Melamar Pelangi?

Zidan berdiri menghadap kiblat dan membaca niat wudhu dengan suara pelan tetapi cukup terjangkau oleh pendengaran Awan. Ia ulangi membacanya sebanyak tiga kali sebelum memulai wudhu. Gerakannya sangat pelan dan tidak terburu-buru. 

Pemuda berusia 19 tahun itu lalu membaca doa setelah wudhu dengan suara pelan dan ia ulangi juga sebanyak tiga kali seperti niat wudhu tadi. Setelah selesai, ia pun melangkah pergi meninggalkan Awan. 

Sementara Awan langsung memutar kran air. Zidan yang membaca niat wudhu sebanyak tiga kali tadi sudah cukup bagi Awan untuk merekam dalam ingatannya. Begitu juga dengan urutan dan gerakan, serta doa setelah wudhu. 

Awan pun bergegas menuju mushola setelahnya. Tampak semua sudah bersiap. 

“Mari Nak Awan. Kali ini biar Nak Awan yang jadi imam,” ucap Ayah Ahmad. 

Awan tersentak. Mendadak tubuhnya terasa meremang. Pandangannya langsung tertuju kepada Pelangi seolah meminta pertolongan. Mau ditaruh di mana mukanya di hadapan sang mertua? 

“Biar aku saja, Ayah.” Zidan langsung mengambil posisi shaf terdepan. Membuat Awan bernapas lega. Setidaknya, Zidan telah menyelamatkan harga dirinya di hadapan sang mertua. 

Baik juga ini bocah! 

Suara merdu Zidan melafalkan ayat demi ayat menciptakan rasa yang tak dapat dimengerti oleh Awan. Betapa malam ini Zidan yang sepuluh tahun lebih muda darinya memberi banyak hal berharga bahkan tanpa mengguruinya. 

Selepas shalat, Pelangi mencium punggung tangannya, dan untuk ke sekian kali, Awan merasakan getaran di hatinya.

...........

Beberapa jam dilewati Awan di rumah sang mertua. Setiap menit yang berlalu terasa bermakna. Kebersamaan yang hampir tak pernah ia temukan di rumah kedua orangtuanya sendiri. Bahkan makan malam berlalu dengan begitu nikmat. 

Kini, mereka sedang duduk bersama di ruang keluarga. Beberapa makanan ringan terhidang di meja.

“Nak Awan malam ini nginap. Ini kan pertama kali Nak Awan ke rumah ini,” ucap Ayah Ahmad.

Awan mengangguk diiringi senyuman. “Baik, Ayah.” 

Zidan melirik Pelangi dan Awan. Kemudian terbesit sebuah ide di benaknya. “Ayah, boleh tanya sesuatu?”

“Ada apa, Dan?” 

“Apa makna ijab kabul itu, Ayah?” Pertanyaan itu lolos begitu saja, membuat Pelangi menatap adiknya. Ia sudah dapat menebak maksud adiknya mengajukan pertanyaan itu. 

“Makna ijab kabul itu tidak hanya sebatas lelaki menghalalkan perempuan sebagai istri. Setelah proses ijab kabul terlaksana, maka ada tanggung jawab besar di bahu seorang suami. Yaitu segala dosa si perempuan yang seharusnya menjadi tanggungjawab ayahnya berpindah bahu kepada suaminya. Termasuk memberi nafkah, membimbing agama, memanjakan, menjaga dan menjadi pelindung bagi si perempuan.” 

“Tapi bagaimana kalau seorang suami tidak menjalankan tanggung jawab dan kewajibannya?” Sebuah pertanyaan menohok yang membuat Awan tertunduk.  

“Maka dia termasuk ke dalam golongan suami zalim.” 

“Apa hukumnya suami zalim?” 

“Haram hukumnya seorang suami membuat istrinya menangis tanpa hak. Ketika suami berbuat zalim terhadap istri, maka dia telah berdosa besar dan tubuhnya tidak lagi diharamkan dari neraka.” 

Awan melirik Pelangi yang duduk di sisinya. Jawaban Ayah Ahmad begitu menghujam jantung. Pelangi memang tak pernah menangis di hadapan Awan, tetapi kala ia mengadu kepada Tuhannya akibat rasa sakit yang diberikan suaminya.

“Satu pertanyaan lagi, Ayah. Kenapa perempuan disebut tercipta dari tulang rusuk laki-laki?”  

“Jika Allah menginginkan wanita berkuasa di atas laki-laki, maka Dia akan menciptakannya dari kepala Adam. Jika Dia menciptakan wanita sebagai budak pria, Dia akan menciptakan dari kakinya. Tapi Allah menciptakannya dari rusuk pria. Supaya setara dengannya. Jadi seperti halnya tulang rusuk, maka marwah istri adalah melindungi hati suaminya.” 

"Memang kenapa kamu tumben tanya tentang perkara suami dan istri?" tanya Ibu Humairah diiringi tawa kecil. 

“Tambah pengetahuan, Bu. Biar nanti nikah tidak jadi suami zalim.” 

Baik ayah maupun ibu tertawa mendengar ucapan Zidan. Tanpa mereka sadari tujuan sebenarnya dari setiap pertanyaan itu.

Tak berselang lama, terdengar suara pintu diketuk. Zidan pun segera keluar untuk melihat siapa yang bertamu ke rumah mereka.

..........

Awan menatap seorang pria kira-kira hampir seusia dirinya, yang baru saja tiba. Pria tampan berwajah blasteran Indonesia - Timur Tengah itu merupakan tetangga lama mertuanya yang kini menetap di luar negeri.

Hampir lima tahun lamanya tak bertemu membuat Ayah Ahmad begitu bahagia. Dan Awan dapat melihat, baik Ayah Ahmad, Zidan maupun Ibu Humairah terlihat sangat dekat dengannya. Berbeda dengan Pelangi yang sangat menjaga jarak bahkan enggan menatap pria itu.

"Nak Guntur, bagaimana kabar ayah ibumu? Sangat lama tidak mendengar kabar mereka."

"Alhamdulillah, baik. Kalau tidak berhalangan, Insyaa Allah bulan depan ayah dan ibu akan berkunjung ke mari untuk menyambung silaturahim," sahut pria itu dengan ramah.

"Alhamdulillah."

Satu hal yang benar-benar membuat Awan tak nyaman. Sesekali pria bermata zamrud itu mencuri pandang kepada Pelangi, dan Awan pun dapat melihat betapa tidak nyamannya Pelangi dengan tatapan itu. Jika saja tidak sedang berada di rumah mertua, ia pasti sudah melayangkan bogem mentah ke wajah mulus pria itu.

"Maaf, saya duluan ke dalam." Pelangi meninggalkan tempat duduknya dan memilih kembali ke kamar.

Awan pun bernapas lega. Setidaknya pria yang baginya aneh itu tidak perlu lagi menatap istrinya.

"Ayah, sebenarnya kedatangan saya ke Indonesia adalah untuk sesuatu yang penting," sambung Guntur.

"Ada hal penting apa, Nak Guntur?" tanya Ayah Ahmad.

"Kalau Ayah, Ibu dan Zidan setuju, bulan depan orang tua saya akan datang dari Malaysia dengan maksud melamar Pelangi untuk saya."

Punggung Awan yang bersandar langsung tegap. Matanya melotot tajam.

...........

Terpopuler

Comments

ALUNA

ALUNA

rebut saja pelanginya gun,toh awan jd swami gk guna banget malah bikin nangis istri mulu,bener2 swami zholim ini si mendung.

2023-12-25

2

Tanza Dimas Heriyanto

Tanza Dimas Heriyanto

syukurin

2023-12-22

1

Marhaban ya Nur17

Marhaban ya Nur17

saingan

2023-10-23

0

lihat semua
Episodes
1 Kenapa Tidak Menentang Sejak Awal?
2 Kenyataan Pahit
3 Kenapa Ayah Memilih Saya?
4 Kok Enak Sih?
5 Kompromi!
6 Pindah Ke rumah Baru
7 Pingsan!
8 Jadi Seperti Ini Pilihan Ayah?
9 Kenapa Kakak Bohong?
10 Apa Ini Adil?
11 Seperti Apa Wujudnya?
12 Sulit Bagiku!
13 Kenapa Harus Malu?
14 Antar Pulang!
15 Jauh Lebih Baik Daripada ....
16 Aroma Parfum?
17 Melepas Awan Untuk Priska?
18 Menyusul
19 Melamar Pelangi?
20 Terpaku
21 Aku Memang Kecewa!
22 Memperbaiki Kesalahan
23 Berkata Jujur
24 Kamu Sudah Berubah!
25 Tolong Lepaskan Awan!
26 Dosakah?
27 Meminta Anakku Kembali
28 Beri Kesempatan?
29 Tetap Huznudzon
30 Laa Tahzan Innallaha Ma'ana
31 Zidan?
32 Tersadar?
33 Meminta Kesempatan
34 Menjadi Lenteramu
35 Hubby-nya Mana?
36 Pulang
37 Kena Sawan!
38 Belajar Shalat
39 Kenapa Akhirnya Memilih Aku?
40 Jangan Lupa Berdoa
41 Cemburu dan Posesif
42 Hijab Bagi Laki-Laki
43 Do You Love Him?
44 Ajarin Kakak Napa?
45 Membangun Dari Titik Awal Bersama
46 Bos Baru?
47 Cari Informasi Tentang Awan!
48 Suamiku Sedang Dalam Perjalanan Hijrahnya!
49 Rekomendasi Bacaan
50 Mau Ajak Kamu ....
51 Semoga Hijrahku Mengantarkanmu Pada Cinta Allah
52 Pelangi Berselimut Awan
53 Guntur Diselimuti Awan
54 Kamu Siap-Siap, Ya?
55 Merasa Diikuti
56 Mending Gue Pulang!
57 Siapa Yang Kirim Kalian?
58 Mengapa Manusia DiUji?
59 Tentang Foto Yang Mengejutkan
60 Apakah Semua Hanya Topeng?
61 Siapa Yang Menyumbang?
62 Bentuk Ujian
63 Sakina, Mawaddah, Wa Rahma
64 Kejutan Tak Terduga
65 Keadaan Sebenarnya ....
66 Kalung Berlian?
67 Apa Aku Tidak Boleh Kecewa?
68 Kenapa Tidak Bilang?
69 Bermuka Dua
70 Dia Pernah Apa?
71 Kejadian Masa Lalu
72 Pengantin Tuan Adam
73 Kamu Tidak Percaya Sama Aku?
74 Saling Terbuka
75 Boleh Ajak Keluarga?
76 Memang Baru Hijrah!
77 Jangan Kasih Salam!
78 Pertanyaan Jebakan!
79 Buat Di Tempat Lain
80 Bertemu Sahabat Lama
81 Aku Tidak Suka!
82 Beritahu Teman Kamu Itu!
83 Maafkan Aku!
84 Rumah Baru Maryam
85 Aku sedih
86 Mas Guntur!
87 Umi Abah?
88 Rencana Guntur?
89 Perasaan Tidak Enak!
90 Kehilangan!
91 Melaporkan?
92 Butuh Waktu
93 Meminta Maaf
94 Untung Dokter!
95 Move On, Priska!
96 Ngajak Ribut!
97 Extra Part Maryam-Guntur
98 Extra Part - Tidak Akan Bisa Kemana-Mana
99 Extra Part- Kejutan Untuk Kamu
100 SUAMI BOHONGAN
101 Extra Part - Rumah Baru
102 Extra Part - Memuji kamu
103 Bisa Makin Tidak Benar
104 Jemput Saudara
105 Temani Kakak, ya!
106 Kenapa Kabur?
107 Mama Jahat, Bu!
108 Seperti Apa Kriteria Zidan?
109 MY SEXY LITTLE WIFE
110 Extra Part - Kamu Akan Kabur, Nggak?
111 Extra Part - Kedatangan Maryam
112 Extra Part - Masih Ada Kesempatan
113 Extra Part - JALAN BARENG
114 Extra Part - Dia Yang Aneh
115 Extra Part - Zidan Itu Judes
116 Extra Part - Dijodohkan Dengan Pria Brutal
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Kenapa Tidak Menentang Sejak Awal?
2
Kenyataan Pahit
3
Kenapa Ayah Memilih Saya?
4
Kok Enak Sih?
5
Kompromi!
6
Pindah Ke rumah Baru
7
Pingsan!
8
Jadi Seperti Ini Pilihan Ayah?
9
Kenapa Kakak Bohong?
10
Apa Ini Adil?
11
Seperti Apa Wujudnya?
12
Sulit Bagiku!
13
Kenapa Harus Malu?
14
Antar Pulang!
15
Jauh Lebih Baik Daripada ....
16
Aroma Parfum?
17
Melepas Awan Untuk Priska?
18
Menyusul
19
Melamar Pelangi?
20
Terpaku
21
Aku Memang Kecewa!
22
Memperbaiki Kesalahan
23
Berkata Jujur
24
Kamu Sudah Berubah!
25
Tolong Lepaskan Awan!
26
Dosakah?
27
Meminta Anakku Kembali
28
Beri Kesempatan?
29
Tetap Huznudzon
30
Laa Tahzan Innallaha Ma'ana
31
Zidan?
32
Tersadar?
33
Meminta Kesempatan
34
Menjadi Lenteramu
35
Hubby-nya Mana?
36
Pulang
37
Kena Sawan!
38
Belajar Shalat
39
Kenapa Akhirnya Memilih Aku?
40
Jangan Lupa Berdoa
41
Cemburu dan Posesif
42
Hijab Bagi Laki-Laki
43
Do You Love Him?
44
Ajarin Kakak Napa?
45
Membangun Dari Titik Awal Bersama
46
Bos Baru?
47
Cari Informasi Tentang Awan!
48
Suamiku Sedang Dalam Perjalanan Hijrahnya!
49
Rekomendasi Bacaan
50
Mau Ajak Kamu ....
51
Semoga Hijrahku Mengantarkanmu Pada Cinta Allah
52
Pelangi Berselimut Awan
53
Guntur Diselimuti Awan
54
Kamu Siap-Siap, Ya?
55
Merasa Diikuti
56
Mending Gue Pulang!
57
Siapa Yang Kirim Kalian?
58
Mengapa Manusia DiUji?
59
Tentang Foto Yang Mengejutkan
60
Apakah Semua Hanya Topeng?
61
Siapa Yang Menyumbang?
62
Bentuk Ujian
63
Sakina, Mawaddah, Wa Rahma
64
Kejutan Tak Terduga
65
Keadaan Sebenarnya ....
66
Kalung Berlian?
67
Apa Aku Tidak Boleh Kecewa?
68
Kenapa Tidak Bilang?
69
Bermuka Dua
70
Dia Pernah Apa?
71
Kejadian Masa Lalu
72
Pengantin Tuan Adam
73
Kamu Tidak Percaya Sama Aku?
74
Saling Terbuka
75
Boleh Ajak Keluarga?
76
Memang Baru Hijrah!
77
Jangan Kasih Salam!
78
Pertanyaan Jebakan!
79
Buat Di Tempat Lain
80
Bertemu Sahabat Lama
81
Aku Tidak Suka!
82
Beritahu Teman Kamu Itu!
83
Maafkan Aku!
84
Rumah Baru Maryam
85
Aku sedih
86
Mas Guntur!
87
Umi Abah?
88
Rencana Guntur?
89
Perasaan Tidak Enak!
90
Kehilangan!
91
Melaporkan?
92
Butuh Waktu
93
Meminta Maaf
94
Untung Dokter!
95
Move On, Priska!
96
Ngajak Ribut!
97
Extra Part Maryam-Guntur
98
Extra Part - Tidak Akan Bisa Kemana-Mana
99
Extra Part- Kejutan Untuk Kamu
100
SUAMI BOHONGAN
101
Extra Part - Rumah Baru
102
Extra Part - Memuji kamu
103
Bisa Makin Tidak Benar
104
Jemput Saudara
105
Temani Kakak, ya!
106
Kenapa Kabur?
107
Mama Jahat, Bu!
108
Seperti Apa Kriteria Zidan?
109
MY SEXY LITTLE WIFE
110
Extra Part - Kamu Akan Kabur, Nggak?
111
Extra Part - Kedatangan Maryam
112
Extra Part - Masih Ada Kesempatan
113
Extra Part - JALAN BARENG
114
Extra Part - Dia Yang Aneh
115
Extra Part - Zidan Itu Judes
116
Extra Part - Dijodohkan Dengan Pria Brutal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!