Bab7 : Lebih Akrab dengan Raka

Bab 7

Kini saatnya keluarga Aditama makan malam bersama untuk menyambut kedatangan Rayanka. Tuan Aditama, Nyonya Aditama, Shanum, Raka dan gadis yang bersamanya yang bernama Nayla, kini duduk mengilingi meja makan dengan olahan kambing Oven yang sudah tersaji diatasnya.

Tuan Aditama mulai menikmati sajian sambil mengajak Raka membicarakan bisnis mereka. Obrolan yang cukup serius itu mulai terganggu dengan sikap Nayla. Nayla masih saja bergelanyut manja pada Raka.

“Ehem.” Nyonya Aditama bermaksud menyindir Nayla dengan berdehem supaya gadis itu menjaga sikapnya.

Bukannya sadar, Nayla justru semakin mencari perhatian pada keluarga Raka. “Mami kenapa? Mami keselek yah?” Nayla lalu menyodorkan gelas berisi air putih untuk Nyonya Aditama.

“Ini Mi, diminum yah airnya. Sambil aku tepuk-tepuk punggungnya yah Mi?” Ucapan Nayla sengaja dibuat manja dihadapan keluarga Raka.

Masih dengan wajah ketusnya, Nyonya Aditama membalas sikap Nayla. “Gak perlu!” Nyonya Aditama meletakkan alat makannya dan menyilangkan jemarinya  diatas meja. Ia menatap Raka dengan pandangan serius.

“Tidak ada yang berhak memanggilku Mami selain keluargaku! Apa perlu Mami jelaskan lagi peraturan dirumah ini? Hanya keluarga dan Pelayan yang dizinkan masuk kerumah ini lebih dalam. Semua Tamu akan kami persilahkan sampai di ruang pertemuan di depan!”

Nyonya Aditama kemudian mengalihkan pandangan ke arah nayla. Dengan tegas Ia berkata dengan tatapan tajam. “HANYA KELUARGA DAN PELAYAN!”

Wajah Nayla tiba-tiba berubah sumringah. Dengan mata berbinar ia bertanya pada Raka, “Apa itu berarti aku adalah bagian keluargamu?”

Perkataan Nayla sontak membuat Raka tersedak karena kaget. Raka sampai batuk-batuk karena makanan yang masih tersangkut di kerongkongannya. Dengan sigap Shanum mengambil gelas berisi air putih untuk diberikan pada Raka.

Namun karena tubuhnya yang besar, membuat perut Shanum menabrak pinggiran Meja dan menumpahkan air putih itu ke wajah Nayla.

“NO!!! WHAT ARE YOU DOING? Oh My God! Make up ku!” Ingin rasanya Nayla mengumpat dan memarahi Shanum. Namun ia tetap menjaga sikap karena tatapan tajam  dari Nyonya Aditama.

Mengetahui situasi mulai tidak kondusif, Tuan Aditama menutup acara makan malam mereka. Nyonya Aditama meminta Raka untuk menemuinya di ruang kerjanya. Raka yang tidak pernah membantah ataupun menolak perintah Maminya, berinisiatif meminta supir untuk mengantarkan Nayla ke apartemennya.

Kini Raka sedang duduk di depan meja kerja Maminya. Rasa penasaran dan banyak pertanyaan dalam pikirannya tentang siapa Shanum sebenarnya sampai Maminya mau mengajaknya tinggal bersama keluarganya yang selalu menomorsatukan perihal privasi keluarga.

“Mami tahu apa yang sedang kamu pikirkan. Kamu pasti mempertanyakan kehadiran Shanum dirumah ini kan?” Nyonya Aditama duduk di hadapan putranya.

Nyonya Aditama mulai menarik napas dalam. Ia menyeritakan semuanya tentang Shanum dan hubungannya dengan Adelia.

Dengan penuh perasaan, Nyonya Aditama bercerita dengan sesekali air matanya menetes mengingat masa lalunya dan kesusahan yang telah dialami Shanum.

“Mami ingin sekali membalas semua budi baik Adelia. Belum satupun aku berbuat baik padanya tapi kini dia sudah tiada.” Air mata itu kembali menetes membasahi pipinya.

Raka seolah tersayat melihat Maminya sampai mengeluarkan air mata. Ia berdiri dari duduknya dan menghampiri Maminya. Kedua tangannya mendekap tubuh Maminya dari belakang.

“That’s not the end, Mom. Mami bisa merawat putrinya dengan baik sekarang. Ibu Adelia pasti senang jika tahu ada yang menyayangi putrinya dengan tulus.” Raka mengusap lembut pipi Maminya untuk menghapus air matanya.

“Shanum itu gadis yang baik. Mami berjanji akan membuatnya bahagia menjadi anak angkat Mami.” Ucapan Nyonya Aditama itu langsung dibalas pertanyaan oleh Raka untuk menggoda Maminya.

“Apa Mami tidak berniat menjodohkanku dengannya? Dengan begitu Shanum bisa menjadi putri Mami secara Sah loh!”

Nyonya Aditama reflek mencubit pundak Raka. “Sembarangan! Jangan samakan Shanum dengan para gadis yang menggilaimu diluar sana!”

“Mi, Shanum itu gadis yang cantik. Bahkan tubuh besarnya pun tak menutupi kecantikannya. Mata indah dengan bulu mata lentik. Bentuk bibirnya indah dengan belahan garis ditengah yang membuatnya semakin seksi. Kulitnya yang putih mulus. Dan, Aww.. Mami sakit!” Raka mengusap pinggangnya yang kesakitan karena dicubit oleh Maminya.

“Dasar yah! Ini mata memang gak bisa lihat perempuan! Mami kan sudah bilang, jangan pernah menyakiti hati perempuan! Ini malah gonta ganti pasangan!” Nyonya Aditama mengeluarkan semua kekesalannya pada Raka.

“No Mami. Aku bahkan tidak pernah membuat mereka menangis.”

Raka berkata jujur. Ia tidak pernah menyakiti hati wanitanya apalagi sampai membuat mereka menangis. Jika Raka mulai bosan dengan wanitanya, ia akan menawarkan pilihan pada mereka.

Raka biasa memberi pilihan barang mahal yang disukai wanitanya seperti perhiasan, tas branded, mobil, bahkan apartemen. Tetapi wanita tersebut harus mundur dari hubungannya dengan Raka. Atau memilih Raka tetapi harus selalu bersama Raka setiap saat sampai kapan pun.

Para wanita yang dipacari Raka selalu tergiur dengan tawaran Raka dan meninggalkannya karena tidak ingin hidup terbelenggu dengan selalu mendampingi Raka setiap saat.

Obrolan ibu dan anak itupun berlangsung sampai larut malam. Hingga keduanya mulail elah dan beristirahat di kamarnya masing-masing.

*

Malam telah berganti pagi. Suasana kediaman Aditama mulai disibukkan dengan aktifitas para pelayan disetiap bagian rumah.

Shanum kini sudah terbiasa bangun pagi. Kali ini ia bermaksud membantu para pelayan untuk merapikan taman dibagian depan teras.

Saat Shanum berjalan menuju teras, ia bertemu dengan Raka yang mengenakan baju setelan olah raga berwarna hitam yang membuatnya terlihat semakin menawan dengan bentuk tubuh atletis.

“Hai adik cantik. Mau ikut oleh raga? Jogging keluar bersamaku. Come on!” Ucap Raka pada Shanum.

“Tapi aku belum pernah olah raga sebelumnya. Apa abang tidak terganggu kalau aku ikut?” Sebenarnya Shanum masih trauma dengan kenangan masa lalunya karena setiap pelajaran olah raga, ia selalu menjadi bahan bully teman-temannya.

“Tidak akan! Asal kamu bilang jika kamu mulai merasa capek, aku akan beristirahat dan berjalan santai.” Dengan sedikit memaksa, Raka menarik tangan Shanum dan mengajaknya keluar untuk berolah raga.

Raka sengaja mengajak Shanum jalan berdua supaya ia bisa mengenal Shanum lebih dekat dan lebih akrab.

Shanum pun mulai merasa nyaman berkomunikasi dengan Raka. Saat mereka duduk untuk beristirahat, Shanum mulai menceritakan pengalaman buruknya yangmembuat ia enggan untuk berolah raga.

Raka menyimak setiap ucapan yang keluar dari mulut Shanum. Entah mengapa tapi baru kali ini ia merasa berempati pada seorang gadis. Tiba-tiba muncul perasaan ingin melindungi Shanum dari hal-hal buruk yang menimpanya.

“Shanum, apa kamu tidak ingin merubah tubuhmu?” Kalimat itu keluar begitu saja dari mulut Raka. Namun sedetik kemudian ia tersadar telah menyinggung perasaan Shanum .

“I’m so sorry, bukannya berniat untuk menghina. Tapi merubah badanmu supaya menjadi lebih sehat dengan merubah pola makan dan pola hidupmu.”

Shanum melihat ketulusan dari ucapan dan tatapan mata Raka padanya. Shanum pun bersedia menerima ajakan Raka untuk ke konsultan gizi supaya badannyamenjadi lebih sehat.

 

Terpopuler

Comments

IG : @thatya0316

IG : @thatya0316

semangat shanum pasti bisa

2022-03-10

1

Rasti Yulia

Rasti Yulia

ayo shanum... berubah.... benar apa yang dikatakan sama Raka... biar lebih sehat🥰🥰

2022-03-08

1

lala malala

lala malala

bapaknya raka ini kerja apa ya ? kha bnget

2022-03-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!