5 menit kemudian,
Pintu kembali terbuka dengan Vista yang terfokus mengetik sesuatu di hpnya hingga mencapai tempat duduknya, sebelum sempat ku bertanya ia sudah mengangkat wajahnya dari ponsel dan melambaikan tangan ke arah pintu
kelas ke arah gadis yang mengintipnya dengan malu-malu membalas lambaian tangan dengan lambaian kecil bersama senyuman manisnya.
Vista :”Sampai ketemu hari minggu ya.” Teriaknya
Gadis itu mengangguk kecil dan langsung pergi dengan wajah merahnya sambil melompat-lompat kecil, Vista menaruh ponselnya dan terlihat sebuah chat kecil di kontak yang baru ia tambahkan.
Kencan di hari minggu?
Dan saat ku lihat nama kontaknya akupun tak lagi terkejut,
[Nomor 8], anjing emng kaum gudluking......
Vista :”Dh kelarkan? Sekarang giliran gua. Truth or- Woy coeg lu ngapain?!” Vista terhenti ketika menyadari ponsel nya sudah beralih ketanganku.
Dion :”Ini cewe yang tadi? Nomor 8? Kejam amat lu, Kasih nama napa.”
Vista :”Iyak-iyak bawel *Vista merebut ponselnya\, setelah merubah nama kontaknya ia memperlihatkan kepadaku* Noh liat?! Dah puas?”
Dion :”Nirva?....... bukannya itu nama mantan lu?”
Vista :”sorry-sorry\, typo aj\, *Ia mengetik ulang* nih udah. Puas kan?”
Dion :”Adi? Adi tuh nama cowo, lagian adi kan yg duduk diblakang lo.” Kami berdua melihat ke arah Adi yang ternyata sudah datang dan duduk tepat dibelakang Vista.
Adi :”Eh? Knp kok pada liatin gua?”
Kami pun kembali ke topik semula,
Vista :”Dah lah g penting juga.” Vista memasukkan ponselnya ke saku celananya dan saat menarik tangannya keluar sebuah amplop terjatuh ke lantai.
Dion :”Apaan tuh?”
Vista mengambilnya dengan segera dan menjelaskannya begitu bangga.
Vista :”Jangan iri loh ya! Ini hadiah dari gua buat anniversary 3 tahun pacar tersayang gua besok\, jeng-jeng..... *Vista menarik keluar benda bersinar terang itu dari amplop* Sebuah prangko edisi terbatas yang sudah tak diproduksi lagi\, konon katanya di dunia ini hanya tersisa 10 biji!”
Dion :”Maap-maap nih ya, bukannya gua g ngehargai niat lo, tapi bukannya yang suka pranko itu cuma mantan lo si Nirva doang?”
Vista langsung membatu dan memucat,
Dion :*Kulambaikan tangan ke depan matanya* “woooiiiiii.... Sehat??”
Tiba-tiba muncul embun air mata disisi matanya yang mulai berkaca-kaca,
Vista :”G-Gi-Gimana dong?!”
Dion :”Gpp, kasih aja ke dia pasti dia bakal-“
Vista :”Gaji 3 bulan gua, coeg!”
Dion :”Prangko apaan segitu, goblok!”
Vista menggenggam kedua tanganku dengan cepat dan menatapku dengan mata bersinar-sinar.
Vista :”Untung aja gua punya sahabat yang baik hati dan selalu bantu pas gua kesusahan.”
Dari suasana dan arah alur percakapan ini tak butuh waktu 3 detik bagi otakku untuk memahami kemana akhir dari percakapan ini.
Dion :”Kagak! Kagak! Kagak bakal gua pinjemin uang ke elu!”
Vista :”Tolonglah, pokoknya gua harus bisa bertahan hidup sampe natal aja seengknya. Masa lu tega sama sahabat lu sendiri...”
Dion :”Persetan! Bodo amat sama lu!”
Vista :”Ayolah, Bro. kalo gitu biar gua bantu aja masalah lu.”
Dion :”Eh, bentar, masalah apaan?”
Vista :”Ya mana gua tau, kan lu blom cerita dari tadi.”
Terdiam sejenak, tak peduli walau bagaimanapun sifatnya, bukannya dia orang yang paling cocok buat bantu gua nih?! Si playboy perkasa ini kan pasti punya teknik rahasia mengaet hati para betina kan?
Dion :”Ok, Deal!”
Karna tak ada gunanya menutupinya ku akhirnya menceritakan semua yang terjadi pagi ini dan masalah yang kuhadapi dengan janji akan membayarnya setimpal saat masalah sudah selesai, namun tetap saja kuberikan uang muka untuk memotivasinya atau jika tidak aku hanya akan dipermainkan lagi.
Dion :”Jadi gitu ceritanya,Vis.”
Vista :”Hmmm……..10 hari ya.”
Vista berfikir keras lalu melirik ke sekitar memandang satu persatu murid yang tersisa di kelas.
Dion :”Ayolah, Lu kan punya 8 pacar, Sang Suhu. Pasti punya tips dan trik buat gua pdkt ke,Artia.”
Vista :”Oh?! Nampaknya sahabatku ini berminat memasuki jalan ninja menjadi playboy yang baik dan benar juga akhirnya?”
Dion :”Ngaco!”
Vista tertawa terbahak-bahak sambil menepuk-nepuk bahuku dengan keras,
Vista :”Bercanda-bercanda\, Gua dah kenal Lu 6 tahun lebih\, jangankan jadi playboy *Vista melihat langit-langit seakan mengingat masa lalu dan tiba-tiba tertawa terbahak-bahak* Buahahahahaha!”
Dion :”Ngapa kok ketawa?!”
Vista :”Kagak! Kagak! Tapi………Buahahahahaha…..” Vista tertawa terbahak-bahak sampai meneteskan air mata sambil sambil memukul-mukul meja.
Vista :”Jadi ingat pas SMP dlu.”
[Saat SMP yang dimaksud Vista]
Dion pernah mencintai gadis, itu adalah cinta pertamanya. Tanpa mengetahui langkah-langkah PDKT yang baik dan benar yang sesuai dengan prosedur SNI Dion mengatakan hal yang diluar nalar umat manusia kepada gadis itu dengan polosnya.
“Aku suka dengan gadis berkacamata.” Kata Dion kepada gadis berkacama yang merupakan cinta pertamanya itu.
Dan sejak saat itu gadis itu tak pernah lagi terlihat memakai kacamata.
[Akhir dari flashback]
Dion :”G usah bahas masa lalu! Dulu itu gua pas cupu, pendek, bocah berkacamata g ada keren-kerennya.”
Vista :”Prasaan sekarang juga g ada bedanya. Masih pendek, cupu dan memakai kacama- lupakan, Kalau tips dan trik dari gua sih Lu harus bisa menyatu dengan topik pembahasan wanita, sukai apa yang mereka sukai dengan gitu lu bakal punya ruang buat masuk ke dalam mereka, oleh karena itu gua menyarankan lu ini!”
*Plok*
Vista membanting sebuah majalah wanita mingguan di atas meja.
Dion :”Dari mana lu ngeluarin nih majalah?” tanyaku sambil memandangi Vista yang tak membawa apapun bahkan tasnya.
Vista :”Gua saranin yang ini!” tunjuk Vista kearah bab novel terlaris dan ter Hot minggu ini mencoba mengalihkan pertanyaanku.
Dion :”Dah lah, emngnya apa manfaatnya dengan novel kesukaan mereka?”
*Plak!*
Vista menamparku dengan keras hingga membuatku jatuh dari kursi, sebelum ku mencerna kesalahan apa yang kubuat Vista menarik kerah seragamku dan berteriak.
Vista :”GOBLOK!”
Dion :”Haaaaaaah?!”
Vista mendorongku kembali ke kursi dan mulai berbicara tanpa menghiraukan semua pandangan murid yang menatap kita berdua.
Vista :”Novel! Romansa! Kalau isinya ini laris di kalangan wanita pasti ada satu jawaban, DAN APAKAH ITU,KADET?!” ia mengarahkan jari telunjuknya padaku,
Dion :”Karena menarik?”
*Plak!*
Lagi-lagi ia menamparku tanpa peringatan,
Vista :”Benar! Tapi bukan Cuma itu, novel adalah dunia fiksi yang diisi oleh berbagai macam bentuk dan kemungkinan tak terbatas, ada banyak novel tak terhitung di dunia namun hanya beberapa yang diminati banyak orang, cover menarik? Harga murah? Plot menarik? BUKAN! Sebelum semua itu ada satu hal yang membuat novel laris di kalangan wanita, dan itu adalah karakter pria ideal yang mereka idamkan! Maka dari itu lu harus baca novel-novel populer, pelajari karakter-karakter idaman para wanita dan jadilah pria itu. Wujudkan dengan nyata impian para wanita dengan tangan berdosa lu itu! Dengan begitu takkan ada wanita yang bisa lepas dari genggaman lu.” Dengan bangga Vista menginjakkan salah satu kakinya di atas meja dan menganggkat genggaman tangan kanannya kelangit.
Seketika terdengar suara sorakan seisi kelas,
“WOOOOOOOOHHHHHHHHHH……………SUHUUUUUUUUUUUUU” Semua laki-laki di kelas mengerumuni Vista dan mengangkatnya sedangkan para wanita melihatnya dengan terheran-heran.
Dion :”Oke kalau itu gua paham, Cuma hanya satu yang gua gagal paham, tadi ngapain lu nampar gua kalo jawaban gua bener?” ketika ku lihat Vista ia sudah tenggelam ditengah-tengah para pengikutnya sampai suaraku tak menggapainya.
Novel ya…..
Sepulang sekolah,
Ku beli seluruh novel yang sedang naik daun di toko buku dan membawanya kerumah. Novel rekomendasi, Novel naik daun, Novel favorit tahun kemarin, bulan lalu, novel yang diisi karakter paling terkenal dikalangan wanita, Novel romansa dengan penulis wanita, ku beli semuanya tanpa sisa hingga membuat dompetku kurus kering, saat ku datang ke meja kasir, sang kasir menatap pipiku yang membentuk ukiran tamparan tangan memerah.
Mas Kasir :"Itu-"
Potongku sambil menahan emosi:"G usah nanya."
.
.
.
.
.
Dion :”Sip!” dengan puas ku pandang ranjangku yang tertutup oleh tumpukan novel dan semua cover novelnya adalah gambar cowo-cowo, ada yang macho, telanjang dada dan tentu saja yang pasti dan tidak lain adalah gudluking.
Dion :”Tisu, Siap….. buat jaga-jaga karena katanya ada novel yang kisahnya sedih buat remaja mental gadis 4 tahun kayak gua wajib nih tisu, minyak kayu putih siap buat jaga-jaga klo semisal nanti ngantuk bisa di oles dibawah mata. Oke persiapan gua dh top markotop, gas maraton novel!”
*Tok-Tok*
Pintu kamar terbuka dan terlihat kak Paula datang membawa jajanan.
Kak Paula :”Dion ini kakak buatin kam-“
*Brak!*
Seketika kak Paula terdiam menghentikan langkah, kata dan juga ekspresinya saat melihat tumpukan buku bergambar cowo-cowo macho telanjang dada dan ganteng di atas tempat tidurku, dan juga melihat tisu bersanding botol minyak kayu putih, tanpa sadar ia menjatuhkan nampan yang diisi oleh tumpukan kue itu ke lantai.
Kak Paula terdiam tak bergerak seakan habis tersambar petir langit yang mendungnya melebihi 5 jam tanpa pelangi, tiba-tiba ia menepuk kedua pipinya dengan kuat mencoba menyadarkan diri dan mendekatiku.
Kak Paula :”Kalau ada masalah apa-apa ceritain ke kakakmu ini ya siapa tau kakak bisa bantu. Kakak g terlalu percaya diri tapi kakak bakal berusaha semaksimal mungkin buat bantu masalahmu kok.” Katanya sambil mengusap kepalaku dengan menahan air matanya.
Dion :”Lah? Kak Paula ngomong apaan sih?”
Sebelum ku mendapatkan jawaban dari Kak Paula, Kak Rendi datang karena mendengar suara Kak Paula menangis dikamarku,
Kak Rendi :”Paula?! Ada ap-”
Kak Paula menunjuk kearah tumpukan novel di atas ranjangku dengan cover cowo-cowo macho telanjang dada itu, seketika Kak Rendi terdiam dan mengambil 2 langkah mundur.
Kak Rendi :”Wah, kalo urusannya kayak gini……”
Dion :”Kak Ren?”
Kak Rendi berjalan mundur satu demi satu hingga akhirnya meninggalkan ruangan.
.
.
.
.
.
.
Sementara itu di malam yang sama, di depan pintu minimarket.
Vista meregangkan tubuh kakunya setelah menyelesaikan shiftnya, seketika ia melihat sebuah kaleng minum bekas di bawahnya.
Vista :”Dasar g tau adat orang-orang.” Ia mengambil kaleng berbobot itu dan membawanya ke tempat sampah yang tepat disebelahnya.
Sebelum ia memasukkannya ia melihat kekanan dan kekiri, dan ketika ia tak melihat adanya seorang pun di sekitarnya.
*Gulp...Gulp....Gulp*
ia meneguk sisa minuman dalam kaleng itu dan langsung melemparnya ke tong sampah.
Ia pun terhenti setelah berbalik, keringat dingin bercucuran dari wajahnya saat melihat apa yang ada didepannya.
Adi :”.......” Adi menatap Vista dari sebrang jalan tanpa berkedip dan berekspresi datar, tanpa mengatakan apapun ia langsung melanjutkan perjalanannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Achi
🌹🌹🌹
2022-07-02
1
Adryan Eko
dialognya menghipnotis.. wkwkw
kebawa suasana bacanya, berasa hadir diantara mereka.. good job
2022-06-13
1
Adryan Eko
ada gitu PDKT sesuai SNI yg berlaku.. wkwkwkw
2022-06-13
1