Chapter 11

Melati yang ketakutan pada ayahnya pun seketika langsung berlari dan memilih untuk bersembunyi di balik badan ibunya.

"Ibu, Mel takut ibu." Bisik Melati.

"Lihat mas! Bahkan anak ini sampai takut pada ayahnya sendiri." Ketus Husna yang merasa tak senang.

"Ah sudah, sudah! Kalian tak usah berlebihan, mana makananku? Aku sudah sangat lapar." Jawab Aryo yang seolah tak ingin terlalu peduli.

Husna pun hanya bisa menghela nafas kasar dan memilih untuk bungkam demi menghindari pertengkaran, lalu ia pun meletakkan mangkuk mie yang ia bawa di atas meja. Seolah tanpa ada rasa syukur, Aryo hanya terdiam memandangi semangkuk mie instan dengan tatapan tak senang.

"Hanya mie instan saja? Apa-apaan ini? Aku bisa usus buntu jika setiap hari memakan mie instan terus menerus!" Ketus Aryo.

"Iya, hanya itu yang tersisa di dapur, karena kamu belum memberiku uang belanja sejak kemarin." Jawab Husna datar.

"Jadi, mentang-mentang aku tak memberimu uang belanja, itu bisa kau jadikan sebagai alasan agar bisa memberiku makan mie instan setiap hari? Begitu?!" Aryo semakin tak senang dan langsung menggebrak meja.

"Ini sama sekali bukan alasan mas, ini faktanya!"

"Halah, dasar istri boros. Sudah tau hidup pas-pasan tapi sama sekali tidak bisa menyimpan uang! Kau pikir aku ini sekaya keluargamu ha?!"

"Boros katamu mas? Apa kamu tidak sadar berapa uang belanja yang kamu berikan padaku setiap hari? Menurutmu apa uang segitu cukup untuk ku simpan kembali?" Tanya Husna yang mulai meneteskan air matanya.

Jelas saja, kata-kata Aryo benar-benar terasa menusuk di jantung Husna hingga membuatnya sangat sakit hati. Lelaki yang ia bela-bela selama ini, lelaki yang membuatnya rele menentang keluarganya, kini bersikap seolah sama sekali tidak menghargai usaha dan pengorbanannya lagi.

"Halah alasan, dasar istri tidak berguna!!" Bentak Aryo sembari melempar keras mangkuk mie itu ke lantai.

Hal itu sontak membuat Husna beserta Melati jadi terkejut, Melati pun jadi bertambah ketakutan saat melihat ayahnya mengamuk pada ibunya hingga membuatnya menangis tersengkuk-sengkuk.

Namun Aryo yang melihat hal itu seolah tak peduli, ia justru ingin segera beranjak pergi, tapi tangannya langsung di tahan oleh Husna.

"Mau kemana lagi kamu mas?"

"Lepaskan tanganku istri bodoh!" Aryo pun segera menepis kasar tangan Husna.

Namun saat itu Husna seolah tak ingin berpasrah diri, ia justru kembali menarik tangan suaminya untuk mencegahnya pergi.

"Jangan pergi lagi mas." Ucap Husna lirih.

*Prakk*

Sebuah tamparan keras dari Aryo tiba-tiba melayang begitu saja ke pipi Husna, hingga menciptakan tanda merah pada sebelah pipinya. Husna pun jadi terdiam seketika sembari mulai memegangi pipinya yang terasa begitu pedas, kini air matanya tak bisa lagi ia bendung, menetes begitu saja tanpa permisi melewati pipinya. Melati yang melihat hal itu menjadi semakin histeris dan berteriak.

"Ibuuuu." Pekik Melati.

Tangisan Melati semakin pecah, ia pun langsung berlari memeluk ibunya.

"Ayah jahat! ayah jahat, aku benci ayah!" Teriak Melati yang masih terus menangis sembari semakin mengeratkan pelukannya pada sang ibu.

Menyadari Melati yang terlihat sangat histeris ketakutan, membuat Husna bergegas mengusap air matanya, di hadapan Melati, ia pun kembali mengukir senyuman sembari akhirnya berkata,

"Jangan menangis sayang, ibu tidak apa-apa. Ibu dan ayah hanya sedang bercanda saja kok hehehe." Ucap Husna dengan begitu lembut sembari mengusap air mata Melati.

"Bercanda?!" Tanya Melati sembari mengernyitkan dahinya.

"Iya sayang, ayah tidak benar-benar memukul ibu. Lihat lah, buktinya ibu tidak menangis kan?" Jawab Husna masih terus tersenyum meski dalam hatinya ia sangat ingin terus menangis.

Melati pun melirik ke arah ayahnya yang masih berdiri tak jauh darinya, saat itu Aryo hanya mendengus dan langsung pergi begitu saja tanpa berkata apapun lagi. Mau tak mau akhirnya Husna membiarkan Aryo pergi karena ia tak ingin semakin memperkeruh keadaan apalagi di hadapan Melati.

Pagi hari yang cerah...

Pagi itu, Husna tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya karena merasakan mual yang luar biasa. Ia pun langsung bangun dan berlari menuju kamar mandi, lalu seketika langsung memuntahkan seluruh isi perutnya.

"Uweekkk"

Mendengar hal itu, membuat Aryo pun akhirnya ikut terbangun, ia terduduk di atas ranjangnya sembari mulai mengucek-ngucek matanya.

"Hei Husna, ada apa denganmu ha?! kenapa berisik sekali?" Tanya Aryo sembari mulai merenggangkan tubuhnya.

Namun saat itu sama sekali tak terdengar jawaban dari Husna, yang terdengar hanyalah suara Husna yang terus memuntahkan isi perutnya.

"Uwweek."

"Husna!! ada apa sebenarnya dengan mu ha? Kenapa masih pagi kau sudah muntah-muntah?!" Tanya Aryo lagi.

Namun Husna masih tidak menjawabnya, hingga membuat Aryo akhirnya turun dari tempat tidur dan mulai menuju kamar mandi untuk menghampirinya. Saat itu Husna terlihat sedang berjongkok tak jauh dari pintu kamar mandinya yang sengaja ia biarkan terbuka.

"Heh." Panggil Aryo sembari menyentuh singkat pundaknya.

Menyadari keberadaan Aryo yang saat itu berada tepat di belakangnya, membuat Husna pun akhirnya menoleh ke arahnya dengan menampilkan wajahnya yang terlihat sudah sangat pucat pasih, tubuhnya pun mulai melemas hingga membuatnya tersandar di pintu kamar mandi itu.

"Ada apa mas?" Tanya Husna lesu dengan nafasnya yang begitu terengah.

"Apa kau tidak dengar aku bilang apa?" Aryo pun mengecakkan pinggangnya.

Hasna pun hanya menggeleng lemas.

"Kau kenapa? Kenapa saat masih pagi sudah muntah-muntah begitu?" Aryo akhirnya mengulangi lagi pertanyaannya.

Sejenak Husna terdiam, dalam benaknya kini mulai berfikir jika saat itu sepertinya adalah waktu yang tepat untuk mengatakan pada suaminya jika dirinya sedang mengandung lagi. Husna berharap sikap suaminya bisa kembali berubah seperti dulu lagi, saat sikapnya masih begitu lembut dan perhatian.

"Mas, tolong bantu aku berdiri dulu mas, aku sangat lemas." Ucap Husna pelan sembari mengulurkan tangannya.

Aryo pun seketika langsung mendengus sembari memutarkan kedua bola matanya, lalu ia pun menarik tangan Husna untuk membantunya kembali berdiri.

"Mas, sebenarnya ada yang ingin ku beritahukan padamu mas." Ucap Husna dengan sedikit ragu-ragu.

"Apa?" Tanya Aryo datar.

"Mas! Aku,,, emm,, aku..."

"Sudah lah, ayo cepat katakan! Jangan membuatku menunggu." Ucap Aryo seolah begitu tak sabar ingin mendengarnya.

"Mas, sebenarnya aku,,, aku hamil lagi mas." Husna pun tersenyum lirih sembari mulai memegang lengan Aryo.

Namun reaksi Aryo kali itu sungguh di luar dugaan Husna, mata Aryo terlihat begitu membulat sempurna, lalu kedua tangannya pun langsung mencengkram kuat lengan kecil Husna.

"Apa katamu?!" Tanya Aryo dengan matanya yang begitu melotot menatap Hasna.

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

Risky Arif

Risky Arif

😡😡😡

2022-02-28

0

M.azril maulana

M.azril maulana

uuuh dasar lelaki yg kurang bersyukur 😡

2022-02-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!