Bab 4
Seorang perawat sibuk membalut luka di kaki shanum dengan perban. Shanum kini dirawat disebuah ruang VIP Rumah sakit terbesar di kota itu. Shanum menjawab pertanyaan dari Nyonya Aditama sambil menahan rasa sakit dikakinya.
“Saya berasal dari desa yang berada dilereng pegunungan. Ibu saya meninggal saat saya masih berusia 7 tahun dan sejak itu saya dirawat oleh mama tiri saya.” Shanum menceritakan dirinya secara perlahan.
“Jadi mama tirimu merawatmu lalu membuangmu ?” Nyonya aditama mulai merasa kasihan dengan Shanum.
“Iya. Semenjak kakek saya meninggal, mama telah mengambil alih seluruh harta kakek dan membuang saya.” Sambil meringis shanum menahan sakit karena perban dikakinya yang diikat oleh perawat.
“Tunggu dulu, kamu berasal dari lereng pegunungan? Apa dari daerah PBL?” Nyonya aditama bertanya pada Shanum dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Shanum.
“Warisan kakekmu diambil alih? Apa kakekmu salah satu tuan tanah disana? Siapa Namanya? Sederatan pertanyaan dari Nyonya Aditama meluncur karena rasa penasarannya.
“Nama Kakek saya adalah Tuan Bahtiar.”
Seketika itu juga Nyonya Aditama langsung menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Ia masih sulit menerima kenyataan yang baru ia ketahui.
“Cu-cucu Tuan Bahtiar? Berarti kamu adalah putri kandung Adelia?” Nyonya Aditama memeluk tubuh besar Shanum dan menangis sambil memanggil manggil nama Adelia.
Shanum masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada Nyonya Aditama. Ia hendak menanyakannya tetapi urung dilakukan karena melihat Nyonya Aditama yang masih terpukul mengetahui kematian ibunya.
“Apa kematian ibumu karena ulah mama tirimu ?” Nyonya Aditama menahan tangisnya karena ingin mengetahui fakta sebenarnya.
Shanum menggelengkan kepalanya. “Bukan Nyonya. Ibu saya meninggal karena penyakit kanker yang dideritanya. Apa Nyonya mengenal ibu saya?”
Nyonya Aditama pun menceritakan kisahnya dan ibu kandung Shanum yang bernama Adelia.
“Aku adalah sahabat Adelia. Hidup keluargaku sangat susah. Beruntung Adelia dan keluarganya selalu membantuku. Aku berhutang budi padanya. Karena dia, aku bisa melanjutkan pendidikan sampai di kota besar ini dan menjadi sukses seperti sekarang.
Adelia adalah wanita yang cantik dan baik hatinya. Ia adalah bunga desa di daerah kami.
Suatu saat, Tuan Bahtiar meminangnya untuk dinikahkan dengan putra semata wayangnya yang bernama Prayoga. Ya, Adelia dinikahkan dengan ayahmu yang saat itu berada di kota untuk meniti karirnya.
Awalnya Prayoga menolak karena dirinya sudah memiliki kekasih di kota, namun ia berubah pikiran saat terpesona dengan kecantikan ibumu.
Pernikahan mereka pun digelar secara besar-besaran. Ibumu yang sangat cantik menikah dengan seorang pemuda tampan, seperti putri dan pangeran.
Pesta pernikahan itu dihadiri oleh para tokoh dan para tuan tanah. Salah satunya adalah Tuan Luqman, seorang tuan tanah paling kaya di daerah PBL.
Dihadapan para tamu undangan, Tuan Luqman berkata bahwa jika cucu Tuan Bahtiar kelak perempuan, maka akan ia jodohkan dengan cucu lali-lakinya.
Dua bulan setelah itu, Adelia hamil anak pertamanya yaitu kamu. Kehidupan Adelia terasa sangat sempurna. Ia begitu dicintai oleh suaminya dan mendapat kasih sayang penuh dari mertuanya.
Sampai usia kandungannya memasuki 5 bulan, datang seorang perempuan dengan perut buncit yang mengaku telah mengandung anak prayoga.
Ia adalah kekasih ayahmu sewaktu dikota. Usia kandungannya saat itu sudah memasuki 7 bulan.
Hati Adelia serasa hancur. Suami yang sangat dicintainya ternyata tidak tulus padanya. Ia merasa dikhianati oleh suaminya.
Adelia lalu melaporkan hal ini kepada Tuan Bahtiar. Tentu saja Tuan Bahtiar marah besar. Ia sampai mencoret nama Prayoga, putra sematawayangnya dari daftar penerima warisnya karena telah mencoreng nama baik keluarganya.
Adelia merasa marah, namun ia tidak sampai hati mengusir kekasih suaminya yang bernama Erika.
Erika sampai memohon dengan berlutut kepada Adelia supaya anaknya diizinkan tinggal bersama ayah kandungnya. Erika ingin anak yang dilahirkannya kelak memiliki status sebagai putri kandung Prayoga.
Berkat kebaikan hati Adelia, ia mau menerima kehadiran Erika dengan syarat Erika harus mau merawat putri Adelia.
Berbeda dengan Tuan Bahtiar. Beliau sangat marah dan tidak sudi mengakui anak Erika sebagai bagian dari keluarganya. Beliau tidak sudi membagi sedikitpun hartanya kepada anak yang dikandung Erika.
Hanya itu yang aku ketahui saat itu karena semenjak kejadian itu aku harus berangkat ke kota untuk menyelesaikan kuliahku.
Sejak saat itu aku tidak pernah lagi mendengar kabar dari Adelia. Adelia adalah wanita yang berhati mulia. Dulu aku berhutang budi pada ibumu. Sekarang aku berhutang nyawa padamu.
Nak, bolehkah aku menganggapmu sebagai putriku ?” Nyonya Aditama merentangkan tangannya untuk memeluk Shanum.
Shanum menganggukkan kepalanya sebagai tanda bahwa ia setuju menjadi putri angkatnya. “Iya Nyonya”
“Jangan panggil aku nyonya! Panggil aku Ibu! Karena mulai sekarang kamu adalah putriku.”
“Maaf, tapi aku hanya ingin punya satu ibu yaitu ibuku. Bagaimana kalau aku memanggil anda ma-“
“Jangan panggil aku mama! Aku tidak mau disamakan dengan wanita ular itu! Bagaimana kalau kau memanggilku mami? Putraku biasa memanggilku dengan sebutan itu.”
Nyonya Aditama lalu memeluk tubuh besar Shanum. Melihat wajah cantik Shanum membuatnya mengingat kebaikan hati Adelia.
“Sayang, maaf bila menyinggung perasaanmu. Hanya saja mami masih tidak mengerti, bagaimana kamu bisa mempunyai badan sebesar ini ? Karena yang mami tau, Adelia memiliki tubuh indah yang menjadi impian para wanita. Bertubuh tinggi dan badan ramping yang membentuk pola seperti gitar. Ayahmu pun berbandan tinggi dan tegap.”
Shanum menarik napas dalam. Mencoba mengisi paru-parunya dengan banyak oksigen agar ia mampu menyusun kata-kata untuk menceritakan masa lalunya. Ia kumpulkan kekuatan dalam dirinya untuk mulai bercerita.
“Tubuh saya dulu sama seperti anak kecil pada umumnya. Semenjak ibu meninggal, saya mulai dirawat sama mama Erika.
Dulu saya berpikir kalau Mama Erika sangat menyayangiku. Dia selalu memberiku makanan yg enak. Setiap masalah apapun yang aku ceritakan, Mama Erika pasti memberiku solusi berupa makan, makan dan makan.
Saya pernah protes sama mama saat anak-anak tetangga mulai memanggil gimbul karena tubuh saya yang sangat gemuk.
Tapi kata mama anak yang berbadan gemuk itu menggemaskan. Saat masuk SMA juga mama bilang kalau laki-laki itu lebih tertarik pada wanita yang berbadan gembul dan montok dari pada wanita yang tubuhnya kecil.
Sekarang saya baru sadar kalau semua tindakan Mama Erika itu hanya ingin merebut perjodohan cucu Tuan Luqman dengan saya.
Posisi saya kini sudah digantikan oleh siska, anak kandung mama Erika. Perjodohan itu dilanjutkan karena surat wasiat Tuan Luqman.
Dalam surat wasiat itu disebutkan jika cucu Tuan Luqman menolak perjodohan ini, maka seluruh Tanah perkebunan milik Tuan Luqman akan disumbangkan untuk kepentingan Desa.
Yang membuat saya lebih sakit hati pada saat itu adalah sikap Aldo. Aldo adalah cucu Tuan Luqman yang dijodohkan dengan saya. Orang yang sangat saya kagumi itu ternyata menolak mentah-mentah perjodohan itu dan menghina saya di hadapan keluarga besar kami.”
Shanum mulai terisak karena menceritakan masa lalunya. Nyonya Aditama merengkuh Shanum dalam dekapannya. Seolah mengerti kesedihan yang teramat sangat yang dialami oleh Shanum.
“Sayang, Mami berjanji akan membantumu membalas perbuatan mereka. Mami akan membantumu mendapatkan kembali apa yang menjadi hakmu nak.”
Ini seolah pembuka jalan Takdir untuk Shanum. Bertemu orang baik yang menolongnya bahkan membantu mendapatkan kembali haknya yang direbut Mama tirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
leeshuho
Semangat kk🔥🔥
2022-04-24
1
gegechan (ig:@aboutgege_)
untungnya di tolong sama sahabat ibunya sendiri
2022-02-26
1
Rasti Yulia
beruntung shanum bertemu dengan orang baik ☺☺
semangat kak😃😃
2022-02-25
1