Kok Enak Sih?

Cairan bening mulai menggenang di sudut mata Pelangi. Awan yang masih mengungkungi tubuhnya menyeringai menyeramkan, kemudian berbisik, “Lo nggak usah geer! Meskipun lo nggak pakai apa-apa sekalipun, gue juga nggak akan tertarik atau berselera sama perempuan kayak lo!” 

Awan menggeser posisi tubuhnya dan berbaring membelakang. Sementara Pelangi yang masih syok duduk di tepi tempat tidur. Bibirnya mengatup rapat, berusaha menahan air mata agar tak sampai terlihat lemah di hadapan suaminya. 

“Sabar Pelangi, yang kamu hadapi ini manusia biasa. Mas Awan bukan malaikat yang tidak punya kekurangan.” Hanya pikiran itu yang terus ia tanamkan dalam benaknya. 

Beberapa menit berlalu, Pelangi melirik Awan yang tak lagi bergerak. Napasnya yang teratur menandakan pria pemabuk itu telah tertidur. Dalam diam Pelangi segera beranjak menuju lemari dan mengeluarkan selimut. Malam ini ia memilih tidur di sofa saja. Bukankah Awan juga berkata tak menginginkannya? 

.

.

.

Pagi-pagi sekali Pelangi sudah berada di dapur. Membuat Bik Minah dan dua asisten rumah tangga yang lain terheran. Tak pernah sebelumnya anggota keluarga Dewanto berada di dapur untuk memasak. Mulai dari sang nyonya rumah sampai menantu pertama di keluarga itu. Mereka berasal dari keluarga berada yang hidupnya selalu dilayani. 

“Biar kami saja, Mbak Pelangi. Bapak bisa marah kalau tahu Mbak Pelangi kerja di dapur.” Bik Mina mencoba mengingatkan. 

“Saya kan tidak sedang kerja, Bik. Cuma bantu masak.” 

“Tapi kan Mbak Pelangi menantu di rumah ini. Tugas kami untuk melayani. Malah Mbak Pelangi yang masak.” 

Pelangi menerbitkan senyum ramah. Tangannya bergerak dengan cekatan mengolah masakan. Bik Minah yang melihatnya menjadi kagum. Wanita itu pun meyakini bahwa Pelangi sudah terbiasa dengan urusan dapur. Sangat  berbeda dari anggota keluarga Dewanto yang lain. Bahkan Ninda, istri dari kakak laki-laki Awan tidak pernah melakukannya saat masih tinggal di rumah itu.

“Kalau Mas Awan suka sarapan apa, Bik?” tanya Pelangi setelahnya.

“Den Awan jarang sarapan di rumah, Mbak. Kalau sempat sarapan biasanya minta nasi goreng putih. Bawang gorengnya yang banyak ditabur di atasnya. Minumnya teh tawar.” 

Pelangi kembali tersenyum. “Kalau begitu saya buat sarapan untuk Mas Awan dulu ya.” 

“Silahkan Mbak Pelangi.” 

.

.

.

Pelangi meletakkan menu sarapan ke atas meja. Seperti yang diberitahukan oleh Bik Minah, ia membuat nasi goreng putih dengan taburan bawang goreng di atasnya dan juga ada secangkir teh tawar. Ia melirik ke arah kamar mandi. Suara gemercik air menandakan suaminya sedang mandi. Sambil menunggu, Pelangi merapikan tempat tidur. 

Beberapa menit berlalu, terdengar suara pintu terbuka. Pelangi langsung menundukkan pandangannya saat melihat Awan keluar hanya dengan handuk putih yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Rasa panas terasa merambat di pipi, Pelangi yakin bahwa saat ini pipinya sudah semerah udang rebus. Ia mendesahkan napas pelan, sekilas melihat punggung kokoh suaminya ternyata dipenuhi tato. 

“Aku buat sarapan untuk kamu, Mas,” ucap Pelangi sesaat setelah suaminya selesai berpakaian. 

"Gue nggak lapar!" Awan hanya melirik sepiring nasi goreng putih kesukaannya dengan tatapan dingin. Setelah memastikan penampilannya telah rapi, ia duduk di sofa dan meletakkan sepatu di lantai.

Tetapi suara memalukan yang berasal dari perut mematahkan ucapannya barusan. Awan gelagapan, sudah pasti bunyi yang membuktikan dirinya tengah merasa lapar itu terdengar sampai ke telinga Pelangi. Wajah Awan pun mendadak memerah.

"Lo yang buat ini?" Ia menunjuk menu yang terhidang dengan matanya.

"Iya. Maaf, kalau rasanya tidak seenak yang biasa dibuat Bik Minah."

Suara memalukan itu lagi-lagi terdengar, yang membuat Awan mendengus kesal. Walaupun sangat terpaksa, ia akhirnya meraih sendok dan mencicipi masakan buatan istrinya.

"Kok enak sih?" Ia termangu.

Nasi goreng putih buatan Pelangi jauh lebih enak dibanding yang biasa dibuat Bik Minah. Dengan tidak tahu malunya, Awan malah melahap hingga tak tersisa.

***

Terpopuler

Comments

Laurensia Listianawati

Laurensia Listianawati

sok2 an tu Awan nanti kalo sdh jatuh cinta bener2 ya rasain bucin

2025-01-06

0

Ila Lee

Ila Lee

Alhamdulillah mkn juga ini org

2024-11-23

0

#ayu.kurniaa_

#ayu.kurniaa_

.

2025-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Kenapa Tidak Menentang Sejak Awal?
2 Kenyataan Pahit
3 Kenapa Ayah Memilih Saya?
4 Kok Enak Sih?
5 Kompromi!
6 Pindah Ke rumah Baru
7 Pingsan!
8 Jadi Seperti Ini Pilihan Ayah?
9 Kenapa Kakak Bohong?
10 Apa Ini Adil?
11 Seperti Apa Wujudnya?
12 Sulit Bagiku!
13 Kenapa Harus Malu?
14 Antar Pulang!
15 Jauh Lebih Baik Daripada ....
16 Aroma Parfum?
17 Melepas Awan Untuk Priska?
18 Menyusul
19 Melamar Pelangi?
20 Terpaku
21 Aku Memang Kecewa!
22 Memperbaiki Kesalahan
23 Berkata Jujur
24 Kamu Sudah Berubah!
25 Tolong Lepaskan Awan!
26 Dosakah?
27 Meminta Anakku Kembali
28 Beri Kesempatan?
29 Tetap Huznudzon
30 Laa Tahzan Innallaha Ma'ana
31 Zidan?
32 Tersadar?
33 Meminta Kesempatan
34 Menjadi Lenteramu
35 Hubby-nya Mana?
36 Pulang
37 Kena Sawan!
38 Belajar Shalat
39 Kenapa Akhirnya Memilih Aku?
40 Jangan Lupa Berdoa
41 Cemburu dan Posesif
42 Hijab Bagi Laki-Laki
43 Do You Love Him?
44 Ajarin Kakak Napa?
45 Membangun Dari Titik Awal Bersama
46 Bos Baru?
47 Cari Informasi Tentang Awan!
48 Suamiku Sedang Dalam Perjalanan Hijrahnya!
49 Rekomendasi Bacaan
50 Mau Ajak Kamu ....
51 Semoga Hijrahku Mengantarkanmu Pada Cinta Allah
52 Pelangi Berselimut Awan
53 Guntur Diselimuti Awan
54 Kamu Siap-Siap, Ya?
55 Merasa Diikuti
56 Mending Gue Pulang!
57 Siapa Yang Kirim Kalian?
58 Mengapa Manusia DiUji?
59 Tentang Foto Yang Mengejutkan
60 Apakah Semua Hanya Topeng?
61 Siapa Yang Menyumbang?
62 Bentuk Ujian
63 Sakina, Mawaddah, Wa Rahma
64 Kejutan Tak Terduga
65 Keadaan Sebenarnya ....
66 Kalung Berlian?
67 Apa Aku Tidak Boleh Kecewa?
68 Kenapa Tidak Bilang?
69 Bermuka Dua
70 Dia Pernah Apa?
71 Kejadian Masa Lalu
72 Pengantin Tuan Adam
73 Kamu Tidak Percaya Sama Aku?
74 Saling Terbuka
75 Boleh Ajak Keluarga?
76 Memang Baru Hijrah!
77 Jangan Kasih Salam!
78 Pertanyaan Jebakan!
79 Buat Di Tempat Lain
80 Bertemu Sahabat Lama
81 Aku Tidak Suka!
82 Beritahu Teman Kamu Itu!
83 Maafkan Aku!
84 Rumah Baru Maryam
85 Aku sedih
86 Mas Guntur!
87 Umi Abah?
88 Rencana Guntur?
89 Perasaan Tidak Enak!
90 Kehilangan!
91 Melaporkan?
92 Butuh Waktu
93 Meminta Maaf
94 Untung Dokter!
95 Move On, Priska!
96 Ngajak Ribut!
97 Extra Part Maryam-Guntur
98 Extra Part - Tidak Akan Bisa Kemana-Mana
99 Extra Part- Kejutan Untuk Kamu
100 SUAMI BOHONGAN
101 Extra Part - Rumah Baru
102 Extra Part - Memuji kamu
103 Bisa Makin Tidak Benar
104 Jemput Saudara
105 Temani Kakak, ya!
106 Kenapa Kabur?
107 Mama Jahat, Bu!
108 Seperti Apa Kriteria Zidan?
109 MY SEXY LITTLE WIFE
110 Extra Part - Kamu Akan Kabur, Nggak?
111 Extra Part - Kedatangan Maryam
112 Extra Part - Masih Ada Kesempatan
113 Extra Part - JALAN BARENG
114 Extra Part - Dia Yang Aneh
115 Extra Part - Zidan Itu Judes
116 Extra Part - Dijodohkan Dengan Pria Brutal
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Kenapa Tidak Menentang Sejak Awal?
2
Kenyataan Pahit
3
Kenapa Ayah Memilih Saya?
4
Kok Enak Sih?
5
Kompromi!
6
Pindah Ke rumah Baru
7
Pingsan!
8
Jadi Seperti Ini Pilihan Ayah?
9
Kenapa Kakak Bohong?
10
Apa Ini Adil?
11
Seperti Apa Wujudnya?
12
Sulit Bagiku!
13
Kenapa Harus Malu?
14
Antar Pulang!
15
Jauh Lebih Baik Daripada ....
16
Aroma Parfum?
17
Melepas Awan Untuk Priska?
18
Menyusul
19
Melamar Pelangi?
20
Terpaku
21
Aku Memang Kecewa!
22
Memperbaiki Kesalahan
23
Berkata Jujur
24
Kamu Sudah Berubah!
25
Tolong Lepaskan Awan!
26
Dosakah?
27
Meminta Anakku Kembali
28
Beri Kesempatan?
29
Tetap Huznudzon
30
Laa Tahzan Innallaha Ma'ana
31
Zidan?
32
Tersadar?
33
Meminta Kesempatan
34
Menjadi Lenteramu
35
Hubby-nya Mana?
36
Pulang
37
Kena Sawan!
38
Belajar Shalat
39
Kenapa Akhirnya Memilih Aku?
40
Jangan Lupa Berdoa
41
Cemburu dan Posesif
42
Hijab Bagi Laki-Laki
43
Do You Love Him?
44
Ajarin Kakak Napa?
45
Membangun Dari Titik Awal Bersama
46
Bos Baru?
47
Cari Informasi Tentang Awan!
48
Suamiku Sedang Dalam Perjalanan Hijrahnya!
49
Rekomendasi Bacaan
50
Mau Ajak Kamu ....
51
Semoga Hijrahku Mengantarkanmu Pada Cinta Allah
52
Pelangi Berselimut Awan
53
Guntur Diselimuti Awan
54
Kamu Siap-Siap, Ya?
55
Merasa Diikuti
56
Mending Gue Pulang!
57
Siapa Yang Kirim Kalian?
58
Mengapa Manusia DiUji?
59
Tentang Foto Yang Mengejutkan
60
Apakah Semua Hanya Topeng?
61
Siapa Yang Menyumbang?
62
Bentuk Ujian
63
Sakina, Mawaddah, Wa Rahma
64
Kejutan Tak Terduga
65
Keadaan Sebenarnya ....
66
Kalung Berlian?
67
Apa Aku Tidak Boleh Kecewa?
68
Kenapa Tidak Bilang?
69
Bermuka Dua
70
Dia Pernah Apa?
71
Kejadian Masa Lalu
72
Pengantin Tuan Adam
73
Kamu Tidak Percaya Sama Aku?
74
Saling Terbuka
75
Boleh Ajak Keluarga?
76
Memang Baru Hijrah!
77
Jangan Kasih Salam!
78
Pertanyaan Jebakan!
79
Buat Di Tempat Lain
80
Bertemu Sahabat Lama
81
Aku Tidak Suka!
82
Beritahu Teman Kamu Itu!
83
Maafkan Aku!
84
Rumah Baru Maryam
85
Aku sedih
86
Mas Guntur!
87
Umi Abah?
88
Rencana Guntur?
89
Perasaan Tidak Enak!
90
Kehilangan!
91
Melaporkan?
92
Butuh Waktu
93
Meminta Maaf
94
Untung Dokter!
95
Move On, Priska!
96
Ngajak Ribut!
97
Extra Part Maryam-Guntur
98
Extra Part - Tidak Akan Bisa Kemana-Mana
99
Extra Part- Kejutan Untuk Kamu
100
SUAMI BOHONGAN
101
Extra Part - Rumah Baru
102
Extra Part - Memuji kamu
103
Bisa Makin Tidak Benar
104
Jemput Saudara
105
Temani Kakak, ya!
106
Kenapa Kabur?
107
Mama Jahat, Bu!
108
Seperti Apa Kriteria Zidan?
109
MY SEXY LITTLE WIFE
110
Extra Part - Kamu Akan Kabur, Nggak?
111
Extra Part - Kedatangan Maryam
112
Extra Part - Masih Ada Kesempatan
113
Extra Part - JALAN BARENG
114
Extra Part - Dia Yang Aneh
115
Extra Part - Zidan Itu Judes
116
Extra Part - Dijodohkan Dengan Pria Brutal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!