Terjerat Cinta Berandal Kampus
Pagi yang sangat cerah. Matahari bersinar sempurna hingga langit berwarna biru tiada setitikpun awan disana. Gadis berparas cantik nan sederhana tengah merapihkan riasannya didepan cermin kebanggaannya. Walaupun sebenarnya ia terlahir dari keluarga yang cukup berada, namun sama sekali ia tak pernah berpenampilan seperti layaknya mereka yang terlahir serba ada.
Atasan berwarna pastel berbahan rajut itu menambah kesan calm pada dirinya. Rambutnya ia kepang satu kebelakang, tanpa adanya tambahan asesoris lainnya. Namun meski begitu ia sangat terlihat manis.
"Resty."
Gadis itu menoleh ketika suara papanya memanggil dan sedang berdiri di ambang pintu kamarnya.
"Sudah selesai belum?"
"Sudah, Pa," sahutnya sambil sekilas bercermin lagi.
"Sudah cantik kok."
"Iiiih, Papa." Pipi Resty bersemu merah disaat mendapat pujian dari papanya itu.
Dialah laki-laki pertama dalam hidupnya yang setiap hari memujinya dengan sebutan itu, karena sampai sekarang gadis yang sudah berusia dua puluh tahun itu sama sekali belum pernah merasakan hatinya bergetar karena pujian dari lawan jenis lainnya. Alias Resty masih belum pernah berpacaran sama sekali.
Hari ini rencananya Resty akan berangkat bersama papanya ke kampus. Tentu gadis itu sangat senang ketika semalam papanya menawarinya untuk berangkat bersama. Karena momen seperti ini begitu langka baginya, mengingat papanya yang terlampau sibuk bekerja belakangan ini.
Setelah mamanya Resty meninggal disaat melahirkannya dahulu, sejak saat itulah papa Resty menjadi sosok mama sekaligus ayah bagi Resty. Sama sekali papanya itu tak ada keinginan untuk menikah kembali, dan semenjak itu juga papa Resty menjadi gila kerja. Mungkin ia demikian semata ingin mengalihkan patah hatinya karena ditinggal oleh istri tercintanya.
Namun meski begitu tak membuatnya terlupa dengan kasih sayang yang harus ia curahkan kepada putri semata wayangnya itu. Lelaki yang biasa disapa Tommy itu selalu memprioritaskan semua yang menjadi kebutuhan putrinya, selagi ia mampu dan hal itu dapat membuat Resty bahagia. Meski mendapatkan perhatian yang demikian, tetap tak membuat Resty menjadi gadis yang manja.
Setelah selesai sarapan bersama mereka pun lantas menaiki mobilnya menuju kampus Resty berada. Selama perjalanan, mereka saling mengobrol dengan sangat seru. Dari hal yang terjadi di kampus hingga pada hal sepele lainnya menjadi bahan obrolan santai di antara ayah dan anak itu.
Tak lama kemudian mobil mewah itu berhenti di area kampus yang terbilang bonavit yang berada di Jakarta. Resty segera turun dari mobilnya setelah sebelumnya ia mencium tangan papanya terlebih dahulu dengan begitu takdzim.
Tommy mencium sekilas pucuk kepala anaknya itu, mereka pun saling melempar senyum sebelum akhirnya mobil yang dinaiki Tommy itu melaju pergi dari pandangannya.
Langkah kaki Resty mengayun begitu bersemangat menuju ruang kelasnya. Senyum kecilnya selalu terukir manis di bibirnya yang ranum. Membuat beberapa cowok yang berpapasan dengannya tergoda untuk sekedar merayu kecantikannya.
Tatapan kagum itu bukan hanya dari cowok, melainkan beberapa cewek pula turut mengagumi kepribadiannya yang tak pernah sombong. Ia memang masih terbilang sebagai mahasiswa baru di sana, karena sebelumnya ia pernah kuliah di salah satu universitas ternama di Bandung. Karena papanya harus kembali memimpin perusahaan pusat miliknya itu yang membuatnya harus pindah ke kampus barunya ini.
Di ujung koridor kampus itu Resty melihat segerombolan cowok yang sedang melancarkan aksinya. Yap, mereka adalah anggota geng The Fly, sebuah kelompok geng yang cukup populer di kampusnya itu. Bukan populer karena prestasinya, melainkan geng mereka lebih dikenal karena tingkat keusilannya.
Resty berusaha acuh dengan keberadaan mereka, meski sebenarnya perasaannya sebenarnya was-was takut terkena target keusilannya lagi seperti yang sudah-sudah ia rasakan.
Sebuah pesan singkat tiba-tiba masuk di ponselnya, lalu ia pun segera menyalakan ponselnya itu sambil terus melangkah tanpa melihat situasi di depan saking asyiknya membaca pesan itu.
"Hay Cantik, Lagi sibuk baca apa sih?"
Sebuah tangan tiba-tiba merebut ponsel yang sedang dipegang oleh Resty.
"Entar kita makan bakso di warung mang Ujang lagi yuk." Pria bertubuh sedikit gemol, yang ia ketahui bernama Varo membaca pesan yang beberapa detik lalu Resty terima dari sahabatnya.
Mereka bertiga, Varo, Cello dan Ryan sama-sama tertawa. Seakan sangat puas menatap wajah Resty yang bertekuk karena perbuatannya.
Tangan Resty terulur mencoba meraih ponselnya dari Varo. Namun yang ada mereka malah saling melempar ponselnya itu hingga membuat Resty semakin jengkel karena ulah usil mereka.
"Balikin gak!" Nada bicara Resty mulai meninggi.
"Woiiy, santai cantik. Kita cuma pingin bercanda aja sama kamu." Cello, pria berperawakan sedikit kurus itu berucap sambil tangannya mencuil dagu Resty.
"Iiish!" Resty menangkis tangan itu dengan kasar.
Mereka bertiga sama-sama tertawa puas, melihat wajah Resty yang mengerucut sebal. Mereka pikir perbuatan mereka mungkin menyenangkan. Padahal sama sekali tidak.
Mata Resty seketika berkaca-kaca. Ia tak bisa membayangkan jika ponselnya itu jatuh dan rusak karena ulah mereka. Sebab didalam ponselnya itu tersimpan banyak foto kenangan milik almarhumah mamanya.
"Eh, udah... udah!" Ryan mencoba menghentikan kegiatannya, karena tak sengaja melihat mata Resty yang mulai mengembun.
Varo dan Cello seketika menatap lekat pada Resty, mereka berdua pun juga bisa melihat sorot mata itu.
"Auto mewek dia. Hahahaha...."
Mereka bertiga kembali tertawa puas. Mungkin mereka beranggapan Resty adalah perempuan cengeng dan mudah nangis karena ulahnya, nyatanya tidaklah demikian.
"Nih." Tangan Ryan mengembalikan ponsel itu kepada Resty.
Resty meraihnya cepat, ia langsung disibukkan dengan mengecek ponselnya takut-takut ada sesuatu yang hilang di sana.
"Dari pada mainin HP, mending mainin ini aja, ya nggak?"
Seketika tangan Ryan mengambil buku tebal yang sedari tadi di apit oleh Resty. Dan lagi-lagi terjadilah saling lempar-melempar buku itu.
Sedang beberapa orang yang berlalu lalang di sana tentu tak berani membantu kesialan Resty saat ini. Karena jika ada yang membantunya, tentulah keesokannya mereka yang akan menjadi target sasaran berikutnya.
Tap.
Sebuah tangan menangkap buku itu dengan sigap. Hampir saja buku tebal itu mendarat di kening mulus gadis itu, jika tidak di bantu oleh seseorang yang tiba-tiba berdiri dibelakangnya.
Resty membalikkan tubuhnya, menghadap ke pria yang masih berada dibelakangnya. Jarak tubuh mereka hanya sebatas sejengkal tangan, membuat degup jantung Resty berdenyut diluar batas. Bola matanya seakan sulit berkedip, memuji betapa sempurnanya mahluk ciptaan tuhan yang berdiri tegap didepannya. Senyum tipis pria itu membuai indah seakan mampu membuat Resty terpana pada tatapan pertama bersama pria itu.
"Oh my God, bisakah kau jadikan dia sebagai malaikat penolongku?" Pintanya hanya dalam hati.
**
Hai guys...
Terjerat Cinta Berandal Kampus adalah karya kedua MAY.s.
Author berharap semoga kalian suka yaa...
Like, komentar, serta tag favorit dari kalian sangat Author harapkan☺
Salam sayang dari Author MAY.s buat readers semua😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Utiyem
hadiah dan vote meluncur
2023-10-24
1
Utiyem
ryan disini..... mati gak nanti? kalo mati aku undangin ryan dunia nyata. biar dia tiga kali mati di nopel🤣🤣🤣🤣🤣
2023-10-24
1
Utiyem
haaaa papahe tomy??? lah, bojone seg meninggal sisil? serius thor????
2023-10-24
1