Resty dan Ika memilih mengisi waktunya lewat menikmati semangkuk bakso yang ia pesan di warung Mang Ujang, selagi ia menunggu jam kelas keduanya dimulai. Kedua gadis itu sangat menikmati suasana yang tenang di warung yang terbilang sederhana, karena kebetulan saat ini hanya mereka berdua yang datang berkunjung di warung tersebut.
"Tumben jam segini udah pada kemari?"
Lelaki berusia sekitar empat puluh tahun itu duduk manis di sebuah kursi kosong tak jauh dari mereka duduk.
"Kita telat masuk kelas, Mang." Ika menjelaskannya.
"Gara-gara kamu sih..." Resty masih tak terima dengan Ika yang akan aman terkena hukuman dari dosen Budi.
"Kok gara-gara aku. Ya gara-gara kamu juga lah!" Mereka sama-sama tak mau disalahkan.
"Sudah... sudah..." Mang Ujang hanya bisa terkekeh menyaksikan perdebatan unfaedah antara dua pelanggannya itu.
"Kok tumben sepi, Mang? Biasanya jam segini udah pada rame?" Resty menanyai kondisi warung Mang Ujang yang tak seperti biasanya yang selalu ramai pembeli.
"Ya namanya juga dagang, Neng. Kadang rame, ya kadang sepi. Intinya harus tetap sabar lah."
Mendengar pengakuan Mang Ujang membuat hati Resty sedikit tersentuh. Gadis itu membuka tasnya, ia meraih dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang berwarna merah dari dalam dompetnya.
Niat hati ia ingin membagi sedikit rizkinya kepada Mang Ujang, namun ternyata hal itu memicu kedatangan seorang preman yang memang telah mengintai warung milik Mang Ujang itu sedari tadi.
"Sini uangnya!!!"
Preman bertatto itu langsung memaksa meminta uang yang yang masih di pegang Resty, sambil mengarahkan pisau kecilnya kepada dua gadis yang sudah berdiri ketakutan karenanya.
"Jangan, Bang. Ini pake uang saya saja." Mang Ujang menawari uangnya, sambil bergerak pelan menuju kotak kayu tempat biasa ia menyimpan uang hasil dari dagangannya.
"Jangan, Mang!" Resty langsung melarangnya, yang hal itu memicu preman itu semakin murka terhadapnya.
Preman itu semakin mendekatkan pisau kecil itu ke arah Resty, membuat keadaan semakin mencekam. Menyadari mereka sudah sangat ketakutan, preman itu segera merampas uang yang berada di tangan Resty dan juga tas milik Resty turut ia ambil. Tanpa membuang kesempatan lagi akhirnya preman itu kabur setelah berhasil mengambil barang incarannya.
"Toloooooong....."
Ika berteriak sangat kencang disaat preman itu telah kabur dari warung tersebut. Sedangkan Resty sendiri hanya terdiam kebingungan. Ia bukannya takut kehilangan uang atau apapun yang berada didalam tasnya itu, melainkan ia lebih takut jika harus kehilangan ponselnya yang mana ada foto kenangan dirinya saat masih baru lahir tidur disanding mamanya yang sudah tiada. Dan hanya satu foto itulah yang ia miliki, saat terakhir bersama dengan almarhum mamanya.
"Tolooooong...."
Teriakan Ika telah mengundang sebagian penghuni kampus untuk datang menemuinya. Karena memang warung mang Ujang itu masih berada tak jauh di sekitaran kampusnya.
Mereka berkerumun menanyai apa yang sebenarnya terjadi. Ika menjelaskannya dengan sangat gugup, sedangkan Resty sendiri hanya bisa tertegun tanpa ada sepatah kata pun yang terucap dari mulutnya.
Kebanyakan dari mereka hanya datang untuk mengetahui apa yang terjadi, bukan malah turut mengejar preman tersebut yang kemungkinan masih berada disekitaran kampus ini. Hal itu membuat Ika semakin sebal, namun berbeda hal dengan Resty. Gadis itu tersita pandangannya disaat tak sengaja melihat Alex lari seorang diri ke arah preman itu lari.
"Res, Resty!" Ika mengguncang tubuhnya, karena sedari tadi ia melihat sahabatnya itu hanya bengong.
Resty tak menyahut, ia malah mengarahkan pandangannya ke arah Alex lari. Ika turut mengikuti pandangannya, terlihat dari kejauhan sana Alex sedang melawan preman itu seorang diri.
Tak menunggu waktu lama akhirnya Alex dapat mengalahkan preman yang bersajam itu. Dirinya yang memang memiliki bekal keahlian bela diri, tentu sangat mudah mengalahkan preman kampung yang ternyata tak memiliki bakat bertarung.
Alex melangkah pergi setelah preman itu melarikan diri setelah mendapat pukulan telak darinya secara bertubi-tubi. Ia pun segera menuju ke arah warung Mang Ujang, dimana disitu masih ada Resty dan juga Ika yang melihatnya dari kejauhan.
Senyum Resty seketika terukir indah dari sudut bibirnya. Walau sebenarnya tadi ia sempat ilfil setelah mengetahui bahwa Alex itu adalah ketua dari gank The Fly, setelah menyaksikan aksinya tadi rasa kagum itu kembali muncul tanpa disadarinya.
Hingga pada Ika melihat perubahan air muka sahabatnya itu, Resty tetap tak menyadarinya. Sepertinya gadis itu mulai terpesona dengan sosok lelaki yang menjadi ketua dari anak buah yang selalu mengusilinya saat di kampus.
"Res, Resty, Sadar woiiy!!" Ika menyikut lengan Resty.
Sesaat Resty terkesiap, apalagi saat melihat pria itu sudah semakin dekat ke arahnya.
"Ya elaaaah...." Ika menjadi begidik ngeri sendiri, takut-takut sahabatnya itu termakan modus oleh pria seperti Alex.
"Apa sih, Ka?" Resty terlihat biasa-biasa saja, tak seperti Ika yang saat ini memandangnya risih bercampur heran.
"Wah, terimakasih, Mas, sudah membantu melawan preman itu."
Mang Ujang langsung menyapanya dengan ramah disaat Alex sudah sampai dan berdiri di depannya.
"Santai aja, Mang," ujarnya sambil menepuk pelan bahu Mang Ujang.
Resty berjalan mendekat ke arah Alex berada, sedang senyumnya itu lagi-lagi mengembang sempurna tanpa disadarinya.
Pria seperti inilah yang ia idamkan agar menjadi pelindungnya kelak. Sudah handsome, tubuhnya atletis, dan tentunya pemberani. Dan juga satu nilai plus lagi buatnya, yaitu ia terlihat sopan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua darinya.
Aaah.... Diam-diam gadis itu mulai terpesona dengan pria yang baru tadi juga menolongnya, saat menjadi korban keusilan Varo, Cello dan juga Ryan.
Tunggu. RALAT!
"Aku gak boleh suka sama nih cowok. Ika bilang tadi dia sudah punya pacar."
Resty menepuk kepalanya sendiri saat menyadari akan keterpesonaannya pada pria yang tak boleh disukainya itu.
Alex menyodorkan tas itu kepada Resty, saat gadis itu telah berdiri berhadapan dengannya.
"Terimakasih ya." Resty mengulurkan tangannya kepada Alex, namun ternyata pria itu tidak membalas uluran tangan darinya.
Merasa tidak disambut olehnya, Resty malah menyibukkan diri mengecek isi dalam tasnya itu. Padahal sebenarnya ia hanya ingin menutupi wajah malunya sendiri dari pria itu, karena mungkin mukanya sudah berubah memerah akibat terlalu malu telah mendapatkan penolakan dari pria dingin seperti Alex.
Akhirnya Alex pun memilih pergi dari sana, dan Resty hanya bisa menatap punggung pria itu yang sudah berangsur menjauh dengan langkah yang begitu cepat.
"Mmm, sombong amat kan dia." Ika turut mengumpat kesal pada sikap Alex terhadap Resty.
"Sudah, gak papa, Ka. Biarin aja." Resty menyahut santai. Padahal sebenarnya ia juga setuju dengan umpatan sahabatnya itu kepada Alex.
"Ika!" Resty berseru kaget.
Gadis itu menunjukkan telapak tangannya yang terdapat bercakan darah segar, yang ia temukan dibagian luar tas miliknya.
"Itu berarti...?" Gadis itu mulai risau. Apakah Alex terluka?
Pantas saja tadi Alex tidak membalas uluran tangannya, mungkin karena ia ingin menyembunyikan sesuatu atau bisa jadi tangannya memang terluka.
Resty semakin merasa bersalah telah membiarkan pria itu pergi begitu saja. Andai ia menyadari itu tadi, mungkin ia bisa sedikit membantu mengobatinya. Atau membantunya membawa pergi berobat ke rumah sakit terdekat.
"Udah, gak usah dipikirin. Alex tuh dah biasa terluka kayak gitu. Lagian tuh cowok harusnya sekali-kali kudu bantuin orang juga. Bukan malah jahilin orang terus kayak biasanya itu. Yuk ah, cabut!"
Terlihat dari nada bicara Ika ia tidak terlalu suka dengan apapun yang berkenaan dengan Alex. Entah mengapa juga, Resty merasa tidak terima saat mendengar ucapan sahabatnya itu.
"Mang Ujang, kita balik kampus ya."
Mereka pun akhirnya pergi dari warung Mang Ujang itu, untuk segera kembali ke kampus mengikuti jam makul kedua.
*
*
Yuk ah yang belum tag favorit segera tekan tanda 💙
Oke readers... Sampai berjumpa di episode berikutnya yaa🤗
Jangan lupa Like dan juga komentarnya. Vote atau kirim bunga pun Author pasti gak nolak kok...
(iiiish, ngarep amat😅)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Utiyem
usil jahil, tapi gak bikin ilfil🤣🤣🤣🤣 halah, aku iki omong opo
2023-10-24
1
Nur hapidoh
mantap lah
2022-09-13
0
Inru
Enaknya, baksonya.
2022-08-17
1