Pingsan!

Waktu terasa terhenti bagi Pelangi. Tubuhnya membeku, tetapi jantungnya semakin berpacu. Sambutan menyakitkan itu memaksa sepasang bola mata indahnya berair. 

Cemburu? 

Tentu saja! Istri mana yang akan tahan melihat kemesraan suaminya dengan wanita lain. Meskipun Pelangi tahu suaminya mencintai orang lain. Dan ia sadar sepenuhnya bahwa posisinya sebagai istri mungkin tak dianggap penting oleh Awan. Pelangi menarik napas dalam demi meringankan sesak yang memenuhi dadanya.

“Itu foto Priska. Aku memajangnya sudah lama, sebelum tahu rencana ayah untuk menjodohkan kita.” 

Pelangi hanya mengangguk tanpa kata. Bibirnya terkatup rapat demi menahan cairan bening yang menggenang di bola matanya, agar tak meleleh di pipi. 

“Kita ke atas!” Tanpa rasa bersalah Awan membawa salah satu koper dan menaiki tangga menuju lantai atas. Pelangi diam membisu mengikutinya.

Setibanya di lantai atas, Pandangan Pelangi kembali berkeliling. Meskipun rumah itu belum pernah dihuni sebelumnya, namun terlihat sangat bersih. Karena setiap hari, Awan menugaskan seseorang untuk membersihkan rumahnya. 

Awan memasukkan koper miliknya ke kamar ujung, lalu kembali turun ke lantai bawah untuk mengambil koper milik Pelangi. “Di rumah ini ada dua kamar. Kamarku yang di ujung itu.” Awan menunjuk sebuah kamar. “Dan kamar satunya boleh kamu tempati.” 

Lagi-lagi Pelangi hanya menyahut dengan anggukan kepala. Awan baru saja membangun sebuah  benteng pembatas di antara mereka, dengan tidur di kamar terpisah. 

“Oh ya ... aku sering keluar malam, jadi kalau aku pergi kunci saja pintu kamarmu.” 

“Iya.” Rasanya Pelangi sudah tidak tahan lagi. Jika tidak segera masuk ke kamar, mungkin ia akan menangis di hadapan Awan. Dan wanita itu benar-benar tak ingin terlihat menyedihkan di hadapan siapapun.

 

Awan terdiam menatap pintu kamar yang baru saja tertutup. Sejak melihat foto di ruang tamu tadi, Pelangi banyak diam dan melamun. 

“Apa ada yang salah?” Pertanyaan itu terus menghantui pikirannya. 

.

.

.

Makan malam pun dilalui sepasang suami istri itu dengan saling diam. Awan begitu lahap dengan makanan kesukaannya sementara Pelangi terlihat kurang bersemangat. Meskipun begitu, ia tetap menghabiskan makanan yang dituangnya ke dalam piring. 

“Kenapa makannya sedikit?” Awan membuka suara dengan ragu. 

“Masih kenyang.” Sebuah jawaban singkat yang membuat Awan meliriknya.

“Kamu tidak suka menunya?” 

“Suka. Asal halal, semua makanan pasti enak rasanya.” Ia meraih segelas air putih dan minum dalam tiga kali teguk. Awan sesekali mencuri pandang.

Makan malam pun berlalu begitu saja. Setelahnya Pelangi membersihkan peralatan makan dalam diam.

Tidak mudah baginya menjalani rumah tangga seperti ini. Ujian di awal pernikahannya terasa begitu berat. Untuk melangkah pun kakinya terasa lemas. Begitu akan keluar dari dapur, segalanya seperti berputar dalam pandangannya. 

Detik itu juga ia ambruk. Beruntung awan dengan sigap menangkap tubuhnya, hingga kepalanya tak membentur lantai. 

“Pelangi!” teriak Awan seraya menepuk wajah istrinya. Rasa khawatir seketika menjalar melihat keringat membasahi kening dan juga wajah Pelangi yang mulai memucat. 

“Bangun, Pelangi!” 

"Pelangi!"

"Bangun!"

Pelangi tak kunjung tersadar, sehingga pria itu memilih menggendongnya ke kamar. Dengan cepat ia membaringkan istrinya dan menyalakan pendingin ruangan. 

"Pelangi!" Awan kembali menepuk pipi dengan lembut. Namun, segala usahanya untuk membangunkannya tak membuahkan hasil. Sehingga Awan semakin panik.

"Bangun, Pelangi!"

.

.

.

.

Awan membolak-balikkan tubuhnya di ranjang empuknya. Entah mengapa ia tak dapat memejamkan mata. Wajah murung Pelangi terus terbayang dalam benaknya. Terlebih tadi istrinya itu sempat pingsan dan baru terbangun satu jam kemudian, setelah Awan mengoles minyak kayu putih di hidung.

"Aku tidak apa-apa, kembali saja ke kamarmu!" Ucapan Pelangi tadi masih lekat dalam ingatannya.

“Si Pelangi kan sudah tahu tentang gue sama Priska. Seharusnya tidak ada masalah apapun, ‘kan? Apa dia pingsan karena habis melihat foto itu? Kayaknya bukan, deh! Pelangi pasti cuma capek.” 

Matanya  terpejam. Pria itu berulang-ulang meyakinkan dirinya dalam hati bahwa pelangi pingsan hanya karena kelelahan setelah pernikahan mereka. Bukan karena melihat foto mesranya dengan wanita lain. 

“Sial!” Awan duduk bersandar seraya menghela napas frustrasi. Memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari namun matanya seakan enggan terpejam. Ada kekosongan yang terasa begitu nyata dalam hatinya. 

Pria itu pun bangkit dan segera turun ke lantai bawah. Tubuh tingginya berdiri tepat di depan sebuah pigura berukuran besar di ruang tamu. Dengan wanita di dalam foto itulah ia pernah membangun harapan besar akan menjalani hari-harinya. Namun, Priska pergi sebelum Awan mampu meyakinkan sang ayah. 

.

.

.

.

Pelangi masih tertidur ketika sayup-sayup mendengar Adzan subuh berkumandang. Kelopak matanya perlahan terbuka. Selepas menjalankan Shalat subuh, ia menuju dapur. 

Ketika menuruni tangga, napasnya terasa berat. Demi apapun, ia tak akan sanggup jika harus melihat lagi foto kemesraan suaminya dengan wanita lain. Sayangnya, tangga tepat berhadapan dengan ruang tamu. Sehingga untuk pergi ke dapur, mau tak mau Pelangi harus melewati ruang tamu.

“Tutup mata dan hati saja, Pelangi!” 

Ia berusaha untuk tak melihat, namun tetap saja dinding ruang tamu seperti memiliki magnet yang terus menariknya. Alhasil, kepalanya menoleh tanpa sadar, meski matanya seketika terpejam rapat. 

Wanita itu pun tersadar dengan bola mata yang membulat. Foto Awan dan kekasihnya yang semalam terpajang di sana sudah tak terlihat. 

“Kemana fotonya?” gumam Pelangi. 

“Aku buang!” Suara awan yang tiba-tiba terdengar dari belakang mengagetkannya. 

****

Terpopuler

Comments

✨️ɛ.

✨️ɛ.

wow.. baru kali ini gue ngeliat komen perparagraf yg nyampe ratusan.. dan tentu saja isinya sumpah serapah buat si mega mendung.. 😂

2024-11-30

0

Sulis Tyawati

Sulis Tyawati

pelangi jgn baper,,, biarin aja awan mau ngapain. tunjukkan kalo kamu kuat, strong women g menye2,,,

2024-12-05

0

Laurensia Listianawati

Laurensia Listianawati

sabar pelangi tunjukkan kalo kamu kuat jalani nanti Awan kan baper

2025-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 Kenapa Tidak Menentang Sejak Awal?
2 Kenyataan Pahit
3 Kenapa Ayah Memilih Saya?
4 Kok Enak Sih?
5 Kompromi!
6 Pindah Ke rumah Baru
7 Pingsan!
8 Jadi Seperti Ini Pilihan Ayah?
9 Kenapa Kakak Bohong?
10 Apa Ini Adil?
11 Seperti Apa Wujudnya?
12 Sulit Bagiku!
13 Kenapa Harus Malu?
14 Antar Pulang!
15 Jauh Lebih Baik Daripada ....
16 Aroma Parfum?
17 Melepas Awan Untuk Priska?
18 Menyusul
19 Melamar Pelangi?
20 Terpaku
21 Aku Memang Kecewa!
22 Memperbaiki Kesalahan
23 Berkata Jujur
24 Kamu Sudah Berubah!
25 Tolong Lepaskan Awan!
26 Dosakah?
27 Meminta Anakku Kembali
28 Beri Kesempatan?
29 Tetap Huznudzon
30 Laa Tahzan Innallaha Ma'ana
31 Zidan?
32 Tersadar?
33 Meminta Kesempatan
34 Menjadi Lenteramu
35 Hubby-nya Mana?
36 Pulang
37 Kena Sawan!
38 Belajar Shalat
39 Kenapa Akhirnya Memilih Aku?
40 Jangan Lupa Berdoa
41 Cemburu dan Posesif
42 Hijab Bagi Laki-Laki
43 Do You Love Him?
44 Ajarin Kakak Napa?
45 Membangun Dari Titik Awal Bersama
46 Bos Baru?
47 Cari Informasi Tentang Awan!
48 Suamiku Sedang Dalam Perjalanan Hijrahnya!
49 Rekomendasi Bacaan
50 Mau Ajak Kamu ....
51 Semoga Hijrahku Mengantarkanmu Pada Cinta Allah
52 Pelangi Berselimut Awan
53 Guntur Diselimuti Awan
54 Kamu Siap-Siap, Ya?
55 Merasa Diikuti
56 Mending Gue Pulang!
57 Siapa Yang Kirim Kalian?
58 Mengapa Manusia DiUji?
59 Tentang Foto Yang Mengejutkan
60 Apakah Semua Hanya Topeng?
61 Siapa Yang Menyumbang?
62 Bentuk Ujian
63 Sakina, Mawaddah, Wa Rahma
64 Kejutan Tak Terduga
65 Keadaan Sebenarnya ....
66 Kalung Berlian?
67 Apa Aku Tidak Boleh Kecewa?
68 Kenapa Tidak Bilang?
69 Bermuka Dua
70 Dia Pernah Apa?
71 Kejadian Masa Lalu
72 Pengantin Tuan Adam
73 Kamu Tidak Percaya Sama Aku?
74 Saling Terbuka
75 Boleh Ajak Keluarga?
76 Memang Baru Hijrah!
77 Jangan Kasih Salam!
78 Pertanyaan Jebakan!
79 Buat Di Tempat Lain
80 Bertemu Sahabat Lama
81 Aku Tidak Suka!
82 Beritahu Teman Kamu Itu!
83 Maafkan Aku!
84 Rumah Baru Maryam
85 Aku sedih
86 Mas Guntur!
87 Umi Abah?
88 Rencana Guntur?
89 Perasaan Tidak Enak!
90 Kehilangan!
91 Melaporkan?
92 Butuh Waktu
93 Meminta Maaf
94 Untung Dokter!
95 Move On, Priska!
96 Ngajak Ribut!
97 Extra Part Maryam-Guntur
98 Extra Part - Tidak Akan Bisa Kemana-Mana
99 Extra Part- Kejutan Untuk Kamu
100 SUAMI BOHONGAN
101 Extra Part - Rumah Baru
102 Extra Part - Memuji kamu
103 Bisa Makin Tidak Benar
104 Jemput Saudara
105 Temani Kakak, ya!
106 Kenapa Kabur?
107 Mama Jahat, Bu!
108 Seperti Apa Kriteria Zidan?
109 MY SEXY LITTLE WIFE
110 Extra Part - Kamu Akan Kabur, Nggak?
111 Extra Part - Kedatangan Maryam
112 Extra Part - Masih Ada Kesempatan
113 Extra Part - JALAN BARENG
114 Extra Part - Dia Yang Aneh
115 Extra Part - Zidan Itu Judes
116 Extra Part - Dijodohkan Dengan Pria Brutal
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Kenapa Tidak Menentang Sejak Awal?
2
Kenyataan Pahit
3
Kenapa Ayah Memilih Saya?
4
Kok Enak Sih?
5
Kompromi!
6
Pindah Ke rumah Baru
7
Pingsan!
8
Jadi Seperti Ini Pilihan Ayah?
9
Kenapa Kakak Bohong?
10
Apa Ini Adil?
11
Seperti Apa Wujudnya?
12
Sulit Bagiku!
13
Kenapa Harus Malu?
14
Antar Pulang!
15
Jauh Lebih Baik Daripada ....
16
Aroma Parfum?
17
Melepas Awan Untuk Priska?
18
Menyusul
19
Melamar Pelangi?
20
Terpaku
21
Aku Memang Kecewa!
22
Memperbaiki Kesalahan
23
Berkata Jujur
24
Kamu Sudah Berubah!
25
Tolong Lepaskan Awan!
26
Dosakah?
27
Meminta Anakku Kembali
28
Beri Kesempatan?
29
Tetap Huznudzon
30
Laa Tahzan Innallaha Ma'ana
31
Zidan?
32
Tersadar?
33
Meminta Kesempatan
34
Menjadi Lenteramu
35
Hubby-nya Mana?
36
Pulang
37
Kena Sawan!
38
Belajar Shalat
39
Kenapa Akhirnya Memilih Aku?
40
Jangan Lupa Berdoa
41
Cemburu dan Posesif
42
Hijab Bagi Laki-Laki
43
Do You Love Him?
44
Ajarin Kakak Napa?
45
Membangun Dari Titik Awal Bersama
46
Bos Baru?
47
Cari Informasi Tentang Awan!
48
Suamiku Sedang Dalam Perjalanan Hijrahnya!
49
Rekomendasi Bacaan
50
Mau Ajak Kamu ....
51
Semoga Hijrahku Mengantarkanmu Pada Cinta Allah
52
Pelangi Berselimut Awan
53
Guntur Diselimuti Awan
54
Kamu Siap-Siap, Ya?
55
Merasa Diikuti
56
Mending Gue Pulang!
57
Siapa Yang Kirim Kalian?
58
Mengapa Manusia DiUji?
59
Tentang Foto Yang Mengejutkan
60
Apakah Semua Hanya Topeng?
61
Siapa Yang Menyumbang?
62
Bentuk Ujian
63
Sakina, Mawaddah, Wa Rahma
64
Kejutan Tak Terduga
65
Keadaan Sebenarnya ....
66
Kalung Berlian?
67
Apa Aku Tidak Boleh Kecewa?
68
Kenapa Tidak Bilang?
69
Bermuka Dua
70
Dia Pernah Apa?
71
Kejadian Masa Lalu
72
Pengantin Tuan Adam
73
Kamu Tidak Percaya Sama Aku?
74
Saling Terbuka
75
Boleh Ajak Keluarga?
76
Memang Baru Hijrah!
77
Jangan Kasih Salam!
78
Pertanyaan Jebakan!
79
Buat Di Tempat Lain
80
Bertemu Sahabat Lama
81
Aku Tidak Suka!
82
Beritahu Teman Kamu Itu!
83
Maafkan Aku!
84
Rumah Baru Maryam
85
Aku sedih
86
Mas Guntur!
87
Umi Abah?
88
Rencana Guntur?
89
Perasaan Tidak Enak!
90
Kehilangan!
91
Melaporkan?
92
Butuh Waktu
93
Meminta Maaf
94
Untung Dokter!
95
Move On, Priska!
96
Ngajak Ribut!
97
Extra Part Maryam-Guntur
98
Extra Part - Tidak Akan Bisa Kemana-Mana
99
Extra Part- Kejutan Untuk Kamu
100
SUAMI BOHONGAN
101
Extra Part - Rumah Baru
102
Extra Part - Memuji kamu
103
Bisa Makin Tidak Benar
104
Jemput Saudara
105
Temani Kakak, ya!
106
Kenapa Kabur?
107
Mama Jahat, Bu!
108
Seperti Apa Kriteria Zidan?
109
MY SEXY LITTLE WIFE
110
Extra Part - Kamu Akan Kabur, Nggak?
111
Extra Part - Kedatangan Maryam
112
Extra Part - Masih Ada Kesempatan
113
Extra Part - JALAN BARENG
114
Extra Part - Dia Yang Aneh
115
Extra Part - Zidan Itu Judes
116
Extra Part - Dijodohkan Dengan Pria Brutal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!