"Mobilnya kenapa?"
Suara sapaan Alex membuat Resty mengurungkan panggilan telponnya.
"Mm, nih dia biang keroknya muncul." Ika langsung mengumpat kesal pada Alex.
Kening Alex seketika berkerut, sama sekali tak paham atas tuduhan yang dilontarkan Ika padanya.
"Eh, kau bisa nggak sih sehariiiii saja nggak usah bikin ulah." Ika berucap sambil meletakkan kedua tangannya dipinggang, dengan langkah yang semakin mendekat ke arah Alex berdiri.
Alex masih bergeming dengan tatapan keheranannya.
"Ini, apa maksudnya?" tanya Alex, ketika dua orang perempuan yang berdiri didepannya itu menyorotnya tajam.
"Alaaah, nggak usah ngelles." Ika mengibaskan tangannya didepan wajah Alex, namun pria itu langsung menangkisnya.
"Ika," Resty turut melangkah mendekat dan langsung mengapit lengan sahabatnya itu, menuntunnya untuk mundur dari dekat Alex.
"Oh, iya. Kamu pasti nggak maksud, soalnya kan kalau bukan kamu yang bikin ulah begini, pasti kacung kacung kau itu yang berulah." Ika masih tak puas hati mengumpat kepada Alex.
Gadis itu memang sama sekali tak menyukai peringai Alex dan gengnya di kampus ini. Dan umpatan kekesalannya itu memang sudah lama ia pendam dan baru tertumpahkan saat ini. Sebab menurutnya ini sudah keterlaluan. Mereka sudah terlewat batas mengganggu Resty, sahabatnya.
Kedua tangan Alex mengepal erat, saat baru mengerti tentang maksud omongan Ika. Ia tak habis pikir ketiga teman temannya itu akan berulah sejauh ini. Dan lihat saja, setelah ini Alex akan menemui teman temannya itu.
"Nah, diem kan kau!" Ika mulai menyeringai tipis, melihat Alex yang hanya terdiam tanpa adanya pembelaan darinya.
"Kalau nggak mau dituduh, jangan biasakan bikin ulah ke orang lain." ucapan Resty terasa sangat menohok dihati Alex.
Kenapa rasanya nyeri sekali? Pria itu seketika terdiam lagi, tentu dengan tatapan sendunya kepada Resty.
"Ayo, Ka." Resty mengajak Ika beranjak dari sana.
"Tunggu, Res." Alex mencegahnya.
Resty menoleh sejenak, melihat Alex yang perlahan melangkah mendekat kepadanya.
"Biar aku antar. Kamu mau pulang kan?" tawarnya sepenuh hati.
"Hah?" Bukan Resty yang ternganga, melainkan Ika. Gadis itu tak pernah menyangka kalau Alex akan menawarinya tumpangan, padahal sebelumnya ia terkesan cuek dengan siapapun.
"Ah, tidak usah." Resty langsung menolak dengan halus.
Ia memang sedikit kesal dengan Alex, akan tetapi dari lubuk hatinya yang terdalam seakan masih tak percaya kalau kesialannya hari ini itu karena ulah Alex.
"Tolong jangan tolak. Ini sebagai bukti kalau ini sama sekali nggak ada kaitannya sama aku. Tapi kalau benar ini ulah teman temanku, mewakili mereka aku minta maaf." ucap Alex, membuat Ika semakin terperangah tak percaya.
"Eh, dia kesambet apaan?" bisik Ika pada Resty.
Resty hanya bergeming, rasanya apa yang diucapkan Alex barusan itu tulus. Entahlah, hati kecilnya tiba tiba bersuara seperti itu.
"Ehem.." Ika sengaja berdeham sedikit keras, membuat keduanya mengalihkan pandangan kepadanya.
"Tapi kita masih mau ke mall. Beneran kau mau mengantar kita sampe nyampe rumah?" Ika bersuara lagi.
Resty menarik lengan Ika dengan gelengan kepalanya. Rasanya tak sampai hati ia mengerjai Alex dengan menjadi sopir dadakannya sehari ini. Tetapi Ika sama sekali tak menghiraukan wajah tak setuju dari sahabatnya itu.
"Baiklah." Alex langsung menyetujui saja.
Kemudian mereka pun mengekor dibelakang Alex yang melangkah ke arah mobilnya terparkir. Sebelumnya Alex juga sudah menghubungi sopir keluarganya untuk mengurus mobil Resty.
"Duduk sini, Res.." seru Alex kepada Resty. Pria itu membuka pintu depan, menyuruh Resty duduk didepan bersamanya.
Resty sedikit gelagapan dibuatnya, akan tetapi ia masuk juga menuruti kemauan Alex.
Sedangkan Ika lagi lagi dibuat terperangah tak percaya. Ia semakin yakin kalau ada yang tak beres dengan Alex saat ini.
Lihat saja, giliran Ika, Alex malah dingin. Pria itu sama sekali tak membukakan pintu mobilnya, yang akhirnya Ika pun kemudian membukanya sendiri dan menutupnya dengan sedikit keras.
Mobil itu kemudian melaju pergi dari area kampus menuju mall yang mereka sebutkan, dengan posisi Alex dan Resty duduk dikursi depan dan Ika yang hanya seorang diri duduk dikursi belakang.
Selama perjalanan menuju mall, mereka bertiga sama sama terdiam tanpa ada yang bersuara satu kata pun. Alex yang diam diam mencuri pandang kepada Resty yang sedang tertunduk sambil memilin jarinya, yang kadang sesekali gadis itu mengalihkan pandangannya keluar mobil. Sedangkan Ika tentu sedari tadi menyorot heran pada Alex.
"Iiih, jangan sampe Alex suka sama Resty. Amit amit....." batin Ika bersuara. Tangannya menepuk mepuk keningnya sendiri, mencoba membuang prasangkanya yang tiba tiba muncul dibenaknya.
"Kenapa, Ka?" tanya Alex. Ternyata pria itu menyadari perbuatan Ika barusan.
"Nggak papa. Mobil kau panas ya.." Seketika Ika mengibas-ngibaskan tangannya, pura pura kepanasan didalam mobil yang tentu ACnya sudah menyala sedari tadi.
Tanpa menyahut apa apa Alex menambah volume ACnya, membuat Ika semakin lama merasa sedikit kedinginan.
"Res, diem aja." Ika menyapa Resty yang mulai mensedekapkan tangannya didada.
"Terlalu dingin ya?" Alex turut memperhatikan Resty yang juga mengusap usap lengannya. Memang suhu AC didalam mobil itu terasa berlebihan setelah dirubah oleh Alex tadi.
Dan kemudian pria itu mengurangi volumenya lagi.
"Tadi kata Ika panas, makanya aku.."
"Ika memang kadang suka begitu." Resty menyela ucapan Alex yang belum selesai.
Gadis itu menoleh kebelakang melihat Ika yang menggerak-gerakkan kepalanya ke arah Alex. Dan Resty pun turut menoleh ke arah Alex.
"Ada apa?" Resty hanya menggerakkan bibirnya samar kepada Ika, namun Ika langsung mengerti bahasa isyarat sahabatnya itu.
"Dia aneh!" sahut Ika, sambil menyorot lagi kepada pria yang terlihat anteng menyetir.
Tak lama kemudian mobil itu telah sampai ketempat tujuan. Mereka bertiga turun, setelah sebelumnya Alex menawarkan diri untuk ikut bergabung menemani Resty dan Ika ke mall, dan Resty sama sekali tak merasa keberatan meski Alex ikut bersama.
Alex berantusias ikut membantu membawakan barang yang Resty dan Ika beli. Rasanya kali ini Alex seperti bodyguard mereka, yang selalu mengekor kemana dua gadis itu pergi, tanpa merasa keberatan sama sekali darinya.
"Resty," Ika mengajak Resty saling berbisik.
"Kamu merasa nggak sih, kalau Alex jadi aneh." bisiknya pada Resty. Kali ini posisi mereka sedang duduk menunggu pesanan makanan mereka disebuah cafe didalam mall itu juga.
Resty tak menyahut, ia malah mencuri pandang kepada Alex yang duduk berbeda tempat dengan mereka.
"Menurutku..."
*
Readers, semangatin othor yuk...
Tinggalkan like dan komentar kalian ya, biar othor semangat up lagi.😢
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Utiyem
yn ra cinta ora kwi res. dia pilih nongkrong mungkin. 😁😁😁😁
2023-10-25
1
Bintang Laut
bantu bantu dulu, trus ntar pdkt trus anu😁😁😁😁 mencuri hatinya Resty
2022-08-21
1
Bintang Laut
Sakit kan Lex dituduh. Apalagi sama calon masa depanmu
2022-08-21
1