Chapter 8

Dengan tergopoh-gopoh Aryo terus berlari menggendong Husna memasuki puskesmas terdekat. Bagaimana tidak, kehidupan mereka yang memang serba kekurangan membuat mereka tidak memiliki harta apapun yang berharga termasuk pula kendaraan.

Saat itu wajah Husna mulai terlihat memucat, beberapa tetes peluhnya yang terlihat muncul di dahi juga terus berguguran. Husna yang saat itu dalam keadaan sudah terkulai lemas, hanya bisa terus meringis sembari terus memegangi perutnya.

"Sakit mas." Ucapnya lirih.

Aryo pun berhasil membawa istrinya masuk ke dalam puskesmas, malam yang semakin larut membuat puskesmas itu terlihat begitu sepi, bahkan suara langkah kaki Aryo bisa terdengar begitu jelas bahkan menggema di ruangan itu.

Dengan cepat Aryo mendudukkan Husna di kursi roda yang terletak tidak jauh dari pintu masuk puskesmas.

"Hallooo,, apa ada orang disini? Tolong, ada orang sakit disini" Teriak Aryo yang tak kalah terdengar menggema.

"Iya mas, siapa yang sakit?" Tanya seorang perawat wanita yang baru saja muncul dari salah satu ruangan dengan wajahnya yang terlihat seperti orang khas baru bangun tidur.

"Dia yang sakit, tolong periksa dia! Saat ini dia sedang hamil 6 bulan dan katanya ketubannya pecah." Jelas Aryo secara singkat.

Perawat itu pun melirik ke arah Husna yang sedang duduk lemas di kursi roda dengan wajahnya yang terlihat semakin pucat pasih. Sorot mata sang perawat mulai melirik tajam ke arah kaki Husna, yang saat itu ada banyak darah yang mengalir di kakinya.

"Astaga, ayo pak, sebelah sini!" Ucap perawat yang syok dan bergegas mengarahkan mereka untuk memasuki ruang pemeriksaan.

Mereka dengan cepat menidurkan Husna di tempat tidur yang tersedia, perawat dengan sigap mulai memakai sarung tangan dan langsung memeriksa bagian inti Husna.

"Benar mas, ibu ini mengalami pecah ketuban dan pendarahan." Jelas perawat singkat.

Mendengar hal itu sontak membuat Husna kembali histeris dan menangis kuat.

"Aaaa tidak!!!" Pekik Husna.

"La,,, lalu bagaimana? Ayo segera obati dia!" Tegas Aryo yang merasa semakin panik.

"Jalan satu-satu adalah melahirkan bayi yang ada di kandungannya mas."

"Hah?! Harus dilahirkan?! Tapi kan kandungannya masih 6 bulan!" Ketus Aryo yang masih merasa tak terima.

"Mau tidak mau memang harus seperti itu mas, karena jika tidak, bayi akan terminum banyak air ketuban dan juga akan terinfeksi bakteri dari luar rahim karena kantung ketubannya juga sudah pecah."

"Apa bisa begitu? Lalu jika dilahirkan sekarang apa dia masih bisa selamat dan hidup?" Tanya Aryo lagi.

"Kami tidak berani menjamin mas." Jawab perawat itu dengan sedikit ragu.

Mendengar hal itu, sontak membuat Husna menjadi semakin tak karuan, seolah rasa takut yang begitu besar kini mulai menerkamnya.

"Sudah cukup! Tolong cepat lakukan yang terbaik untuk anakku!" Pekik Husna dengan nada tinggi.

Perawat itu pun mengangguk singkat, dengan cepat ia pun memanggil satu rekannya yang ikut bertugas pada malam itu. Dengan sigap mereka mempersiapkan semua peralatan yang akan di butuhkan untuk proses persalinan di malam hari yang terasa begitu mencekam bagi Husna.

Suntikan injeksi segera di suntikkan pada Husna demi merangsang bayi agar ada dorongan untuk keluar. Beberapa saat setelahnya Husna pun merasakan rasa mulas yang luar biasa pada perutnya.

"Aagh tolong!! sakit, perutku mules sekali, aku mau ke toilet!" Teriak Hasna sembari mulai mencengkram lengan salah satu perawat.

Mendengar hal itu, perawat pun kembali membaringkan Husna, menyuruhnya membuka lebar kedua kaki lalu menekuknya. Husna mencoba untuk lebih tenang dan memilih mengikuti segala intruksi yang di berikan perawat demi kebaikannya dan calin bayinya, hingga setelah beberapa kali mengejan, akhirnya ia pun berhasil melahirkan seorang bayi, bayi berjenis kelamin perempuan.

Kini seluruh perasaan sakit yang sebelumnya di rasakan oleh Husna, seolah lenyap seketika. Yang tersisa hanyalah nafasnya yang masih begitu terengah-engah beserta peluh yang masih bercucuran memenuhi di dahi dan lehernya.

"Apa jenis kelaminnya?" Tanya Aryo sigap.

"Dia perempuan mas." Jawab perawat itu namun dengan raut wajah berbeda.

Seolah bisa merasakannya, Husna merasa seperti ada sesuatu yang ganjil, seperti yang dia tau pada umumnya, bayi ketika baru di lahirkan ke dunia pasti akan menangis kuat. Namun nyatanya hal itu tidak terjadi pada bayi yang baru di lahirkannya, hal itu pun seketika mengundang tanda tanya besar baginya, Husna yang masih terbaring lemas pun langsung melirik ke arah perawat yang kala itu sedang menangani bayinya dengan cara memberikan alat bantu pernafasan.

"Putriku baik-baik saja kan? Kenapa aku tak mendengar suara tangisannya?" Tanya Husna dengan dahinya yang nampak mengkerut.

"Kami sedang mengusahakannya." Jawab salah satu perawat.

"Apa maksudnya?!" Tambah Aryo.

Perawat tidak menjawab, namun setelah beberapa saat, kedua perawat itu pun seketika saling berpandangan satu sama lain, lalu dengan ragu-ragu salah satu perawat mulai melangkah mendekati Husna dan mulai mengusap lembut pundaknya.

"Yang tabah ya bu, bayi ibu tidak bisa terselamatkan, organ tubuhnya nyatanya belum matang sempurna, terutama paru-paru, di tambah pula ia terlalu banyak meminum cairan ketuban hingga membuat badannya membiru." Jelas perawat dengan nada begitu pelan.

Mendengar penjelasan dari perawat itu pun sontak membuat Husna langsung menangis sejadi-jadinya.

"Tidak! Tidak mungkin, anakku pasti selamat! Anakku pasti masih hidup!" Teriak Hasna histeris.

"Maaf bu, tapi nyatanya bayi ibu memang sudah meninggal beberapa saat setelah dilahirkan." Jelas perawat itu lagi.

"Tidak mungkin!!! Baru beberapa saat yang lalu aku merasakan dia masih bergerak begitu aktif di dalam perutku ini." Husna nampaknya masih terlalu syok dengan apa yang terjadi pada putri kecilnya itu hingga membuatnya sulit menerima kenyataan pahit itu.

"Ibu yang kuat ya bu, yang tabah." Jawab perawat itu menguatkan.

Husna pun hanya bisa kembali menangis, Berbeda halnya dengan Aryo yang saat itu hanya berdiri terdiam di sudut ruangan. Ia terlihat begitu syok sembari terus mengusap kasar wajahnya dengan kedua tangan.

"Astaga, apa yang telah aku lakukan?" Tanya Aryo dalam hati sembari mulai menghantukkan kepalanya ke tembok.

"Ini semua karena kamu mas! Tega kamu mas, kamu benar-benar lelaki yang kejam!" Ketus Husna yang mulai menatap tajam ke arah Aryo.

Saat itu Aryo memilih terus diam, karena sesungguhnya ia pun menyadari jika semua ini bisa terjadi memang karena sikapnya yang sudah begitu kasar menolak istrinya.

"Pergi kamu mas, pergi!!" Pekik Husna dengan suaranya yang terdengar semakin melengking.

"Ta,, tapi Husna, ak,,, aku...." Ucapan Aryo jadi begitu terbata-bata.

"Pergi dari sini!!" Bentak Husna lagi.

Membuat Aryo seketika kembali terdiam sembari terus memandang lirih ke Husna yang jadi begitu berani padanya. Setelah menghela nafas panjang, Aryo pun akhirnya keluar dari ruangan tempat dimana saat itu Husna sedang terbaring. Dengan berjalan lesu, ia pun akhirnya duduk di sebuah kursi tunggu dan kembali mengusap kasar wajahnya.

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

Nila Sari

Nila Sari

kok aryo jd gitu ya hmm

2022-02-16

2

Neng Amira❤

Neng Amira❤

jangan pilih kasih lah🤧🤧

2022-02-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!