|Peringatan|
|Novel ini tidak diperuntukkan pembaca dibawah 17 tahun dan yang mudah mengalami gangguan, seluruh kisah ini hanyalah fiksi tidak boleh meniru atau membawanya ke dunia nyata. Cukup nikmati dan ambil hikmahnya saja (jika ada), sekali lagi ini bukan novel untuk dibawah umur kalian udah gede semua tindakan kalian silahkan ditanggung sendiri jangan coba niruin adegan kayak di film atau novel dan berakhir konyol truss nyalahin penciptanya, sekali lagi jangan konyol. Sekian Terima kasih.|
------------------------------------------
25 Desember, 2021
“Mari kita akhiri hubungan pertemanan ini……”
Jika dipikir-pikir itulah awal dari semuanya,
Apakah ini salahku? Sudah pasti ini adalah salahku.
“Seandainya saja, aku tak pernah mengatakannya.” Sebuah suara kecil dibungkus penyesalan terucap dari mulut seorang pemuda yang tengah menatap bintang dengan tatapan kosong.
.
.
.
.
Kenapa...... ini bisa terjadi.......?
.
.
.
Berjalan menuju tempat perjanjian kita berdua, hari ini akan jadi hari dimana kau akan menjadi milikku seorang, begitu pula dengan diriku yang akan menjadi milikmu seorang, untuk sekarang dan juga selamanya. Mengikat janji dan cinta di hari natal, biarkan langit menjadi saksi, biarkan jejak kaki di atas salju menjadi bukti, biarkan syal ini menjadi penyambung hati, biarkan lampu hias di setiap sisi kota menjadi penerang jalan kita berdua untuk memulai semuanya bersama, kedua cincin yang kusiapkan akan menjadi perubahan dari kau dan aku menjadi ‘kita’ .
Melawan arus kerumunan orang dan melewatinya, Melihat penjual permen kapas disebelahku, tanpa kusadari aku sudah tersenyum, sebuah stan penjual permen kapas yang biasa saja, setidaknya itu yang di rasakan orang lain, namun tidak dengan diriku, sebuah kait kecil membuatku menangkap memori tentangnya.
“Benar juga, dia tidak akan peduli dengan apapun jika itu tidak ada permen kapas……….”
Kulanjutkan perjalananku setelah membawa satu untuknya,
“……..Seperti anak kecil saja dia itu.” Gumam kecilku sambil tersenyum kecil.
Melihat Stan penjual kembang api,
“Dia selalu mengagetkanku dan menggangguku dengan benda ini, tak ada hari-hari damai tanpa serangan jantung darinya, waktu itu aku selalu merasa kalau dia menyebalkan, namun sekarang aku justru merindukannya….”
Ku lanjutkan langkah kakiku setelah membeli beberapa kembang api untuknya.
“……..Seperti anak kecil saja.” Gumam kecilku sambil membayangkan bagaimana ekspresi wajahnya ketika aku memberikan semua ini kepadanya saat aku bertemu dengannya, semakin ku bayangkan semakin besar rasa tak sabarku untuk bertemu kembali dengannya lagi.
Lagi-lagi langkahku terhenti namun kali ini kulihat sebuah toko kue, perhatianku tertuju penuh pada kue ulang tahun coklat yang di pajang di etalase toko.
“Jika dipikir-pikir aku belum berterima kasih atas kue darinya ya, seingatku dia membuatnya sendiri dan memberikannya padaku satu hari sebelum hari ulang tahunku, ya? *Tersenyum kecil* aku juga heran gimana caranya dia membuat Roti coklat menjadi asin gitu.”
Ku palingkan wajah melanjutkan perjalananku dengan telanjang kaki itu,
“Bener-bener deh, kau adalah gadis paling kekanak-kanakan yang pernah ku kenal....... tapi.............. tiada henti membuatku terkejut dan tak pernah ada bosannya ketika bersamamu, aku bersyukur sudah bertemu denganmu.”
Semua orang menuju tempat dimana kembang api dan pohon natal menyala bersama pasangannya masing-masing. Sedangkan aku berjalan kearah sebaliknya ketika orang-orang melihatku mereka langsung membuat jarak, walau aku tak bisa melihatnya dengan jelas namun aku tau, tercipta berbagai reaksi dari wajah mereka, takut, kaget, jijik dan bahkan tak sedikit dari mereka yang berpura-pura tak melihatku, beberapa reaksi yang pernah kulihat sebelumnya dari para penjual stan yang ku datangi. Tanpa mempedulikan semua itu aku berjalan menuju tempat yang kutuju, jauh dari keramaian, jauh dari cahaya, jauh dari kehangatan, duduk di sebuah bangku taman dingin seorang diri menatap tanah dengan tatapan kosong.
“Aku sama sekali tak bisa berbuat apa-apa…..” suara penuh penyesalan terbungkus udara yang semakin dingin.
Ku letakkan permen kapas yang sudah mulai mengecil itu disampingku bersama dengan kembang api.
Di tengah-tengah keramaian namun tak ada sekecilpun suara yang sampai ke telingaku,
Di tengah-tengah kemeriahan lampu hias, tak ada warna ataupun cahaya yang bersinar dimataku.
Di dunia tanpa suara dan warna ini, di temani syal merah yang menggelantung dileherku membuatku semakin mengingatnya.
Kenapa…….
Kenapa………….
Kugenggam erat syal merah itu mencoba mengumpulkan kembali sisa-sisa kehangatan yang tertinggal untuk mengingatnya. Di dalam kegelapan sebuah salju mulai berjatuhan untuk pertama kali,
Jam menunjukkan pukul 9 malam, tengah kota menjadi semakin ramai di isi oleh para pasangan yang sedang bermesraan
10 malam, Kembang api mulai diluncurkan dan menghiasi malam natal bersama para bintang.
Di dalam dunia abu-abu ini aku seorang diri membeku dalam penyesalan yang tak pernah bisa kubayar.
12 malam, kerumunan sudah mulai berkurang dan tempat mulai sepi. Semua orang kembali ke rumahnya masing-masing dan juga menikmati pesta kecil mereka.
Di dalam kegelapan, duduk sendirian memandang langit dan juga salju yang turun melewatiku begitu saja, dingin itu menusuk kulit-kulitku namun tak sesakit kenyataan yang sudah lama kusadari ini.
“Aku tau, tak peduli seberapa lama aku menunggu dia takkan datang.”
Ku peluk dengan erat syal merah yang sudah tak tersisa lagi kehangatanmu disana dengan berlinang air mata.
Maafkan aku, Tia……..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
demit bahagia
ikut mampir, sukses selalu thor
2022-07-30
0
Achi
Hay ka aku mampir, like. 🌟 5. dan favorit udah q tambahin,
cerita nya keren saya suka yang horor- horor kaya gini, 👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
2022-07-01
1
Adryan Eko
karya yg bagus.. beneran, ini sebuah karya
2022-06-13
2