Seperti Apa Wujudnya?

Awan merasakan denyutan di kepalanya ketika terbangun. Mabuk membuat tubuhnya terasa lemas. Bola matanya berputar menatap seisi ruangan. Pria itu bernapas lega setelah menyadari tubuhnya  terbaring di kamar pribadinya. Awan menatap arah jarum jam di dinding. Waktu masih menunjuk di angka tiga. 

Tak terbesit pertanyaan sedikitpun dalam benaknya, tentang siapa yang mengantarnya pulang. Karena biasanya, Ben, sang pemilik tempat hiburan malam tempatnya minum akan meminta salah seorang karyawannya mengantar pulang jika mabuk. 

“Tapi kan si Ben belum tahu alamat baruku. Lalu siapa yang mengantarku pulang?” Awan segera bangkit dan masuk ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya dengan air. Ia merasa lebih segar sekarang. 

Setelah mengganti kemeja dan celana bahan dengan pakaian rumahan, ia menuju dapur. Tenggorokannya terasa kering dan gatal akibat terlalu banyak menenggak minuman keras. 

Hampir saja awan terlonjak ketika akan memasuki dapur. Ia pasti sudah berteriak sekencang mungkin jika tak segera sadar bahwa yang dilihatnya adalah Pelangi. Wanita itu tampak masih menggunakan pakaian tertutup lengkap dengan khimarnya. Hal yang membuat Awan merasa heran dan kadang bertanya-tanya, apa tidak gerah menggunakan pakaian itu?

“Sedang apa dia di dapur di jam seperti ini?” Ia bergumam dalam hati seraya menatap punggung istrinya. Bunyi sendok dan garpu yang saling beradu membuat Awan yakin bahwa istrinya itu sedang makan. “Kenapa dia punya kebiasaan aneh, makan di jam segini.” 

Awan mengurungkan niatnya ke dapur dan memilih tiduran sebentar di sebuah kursi panjang. Ia akan ke dapur setelah Pelangi kembali ke kamarnya. Untuk beberapa saat kepingan rasa bersalah terasa begitu nyata. Pulang dalam keadaan mabuk pasti membuat Pelangi merasa takut. 

“Jangan-jangan Pelangi tidak sempat makan tadi dan baru makan sekarang.” 

Berselang beberapa menit kemudian, Pelangi selesai makan. Ia membersihkan dapur terlebih dahulu sebelum keluar. Awan yang masih berbaring di sofa panjang menatap punggung istrinya yang sedang berjalan menuju tangga. Saat melewati ruang televisi, khimar panjangnya tersangkut pada ranting pohon hias. 

Awan terus menatapnya. Pelangi tampak kesulitan melepas khimarnya yang tersangkut. Ia pun menjadi sangat penasaran. 

“Seperti apa wujud Pelangi tanpa kain panjang itu?” pikirnya. 

Jika Awan pikir Pelangi akan membuka kain menjulur yang menutupi kepalanya itu, maka salah besar. Walaupun sedikit kesulitan, pelangi akhirnya berhasil melepas bagian yang tersangkut. Wanita itu tampak menghela napas panjang saat mendapati sobekan kecil. 

Awan kembali membaringkan tubuhnya sambil menatap Pelangi yang kemudian menghilang dalam pandangannya. 

..........

Pagi harinya Awan terbangun dengan perut yang terasa lapar. Biasanya sepagi ini Pelangi sudah berada di dapur untuk membuat sarapan. 

Awan bergegas menuju meja makan untuk melihat. Namun, tak seperti biasanya, pelangi tak terlihat di dapur. 

“Jangan-jangan dia masih tidur,” pikirnya. Namun, bias cahaya yang berasal dari pintu belakang yang terbuka setengah menandakan Pelangi sedang berada di taman kecil di belakang rumah. 

Benar saja, wanita itu sedang menyirami tanaman.

 Awan masih duduk di dapur dengan apel di tangannya ketika Pelangi datang. Ia tampak terkejut melihat suaminya duduk di dapur. Tidak seperti biasanya. 

“Kamu tidak buat sarapan?” Pertanyaan itu menjadi sapaan pertama Awan kepada istrinya pagi itu. 

Pelangi menggelengkan kepala pelan. “Kemarin Mas meminta aku untuk tidak membuat sarapan.” 

Untuk pertama kali, Awan menyesali ucapannya. Nyatanya saat ini ia sedang merasa sangat lapar, hingga memilih makan apel sebagai pengganjal perut. Keluar untuk mencari sarapan pun rasanya malas. 

“Maksudku untuk kamu sendiri. Apa kamu tidak sarapan?” 

“Tidak, Mas. Ini hari kamis, aku sedang berpuasa.” 

Awan mengangguk. Pantas saja semalam pelangi makan di jam yang bagi Awan bukan waktu makan. Rupanya Pelangi sedang sahur. “Jadi kamu puasa setiap hari kamis?” 

“Senin dan kamis,” jawab pelangi. 

“Memangnya kenapa puasanya Senin dan Kamis?” 

“Selain pada bulan ramadhan, Senin dan Kamis adalah hari dimana pintu-pintu surga dibuka. Amal manusia juga diperiksa, jadi pada kedua hari itu semua orang yang beriman akan diampuni dosanya. Kecuali, bagi mereka yang sedang bermusuhan.” 

“Berbanding terbalik, ya! Kamu mencari pahala di Senin dan Kamis, sementara aku berbuat dosa setiap hari,” gumam Awan dalam batin. 

Mereka terdiam beberapa saat. Pelangi terheran menatap suaminya. Ini adalah obrolan santai terpanjang mereka sejak menyandang status sebagai suami istri. Biasanya Awan irit bicara dan bersikap sangat dingin. 

“Oh ya, aku minta maaf. Semalam aku minum lagi. Kamu pasti takut karena aku pulang dalam keadaan mabuk.” 

Diamnya Pelangi seolah membenarkan semua ucapan Awan. Ia memang ketakutan setiap kali suaminya mabuk. Berbeda dengan Priska yang sudah terbiasa melihat Awan mabuk.

“Ngomong-ngomong, kamu kenal orang yang antar aku pulang?” 

“Kenal,” jawab Pelangi singkat diiringi anggukan kepala. Awan tersentak, pikirannya langsung menerawang mencari jawaban. 

“Memang siapa yang mengantarku pulang?” 

Pelangi menatap Awan. Kali ini kesedihan terlihat sangat jelas dalam tatapannya. 

“Zidan.” 

Sebuah jawaban yang membuat Awan terkejut. 

..........

Terpopuler

Comments

Laurensia Listianawati

Laurensia Listianawati

syukurin kamu Awan iparmu sdh tahu kelakuanmu suka ke Club

2025-01-06

0

Ila Lee

Ila Lee

adik ipar mu mas awan

2024-11-23

1

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

jangan liat dulu klo belum siap...nanti kamu terpesona liat yg tertutup hijab ternyata lebih indah dr yg diumbar

2023-09-02

1

lihat semua
Episodes
1 Kenapa Tidak Menentang Sejak Awal?
2 Kenyataan Pahit
3 Kenapa Ayah Memilih Saya?
4 Kok Enak Sih?
5 Kompromi!
6 Pindah Ke rumah Baru
7 Pingsan!
8 Jadi Seperti Ini Pilihan Ayah?
9 Kenapa Kakak Bohong?
10 Apa Ini Adil?
11 Seperti Apa Wujudnya?
12 Sulit Bagiku!
13 Kenapa Harus Malu?
14 Antar Pulang!
15 Jauh Lebih Baik Daripada ....
16 Aroma Parfum?
17 Melepas Awan Untuk Priska?
18 Menyusul
19 Melamar Pelangi?
20 Terpaku
21 Aku Memang Kecewa!
22 Memperbaiki Kesalahan
23 Berkata Jujur
24 Kamu Sudah Berubah!
25 Tolong Lepaskan Awan!
26 Dosakah?
27 Meminta Anakku Kembali
28 Beri Kesempatan?
29 Tetap Huznudzon
30 Laa Tahzan Innallaha Ma'ana
31 Zidan?
32 Tersadar?
33 Meminta Kesempatan
34 Menjadi Lenteramu
35 Hubby-nya Mana?
36 Pulang
37 Kena Sawan!
38 Belajar Shalat
39 Kenapa Akhirnya Memilih Aku?
40 Jangan Lupa Berdoa
41 Cemburu dan Posesif
42 Hijab Bagi Laki-Laki
43 Do You Love Him?
44 Ajarin Kakak Napa?
45 Membangun Dari Titik Awal Bersama
46 Bos Baru?
47 Cari Informasi Tentang Awan!
48 Suamiku Sedang Dalam Perjalanan Hijrahnya!
49 Rekomendasi Bacaan
50 Mau Ajak Kamu ....
51 Semoga Hijrahku Mengantarkanmu Pada Cinta Allah
52 Pelangi Berselimut Awan
53 Guntur Diselimuti Awan
54 Kamu Siap-Siap, Ya?
55 Merasa Diikuti
56 Mending Gue Pulang!
57 Siapa Yang Kirim Kalian?
58 Mengapa Manusia DiUji?
59 Tentang Foto Yang Mengejutkan
60 Apakah Semua Hanya Topeng?
61 Siapa Yang Menyumbang?
62 Bentuk Ujian
63 Sakina, Mawaddah, Wa Rahma
64 Kejutan Tak Terduga
65 Keadaan Sebenarnya ....
66 Kalung Berlian?
67 Apa Aku Tidak Boleh Kecewa?
68 Kenapa Tidak Bilang?
69 Bermuka Dua
70 Dia Pernah Apa?
71 Kejadian Masa Lalu
72 Pengantin Tuan Adam
73 Kamu Tidak Percaya Sama Aku?
74 Saling Terbuka
75 Boleh Ajak Keluarga?
76 Memang Baru Hijrah!
77 Jangan Kasih Salam!
78 Pertanyaan Jebakan!
79 Buat Di Tempat Lain
80 Bertemu Sahabat Lama
81 Aku Tidak Suka!
82 Beritahu Teman Kamu Itu!
83 Maafkan Aku!
84 Rumah Baru Maryam
85 Aku sedih
86 Mas Guntur!
87 Umi Abah?
88 Rencana Guntur?
89 Perasaan Tidak Enak!
90 Kehilangan!
91 Melaporkan?
92 Butuh Waktu
93 Meminta Maaf
94 Untung Dokter!
95 Move On, Priska!
96 Ngajak Ribut!
97 Extra Part Maryam-Guntur
98 Extra Part - Tidak Akan Bisa Kemana-Mana
99 Extra Part- Kejutan Untuk Kamu
100 SUAMI BOHONGAN
101 Extra Part - Rumah Baru
102 Extra Part - Memuji kamu
103 Bisa Makin Tidak Benar
104 Jemput Saudara
105 Temani Kakak, ya!
106 Kenapa Kabur?
107 Mama Jahat, Bu!
108 Seperti Apa Kriteria Zidan?
109 MY SEXY LITTLE WIFE
110 Extra Part - Kamu Akan Kabur, Nggak?
111 Extra Part - Kedatangan Maryam
112 Extra Part - Masih Ada Kesempatan
113 Extra Part - JALAN BARENG
114 Extra Part - Dia Yang Aneh
115 Extra Part - Zidan Itu Judes
116 Extra Part - Dijodohkan Dengan Pria Brutal
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Kenapa Tidak Menentang Sejak Awal?
2
Kenyataan Pahit
3
Kenapa Ayah Memilih Saya?
4
Kok Enak Sih?
5
Kompromi!
6
Pindah Ke rumah Baru
7
Pingsan!
8
Jadi Seperti Ini Pilihan Ayah?
9
Kenapa Kakak Bohong?
10
Apa Ini Adil?
11
Seperti Apa Wujudnya?
12
Sulit Bagiku!
13
Kenapa Harus Malu?
14
Antar Pulang!
15
Jauh Lebih Baik Daripada ....
16
Aroma Parfum?
17
Melepas Awan Untuk Priska?
18
Menyusul
19
Melamar Pelangi?
20
Terpaku
21
Aku Memang Kecewa!
22
Memperbaiki Kesalahan
23
Berkata Jujur
24
Kamu Sudah Berubah!
25
Tolong Lepaskan Awan!
26
Dosakah?
27
Meminta Anakku Kembali
28
Beri Kesempatan?
29
Tetap Huznudzon
30
Laa Tahzan Innallaha Ma'ana
31
Zidan?
32
Tersadar?
33
Meminta Kesempatan
34
Menjadi Lenteramu
35
Hubby-nya Mana?
36
Pulang
37
Kena Sawan!
38
Belajar Shalat
39
Kenapa Akhirnya Memilih Aku?
40
Jangan Lupa Berdoa
41
Cemburu dan Posesif
42
Hijab Bagi Laki-Laki
43
Do You Love Him?
44
Ajarin Kakak Napa?
45
Membangun Dari Titik Awal Bersama
46
Bos Baru?
47
Cari Informasi Tentang Awan!
48
Suamiku Sedang Dalam Perjalanan Hijrahnya!
49
Rekomendasi Bacaan
50
Mau Ajak Kamu ....
51
Semoga Hijrahku Mengantarkanmu Pada Cinta Allah
52
Pelangi Berselimut Awan
53
Guntur Diselimuti Awan
54
Kamu Siap-Siap, Ya?
55
Merasa Diikuti
56
Mending Gue Pulang!
57
Siapa Yang Kirim Kalian?
58
Mengapa Manusia DiUji?
59
Tentang Foto Yang Mengejutkan
60
Apakah Semua Hanya Topeng?
61
Siapa Yang Menyumbang?
62
Bentuk Ujian
63
Sakina, Mawaddah, Wa Rahma
64
Kejutan Tak Terduga
65
Keadaan Sebenarnya ....
66
Kalung Berlian?
67
Apa Aku Tidak Boleh Kecewa?
68
Kenapa Tidak Bilang?
69
Bermuka Dua
70
Dia Pernah Apa?
71
Kejadian Masa Lalu
72
Pengantin Tuan Adam
73
Kamu Tidak Percaya Sama Aku?
74
Saling Terbuka
75
Boleh Ajak Keluarga?
76
Memang Baru Hijrah!
77
Jangan Kasih Salam!
78
Pertanyaan Jebakan!
79
Buat Di Tempat Lain
80
Bertemu Sahabat Lama
81
Aku Tidak Suka!
82
Beritahu Teman Kamu Itu!
83
Maafkan Aku!
84
Rumah Baru Maryam
85
Aku sedih
86
Mas Guntur!
87
Umi Abah?
88
Rencana Guntur?
89
Perasaan Tidak Enak!
90
Kehilangan!
91
Melaporkan?
92
Butuh Waktu
93
Meminta Maaf
94
Untung Dokter!
95
Move On, Priska!
96
Ngajak Ribut!
97
Extra Part Maryam-Guntur
98
Extra Part - Tidak Akan Bisa Kemana-Mana
99
Extra Part- Kejutan Untuk Kamu
100
SUAMI BOHONGAN
101
Extra Part - Rumah Baru
102
Extra Part - Memuji kamu
103
Bisa Makin Tidak Benar
104
Jemput Saudara
105
Temani Kakak, ya!
106
Kenapa Kabur?
107
Mama Jahat, Bu!
108
Seperti Apa Kriteria Zidan?
109
MY SEXY LITTLE WIFE
110
Extra Part - Kamu Akan Kabur, Nggak?
111
Extra Part - Kedatangan Maryam
112
Extra Part - Masih Ada Kesempatan
113
Extra Part - JALAN BARENG
114
Extra Part - Dia Yang Aneh
115
Extra Part - Zidan Itu Judes
116
Extra Part - Dijodohkan Dengan Pria Brutal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!