Menyusul

“Ini ya rumahnya?” 

Mobil milik Awan berhenti di depan sebuah rumah sederhana. Beberapa kali Awan melirik ponsel demi memastikan tidak mendatangi alamat yang salah. Pandangannya berkeliling ke sekitar, rumah orangtua Pelangi berlokasi di sebuah perumahan yang cukup padat dengan dinding menyatu antara rumah satu dengan rumah lainnya. 

Awan pun melihat kondisi jalan. Ia yakin mobil lain tak akan muat untuk melintas, karena ukuran gang yang cukup sempit membuat mobil besarnya memakan lebih dari separuh badan jalan. Alhasil, Awan harus memarkir mobil di sebuah lahan kosong tak jauh dari rumah sang mertua dan berjalan kaki untuk pulang. 

Sepanjang menuju rumah, Awan harus merasa risih dengan tatapan beberapa tetangga yang mengarah kepadanya. Pernikahan Pelangi memang sempat menjadi bahan perbincangan hangat para tetangga setelah dikabarkan ditinggal sang suami di malam resepsi. 

Pria itu mengetuk pintu rumah dan menunggu beberapa saat, hingga terbuka. Diikuti dengan kemunculan Zidan di sana. Awan dapat melihat sepasang mata hitam Zidan menyiratkan ketidaksukaan sesaat setelah membuka pintu. 

“Assalamu’alaikum,” ucap Zidan setelah hampir satu menit menunggu kakak iparnya yang tak kunjung memberi salam. 

Awan tersadar. “Wa’alaikumsalam.”

Pandangannya langsung menerobos masuk melalui celah yang tersisa dari tubuh Zidan yang berdiri kokoh di ambang pintu, untuk mencari keberadaan istrinya. 

“Kak Pelangi di dalam.” 

Awan melirik Zidan dengan kedua alis yang saling bertaut. 

Gue juga tahu, makanya gue ke sini! 

Zidan menggeser tubuhnya demi mempersilahkan sang kakak ipar untuk masuk ke rumah. Wajahnya yang datar tanpa senyuman benar-benar disadari oleh Awan. 

“Siapa yang datang, Nak?” tanya Ayah Ahmad yang tengah duduk di ruang keluarga bersama Ibu Humairah. 

“Mantu Ayah!” 

Dahi Ayah Ahmad sempat berkerut mendengar nada bicara putranya yang tak biasa. Namun mengetahui siapa yang datang tentu membuatnya senang. Ini adalah pertama kali Awan berkunjung ke rumahnya. 

Senyum terulas tipis di bibir Awan kala tatapannya tertuju kepada seorang pria paruh baya dengan sarung dan peci yang langsung berdiri menyambut kedatangannya. Awan menyalami kedua mertua dan mencium punggung tangan.

“Assalamu’alaikum, Ayah ... Ibu!” 

“Wa’alaikumsalam, Nak,” balas Ayah Ahmad dengan menepuk bahu menantunya.

Jika Zidan menyambut Awan dengan ketus, lain halnya dengan Ayah Ahmad dan Ibu Humairah. Awan sempat mengira Ayah Ahmad atau pun Ibu Humairah akan menegur atau bahkan memarahinya.

Kelakuan tidak sopannya yang menghilang di resepsi pernikahan, selain itu Zidan mungkin sudah mengadukan dirinya yang merupakan seorang pemabuk. Tetapi, jauh di luar perkiraan, mereka malah bersikap sangat ramah dan begitu hangat. 

Hampir sepuluh menit Awan duduk menemani sang mertua mengobrol, namun Pelangi tak kunjung terlihat. 

“Ibu, Pelangi mana, ya?” Akhirnya Awan memberanikan diri bertanya. 

“Pelangi di dapur, Nak. Sedang membuat minuman.” 

Belum satu menit Awan menanyakan keberadaan istrinya, Pelangi sudah muncul dari arah dapur dengan membawa nampan di tangannya. Secangkir teh ia geser ke hadapan sang suami. Keduanya saling tatap satu sama lain dan kemudian sama-sama menunduk malu. Layaknya sepasang kekasih yang baru bertemu. 

“Diminum, Nak Awan. Jangan malu-malu. Ini kan rumah kamu juga.” 

“Iya, Bu.” 

Pelangi kemudian duduk di samping ibu, membuat sang ibu mengusap bahu putrinya. “Nak, suami kamu kan ada di sini, kamu duduk di sampingnya dan layani dia!” 

Pelangi menunduk malu. Meskipun Awan adalah suaminya, namun belum pernah sebelumnya ia  terlihat dekat dengan laki-laki lain di hadapan keluarganya. Pelangi pun duduk di sisi Awan. Memotong kue brownies dan menggeser ke hadapan suaminya. 

“Diminum, Mas!” ucapnya sedikit gugup.

“Itu kue, Kak! Masa’ diminum,” celetuk Zidan. 

Awan pasti sudah menyemburkan tawa jika tidak sedang dalam posisi terintimidasi oleh Zidan. Sikap malu-malu Pelangi terasa sangat lucu dan menggemaskan. 

Satu hal yang Awan temukan dalam keluarga istrinya yang hampir tak pernah ia lihat di dalam keluarganya, kasih sayang di antara mereka terlihat begitu nyata dan tulus satu sama lain. Mereka saling memberi bahagia dalam kesederhanaan. Awan tak lagi heran jika Pelangi memiliki sikap dan hati yang sangat lembut. 

..........

Sudah masuk waktu shalat Isya. Semua sedang bersiap. Di rumah sederhana itu ada sebuah ruangan kecil yang dijadikan mushola agar mereka dapat shalat berjamaah. Ibu Humairah dan Pelangi sudah menggunakan mukenah duduk di bagian belakang. Sementara Ayah Ahmad lebih dulu berada di shaf terdepan. Hanya Awan dan Zidan yang belum tampak di sana. 

Awan masih mematung di tempat wudhu dengan celana bahan sudah digulung hingga lutut, dan ujung kemeja terlipat hingga batas sikut. Ia sedang berusaha mengingat urutan wudhu mulai dari mencuci tangan hingga kaki. Awan bahkan sudah  lupa kapan terakhir kalinya melakukannya. 

Zidan berdecak dalam hati melihat kakak iparnya. 

Kasihan Kak Pelangi. Laki-laki yang menjadi imam dalam kehidupannya bahkan lupa cara wudhu. 

Zidan maju dan berdiri di samping Awan.

“Ada sebuah kisah tentang orang yang tidak pernah shalat. Suatu hari dia ke masjid. Shaf-nya paling depan, lebih depan daripada imam. Kenapa? Karena dia datang ke masjid untuk pertama kalinya bukan untuk shalat, tapi sebagai jenazah yang akan dishalatkan. Hidup di dunia itu singkat, hanya antara menunggu waktu shalat dan menunggu waktu dishalatkan."

Awan terdiam.

"Kak Awan sudah berapa lama tidak shalat sampai lupa cara wudhu? Jangan hanya menunggu waktu dishalatkan.” 

Awan menyipitkan matanya. 

“Lo nyumpahin gue mati?” gerutu Awan dalam hati.

***

Terpopuler

Comments

Bebby_Q'noy

Bebby_Q'noy

hrsnya sih langsung tertampar dan terjungkal hati si awan😅

2024-02-14

1

Tanza Dimas Heriyanto

Tanza Dimas Heriyanto

hahah malah terbalik

2023-12-22

1

Marhaban ya Nur17

Marhaban ya Nur17

wkwkw

2023-10-23

0

lihat semua
Episodes
1 Kenapa Tidak Menentang Sejak Awal?
2 Kenyataan Pahit
3 Kenapa Ayah Memilih Saya?
4 Kok Enak Sih?
5 Kompromi!
6 Pindah Ke rumah Baru
7 Pingsan!
8 Jadi Seperti Ini Pilihan Ayah?
9 Kenapa Kakak Bohong?
10 Apa Ini Adil?
11 Seperti Apa Wujudnya?
12 Sulit Bagiku!
13 Kenapa Harus Malu?
14 Antar Pulang!
15 Jauh Lebih Baik Daripada ....
16 Aroma Parfum?
17 Melepas Awan Untuk Priska?
18 Menyusul
19 Melamar Pelangi?
20 Terpaku
21 Aku Memang Kecewa!
22 Memperbaiki Kesalahan
23 Berkata Jujur
24 Kamu Sudah Berubah!
25 Tolong Lepaskan Awan!
26 Dosakah?
27 Meminta Anakku Kembali
28 Beri Kesempatan?
29 Tetap Huznudzon
30 Laa Tahzan Innallaha Ma'ana
31 Zidan?
32 Tersadar?
33 Meminta Kesempatan
34 Menjadi Lenteramu
35 Hubby-nya Mana?
36 Pulang
37 Kena Sawan!
38 Belajar Shalat
39 Kenapa Akhirnya Memilih Aku?
40 Jangan Lupa Berdoa
41 Cemburu dan Posesif
42 Hijab Bagi Laki-Laki
43 Do You Love Him?
44 Ajarin Kakak Napa?
45 Membangun Dari Titik Awal Bersama
46 Bos Baru?
47 Cari Informasi Tentang Awan!
48 Suamiku Sedang Dalam Perjalanan Hijrahnya!
49 Rekomendasi Bacaan
50 Mau Ajak Kamu ....
51 Semoga Hijrahku Mengantarkanmu Pada Cinta Allah
52 Pelangi Berselimut Awan
53 Guntur Diselimuti Awan
54 Kamu Siap-Siap, Ya?
55 Merasa Diikuti
56 Mending Gue Pulang!
57 Siapa Yang Kirim Kalian?
58 Mengapa Manusia DiUji?
59 Tentang Foto Yang Mengejutkan
60 Apakah Semua Hanya Topeng?
61 Siapa Yang Menyumbang?
62 Bentuk Ujian
63 Sakina, Mawaddah, Wa Rahma
64 Kejutan Tak Terduga
65 Keadaan Sebenarnya ....
66 Kalung Berlian?
67 Apa Aku Tidak Boleh Kecewa?
68 Kenapa Tidak Bilang?
69 Bermuka Dua
70 Dia Pernah Apa?
71 Kejadian Masa Lalu
72 Pengantin Tuan Adam
73 Kamu Tidak Percaya Sama Aku?
74 Saling Terbuka
75 Boleh Ajak Keluarga?
76 Memang Baru Hijrah!
77 Jangan Kasih Salam!
78 Pertanyaan Jebakan!
79 Buat Di Tempat Lain
80 Bertemu Sahabat Lama
81 Aku Tidak Suka!
82 Beritahu Teman Kamu Itu!
83 Maafkan Aku!
84 Rumah Baru Maryam
85 Aku sedih
86 Mas Guntur!
87 Umi Abah?
88 Rencana Guntur?
89 Perasaan Tidak Enak!
90 Kehilangan!
91 Melaporkan?
92 Butuh Waktu
93 Meminta Maaf
94 Untung Dokter!
95 Move On, Priska!
96 Ngajak Ribut!
97 Extra Part Maryam-Guntur
98 Extra Part - Tidak Akan Bisa Kemana-Mana
99 Extra Part- Kejutan Untuk Kamu
100 SUAMI BOHONGAN
101 Extra Part - Rumah Baru
102 Extra Part - Memuji kamu
103 Bisa Makin Tidak Benar
104 Jemput Saudara
105 Temani Kakak, ya!
106 Kenapa Kabur?
107 Mama Jahat, Bu!
108 Seperti Apa Kriteria Zidan?
109 MY SEXY LITTLE WIFE
110 Extra Part - Kamu Akan Kabur, Nggak?
111 Extra Part - Kedatangan Maryam
112 Extra Part - Masih Ada Kesempatan
113 Extra Part - JALAN BARENG
114 Extra Part - Dia Yang Aneh
115 Extra Part - Zidan Itu Judes
116 Extra Part - Dijodohkan Dengan Pria Brutal
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Kenapa Tidak Menentang Sejak Awal?
2
Kenyataan Pahit
3
Kenapa Ayah Memilih Saya?
4
Kok Enak Sih?
5
Kompromi!
6
Pindah Ke rumah Baru
7
Pingsan!
8
Jadi Seperti Ini Pilihan Ayah?
9
Kenapa Kakak Bohong?
10
Apa Ini Adil?
11
Seperti Apa Wujudnya?
12
Sulit Bagiku!
13
Kenapa Harus Malu?
14
Antar Pulang!
15
Jauh Lebih Baik Daripada ....
16
Aroma Parfum?
17
Melepas Awan Untuk Priska?
18
Menyusul
19
Melamar Pelangi?
20
Terpaku
21
Aku Memang Kecewa!
22
Memperbaiki Kesalahan
23
Berkata Jujur
24
Kamu Sudah Berubah!
25
Tolong Lepaskan Awan!
26
Dosakah?
27
Meminta Anakku Kembali
28
Beri Kesempatan?
29
Tetap Huznudzon
30
Laa Tahzan Innallaha Ma'ana
31
Zidan?
32
Tersadar?
33
Meminta Kesempatan
34
Menjadi Lenteramu
35
Hubby-nya Mana?
36
Pulang
37
Kena Sawan!
38
Belajar Shalat
39
Kenapa Akhirnya Memilih Aku?
40
Jangan Lupa Berdoa
41
Cemburu dan Posesif
42
Hijab Bagi Laki-Laki
43
Do You Love Him?
44
Ajarin Kakak Napa?
45
Membangun Dari Titik Awal Bersama
46
Bos Baru?
47
Cari Informasi Tentang Awan!
48
Suamiku Sedang Dalam Perjalanan Hijrahnya!
49
Rekomendasi Bacaan
50
Mau Ajak Kamu ....
51
Semoga Hijrahku Mengantarkanmu Pada Cinta Allah
52
Pelangi Berselimut Awan
53
Guntur Diselimuti Awan
54
Kamu Siap-Siap, Ya?
55
Merasa Diikuti
56
Mending Gue Pulang!
57
Siapa Yang Kirim Kalian?
58
Mengapa Manusia DiUji?
59
Tentang Foto Yang Mengejutkan
60
Apakah Semua Hanya Topeng?
61
Siapa Yang Menyumbang?
62
Bentuk Ujian
63
Sakina, Mawaddah, Wa Rahma
64
Kejutan Tak Terduga
65
Keadaan Sebenarnya ....
66
Kalung Berlian?
67
Apa Aku Tidak Boleh Kecewa?
68
Kenapa Tidak Bilang?
69
Bermuka Dua
70
Dia Pernah Apa?
71
Kejadian Masa Lalu
72
Pengantin Tuan Adam
73
Kamu Tidak Percaya Sama Aku?
74
Saling Terbuka
75
Boleh Ajak Keluarga?
76
Memang Baru Hijrah!
77
Jangan Kasih Salam!
78
Pertanyaan Jebakan!
79
Buat Di Tempat Lain
80
Bertemu Sahabat Lama
81
Aku Tidak Suka!
82
Beritahu Teman Kamu Itu!
83
Maafkan Aku!
84
Rumah Baru Maryam
85
Aku sedih
86
Mas Guntur!
87
Umi Abah?
88
Rencana Guntur?
89
Perasaan Tidak Enak!
90
Kehilangan!
91
Melaporkan?
92
Butuh Waktu
93
Meminta Maaf
94
Untung Dokter!
95
Move On, Priska!
96
Ngajak Ribut!
97
Extra Part Maryam-Guntur
98
Extra Part - Tidak Akan Bisa Kemana-Mana
99
Extra Part- Kejutan Untuk Kamu
100
SUAMI BOHONGAN
101
Extra Part - Rumah Baru
102
Extra Part - Memuji kamu
103
Bisa Makin Tidak Benar
104
Jemput Saudara
105
Temani Kakak, ya!
106
Kenapa Kabur?
107
Mama Jahat, Bu!
108
Seperti Apa Kriteria Zidan?
109
MY SEXY LITTLE WIFE
110
Extra Part - Kamu Akan Kabur, Nggak?
111
Extra Part - Kedatangan Maryam
112
Extra Part - Masih Ada Kesempatan
113
Extra Part - JALAN BARENG
114
Extra Part - Dia Yang Aneh
115
Extra Part - Zidan Itu Judes
116
Extra Part - Dijodohkan Dengan Pria Brutal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!