Bab 13
Malam semakin larut. Acara International Fashion Week yang berjalan sukses itupun telah selsesai. Setiap tamu undangan mulai meninggalkan Ballroom tempat berlangsungnya acara. Begitu juga dengan Raka dan Shanum. Mereka berdua nampak berjalan beriringan meninggalkan gedung tersebut.
Kini mereka berada didepan Lobby hotel sambil menunggu petugas valley parking mengambilkan mobil untuk Raka. Shanum mendekapkan tangan diperutnya, mulai merasakan dinginnya malam dari angin yang menerpa mereka.
Raka lalu melepas Jas yang ia pakai dan ia lingkarkan ditubuh Shanum untuk menutupi punggungnya.
Reflek Shanum langsung menoleh ke arah Raka. Tanpa bertanya ia langsung mendapat jawaban dari Raka.
“Jangan menggunakan pakaian seperti ini lagi jika kamu sedang tidak bersamaku. Kamu tau apa yang ada dipikiran pria saat melihat penampilanmu seperti sekarang? Tubuhmu sekarang sudah tidak seperti dulu. Kamu harus bisa menjaga diri!”
Raka terdengar kesal saat mengatakan itu pada Shanum, seperti kekasih yang merasa cemburu.
“Menjaga diri? bukankah ada Abang yang selalu menjagaku? I’m safe with you, right?” Sambil tersenyum Shanum berkata kepada Raka. Ia lalu menyandarkan kepalanya di lengan Raka yang sedang berdiri tegak disebelahnya. Hingga mobil yang mereka tunggu datang dan mereka berdua pun bersiap untuk pulang kerumah.
*
Keesokan harinya di kediaman Aditama. Pagi-pagi sekali Raka telah berada di ruang kerja milik Maminya. Ada hal penting yang akan ia bicarakan pada Mami dan Papinya.
Kedua orang tuanya pun sudah duduk di sofa, bersiap untuk mendengarka apa yang akan Raka bicarakan.
“Jadi, apa yang ingin kau bicarakan Boy? Kata Tuan Aditama. Meskipun sudah beranjak dewasa, Raka tetap menjadi anak lelaki kecil bagi Papinya. Oleh karena itu Papinya selalu memanggilnya dengan sebutan Boy.
“Papi taukan proyek baru kita yang akan kita garap dengan perusahaan Reno? Proyek itu mengalami beberapa kendala dan aku membutuhkan bantuan Shanum untuk menentukan lokasi yang tepat dan bernegosiasi dengan warga disana.” Kata Raka. Ia lalu melihat ke arah Maminya untuk meminta persetujuan darinya.
“Kau akan membawa Shanum kembali kesana? Kau tau kan bagaimana buruknya masa lalu Shanum disana?” Seketika Nyonya Aditama Emosi. Ia berdiri seolah sedang memarahi putranya.
“Please Mami! Aku sangat membutuhkan bantuan Shanum. Aku berjanji akan menjaga Shanum. Lagi pula penampilan Shanum kini sangat berbeda dengan dia yang dulu. Aku ragu jika warga disana masih mengenali Shanum. Boleh kan Mi? Aku sempat berpikir bisa saja ini kesempatan bagi Shanum untuk membalas perbuatan orang-orang yang dulu pernah menyakitinya.” Raka memohon Pada Maminya.
“Baiklah! Tapi kau harus berjanji akan menjaganya! Kau sudah berjanji pada Mami akan memperlakukan Shanum sebagai Adik kandungmu sendiri! Sekarang kau harus benar-benar menjaganya selayaknya kau menjaga adik kandungmu! Mami tidak mau sampai terjadi sesuatu yang buruk padanya!” Dengan Tegas Nyonya Aditama menyampaikan pada Putranya.
Raka menarik napas panjang. Ia menganggukkan kepalanya memberi tanda bahwa dirinya setuju dengan semua yang dikatakan Maminya.
Kini para penghuni rumah sudah bersiap untuk sarapan. Tuan Aditama, Nyonya Aditama, Raka dan juga Shanum telah bersiap dimeja makan untuk menikmati sarapan pagi mereka. Raka diam melamun sambil menatap Shanum. Ucapan Maminya tadi pagi masih terngiang di telinganya.
Kau sudah berjanji pada Mami kalau kau akan memperlakukan Shanum sebagai Adik kandungmu sendiri!
Kata-kata itu terus berputar di kepala Raka. Muncul penyesalan dilubuk hatinya karena telah mengucapkan ikrar itu pada Maminya. Karena ikrar itu akan menghalanginya untuk berharap lebih pada hubungannya dengan Shanum. Sekali lagi Raka hanya bisa menarik napas panjang.
Tuan Aditama yang memperhatikan Raka kemudian mulai membuka obrolan di meja makan. Ia meminta tolong pada Shanum untuk membantu Raka menyelesaikan pekerjaannya di daerah PBL. Tuan Aditama menunjuk Shanum sebagai PIC (Person In charge) untuk pelaksanaan negosiasi disana.
Awalnya Shanum merasa ragu untuk menerima tugas tersebut. Bukan karena dirinya tidak sanggup, namun ia enggan untuk kembali lagi kedaerah asalnya itu. Begitu buruk kenangannya disana dan itu cukup membuatnya trauma. Tapi ia juga tidak bisa menolak ucapan Papi angkatnya itu yang sudah seperti titah baginya.
Namun semua kekhawatirannya itu berhasil reda setelah mendengar penjelasan dari Nyonya Aditama. Nyonya Aditama mengatakan bahwa Raka sudah berjanji untuk menjaga dan menjamin keselamatannya selama disana.
Makan bersama pun telah usai. Kini penghuni rumah itu mulai menjalankan aktifitasnya masing-masing. Shanum pun mulai menjalankan tugas pertamanya yakni menghadiri meeting bersama Raka dikantor Reno.
Kini Shanum, Raka dan Reno telah berada diruang meeting bersama dengan beberapa orang yang ditunjuk menjadi penanggung jawab disetiap bagian proyek tersebut. Sesuai dengan mandat dari Tuan Aditama, Shanum ditunjuk menjadi PIC proyek tersebut. Setelah beberapa rencana dan strategi selesai dirancang, mereka bersiap untuk berangkat menuju lokasi proyek di lereng gunung tersebut.
Butuh waktu beberapa hari bagi mereka untuk menyelesaikan kegiatan mereka disana. Oleh karena itu Shanum, Raka dan Reno memutuskan untuk tinggal beberapa hari disana. Mereka sudah bersiap dengan semua barang yang mereka perlukan.
Jarak tempuh dari Kota besar ke lokasi proyek dilereng gunung cukup jauh. Perlu waktu sampai 4 jam perjalanan sampai akhirnya mereka bisa sampai dilokasi tersebut.
Setibanya disana, mereka langsung disambut oleh pejabat setempat. Proyek yang akan dibangun ini adalah bentuk kerjasama beberapa investor dengan pejabat setempat untuk memajukan pariwisata diwilayah tersebut.
Mereka telah didampingi pihak pejabat setempat untuk menunjukkan lokasi strategis untuk memulai proyek tersebut. Namun Shanum merasa lokasi tersebut kurang pas untuk dijadikan tempat wisata. Ia lalu menunjukkan lokasi lain yang menurutnya sangat cocok untuk dijadikan tempat wisata.
Benar Saja, tempat yang mereka tuju sekarang membuat orang-orang yang berdecak kagum. mereka berdiri diatas bukit cukup landai dengan hamparan padang rumput dibawahnya dihiasi ilalang yang menjuntai panjang disebelahnya ada deretan rumput pendek terhampar hijau layaknya bukit teletubbies dan puncak gunung yang indah seolah background yang indah pemandangan tempat itu. Dengan diselimuti udara sejuk pegunungan membuat tempat itu serasa nyaman.
Raka dan Reno langsung setuju untuk menempati lokasi tersebut menjadi target pembangunan proyek mereka. Lokasi itu sangat cocok dan sesuai dengan rancangan proyek pariwisata yang telah mereka buat. Mereka berdua lalu menanyakan kepemilikan tanah tersebut kepada pejabat disana.
Tak beberapa lama, asisten pejabat itu datang membawa draft yang menunjukkan pembagian wilayah serta pemilik tanah. Pejabat itu lalu menjelaskan bahwa Tanah yang mereka ingin itu adalah milik Tuan Mizwar.
Mendengar nama Tuan Mizwar membuat Shanum termenung. Tubuhnya serasa kaku, seolah semua pengalaman buruknya kembali kehadapannya. Meski begitu ia memberanikan diri untuk bertanya. “Apakah Tuan Mizwar dari Desa R?”
Pejabat itu membenarkan ucapan Shanum dan membuat Shanum semakin merasa ragu. “Tuan Mizwar ayahnya Aldo. Apakah aku harus berurusan dengannya lagi kali ini?” gumam Shanum dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Rhyna
lanjut Thor semangat
2022-03-27
1
Rhyna
lanjut Thor semangat
2022-03-27
1
Rhyna
lanjut Thor semangat
2022-03-27
1