BAB 2
Hari ini adalah hari santai di sekolah karena para siswa sudah selesai melaksanakan Ujian Nasional. Shanum melangkah keluar kelas hendak menuju kantin untuk membeli jajan.
Namun saat dikoridor depan kelas Aldo, ia melihat Aldo yang duduk lemas di depan kelas. Dengan penuh percaya diri, Shanum menghampirinya dan menawarkan bantuan.
"Aldo kamu kenapa? Kamu sakit?" Dengan segenap perhatian Shanum berikan kepada Aldo.
"Aku bukan sakit. Aku hanya lapar dan terlalu lemas untuk berjalan ke kantin. Apa kau mau menolongku untuk membelikan makanan di kantin?" Aldo masih dengan wajah lemasnya berbicara pada Shanum
"iyah.. Aku akan membelikan makanan untukmu. kamu tunggu disini saja yah." Shanum hendak pergi namun tertahan oleh perkataan Aldo.
"Bisa kah kau membelikan makanan untuk kedua temanku juga?" Masih dengan tatapan lemasnya Aldo berbicara pada Shanum.
Shanum hanya menganggukkan kepalanya. Ia bergegas menuju kantin untuk membeli 4 porsi makanan.
Setelah ia dapatkan makanan itu, Shanum menghampiri kelas Aldo lagi untuk menyerahkan makanan itu.
"kok empat? kan aku bilangnya 3, untukku dan kedua temanku." Aldo mengambil 3 bungkus nasi dan ia letakkan di atas meja bangkunya.
"Satunya itu untukku. Sebenarnya aku mau.." belum sempat selesai perkataan Shanum langsung dipotong oleh Aldo.
"Oh.. Kau bisa membawanya ke kelasmu. Bukankah kau lebih nyaman makan di bangkumu sendiri?"
Shanum tidak ingin melanjutkan perdebatan. Ia sadar kalau Aldo tidak nyaman makan sambil ditemani seorang gadis. Shanum berlalu pergi menuju kelasnya sendiri.
"Do, Lu tega bener. Anak orang lu suruh beli makan trus lu usir gitu aja!" ujar salah satu teman Aldo.
Aldo menjawab sambil terkekeh. "Biarin! salah sendiri dia mau gua suruh-suruh. Lagian kalau dia makan di depan gua, bisa ilang selera makan gua gara-gara lihat badannya!"
"Hati-hati sama omongan lu Do! Bisa jadi suatu saat Shanum malah jadi jodoh lu!" satu lagi teman Aldo mengingatkannya.
"Cih! Gak sudi gua! lelaki yang sehat dan waras pasti gak nafsu lihat bentuk badannya. sekrang gua tanya sama elu berdua, emang kalian mau punya jodoh kayak Shanum?" Kedua teman Aldo yang ditanya pun hanya menggeleng kepalanya. "Ogah kan kalian? Apalagi gua!"
Sementara itu Shanum yang sudah selesai makan di kelas masih memikirkan omongan Aldo.
"Aldo itu anaknya baik kok, mungkin tadi memang dia tidak nyaman jika makan didepan cewek." Shanum bergumam dalam hatinya.
Hari ini adalah pengumuman kelulusan para siswa siswi kelas 3. Shanum merupakan anak berprestasi disekolah. Ia selalu menjadi siswi dengan nilai tertinggi disekolah. Sampai pengumuman Ujian Nasional ini pun, nilainya paling tinggi di sekolah.
Dengan senang hati Shanum langsung pulang kerumah untuk menemui mamanya. Namun ia bingung karena dirumah sepi tidak ada orang. Ia keluar dan bertanya pada tetangga sebelah rumahnya.
Shanum diberitahu bahwa kedua orang tuanya tadi buru-buru pergi kerumah kakek Bahtiar. Muncul firasat buruk untuk kakeknya. Shanum lalu mengendarai motornya menuju rumah kakeknya.
Badan Shanum serasa terlepas dengan jiwanya saat melihat bendera kuning dipasang dipagar rumah kakeknya. Ia berlari masuk untuk menemui kakeknya.
Ia melihat tubuh kakeknya yang tertutup jarik dengan hidung yang disumbat kapas putih.
"KAKEEEEEEEKKKK" Shanum mendekat ke jasad kakeknya. mengguncang tubuh kakeknya berharap kakeknya akan terbangun.
Shanum semakin terisak tatkala ia sadar tubuh kakeknya sudah terasa dingin. "Kakeeeek! aku sayang kakek! kakek jangan tinggalin aku kek! aku gak mau hidup sendiri kek!"
Semakin serak suara Shanum akibat tangisan pilunya. "Kek, siapa yang akan mendengar keluh kesahku lagi kek? Siapa yang akan membelaku lagi saat aku dihina orang. Aku mohon kek, bangun kek. Peluk aku kek. Aku sayang kakek. aku gak mau kakek pergiiiiiii... Kakek banguuuun!!!"
Semua orang yang menyaksikan pun ikut terisak melihat kesedihan Shanum. Namun mereka harus meneruskan prosesi perawatan jenazah. Jasad kakek bahtiar lalu dimandikan, dikafani dan disholadkan.
Saat jenazah hendak dikebumikan, Shanum kembali menangisi kepergian kakeknya. Sampai semua prosesi selesai. Shanum dan kedua orang tuanya pun kembali kerumah mereka.
Shanum masih sangat terpukul dengan kepergian kakek Bahtiar yang tiba-tiba. Ia mengurung diri dikamar seharian.
Erika datang membawa makanan untuk Shanum. "Sayang, makanlah dulu. Mama tidak ingin kamu sakit nak. Bibi juga masak makanan kesukaanmu." Erika meletakkan nampan berisi makanan dan susu tinggi lemak dan gula itu dinakas samping tempat tidur Shanum.
"Sayang, mama tau kau sangat menyayangi kakek bahkan melebihi rasa sayangmu pada ayahmu sendiri. Tapi apa kamu tidak memikirkan mama? Mama juga menyayangimu nak. Mama tidak ingin kamu sakit. Makan ya nak ya?"
Erika lalu menyuapkan makanan kemulut Shanum. Shanum mulai tenang dengan kehadiran mama tirinya itu. Ia bersyukur karena masih ada orang yang menyayanginya. meskipun tak pernah sekalipun mama membelanya ketika dihina orang.
Erika lalu menyodorkan kertas dan pulpen kepada Shanum. "Nak, ini surat dari notaris. Peralihan harta kakek Bahtiar kepadamu. sesuai wasiatnya, kakek bahtiar akan mewariskan semua hartanya kepadamu. Kamu tanda tangani disini ya nak."
Tanpa membaca surat itu, Shanum langsung menandatangani berkas-berkas dihadapannya. Ia terlalu percaya pada ibu tirinya dan tidak berburuk sangka sedikitpun pada Erika.
Seminggu setelah kepergian Kakek bahtiar, Shanum sudah mulai tenang. Ia mulai bisa menerima takdirnya. Dan hari ini adalah jalan takdir lain untuknya.
Hari ini adalah hari pertunangannya dengan cucu tuan Luqman, seorang Tuan tanah paling kaya di daerah itu. keluarga besar Tuan bahtiar dan Tuan Luqman sudah berkumpul dirumah Shanum.
Shanum dan siska sudah didandani cantik dengan menggunakan kebaya tradisional.
Semua keluarga telah berkumpul diruang utama. Shanum dan siska keluar kamar dan betapa terkejutnya mereka setelah tau cucu Tuan Luqman yang dijodohkan ternyata adalah Aldo, cowok tertampan disekolah mereka.
Aldo pun terkejut melihat Shanum dan siska yang sudah didandani cantik duduk dihadapannya. Aldo merasa was was, ia takut jika yang dijodohkan dengannya adalah Shanum. Ia rela jika dijodohkan dengan siska. Karena siska yang berwajah cantik sudah menjadi incaran Aldo saat disekolah.
Perwalikan keluarga Bahtiar pun mengumumkan pertunangan ini. Bahwa sesuai surat wasiat Tuan Luqman yang akan menjodohkan cucu laki-lakinya dengan cucu perempua tuan bahtiar.
"Dihari yang berbahagia ini, dengan senang hati kami menyambut kedatangan keluarga luqman untuk pertunangan saudara Aldo dengan Mahira Shanum."
Mendengar nama Shanum yang disebut, Aldo sontak berdiri dan tidak terima dengan perjodohan ini.
"Tidak! saya menolak perjodohan ini! Saya tidak sudi dijodohkan dengan gadis gimbul ini. Saya masih waras!Tidak akan ada manusia waras yang mau menikahi gadis seperti dia!" Aldo yang hendak pergi ditahan oleh kedua orang tuanya.
"Nak jangan gegabah. Kalau kamu membatalkan perjodohan ini, semua harta kakekmu akan diserahkan pada desa dan kita tidak akan mendapat sepeserpun! Apa kamu mau kita jatuh miskin?" Papa Aldo mencoba merayu putranya.
"Tapi pa, aku tidak mau menikah dengan gadis gimbul itu!"
Suasana di ruang utama pun menjadi riuh. Setiap orang berbisik mengomentari kejadian ini. Dan ini membuat Erika merasa malu dihadapan keluarga besarnya. Ia begitu marah pada Shanum karena Shanum lah penyebab semua ini.
"Nak Aldo, kita harus menjalankan wasiat kakek. Kalau nak Aldo tidak mau menikahi Shanum, bagaimana kalau dengan putri cantikku bernama Siska? Siska kan juga cucu kakek bahtiar. Dan disurat kuasa tidak tertulis nama cucu yang harus menerima perjodohan ini kan?" Pernyataan Erika ini seolah sebuah solusi bagi keluarga tuan Luqman.
Aldo pun menerima perjodohan dirinya dengan siska. Erika tersenyum bahagia karena putri kandungnya kini menjadi menantu orang terkaya didaerah itu.
Sementara Shanum yang tidak percaya atas sikap mama yang ia sayangi itupun memilih pergi meninggalkan ruangan dan masuk ke kamarnya. Ia terisak merasa sakit hati atas sikap mamanya yang sama sekali tidak membelanya tapi justru menyerahkan perjodohannya pada siska.
Sampai acara pertunangan itu selesai dan semua tamu telah kembali kerumah masing-masing. Erika masuk kekamar Shanum untuk menemui anak tirinya itu.
"Mama? kenapa mama lakukan itu padaku? Mama menukar pertunanganku?"
Dengan sangat marah Erika menjawab pertanyaan Shanum dengan berteriak. "Kau yang membuat kami malu! Karena tibih gendutmu itu yang telah mempermalukan nama keluargaku di depan para tamu! Harusnya kamu berterimakasih karena Siska bersedia menggantikanmu!"
"Tapi bukankah mama yang selalu memberitahuku bahwa gendut itu bukan hal jelek? justru mama selalu menyuruhku makan, makan dan makan!" Shanum mencoba membela dirinya.
"Iyah! itu karena aku sengaja ingin menyingkirkanmu! supaya kamu tidak bisa mendapat perjodohan yang sudah lama direncanakan oleh kakemu!" Erika dengan menggebu-nggebu menceritakan masa lalu nya yang pahit.
Air mata Shanum mengalir deras ke pipinya. Ia sangat terluka mendengar semua dendam dan rencana licik mama tiri yang sangat disayanginya. Sampai tak satu katapun keluar dari mulutnya karena luka dihatinya kini sangat dalam.
"Sekarang aku sudah tidak membutuhkanmu! Aku sudah berhasil mengusai semua harta Bahtiar yang kau berikan kepadaku Saat kau menandatangani berkas-berkas itu!"
Erika kemudian memanggil 3 orang suruhannya dan menyeret tubuh Shanum untuk keluar dari rumah. Erika membayar ketiga orang tersebut untuk membuang Shanum ke Hutan yang jauh dari daerah mereka yang terletak dilereng pegunungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
@ries 07
kamu di bodohi shanum sama Aldo.😤😤
2022-03-24
0
EuRo
kasian shanum
2022-03-22
1
lala malala
aku nangis
2022-02-19
0