Alex melajukan motornya sedikit lebih kencang, sebab waktu yang sudah mendesak dengan kelas jam pertama. Sementara Resty yang awalnya sangat enggan untuk berpegangan dengannya, tentu dirinya tak mau jatuh konyol dari motor tersebut. Makanya ia terpaksa mencari pegangan walau hanya sebatas mencengkram ujung jaketnya saja.
Alex yang melihat Resty mulai mau menyentuhnya tentu tak mau membuang kesempatan langka. Ia pun menambah kecepatan laju motornya yang otomatis membuat Resty spontan melingkarkan tangannya, lalu menempelkan tubuhnya dipunggung Alex dengan begitu erat.
"Jangan ngebut. Aku takut." seru Resty pada Alex. Akan tetapi pria itu hanya menyeringai tanpa mau menjawab seruan Resty. Memilih pura-pura tidak mendengar sambil menikmati pelukan dari Resty.
"Alex." Resty menghentakkan tangannya yang melingkar dipinggang Alex.
Alex hanya melirik pada tangan Resty yang masih melingkar erat. Tiba-tiba saja ia menggenggam tangan Resty dengan sebelah tangannya.
Resty terhenyak. Tentu ia ingin menarik tangannya namun genggaman tangan pria itu terasa sedikit kuat baginya.
"Duduk tenang, biar aku konsentrasi nyetirnya." ujar Alex, sembari mengusap lembut punggung tangan Resty, berusaha menenangkan yang pastinya bercampur modus.
"Tapi jangan ngebut begini. Aku takut, Lex." suara Resty terdengar sedikit gemetar, benar benar takut yang dirasakannya saat ini.
Alex memilih bergeming dan terus melajukan motornya dengan fokus, hanya berhenti sebentar disaat sedang lampu merah menyala.
Sekitar kurang lebih lima belas menit motor itu telah masuk ke area kampus. Alex segera parkir ditempat biasanya. Kemudian Resty turun sambil sesekali mengatur deru nafasnya yang sempat berpacu cepat.
"Maaf ya, kalo nggak cepat kayak tadi bisa-bisa telat masuk kelas pak Budi." ucap Alex, tapi Resty tak menyahutinya. Gadis itu terlalu sibuk membuka pengait helmnya yang rupanya sedikit sulit dibuka.
"Sini aku bantu." Alex mengulurkan tangannya. Sengaja menarik tangan Resty, kemudian membantu melepas pengait helm itu dengan sekali tekan.
"Karena ini memang bukan helm kamu, jadinya agak manja minta dibukain sama pemiliknya." ujarnya ketika pengait helm itu bisa dengan mudah dibuka oleh Alex. Tak selesai di situ, Alex juga membantu melepas helm itu dari Resty.
"Makasih," sahut Resty, sedikit gugup sambil menundukkan kepala. Entah kenapa degup jantungnya terasa berdetak tidak sewajarnya, ketika tadi ia tak sengaja saling bertatap mata dengan Alex dengan posisi mereka yang cukup berdekatan.
Alex hanya tersenyum tipis. Pria itu segera meletakkan helm yang dikenakan Resty pada jok motornya, kemudian kembali menatap Resty yang masih tertunduk.
"Ayo!" Alex menarik tangan Resty dalam genggamannya.
Resty mendongak pada Alex. Sesekali ia juga melihat tangannya yang berada dalam genggaman pria itu.
"Kita lari sekarang." Tiba tiba Alex berlari sambil menarik tangan Resty dalam genggaman.
Kedua anak manusia itu terus berlari kecil menyusuri koridor kampus menuju kelas mereka. Sama sekali tak mempedulikan beberapa tatapan mahasiswa lain yang melihat kejadian itu dengan sangat heran. Sebab memang seperti ini sangat langka dilakukan Alex. Terburu-buru menuju kelas sambil menggandeng cewek, dengan wajah sumringah yang terukir padanya.
Tibalah mereka didepan kelas, yang rupanya kelas dosen Budi sudah dimulai sejak lima menit yang lalu. Tetapi mereka tak memilih langsung masuk karena masih berusaha mengatur ritme nafasnya yang ngos-ngosan. Apalagi dengan kondisi pintu kelas yang memang ditutup itu membuatnya sedikit lebih tenang mengembalikan fokus mereka untuk mengikuti kelas pagi ini.
Menyadari akan perbuatan mereka pagi ini, Alex mulai tertawa kecil. Merasa konyol dan lucu, tetapi ia sangat suka. Pun demikian dengan Resty, gadis itu juga tertawa kecil hingga sedikit mengganggu aktifitas dalam kelas dan mengundang kecurigaan pada dosen Budi yang sudah memulai makulnya.
Ceklek.
Handle pintu kelas berputar terbuka.
"Ehem!!!"
Dosen Budi sengaja berdeham sangat keras, membuat Alex dan Resty seketika terhenyak kaget, dengan mulut mengatup rapat efek menahan tawa mereka sendiri.
"Kalian lagi rupanya." Dosen Budi sudah berkacak pinggang dengan tatapan geram pada Alex dan Resty.
"Maaf, Pak. Sedikit telat karena terjebak macet." ucap Alex, terpaksa berbohong demi kebaikannya, walau sebenarnya tidak dibenarkan.
Dosen Budi hanya bergeming. Kemudian ia menatap pada Resty yang hanya tertunduk, tanpa mau menjelaskan alasan mengapa bisa telat.
"Kamu sama dia?" tanyanya kepada Resty.
"Iya, Pak. Dia kesini berangkat sama saya." bukan Resty yang menjelaskan, tetapi Alex.
"Mm, makanya, kalau bergaul tuh pilih pilih orang. Lihat sekarang, kamu kena imbasnya kan? Anak bandel seperti Alex tuh jangan ditiru, bisa menyesatkan." Seorang dosen yang seharusnya berkata bijak kepada mahasiswanya, kali ini terpaksa berkata seperti itu kepada Resty. Perkataan yang sangat menohok dihati Alex.
"Waduh! Bapak kalau ngomong suka jujur sekali. Sungguh tak berprikedosenan!" sergah Alex. Meski ia merasa tersindir dengan ucapan dosen Budi itu, tetapi ia memang begitu orangnya. Selalu dibawa santai, selama tidak menyinggung tentang orangtuanya.
Dosen Budi hanya menatap sebal pada mahasiswanya yang terkenal badung di kampus ini. Bisa bisanya Alex masih menyahut, disaat melihat dengan jelas tatapan dosen Budi yang menatap nanar kepadanya.
"Saya sangat tahu siapa orangtua kalian ini. Apa perlu saya panggil orangtua kalian, biar tahu kelakuan anaknya seperti apa. Hah?"
"Jangan, Pak. Maaf, saya mengaku bersalah. Saya tidak akan mengulangi seperti ini lagi." Resty tiba tiba bersuara. Dirinya tak habis pikir membayangkan kalau saja nanti papanya benar benar dipanggil kesini.
Dosen Budi hanya menghembus nafas kasar. Sekali lagi ia menatap mereka dengan sangat nanar. Jika dengan Alex, dosen itu sudah terbiasa menghadapi mahasiswa badung sepertinya. Tapi jika sudah bisa mempengaruhi satu mahasiswa badung lagi di kelasnya, sungguh ia tak mau tinggal diam saja.
"Sudahlah! Kalian lekas masuk. Buang buang waktu saja." Dosen Budi akhirnya pasrah, membiarkan mereka masuk mengikuti makulnya tanpa harus memberinya sangsi seperti biasanya.
"Yang buang buang waktu kan Bapak. Salah sendiri masih ngajak kita ngobrol tadi." gerutu Alex, tapi masih bisa didengar jelas oleh dosen Budi.
"Kau?!"
Tuiiing.
Satu toyoran ringan mendarat dibelakang kepala Alex.
"Ampun, maaf Pak. Maaf.." ujar Alex sambil lalu melangkah masuk kedalam kelas, disusul Resty yang turut melangkah dibelakangnya.
Uuuuuuuuuhhh....
Koor seluruh mahasiswa di kelas itu. Begitu mengetahui Alex dan Resty masuk bersamaan.
Tak terkecuali Ika. Gadis itu menyorot heran dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka. Tentu setelah kelas ini selesai ia akan mengintrogasinya langsung kepada sahabatnya itu.
"Resty, duduk sini." Alex seketika menarik tangan Resty, menuntunnya untuk duduk bersebelahan dengannya.
Sebenarnya ia muncul rasa risih bila berdekatan dengan Alex, ditambah lagi tatapan seluruh penghuni kelas yang seakan ingin menelannya bulat bulat. Akan tetapi terpaksa ia menurutinya karena mendengar dehaman dosen Budi yang menggema sebagai peringatan.
"Maaf ya, karena aku kamu jadi kena omelan pak Budi." ucap Alex, sedikit berbisik, setelah Resty sudah benar benar duduk disebelahnya.
Resty menoleh sekilas dengan senyum tipisnya yang juga sekilas. Lalu ia pun berusaha memfokuskan diri mendengar materi yang disampaikan oleh dosen Budi saat ini.
"Resty." Alex menyapanya lagi.
Resty hanya melirik sebentar. Benar benar tak bisa fokus kalau ditatap Alex seperti itu.
"Rambut kamu agak berantakan." ujarnya, dengan tanpa permisi Alex menyibakkan rambut Resty yang tergerai lalu menyematkannya ditelinga Resty.
"Nah, begini kan kelihatan cantiknya."
Blusss...
Bagai diterpa angin semilir. Bulu kuduk Resty seketika meremang disaat pria itu dengan sengaja memainkan jarinya ditelinga Resty, dengan cukup lembut.
"ALEX!!!"
"MAJU KAU!"
"KERJAKAN TUGAS INI SAMPAI SELESAI!"
"SEKARANG!"
Nah loh..🙄
Sudah tahu pagi ini berbuat salah telat masuk kelas, masih sempat sempatnya ngegombalin Resty. Dasar Alex!
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Utiyem
nah looo suruh ngitung sapu lidi kau lex🤣🤣🤣🤣
2023-10-25
1
Utiyem
kapok!!! kena hukum lagi🤣🤣🤣🤣🤣
2023-10-25
0
Lee
Nahlo udah telat, pke drama Ftv jdinya dsruh maju ke depan kan lex..
2022-07-27
2