Nyonya Aditama tengah duduk di sebuah cafe bertema alam dengan nuansa hijau tanaman yang mengelilinginya. Wanita yang hampir berusia setengah abad itu masih terlihat anggun dan mempesona dengan penampilan yang selalu ia jaga supaya tetap menarik dan membuat kagum setiap orang yang melihatnya.
Nyonya Aditama sudah siap dengan semua berkas yang ia bawa. Kini ia hanya tinggal menunggu orang yang sudah berani berurusan dengan keluarga Aditama.
Tak berapa lama, orang yang ditunggu akhirnya datang menghampirinya. Dengan Senyum dan sapaan Ramah, gadis yang ia tunggu itu dengan berani mencium tangan dan pipinya.
Siska adalah gadis yang sudah berani bermain api dengannya. Nyonya Aditama hanya diam tanpa menjawab sapaan Siska.
Siska mulai menyadari jika Nyonya Aditama merasa kesal padanya. Ia pun menunjukkan penyesalan di raut wajahnya.
“Tante, Siska mau minta maaf. Siska tidak bermaksud meninggalkan Sasha sendirian apalagi menyuruhnya pulang sendiri. Kemarin itu Siska ada keperluan mendadak dengan pihak Agency. Pas Siska mau nyari Sasha, tapi Sasha sudah menghilang. Jadi Siska pikir Sasha pasti sudah pulang.” Panjang Lebar Siska mencoba mencari alasan untuk meyakinkan Nyonya Aditama.
“Ehem” Nyonya Aditama hanya berdehem dari duduk tegaknya yang semakin menunjukkan powernya pada Siska. Ia mengeluarkan berkas dari dalam tasnya lalu diletakkan di meja.
Siska mengerutkan keningnya ketika melihat berkas itu. Ia tidak mengerti dengan maksud Nyonya Aditama.
“Ini apa Tante?” Siska mencoba bertanya.
“Ini adalah surat perjanjian kita. Didalam surat ini tertulis bahwa kamu akan melunasi hutangmu pada akhir bulan. Dan itu sudah berlalu tiga bulan yang lalu. Artinya, kamu sudah mengingkari janjimu selama lebih dari 3 bulan tidak bisa melunasi hutang-hutangmu. Jadi! Harus berapa lama lagi saya bisa menunggu?” Tegas Nyonya Aditama.
Siska sangat terkejut mendengar penuturan Nyonya Aditama. Ia tidak mengira akan ditagih hutang olehnya. Siska berpikir Nyonya Aditama adalah orang yang sangat kaya sehingga tidak akan membutuhkan uang dalam waktu dekat. Jadi ia melalaikan kewajibannya untuk melunasi hutang tersebut.
“Maaf Tante, saya masih belum bisa melunasi hutang saya. Tante kan tau kalau job saya masih sepi, jadi belum ada dana untuk melunasi hutang itu. Mungkin Tante bisa membantu saya ke pihak Agency supaya saya bisa mendapatkan job lagi. Biar saya bisa membayar hutang ke Tante.” Ujar Siska memberi alasan.
“Baik! Saya beri kesempatan satu minggu lagi! Jika kamu belum bisa membayar hutang-hutangmu, maka saya berhak untuk menyita lahan yang sudah kamu jaminkan pada saya!” Ucap Nyonya Aditama dengan tegas. Ia berlalu pergi meninggalkan Siska di tempat duduknya tanpa mengucapkan kata pamit pada gadis tersebut.
Siska sadar bahwa kemarahan Nyonya Aditama kali ini disebabkan dirinya telah meninggalkan Sasha sendirian di club malam. Siska pun harus bekerja keras untuk mendapatkan uang. Ia mulai berusaha mendatangi setiap Agency untuk mendapatkan job dan kontrak iklan.
Namun semua usahanya sia-sia. Tanpa ia ketahui, Nyonya Aditama telah menghubungi semua Agency untuk memblokir nama Siska dari kontrak mereka. Tak satupun Job yang berhasil didapatkan oleh Siska.
Hingga satu minggu berlalu. Ia masih tidak mendapatkan satupun pekerjaan. Ia memutuskan kembali ke kampung halamannya dengan maksud melarikan diri dari Nyonya Aditama. Ia pun memutus akses komunikasi dengan Nyonya Aditama supaya wanita paruh baya itu tidak bisa menghubunginya lagi.
Setibanya di kampung, Siska menjadi pusat perhatian karena penampilannya kini berbeda. Dengan baju dan tas mahal yang dikenakannya, Siska seolah ingin menunjukkan bahwa usahanya sudah berhasil di Kota.
Kedatangannya langsung disambut ramah oleh Erika. Erika memamerkan putri kesayangannya itu kepada warga desa, tak terkecuali kepada keluarga Tuan Mizwar. Ia bangga-banggakan keberhasilan putrinya menjadi model di kota besar.
Sampai berhari-hari Siska tinggal di rumahnya, Erika tidak menaruh kecurigaan sedikit pun pada putrinya itu. Hingga disuatu pagi, Erika bertanya pada Siska. “Kapan kamu kembali ke Kota nak? Apa manajermu tidak mencarimu?”
Siska yang sedang minum langsung tersedak ketika mendengar pertanyaan Mamanya. Ia belum memberitahukan kebenaran nasibnya kini pada mamanya. Ia terlanjur menikmati menjadi orang yang dipuja dan dikagumi di kampungnya.
“Belum Ma. Nanti kalau mereka membutuhkan, mereka pasti menghubungi Siska.” Siska menjawab pertanyaan Mamanya sambil tersenyum untuk menutupi kebohongannya.
Obrolan Ibu dan anak itu terhenti tatkala mendengar suara pintu depan yang diketuk oleh seseorang. Erika pun bangkit, ia berjalan menuju ruang depan untuk menyambut tamu yang mengetuk pintu mereka.
“Siapa ya?” Tanya Erika kepada dua orang wanita cantik yang berdiri di depan pintu rumahnya.
“Selamat pagi, Apa saya bisa bertemu Siska?” Tanya Nyonya Aditama.
“Bi-bisa.. bisa.. Mari silahkan masuk.” Erika mempersilahkan kedua tamunya untuk duduk. Namun ia cukup terkejut melihat ada banyak lelaki menggunakan baju hitam seperti tampilan bodyguard di depannya rumahnya.
Muncul tanda tanya besar dalam benak Erika. Ia pun bertanya kepada kedua tamunya itu. “Maaf, anda berdua ini siapa dan ada keperluan apa datang kerumah saya?”
Nyonya Aditama pun mulai memperkenalkan dirinya. “Perkenalkan, saya istri dari Tuan Aditama. Siska mengenal saya sebagai Nyonya Aditama. Dan gadis di sebelah saya ini adalah putri saya. Saya datang kesini bermaksud untuk menagih hutang Siska kepada saya. Siska telah berjanji akan melunasi hutangnya beberapa minggu yang lalu. Tapi sampai sekarang ia belum melaksanakan janjinya. Saya tidak menyangka kalau dia akan melarikan diri dari kewajibannya.”
Belum selesai Nyonya Aditama memberi penjelas, ia melihat Siska keluar dari ruang belakang hendak masuk ke dalam kamarnya. Ia langsung memanggil Siska supaya gadis itu tidak bisa menghindarinya lagi.
Siska tidak bisa mengelak, ia pun menghampiri kedua tamunya diruang tamu diiringi tatapan tajam dari Mamanya.
“Siska! Apa benar kamu berhutang kepada orang-orang ini? Jawab!” Sentak Erika.
Siska menangis tersedu. Ia tidak menjawab satu kata pun. Ia terus menangis.
Melihat putrinya sampai tersedu-sedu, Erika pun berkilah. “Jangan-jangan kalian itu seorang rentenir ya? Kalian orang kota, kalian pikir bisa membodohi kami karena kami ini hanya orang kampung? Saya tidak akan percaya begitu saja kepada kalian! Bisa saja kalian menjebak putri saya!”
Nyonya Aditama menarik sebelah bibirnya. Ia menyodorkan berkas yang sudah ditandatangani oleh Siska. “Ini adalah bukti bahwa semua yang saya katakan tadi adalah benar adanya!”
Erika pun membaca berkas tersebut. Alangkah terkejutnya ia setelah mengetahui nominal hutang putrinya yang hampir menyentuh angka milyaran dan menjadikan Tanah perkebunannya sebagai jaminan.
“Surat ini legal secara hukum. saya juga sudah tidak bisa lagi mempercayai janji Siska. Jadi saya harap hari ini juga kita bisa menyelesaikan urusan ini!” Nyonya Aditama pun mengeluarkan berkas peralihan hak tanah perkebunan menjadi atas nama Shanum. Namun ia tidak memberitahukan kepada Erika bahwa nama yang tertulis adalah nama Shanum.
Erika masih berkilah. Dengan berbagai alasan ia coba menghindari tanggung jawabnya.
Nyonya Aditama pun mengancam akan membawa masalah ini ke jalur hukum dan akan memenjarakan Siska jika tidak bersedia memenuhi kewajibannya sekarang.
Posisi Erika seolah terkunci. Ia tidak mempunyai pilihan selain menandatangani penyerahan tanah itu. Satu demi satu berkas telah ditandatangani oleh Erika. Saat semua selesai, Erika baru sadar bahwa ia belum membaca surat itu.
Surat itu kemudian dibacakan oleh salah seorang staf Nyonya Aditama yang ia panggil untuk membantunya.
Betapa terkejutnya Erika saat mendengar bahwa tanah itu dipindahtangankan kepada Shanum. Erika menatap Tajam kearah Shanum. Ia kini menyadari bahwa gadis yang sedari tadi duduk di depannya adalah Shanum.
Erika yang marah pun menyeret Shanum untuk keluar dari rumahnya. “Heh Gadis Kurang ajar! Kenapa kamu terus menyusahkan hidupku dan juga anakku Hah! Pergi kamu dari sini!”
Tangan Erika terangkat hendak menampar Shanum tapi berhasil ditepis oleh Shanum. “Mama tidak perlu kuatir ma! karena aku tidak akan pernah mau menginjakkan kakiku di rumah ini lagi!” Jawab Shanum tegas.
“Kalau dulu kamu berhasil mengusir kami dari kampung ini, sebentar lagi kamu yang akan terusir dari rumah kamu sendiri!” Ujar Nyonya Aditama membela Shanum. “Ups.. Bahkan kamu tidak memiliki hak atas rumah yang kamu tinggali ini kan?”
Ucapan Nyonya Aditama semakin membuat Erika marah. Ia memperhatikan wajah Nyonya Aditama dan seketika itu juga ia teringat oleh seorang gadis di masa lalunya.
“Maya?” Ucap Erika tidak percaya setelah mengenali wajah Nyonya Aditama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Star mampir dan tinggalkan komentar di setiap partnya agar Kaka lebih semangat lagi yah... Jan lupa mampir kekarya Star kembali... 🤗
2022-06-14
0
@ries 07
aku mampir kak
2022-04-30
0
🐈"€£! S@",,, P,,,
semangat kak,,,💪💪jngan lama2 kelanjutan nya,,,, aku vote biar makin semangat
2022-04-25
0