedua matanya. Dengan PDnya Kak Rendi mengangguk ke arah Kak Paula dan mulai berbicara.

Disisi lain aku tanpa henti menatap Kak Paula sambil menikmati sarapan dan saat mata kami bertemu ia hanya tersenyum dan melambaikan tangan seakan tak ada apa-apa namun di dalam hatiku tetap merasa curiga dan merapatkan kedua mataku kearahnya.

Kak Rendi :”Ngomong-ngomong cuara hari ini cerah ya, Pa?”

Ayah :”Aku benci cerah.” Jawab pendek nan dingin darinya sambil terus menikmati sarapannya tanpa membalas tatapan Kak Rendi,

Kak Rendi :”Paula Hamil, Rencananya minggu depan kita nikah.”

Kak Paula menyela :”RENDI!”

Kak Rendi menjawab dengan bingung :”Apa? Kan aku udah basa-basi dulu seperti yang kamu bilang?”

Kak Paula menyandarkan kepalanya di meja dengan lemas,

Yap, itulah Kak Rendi pewaris rumah sakit milik Papa dan pacar- maksudnya calon istrinya.

Bisnis rumah sakit adalah bisnis yang bagus dan terjamin, namun itu tidaklah benar. Di dunia yang memiliki kemampuan super seperti ini ada beberapa orang yang terlahir dengan kemampuan penyembuhan dan membuat dokter tak lagi diperlukan, semua penyakit, luka dan virus langsung hilang hanya dalam beberapa detik. Tapi itu berlaku jika ia mau menyembuhkan semua orang.

Kami hidup di sebuah kerajaan yang membagi wilayahnya menjadi 2, Wilayah para Exceed dan juga para Seed, mereka yang lahir memiliki kekuatan akan langsung di angkat menjadi bangsawan dan dipindahkan wilayah Exceed dengan kehidupan yang layak, sedangkan kami para Seed sama sekali tak pernah di pandang, oleh karena itu bisnis rumah sakit hanya diraih oleh kaum Seed saja.

Kembali ke meja makan,

Papa terhenti tak bergerak dengan posisi menyendok makanannya, seperti waktu telah terhenti Papa sama sekali tak berkedip, tak bergerak dan tak bersuara ataupun merespon. Dilain sisi Kak Rendi dengan lega melanjutkan makannya, Kak Paula kepalanya tergeletak lemas dimeja, sedangkan aku......

Tak peduli sama sekali. Seusai kecurigaanku terjawab semua sudah selesai,

Ku lihat jam sudah menunjukkan pukul 6 : 30 pagi, ku tinggalkan meja awkward itu untuk bersiap berangkat namun di hentikan oleh Kak Paula sebelum ku buka pintu depan.

“Ada apa, kak?” tanyaku

Kak Paula menyerahkan sebuah kotak berwarna hitam kepadaku,

“Apa ini?” Tanyaku lagi

“Sudah, buka aja.” Jawab Kak Paula sambil senyum-senyum sendiri.

Dengan rasa curiga serta persiapan tinggi aku sudah bisa menebak kemana semua ini akan menuju.

Dia adalah pacarnya Kak Rendi, Kalau ada hubungannya dengan Kak Rendi pasti isinya cuma candaannya, kali ini apa? Laba-laba mainan? Semprotan cat? Bom air? Apapun itu aku sudah siap!

Ku hela nafas panjang dan membuka kotak itu perlahan dengan kedua mata tertutup sambil mengangkatnya ke udara sampai akhirnya kotak itu terbuka lebar.

Loh kok g adaledakan ataupun suara aneh?

Kubuka mataku dan melihat sebuah dua buah cincin sepasang, tak mungkin aku tak mengenali cincin ini, ini adalah cincin Kak Rendi dan juga Kak Paula yang selalu mereka pakai tapi.....

“Kenapa?” ku tatap wajah Kak Paula

“Kakak berikan padamu dengan satu syarat.” Wajah kak Paula mendekat sambil mengeluarkan satu jari telunjuknya,

“Enggk-Enggk, aku cuma nanya kenapa malah dikasih ke aku?”

“Syaratnya, pas pernikahan kami minggu depan, kamu bawa gadis waktu itu yang bersamamu dan kenalkan dia kepada kami sekali lagi dan kali ini bukan sebagai teman, melainkan pacar.”

“Hah?!”

“Kami tau kok kalau kamu punya rasa dengan gadis itu, keliatan jelas bgt diwajahmu. kakak juga tau kamu selalu berangkat sekolah pagi-pagi banget biar bisa ketemu gadis itu agar punya waktu luang lebih banyak.”

“HAH?! DA-DA-DARI MANA KAKAK TAU?!”

“Loh? Benar toh tebakanku?*EHEM*”  Wajah kaget Kak Paula langsung berubah santai bersamaan batuk palsunya\,

“Udh gak usah ngeles lagi, wajahmu memerah loh. Tenang aja Rendi juga setuju kok, hanya ini dukungan yang bisa kami lakukan untukmu, semangat, Dion!”

Sebelum ku buka pintu rumah langkahku dihentikan oleh suara Kak Rendi yang tiba-tiba muncul,

“Hey!”

Saat berbalik melihatnya kulihat Kak Rendi mengepalkan tangannya dan mengarahkannya padaku, seperti biasa, dengan senyuman lebar ku balas salam itu, mengepalkan tanganku dan menyatukannya dengan kakak seperti tos. Kak Rendi pun ikut tersenyum.

“Selamat jalan, Wahai adikku! Selamat berjuang!”

“Kakak juga.” Ku tinggalkan rumah dengan senyuman bahagia.

.

.

.

.

.

Termenung memandang keluar jendela, di balik kacamataku terlihat sebuah pohon rindang nan besar, angin lembut berhembus melewati jendela dan melewatiku tanpa maksud tertentu. Bunga-bunga bermekaran indah, rumput-rumput melambai pelan ke arahku, langit cerah menjadi simbol masa muda, terang, penuh harapan dan semangat. Sayangnya semua keindahan di sebrang kacamata itu tak sampai pada diriku,

Menghela nafas panjang,

10 hari lagi ya......

Sudah bertahun-tahun sejak kusadari perasaanku ini padanya dan selama itupun tak ada kemajuan diantara hubunganku dengannya. Dan sekarang malah 10 hari, gimana caranya?

*Klak*

Pintu kelas terbuka, jantung berdetak kencang akankah dia sudah tiba? Tanpa sadar aku sudah menunduk menyembunyikan wajahku. Terdengar suara langkah kaki pelannya berjalan mendekatiku.

Dia udah datang?! gawat! harus ngomong apaan nih?

Bergulad dengan pikiranku menyiapkan sebuah rencana kecil untuk mempertahankan waktu singkat ini selama mungkin yang kubisa. Selama terdiam berfokus bersama otakku tiba-tiba suara langkah kaki itu sudah melewatiku, jauh di dalam diriku aku tak ingin melewatkan waktu indah ini begitu saja dan saat kulihat tanganku sudah bergerak dengan sendirinya, memegang ujung lengan seragamnya dan menghentikan langkah kakinya..

Rencana?Topik? tidak terpikirkan sama sekali

Dengan hasil nihil ku nekatkan diri mengangkat wajah, menghadapinya tanpa persiapan lebih baik dari pada melewatkan kesempatan untuk berdua ini, karna jika tidak kulakukan ku rasa malam ini aku takkan bisa tidur karena di hantui rasa penyesalan.

Ku pikir jika aku tak melakukannya aku akan mendapatkan penyesalan, namun justru sebaliknya, tindakanku menghentikannya justru membuat ku menyesal. Jantung yang berdetak kencang seolah bermain-main dan kembali

tenang dengan tiba-tiba, begitu juga dengan semua ekspetasiku yang baru saja mati saat melihatnya.

Ku tatap pria yang tak asing itu dengan wajah kecewa penuh.

Vista :”Ngapa,coeg.”

Sebuah bogeman mentah meluncur tepat ke wajah pria itu tapi terhenti dan menariknya bersamaan dengan menghela nafas panjang sekali lagi.

Dion :”Gua lagi gabut, temeni gua main truth or dare.”

Vista :”Bentar-bentar tadi lu ngapa kok mo nonjok wajah gua?”

Ku putar kursi dan duduk menghadapnya,

Dion :”Siapa duluan nih?”

Vista :”Bodo ah gua mo ngerjain PR yang blom kelar aja.”

Ia pun duduk dan mulai membuka bukunya, setelah menatap kedua mataku nampaknya ia menyadari sesuatu.

Dion :”Ok, kalau gitu gua duluan ya.... Truth or dare?”

Vista :”Lu dengerin gua enggk sih- yodah, Truth.” Ia menutup buku tugasnya,

Dion :”Pernahkah lu selingkuh dari pacar lu?”

Vista :”Sorry, gua berubah pikiran, dare aja.”

Dion :”Hmm.....Dare ya, klo gitu gua tantang lo pergi keluar kelas dan tembak gadis pertama yang lu lihat.”

Vista :”Bro ? gua kan dh punya pacar.”

Dion :”Oh iya bener juga, sorry-sorry,  klo gitu-“

Vista :”Ok, gua lakuin.”

Dion :”Hah?”

Vista keluar kelas dan menutup pintunya dari luar,

Terpopuler

Comments

Achi

Achi

👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻

2022-07-01

1

Adryan Eko

Adryan Eko

penataan bahasa dan dialognya keren..
terasa seperti menonton bukan membaca.. hebat

2022-06-13

1

EuRo

EuRo

Semangat kak.... 👍

2022-04-21

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog : Tempatku berpijak
2 Arc 1, Kita : Akhir dari Kita
3 Arc 1, Kita : 2 dari 3
4 Arc 1, Kita : Aku & Sahabat
5 Arc 1, Kita : Aku bukanlah Dia!
6 Arc 1, Kita : Artia
7 Arc 2, Artia : Keseharian bertiga
8 Arc 2, Artia : Menghilang
9 Arc 2, Artia : Untuk apa aku berdiri?
10 Arc 2, Artia : Pengakuan Dion
11 Arc 2, Artia : 3 Menjadi 2
12 Arc 3, Jalan bercabang : Sosok yang di dambakan
13 Arc 3, Jalan bercabang : Harapan terkubur darah
14 Arc 3, Jalan Bercabang : Kemunculan mereka
15 Arc 3, Jalan Bercabang : Janji Vista
16 Arc 4, 3 Of Us : Janjiku dan Janjimu
17 Arc 4, 3 Of Us : Inikah kematian?
18 Arc 4, 3 Of Us : Harapan Egois Tia
19 Arc 4, 3 Of Us : Theodor sang Penguasa Waktu
20 Pengumuman! baca ini dulu sebelum [Arc 4, 3 Of Us : Theodor sang Penguasa Waktu]
21 Arc 4, 3 Of Us : Hilangnya Dion dari Dunia part 1
22 HIlangnya Asterit Diona dari Dunia part 2
23 Chapter 1 : Runtuhnya kerajaan Celestia
24 Chapter 2 : Celestia Ren
25 Chapter 3 : Game
26 Chapter 4 : Apa itu manusia?
27 Chapter 5 : Kehampaan sempurna
28 Chapter 6 : Satu Lawan Semua!
29 Chapter 7 : Game termudah yang pernaha ada!
30 [Update] laporan pencapaian kita! [Pengumuman]
31 Chapter 8 Pertemuan yang tidak ditakdirkan
32 Chapter 9 : Sisi lain dari Cinta
33 Chapter 10 : Kerajaan Dimeria
34 Chapter 11 : Hidup Elit bagi penghutang handal
35 Chapter 12 : Andai Tolol Ada Obatnya
36 Chapter 13 : Rapat Darurat pertama Top Class
37 Prolog Dimeria Elsie : Bagian 1
38 Prolog Dimeria Elsie : Bagian 2
39 Chapter 14 : Sekutu
40 Chapter 15 : Ren
41 Chapter 16 : Pertemuan para Pemimpin
42 Chapter 17 : King & Queen
43 Chapter 18 : Apa yang ia lihat
44 Chapter 19 : Visi dan Misi
45 Chapter 20 : Ren & Elsie
46 Chapter 21 : Suara hati Sang Sampah
47 Chapter 22 : Pergerakan Misteltein
48 Chapter 23 : Kebangkitan sang Dewa
49 Chapter 24 : Celestia Aktifia
50 Chapter 25 : Tombak Surgawi
51 Chapter 26 : Final Battle!
52 Chapter 27 : Dion Vs Dion
53 Chapter 28 : Terlemah yang tak Terkalahkan [END]
54 [Ex - Chapter] Story Explanation!
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Prolog : Tempatku berpijak
2
Arc 1, Kita : Akhir dari Kita
3
Arc 1, Kita : 2 dari 3
4
Arc 1, Kita : Aku & Sahabat
5
Arc 1, Kita : Aku bukanlah Dia!
6
Arc 1, Kita : Artia
7
Arc 2, Artia : Keseharian bertiga
8
Arc 2, Artia : Menghilang
9
Arc 2, Artia : Untuk apa aku berdiri?
10
Arc 2, Artia : Pengakuan Dion
11
Arc 2, Artia : 3 Menjadi 2
12
Arc 3, Jalan bercabang : Sosok yang di dambakan
13
Arc 3, Jalan bercabang : Harapan terkubur darah
14
Arc 3, Jalan Bercabang : Kemunculan mereka
15
Arc 3, Jalan Bercabang : Janji Vista
16
Arc 4, 3 Of Us : Janjiku dan Janjimu
17
Arc 4, 3 Of Us : Inikah kematian?
18
Arc 4, 3 Of Us : Harapan Egois Tia
19
Arc 4, 3 Of Us : Theodor sang Penguasa Waktu
20
Pengumuman! baca ini dulu sebelum [Arc 4, 3 Of Us : Theodor sang Penguasa Waktu]
21
Arc 4, 3 Of Us : Hilangnya Dion dari Dunia part 1
22
HIlangnya Asterit Diona dari Dunia part 2
23
Chapter 1 : Runtuhnya kerajaan Celestia
24
Chapter 2 : Celestia Ren
25
Chapter 3 : Game
26
Chapter 4 : Apa itu manusia?
27
Chapter 5 : Kehampaan sempurna
28
Chapter 6 : Satu Lawan Semua!
29
Chapter 7 : Game termudah yang pernaha ada!
30
[Update] laporan pencapaian kita! [Pengumuman]
31
Chapter 8 Pertemuan yang tidak ditakdirkan
32
Chapter 9 : Sisi lain dari Cinta
33
Chapter 10 : Kerajaan Dimeria
34
Chapter 11 : Hidup Elit bagi penghutang handal
35
Chapter 12 : Andai Tolol Ada Obatnya
36
Chapter 13 : Rapat Darurat pertama Top Class
37
Prolog Dimeria Elsie : Bagian 1
38
Prolog Dimeria Elsie : Bagian 2
39
Chapter 14 : Sekutu
40
Chapter 15 : Ren
41
Chapter 16 : Pertemuan para Pemimpin
42
Chapter 17 : King & Queen
43
Chapter 18 : Apa yang ia lihat
44
Chapter 19 : Visi dan Misi
45
Chapter 20 : Ren & Elsie
46
Chapter 21 : Suara hati Sang Sampah
47
Chapter 22 : Pergerakan Misteltein
48
Chapter 23 : Kebangkitan sang Dewa
49
Chapter 24 : Celestia Aktifia
50
Chapter 25 : Tombak Surgawi
51
Chapter 26 : Final Battle!
52
Chapter 27 : Dion Vs Dion
53
Chapter 28 : Terlemah yang tak Terkalahkan [END]
54
[Ex - Chapter] Story Explanation!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!