Bab 12
Suara langkah kaki cepat dan teratur terdengar dari luar kamar Shanum. Persis didepan pintu, Raka berjalan mondar mandir sambil sesekali melihat jarum di jam tangannya. Ia telah siap dengan penampilan yang sangat menawan. Memakai tuxedo hitamnya yang dipadukan dengan sepatu pantofel New & Lingwood Russian calf Shoes bermodel klasik dan jam tangan Richard Mille yang membuat penampilannya terlihat mewah.
Sekali lagi ia melihat jarum jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Kedua jarum itu tepat berada di angka 7 dan 12. Sudah setengah jam Raka menunggu didepan kamar Shanum tanpa berani mengetuk pintunya. Dengan sabar Raka menunggu Shanum yang saat ini masih dirias oleh MUA yang sudah dipesan oleh Maminya. Sampai ia melihat gagang pintu bergerak dan pintu mulai terbuka.
Raka tidak sabar melihat penampilan Shanum kali ini. Dengan sedikit berdebar ia melihat sosok yang keluar dari balik pintu. Benar saja, Raka seolah tak berkedip sedetikpun melihat penampilan Shanum yang sangat cantik dengan gaun pesta berwarna hitam panjang dengan belahan sampai di pahanya. Punggungnya pun sedkit terekspos karena bagian belakang gaun yang dibuat turun namun terhalang rambut hitamnya yang dibiarkan terurai indah.
Tak ubahnya dengan Raka, Shanum juga sangat terpesona melihat penampilan Raka malam ini. “Ganteng banget sih? Haduh Shanum! Sadar! Sadar! Dia itu Abangmu! Sudah enak Mami mau nampung aku dirumah ini jadi anak angkatnya, masak iya aku mau miliki anak kandungnya juga? Sadar! Sadar! Kamu gak pantas buat dia!” Shanum hanya berani bergumam sendiri dalam hatinya. Ia selalu berusaha menutup hatinya saat mulai muncul rasa kagum pada Raka karena ia tau posisinya dirumah itu hanyalah sebagai anak angkat.
Raka menghampiri Shanum. Ia sejajarkan badannya dengan Shanum lalu membuka lengannya supaya Shanum mau menggandengnya. Shanum yang tau maksud Raka lalu menyematkan tangannya dilengan Raka. Mereka pun berjalan bersama untuk berangkat menuju Ballroom hotel mewah tempat berlangsungnya acara International Fashion Week.
Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Raka. Dua insan itu kini hanya terdiam didalam mobil sport yang melaju diatas jalanan lengang yang mereka lewati. Kehingan itu hanya terganggu oleh suara musik yang diputar oleh Raka. Lirik lagu dari Mocca yang seolah mewakili perasaannya sekarang.
...Oh No! I think I’m in love with you...
...Oh No! I Hoping You want me too...
...So please don’t let me down...
Sambil sesekali mencuri pandang ke arah Shanum. Namun semua sikap Raka seolah tidak mendapat tanggapan apapun dari Shanum. Shanum sudah memutuskan untuk tidak membuka hatinya. Ia selalu menjaga perasaannya supaya tidak muncul benih cinta dihatinya untuk Raka.
Kini mereka berdua telah sampai di Ballroom hotel mewah tempat berlangsungnya acara. Shanum berjalan sambil menggandeng lengan Raka menuju kursi yang telah disediakan untuk mereka berdua. Raka mencoba menahan perasaannya namun bebera kali ia melihat Shanum, gadis itu seolah tidak memperdulikannya. Shanum nampak sibuk mengamati ruangan yang didekor indah dan terkesan mewah.
Hingga acara berlangsung, Shanum masih sibuk memperhatikan setiap model yang berjalan diatas catwalk dihadapan mereka. Ia memperhatikan setiap desain baju yang dikenakan para model tersebut.
“Pantas saja dia bilang acara ini sebagai telaga bidadari, semua model ini cantik-cantik, tubuh mereka pun tinggi dan langsing.” gumam Shanum dalam hati. Tanpa ia sadari, dua pasang mata disebelahnya masih khusyuk memandangnya. Raka seolah tak tertarik pada banyaknya wanita cantik disekitarnya. fokusnya hanya satu sekarang, Shanum!
Shanum mulai merasa tidak nyaman, ia pamit pada Raka untuk pergi ke toilet. Cukup lama Shanum berada di toilet. Ia mulai risih dengan rambut panjangnya yang tergerai. Ia pun mengambil tusuk kondenya dan menggulung rambut panjangnya sampai ke pucuk kepalanya dan ia tahan menggunakan tusuk kondenya.
Bukannya terlihat berantakan, penampilan Shanum malah semakin seksi karena pungunggungnya yang putih terekspos sempurna.
Ia pun berjalan keluar dari toilet sambil merapikan bajunya tanpa melihat kedepan dan tiba-tiba…
Bruk…
Shanum menabrak seorang lelaki yang berjalan didepannya. Shanum mengangkat kepalanya untuk melihat lelaki tersebut. “Tampan! Kenapa hari ini aku selalu didekati oleh pangeran tampan?”gumam Shanum sambil terpukau menatap lelaki itu.
Namun lamunan itu seketika runtuh begitu mendengar kata-kata dari lelaki tersebut.
“Kalau jalan itu matanya dibawa! Biar gak bikin orang lain celaka!” meskipun diucapkan dengan nada datar tanpa emosi, ucapan lelaki itu cukup membuat panas telinga orang yang mendengar. apalagi ditambah tatapan yang tajam dari lelaki tersebut.
“Maaf, saya tidak sengaja…” Belum sempat Shanum menyelesaikan ucapannya, terdengar suara Raka memanggilnya. Raka yang sudah gelisah karena terlalu lama ditinggal Shanum pun berniat menghampiri gadis itu ke toilet.
“Ada apa ini? apa lelaki ini mengganggumu?” Pertanyaan yang sengaja Raka tujukan untuk lelaki didepan Shanum yang membelakanginya.
Lelaki muda itupun mengenali suara Raka, ia memutar badannya dan menyapa Raka. “Hello Brother!”
“Reno? oh, sorry, aku tidak mengenalimu tadi. Oh iya, perkenalkan ini adikku Shanum.” Raka lalu memperkenalkan Shanum.
“Shanum, kenalkan dia Moreno Adyaksa, sahabatku.” Raka juga memperkenalkan Reno pada Shanum.
Shanum lalu menjulurkan tanggannya bermaksud mengajak Reno untuk bersalaman. Namun ia diacuhkan begitu saja oleh Reno.
Reno malah lebih tertarik untuk mengajak Raka berbincang. “Adik ketemu gede? Sejak kapan kau punya adik?” Dengan tersenyum sinis, Reno mencoba menyindir Raka.
“ Oh come on! Kenapa kau tidak pernah mempercayaiku jika membahas tentang wanita?”Jawab Raka.
Reno adalah sahabat Raka dari SMA. Mereka pun mengambil jurusan yang sama di perguruan tinggi terkenal di Amerika. Lama hidup bersama dengan Raka membuat Reno sangat mengenal sifat Raka.
“Kali ini aku serius, dia adalah adik angkatku!” Raka kemudian beralih ke Shanum. “Shanum, Mami mencarimu. Ia ingin memperkenalkanmu pada seseorang.”
Shanum lalu berjalan melewati tempat Raka dan Reno berdiri. Ia hendak menemui Nyonya Aditama. Namun baru beberapa langkah ia berjalan, Raka memanggilnya dan menghampirinya. Raka mengambil tusuk konde diatas kepala Shanum hingga membuat rambut indahnya tergerai lagi menutupi punggungnya. Raka lalu membuang tusuk konde itu ke tempat sampah.
Sebenarnya Shanum merasa tidak terima karena Raka bertindak begitu saja pada rambutnya. Namun ia malas berdepat karena adanya Reno dibelakang Raka, membuat Shanum memilih pergi meninggalkan mereka berdua.
Kini Raka tengah bersama dengan Reno. Mereka kembali ke tempat berlangsungnya acara. Bukannya memperhatikan peragaan busana, mereka berdua malah asyik membahas perkembangan bisnis yang mereka jalani bersama untuk proyek pariwisata di daerah PBL.
“Bagaimana dengan pemilihan lokasi proyeknya? Apa semuanya lancar?” Tanya Raka sambil menyeruput minuman di gelas yang ia pegang.
“Ada banyak kendala disana. Aku butuh orang yang pandai bernegosiasi dengan warga setempat supaya meraka mau menjual tanahnya pada kita.” Jawab Reno
“Sepertinya aku tau orang yang tepat untuk tugas itu.” Raka berkata dengan tatapan matanya mengarah ke Shanum yang berdiri cukup jauh dari mereka berdua.
Reno mengikuti arah pandangan Raka dan ia mengerti siapa yang dimaksud oleh Raka. “Dia? Adik angkatmu itu yang kau maksud?” Tanya Reno.
“Dia adalah warga asli daerah itu. Rumahnya dulu ada di lereng pegunungan di PBL. Aku yakin dia bisa membantu kita. Aku akan mengajaknya untuk ikut meeting di kantormu besok.” Jawab Raka tanpa mengalihkan pandangannya dari Shanum.
“Ah ya! Kenapa dalam hal negosiasi pun selalu membutuhkan wanita?” Reno mendengus sebal. Reno memang selalu bersikap dingin pada setiap wanita yang ia temui. Baginya, wanita hanyalah penghambat kesuksesan seorang pria.
Raka sangat mengenal sifat sahabatnya ini. Sambil tertawa ia menjawab ucapan Reno. “Suatu saat akan ada wanita yang mampu menarik perhatianmu. Saat itu kau akan tau bagaimana pentingnya posisi wanita untuk memberikan semangat bagi hidupmu!”
Reno menyeringai mendengar ucapan Raka. “Yah, asal bukan adik kesayanganmu itu yang jadi wanitanya!” Reno menepuk pundak Raka dan berlalu pergi meninggalkannya sedirian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
@ries 07
awas nanti jatuh cinta Reno, dengan sahnum
2022-03-26
1
lala malala
wah, bakal jadi pesaing raka nih kayaknya 🤔,
lanjut thor! 5 bab langsung!
canda thor😅
2022-03-25
0
lala malala
ampun! pengen nonjok. klu denger orang ngomong kayam gini. mana ada orang jalan gak bawa mata. si mas aih
2022-03-25
0