"Oh my God, bisakah kau jadikan dia sebagai malaikat penolongku?"
Resty nyaris tak berkedip menatap pria tampan nan macho itu. Tatapan mereka saling beradu dalam waktu yang cukup lama. Semakin dalam tatapan itu, semakin Resty berharap agar pria itu selalu menjadi malaikat penolongnya di saat dirinya sedang diganggu oleh sekumpulan manusia menyebalkan seperti geng The Fly.
Tek tek
Bunyi jari tangan yang sengaja dilentikkan pria itu berpusat dari depan wajah Resty, membuatnya seketika tersadar dari keterpesonaannya terhadap pria yang tak dikenalnya itu.
Pria itu hanya menyeringai tipis, lalu mengulurkan tangannya mengembalikan buku milik Resty tanpa bersuara satu kata pun.
Resty meraihnya dengan senang bercampur gugup. "Terimakasih," ucapnya kemudian.
"Hem," hanya suara dehaman saja yang keluar dari mulut pria itu.
Sejenak Resty menoleh ke belakang, dimana ketiga anggota geng The Fly itu masih berdiam diri di tempatnya yang semula. Melihat tiga cowok rese itu hanya terdiam saja, pastilah pria ini sangat bisa di andalkan keberadaannya.
Pria asing itu kemudian pergi begitu saja setelah memastikan buku itu sudah diterima oleh Resty. Mata Resty masih menatap punggung kekar pria itu hingga nyaris tak berkedip.
Perfect Boy! mungkin kata-kata itu sangat pantas untuk pria penolongnya itu.
Dan ketiga cowok usil tadi rupanya turut pergi mengekor dibelakang pria asing itu. Akhirnya Resty bisa kembali bernafas lega setelah kepergian anggota geng The Fly yang super duper rese dan nyebelin seantero jagat raya. Begitulah umpatan Resty untuk geng mereka.
"Woiy, ngapain bengong disini?"
Suara Ika menyapa. Ia adalah teman dekat yang begitu setia menemaninya selama dua bulan terakhir ini.
"E-eh.. e.. Lagi..." Resty tak dapat meneruskan perkataannya. Dirinya terlalu nerveust takut ketahuan oleh Ika, bahwa ia sedang menatap kagum pada pria asing tadi.
Pandangan Ika turut menjurus ke arah Resty menatap. Setelah itu Ika pun mulai paham kenapa sahabatnya itu menjadi tiba tiba aneh seperti sekarang.
"Digangguin lagi sama gengnya si Alex?" Ika bertanya demikian karena ia juga melihat adanya sang ketua dari geng The Fly itu di ujung koridor sana.
Resty hanya mengangguk diikuti helaan nafas panjangnya.
"Tuh, yang namanya Alex. Dia ketua geng mereka." Tangan Ika menunjuk tepat pada pria berbalut jacket jeans yang sedang terlibat obrolan seru dengan anggota gengnya itu.
"Oh... My.... God!" Seru Resty sambil membungkam mulutnya dengan sebelah tangannya.
Gadis itu tentu sangat kaget mendengar hal itu dari Ika. Bagaimana tidak, pria yang terlanjur di nobatkan sebagai super heronya itu ternyata ketua dari geng The Fly?
Pantas saja tadi Varo, Cello dan Ryan hanya diam saja dan tanpa berani melawan ketika melihat kedatangannya. Ternyata pria itu adalah Alex, sang ketua dari geng The Fly.
Ralat!
Resty harus segera meralat pujiannya yang tadi. Ambyar sudah ekspektasi Resty yang sempat menobatkan dan juga mengharapkan pria itu sebagai pahlawan ataupun malaikat penolongnya. Dan mereka, Varo, Cello, dan juga Ryan tadi terdiam itu bisa jadi karena takut saja pada sang ketua.
Diam-diam Resty merasa dongkol sendiri. Hatinya yang terlanjur terlena oleh ketampanan sekaligus keberanian pria tadi, merasa sayang saja cowok setampan dia menjadi pemimpin dari geng The Fly yang terkesan sering melakukan hal yang unfaedah.
Apa mereka kurang kerjaan lain coba?
Hal itulah yang menjadi pertanyaannya selama ini. Karena semenjak ia menginjakkan kakinya di kampus ini, Hampir tiap Hari ia memergoki anggota geng itu sedang mengerjai sasaran empuknya. Dan baru pertama inilah dirinya mengetahui sosok ketua dari geng tersebut. Yang sebelumnya hanya ia dengar namanya saja dari Ika maupun teman-teman yang lain.
Geng The Fly bukanlah sebuah geng yang arogan atau sadis, melainkan aktifitas geng mereka itu seperti disetting khusus untuk mengusili orang lain saja. Siapa pun bisa menjadi sasaran empuk dari ulah iseng dari mereka.
"Dah, nggak usah dipikirin." Ika menegur Resty yang hanya bengong.
"Mereka tuh sebenarnya segerombolan orang-orang yang kurang kasih sayang aja," jelasnya yang kemudian kening Resty langsung berkerut ketika mendengarnya.
"Tuh, si Varo. Dia begitu karena semua keluarganya gak ada disini. Katanya sih keluarganya itu orang-orang sibuk semua."
"Si Cello. Denger-denger katanya dia terlahir dari keluarga broken home. Makanya wajar kan kalo dia cari perhatiannya disini."
"Sekarang, Ryan. Dia anak yatim, ibunya katanya selalu sibuk mengurus bisnis peninggalan papanya. jadi fix kan, kalo sebenarnya dia begitu karena kurang kasih sayang saja."
Resty hanya bisa manggut-manggut mendengar penjelasan detail dari Ika.
"Kalo Alex gimana?" Entah mengapa Resty tiba tiba ingin tahu juga tentangnya.
"Kalo dia sih aku juga tidak terlalu tahu. Awal awal masuk dulu tuh sebenarnya pendiam dan agak tertutup. Nggak tahu juga kenapa dia bisa jadi pemimpin geng kurang kerjaan kayak mereka. Yang aku tahu, dia itu anak orang kaya. Itu aja!"
"Bisa jadi dia juga kurang perhatian dari kedua orang tuanya, Ka.." Resty mencoba menerka-nerka sendiri.
"Entahlah." Ika mengangkat kedua bahunya, isyarat memang tidak terlalu tahu tentang kehidupan pribadi Alex.
"Sayang ya?" Resty bersuara lirih.
"Sayang kenapa?" Ika memiringkan kepalanya menanti jawaban yang ingin ia ketahui.
"Ya sayang aja. Masak ganteng-ganteng kayak mereka terus-terusan melakukan hal konyol kayak biasanya itu. Paling nggak, kalo mereka jadi cowok yang baik-baik dan berprestasi pastinya kan mereka gak akan kesepian lagi. Cewek-cewek pasti pada berebut antri, ya nggak Ka?" Sorot mata Resty tetap menatap pada Alex, pria yang paling tampan di antara anggota gengnya itu.
"Eits, itu hanya berlaku bagi kacung kacungnya Alex. Kalo si Alex mah dia juga punya cewek di kampus ini. Seksi beud, Res. Model!"
"Oh, iya?" Refleks Resty langsung memandangi tubuhnya sendiri hingga pada ujung kakinya. Bayangannya tentang bagaimana penampilan seorang model cantik tentu akan jauh berbeda dengan penampilan dirinya yang terkesan jauh langit dan bumi. Huft!
"Hey, ngapain kamu?" Ika menanyainya heran.
Dan Resty hanya menanggapinya dengan senyum getirnya, sambil menggaruk pipinya sendiri.
"Jangan-jangan kamu naksir ya sama Alex? Iiiih...." Ika jadi begidik ngeri sendiri dengan perkataannya itu.
Resty langsung menggeleng cepat. Memang tadi ia sempat suka dengan si Alex itu, tapi sekarang sudah di ralat. Ralat!
Tidak mungkin dan tidak akan mau Resty jatuh hati pada pemimpin dari orang-orang yang selalu mengusilinya itu. Meski sebenarnya hatinya tadi sempat tersentuh oleh pesona berandal kampus itu.
"Ikaaaa....."
Mata Resty membulat sempurna ketika menyadari jam yang tertera di layar ponselnya itu menunjukkan pukul Sepuluh. Itu artinya mereka sudah telat satu jam untuk mengikuti kelas pertama mereka. Sedang kelas kedua berlanjut nanti pada jam satu siang.
Mereka pun sama-sama panik, mengingat dosen yang kali ini mengajar terkenal sebagai dosen killer. Yang selalu memberi sangsi yang berat kepada siapapun yang berani bolos pada mata kuliahnya.
"Kita ke warungnya mang Ujang aja yuk? Percuma kan kita masuk kelas. Pak Budi tetap akan ngasih hukuman juga," usul Ika.
Tanpa berpikir panjang lagi Resty langsung menganggukkan kepala, setuju. Ini adalah kali pertama Resty bolos mengikuti kelas semenjak ia kuliah disini. Saking serunya ghibahin anggota geng The Fly itu membuatnya harus siap menerima hukuman yang menunggunya, dari dosen killer yang saat ini berada di kelasnya.
"Untung tadi aku dah nitip absen sama Doni..." Ika berbicara santai, karena dirinya tentu akan selamat dari hukuman itu.
"Nah, trus gimana denganku, Ka?"
Resty hanya bisa merengek sebal membayangkan akan menjalani hukumannya seorang diri.
"Tenang, nanti aku bantu cari ide, biar kamu terbebas dari hukuman pak Budi."
"Awas aja kamu ingkar janji."
**
Yang belum tag favorit silahkan langsung pencet tanda 💙
Jangan lupa Like dan komentar dukungannya yaa...
Author tunggu loh😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Utiyem
woooo dia malah bosnya berarti
2023-10-24
2
pat_pat
hadir lagi ❤️
2022-08-17
2
Kelincikuning Kelincikyning
seru juga ceritanya....... tpi knp like.nya dikit.
2022-08-13
2